Anda di halaman 1dari 3

PESAN DAN HARAPAN MBAH PANDU YANG TERGURAT DALAM SALAH SATU PUSAKA YANG

DIBERIKAN KEPADA SUPAR ANAK BUNGSUNYA

Jalak Sangu Tumpeng

Jalak

Kita diharapkan memiliki karakter Jalak Sangu Tumpeng. Kita hendaknya memiliki sifat-sifat seperti
jalak dan selalu sangu tumpeng. Sifat-sifat baik burung jalak diantaranya:

- Bersahabat
- Aktif
- Suara keras dan merdu
- Peka/tanggap terhadap lingkungan
- Waspada. Jalak akan bersuara aneh/beda kalua ada bahaya.
- Bisa meniru suara burung yang lain. Kreatif.
- Pandai dan rajin mencari makan
- Tidak merugikan yang lain. Bahkan saling menguntungkan.
- Setia pada pasangan
- Paruh lurus tajam dan kuat
- Sarang di lobang kayu kering/gowok. Kreatif dan aman.
- Produktif. Cepat berkembang biak.

Sangu

Sangu artinya membawa bekal. Bekal itu berupa tumpeng singkatan dari Tumungkula Sing Mempeng
(berbaktilah kepada Tuhan dengan penuh semangat dan tekun).

Tumpeng

Tumpeng biasanya dibuat pada saat istimewa waktu senang maupun waktu ada kesusahan maka
kita harus tumungkul mempeng setiap saat pada waktu senang maupun susah.

Bahan dan maknanya:

- Nasi putih. Putih artinya suci atau bersih. Harus dari sumber yang bersih. Proses
memperolehnya harus baik. Dibentuk mengerucut keatas melambangkan harapan yang
tinggi untuk mendapat kesejahteraan dengan beribadah kepada Tuhan.
- Ayam jago. Ayam jago dipotong artinya memotong sifat-sifat buruk. Sifat jago suka menang
sendiri, nantang-nantang, sok tahu, sombong, tidak setia dengan pasangan, tidak perhatian
dengan anak istri/pasangan.
- Ikan lele. Lele tahan hidup di air kotor atau lumpur. Ibadah/laku hidup kita harus dilengkapi
dengan ketabahan ketelatenan.
- Teri/gereh pethek. Bergerombol dalam mengarungi lautan. Symbol kebersamaan dan
kerukunan.
- Telor. Telor rebus pindang berkulit. Ketika makan harus mengupas dulu artinya semua
Tindakan harus direncanakan (kupas) dulu. Tata, titi, titis, tatas. Terencana, teliti, tepat dan
tuntas.
- Kangkung. Jinangkung/njangkung. Jinangkung berarti terlindungi atau tercapai. Njangkung
melindungi atau mennyelesaikan masalah.
- Bayem. Ayem tentrem. Aja ngangsa. (nek aku Finding beauty in imperfectness (menemukan
keindahan dalam ketidaksempurnaan). Gampang ayem lan syukure).
- Kacang Panjang. Agar kreatif dan innovative. Ana bab sing kudu digagas dawa untuk
menemukan penyelesaian terbaik dan hidup juga harus memikirkan jangka Panjang.
- Cambah. Harus bertumbuh.
- Kluwih. Kelebihan, melimpah. Kita harus berusaha untuk memiliki kelebihan. Apalagi semua
orang adalah Guru. Guru itu more knowledgeable other (orang lain yang lebih tahu) (Lev
Semiovic Vygotsky) kudu pinunjul.
- Bumbu urapan kelapa. Urap/urup /urip. Harus mampu menghidupi keluarga.
- Di puncak tumpeng ada bawang merah dan paling atas Lombok abang. Bawang merah
maknanya kita harus mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang. Harus bijak dan
bajik. Sedangkan cabai merah symbol keteladanan. Sak bisa bisa dadia conto.

Swmua informasi itu dapat dilihat pada pusaka jatahnya Mbah Supar Padmosuwiryo berupa
keris lurus ber dhapur Jalak Sangu Tumpeng. Dengan ciri-ciri/ricikan:

- Lurus, ada-ada sampai pucuk, gandik polos/tanpa hiasan, tikel alis, pejetan/blumbangan,
sogokan dobel, sraweyan, dan thingil.

Makna:

- Lurus. Luruslah hidupmu menuju keutamaan. Berjiwa baik, jujur, tidak merugikan, ridak
menyakiti, tidak mencela, mawasdiri, menjaga kerukunan, menjaga lingkungan, tidak
sombong dan berbakti kepada Tuhan.
- Ada-ada (garis tengah) sampai pucuk. Bila melaksanakan gagasan atau ide harus kuat sampai
berhasil
- Gandik (bagian depan pangkal keris) polos. Harus kuat, tabah tekun dan rajin. Sing tekun
bakal tekan. Sing tatag lan teteg bakal tutug.
- Tikel alis (garis lengkung diatas gandik). Harus mampu mengendalikan diri dan mampu
membedakan nana yang baik dan mana yang buruk.
- Pejetan/blumbangan. (Lembah dibawah tikel alis). Harus sabar dan iklas dalam menjalani
hidup, dalam kerja maupun usaha selalu senang dan penuh sykur.
- Sogokan (dua garis kedalam di pangkal keris) dobel. Harus punya motifasi dan kreativitas
serta innovasi yang kuat bahkan rangkap atau banyak ide kreatif.
- Sraweyan (lembah belakang pangkal keris). Harus luwes, dan mampu adaptasi. Karena yang
mampu bertahan bukan yang kuat tetapi yang mampu menyesuaikan dengan lingkungan
dan adaptasi dengan tantangan atau perubahan.
- Thingil (tonjolan di ujung ganja/landasan keris). Kita harus memiliki bekal pengetahuan,
ketrampikan dan punya keunggulan. Faktanya dulu orang sekampung tidak ada yang
menyekolahkan anaknya tapi Mbah Pandu memaksa anak-anaknya untuk sekolah. Ben
pinter.

Catatan:

1. Kita tidak perlu mengeramatkan pusaka warisane mbahe. Kita lebih baik mencari makna dari
symbol yang ada di pusaka itu. Karepe apa.
2. Untuk keris yang jatahnya Pakde Sakam Sutowahyono yang saya serahkan Pak De Warno,
ricikannya lebih rumit dan bagus dulu saya suka ngamati tapi saat itu belum paham artinya.
Kalau ada yang mau kirim fotonya bisa saya carikan penjelasannya.
3. Untuk keris yang jatahnya Pakde Sipat Darmo….. yang saya serahkan Pakde wardi saya lupa
ujudnya. Kalau ada yang mau kirim fotonya bisa saya carikan penjelasannyajuga.
4. Masih ada pusaka yang lainnya berupa 2 tombak. Tombak Panjang (3m) jatahnya Mbah
Sakam. Tombak kecil gak jelas unyuk siapa. Dan ada lagi keris kecil/cundrik yang beli Mah
Supar.
5. Untuk Keris Gayaman Luk 13 dan Tombak Panjang dulu pernah akan diserahkan oleh Mbah
Supar kepada Pakde Broto, tapi Pakde Broto menolak alasannya karena tidak punya anak
laki-laki. Kalau alasan itu dipakai rujukan, saya kira kebih baik dibagi dua satu untuk Mas
Budi satunya lagi untuk Mas Aziz, sebagai garis keturunan laki-laki dari mbah Pandu
Setrosentika. Untuk kenangan dan penanda ikatan trah Pandu. Pripun?

Anda mungkin juga menyukai