Jelaskan Regulasi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

1.

Jelaskan Regulasi (sintesis, sekresi) hormone Cholesistokinin dan peranannnya


- Cholesistokinin disekresi oleh duodenum (ke aliran darah), Garam empedu dan sekretin yang
diangkut dalam darah menstimulasi hepar untuk produksi empedu.
- Vagal stimulation menyebabkan kontraksi kantung empedu lemah
- Cholesistokinin menyebabkan kantung empedu berkontraksi dan relaksasi sphincter of Oddi.
sebagai hasil, empedu masuk ke duodenum
- Peranan hormon cholesistokinin yaitu berfungsi meningkatkan kontraksi kantong
empedu serta meningkatkan sekresi enzim pancreas

2. Bagaimana perbedaan duodenum, jejenum dan ileum secara histologis


- Duodenum: Terdapat kelenjar brunneri pada tunika submukosa, vili lebih lebar dan
panjang, sel goblet sedikit
- Jejenum: Plica sirkularis kerkringi besar, pendek dan jarang pada lamina propria yang
sangat khas, sel goblet banyak
- Ileum: Placque peyeri yang berupa nodulus limfaticus yang banyak (khas), plica
sirkularis kerckringi sedikit, sel goblet banyak.

3. Manakah bagian dari intestinal yang terletak intraperitoneum dan retroperitoneum


 Intraperitoneum: Hepar, gaster, vesica fellea, lien, jejenum, ileum, caecum + appendix,
colon transversum + sigmoideum
retroperitoneum: glandula suprarenalis, ren, ureter, pancreas, duodenum, colon ascendens +
descendens, rectum, aorta, V. cava inferior

4. Jelaskan sistem venosus pada intestinum tenue dan intestinum crasum b) jelaskan secara
scematis sistem vasa porta hepatis
 Intestinum Tenue
a. Duodenum = Sistema vena dari duodenum yaitu dari v. pancreaticaduodenalis superior
et inferior. v. pancreaticaduodenalis superior akan bermuara langsung ke v. porta
hepatis sedangkan v. pancreaticaduodenalis inferior akan bermuara ke v. mesenterica
superior
b. Jejunum et ileum = Sistema vena dari jejunum dan ileum akan bermuara ke v.
mesenterica superior.
 Intestinum crasuum
a. Caecum= akan bermuara ke v. mesenterica superior
b. Appendix vermiformis = v. Appendicularis akan bermuara ke v. caecalis porterior
selanjutnya ke v. mesenterica superior
c. Colon ascendens = akan bermuara ke v. mesenterica superior
d. Colon transversum = bermuara ke v. mesenterica superior dan v. mesenterica inferior
e. Colon descendens = akan bermuara ke v. mesenterica inferior
f. Colon sigmoid = vv. Sigmoidea akan bermuara ke v. mesenterica inferior.
g. Rectum = v. rectalis akan bermuara langsung ke vena porta hepatis

5. Apa sajakah faktor resiko terjadinya labioskizis?


 faktor teratogen seperti paparan janin terhadap obat antikonvulsan, ibu yang merokok dan
mengomsumsi alkohol selama kehamilan
genetik seperti sindrom malformasi; sindrom van der woude, mikrodelesi kromosom 22q,
sindrom anomali conotruncal dan sindrom DiGeorge
6. Jelaskan mekanisme faktor defensif dan faktor ofensife pada patogenesis ulkus peptic
Factor defensive untuk ketahanan mukosa lambung adalah mucus dan bikarbonat; resistensi
mukosa; alirah darah mukosa; dan prostaglandin.
Untuk mucus dan bikarbonat melindungi mukosa secara langsung terhadap pengaruh asam dan
pepsin, empedu dan zat perusak seperti salisilat dan OAINS. Kemudian untuk resistensi mukosa
disini yaitu daya regenerasi sel. Sehingga jika ada sel yang rusak akan dikompensasi dengan
mitosis sel. Untul aliran darah mukosa disini untuk menyuplai oksigen dan nutrisi adekuat untuk
semua factor yang diatas. Dan yang terakhir adalah prostaglandin akan mejadi sitoprotektif
dengan cara meningkatkan sekresi mucus dan bikarbonat mempertahankan pompa sodium,
stabilisasi sel, dan meningkatkan aliran darah mukosa.

Faktor offensive adalah asam, pepsin, ataupun factor iritan lainnya.

Terjadinya ulkus peptikum jika terjadi ketidak seimbangan antara factor offensive/agresif dan
factor defensive.

7. Jelaskan perbedaan mekanisme kerja dan indikasi, lactulosa , polietilenglycol(PEG) ,dan


bisacodyl sebagai laxative agent
 -Lactulosa akan terhidrolisis di kolon menjadi asam organic dengan berat molekul yang
rendah. Asam organic ini akan meningkakan tekanan osmosis dan suasana asam sehingga
feses menjadi lebih lunak. Indikasinya pada konstipasi, dan encelofati hepatic.
-Polietilenglycol (PEG) menyebabkan retensi air pada feses sehingga feses menjadi lembut
dan meningkatkan motilitas usus. Indikasinya pada pembersihan usus dalam pemeriksaan
saluran cerna.
-Bisacodyl merangsang mukosa, saraf intramural, atau otot polos usus shingga
meningkatkan peristaltic usus. Golongan ini juga menghambat Na, K, ATPase. Indikasinya
pada konstipasi, pembersihan usus untuk tindakan.

8. Jelaskan sisntesis HCl pada gaster (sel yg berperan) mekanisme biokimiawi serta bagaimanakah
peranan Rabeprazole dalam menghambat sintesis HCl di gaster
 Sel yang berperan dalam sintesis HCL atau asam lambng adalah sel parietal gaster. Sel ini
akan menyekresikan HCL ke dalam lumen lambung. HCL terdiri atas susunan H+ dan CL-. H+
berasal dari pemompaan H+ dari air di dalam sel parietal ke dalam lumen lambung oleh
H+/K+ ATPase yang terbuka. Sementara CL- berasal dari CO2 dan OH- air diserap ke dalam
darah. Kemudian di dalam lumen lambung H+ dan CL- ini yang akan berikatan membentuk
HCL. Rabeprazole sendiri termasuk dalam golongan PPI, PPI bekerja pada proses H+ yang
dipompa ke lumen gaster oleh H+/K+ ATPase nah, PPI disini menghampa pompa tersebut
secara irreversible sehingga H+ akan sedikit yang berada di dalam lumen gaster.
9. Jelaskan mekanisme yang dilakukan oleh kuman H.pylori sehingga dapat hidup di gaster yang
bersuasana asam
 Mekanisme yang dilakukan H. Pylori untuk dapat hidup digaster yang memiliki HCL yang
bersifat asam adalah H. Pylori menyekresi Enzim Urease yang mengkatalisis Urea+air
menjadi CO2+ amoniak dipermukaan sel dari mikroba H. Pylori ini. Amoniak disini sifatnya
Basa yang mana dapat membuat disekitaran membrane sel dari H. Pylori akan melindungi
sel H. Pylori dari HCL lambung yang asam

10. Jelaskan hubungan anemia hemolitik dengan peningkatan bilirubin serum


 Anemia terjadi dimana sel darah merah berkurang. Untuk anemia hemolitik sendiri terjadi
karena terlalu banyak sel darah merah yg terdestruksi Struktur sel darah merah mencakup
heme+globin, jadi jika terjadi hemolisis akan mengakibatkan banyak heme+globin yang
beredar didalam serum. Globin yang merupakan asam amino akan masuk di katabolisme
protein walaupun Sebagian besar digunakan Kembali. Sedangkan Heme akan dikatabolisme
oleh tubuh menjadi Fe2+ dan Porfirin. Fe 2+ nya nanti akan digunakan Kembali dan porfirin
ini yang akan didegradasi menjadi bilirubin. Jadi, setiap sel darah merah yang lisis akan
terjadi peningkatan bilirubin plasma.

Anda mungkin juga menyukai