Anda di halaman 1dari 16

Resensi Buku Filsafat Pendidikan

Keterampilan Berbahasa

Muhamad Guruh Ramadhan Rukmana 202112019

Universitas Kaltara

Tanjung Selor

2021
Identitas Buku

Judul : Filsafat Pendidikan

Penulis : Muhammad Anwar

Penerbit : Kencana

Tahun Terbit : 2015

Kota Terbit : Makassar

Tebal Halaman : 176 Halaman

Sinopsis Buku

Kita sering mengatakan, betapa pentingnya filsafat sebagai ilmu dan filsafat terapan,
termasuk filsafat agama, filsafat Pancasila, dan filsafat pendidikan. Namun sangatlah sukar
untuk memberikan definisi konkret apalagi abstrak terhadap filsafat-filsafat tersebut. Kata
filsafat berkaitan erat dengan segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia, bahkan
tidak akan pernah ada habisnya karena mengandung dua kemungkinan, yaitu proses berpikir
dan hasil berpikir.

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philos dan Sopia yang berarti cinta kebijaksanaan
atau belajar. Lebih dari itu, dapat diartikan cinta belajar, pada umumnya hanya ada dalam
filsafat. Untuk alasan tersebut, maka sering dikatakan bahwa filsafat merupakan induk atau
ratu ilmu pengetahuan. Filsafat dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan, karena pada
mulanya sebagian besar ilmu yang berkembang dewasa ini berasal dari filsafat. Filsafat
menjawab semua persoalan tentang hidup dan kehidupan yang kesimpulannya bersifat hakiki.
Antara lain, mengenai manusia, ketuhanan, ekonomi, sosial, pengetahuan, dan pendidikan.

Apakah filsafat itu? Filsafat ialah upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami,
mendalami, dan menyelami secara radikal, integral, dan sistematik mengenai ketuhanan, alam
semesta, dan manusia. Sehingga, dapat menghasilkan pengetahuan tentang hakikatnya yang
dapat dicapai akal manusia dan bagaimana seharusnya sikap manusia setelah mencapai
pengetahuan yang diinginkan.

Kemudian untuk memperoleh pengetahuan filsafat dari segi praktisnya, dapat diketahui
sebagaimana yang pernah dilakukan oleh para filsuf pada masa lalu. Mula-mula para filsuf
memperhatikan alam semesta dan manusia, dengan segala problematic dan kehidupannya.
Adapun manusia tentu ada proses keberadaannya. Pemikiran tersebut tidak hanya berhenti
sebatas itu, tetapi berlanjut kepada pemikiran di balik alam (menjadi problem realitas yang
disebut metafisika) dan masalah-masalah ketuhanan. Pemikiran tentang alam semesta,
manusia, dan apa yang ada dibalik alam semesta, serta masalah ketuhanan, dilakukan dengan
memenuhi syarat-syarat berpikir dengan sadar. Yakni, berpikir dengan teratur menurut
aturan-aturan yang telah ditentukan.

Dengan kata lain, cara kerja filsuf berpikir dengan insaf mengandung pengertian berpikir
secara sistematis, universal (menyeluruh), dan radikal. Mengupas dan menganalisis sesuatu
secara mendalam sampai ke akar persoalannya sehingga hasil pemikiran mereka dapat
ditetapkan dan dibuktikan kebenerannya pada seluruh persoalan yang dicakupnya, karena
sangat relevan dengan problematic hidup dan kehidupan manusia. Berpikir secara sistematis,
bagi para filsuf adalah berpikir logis dengan penuh kesadaran, dengan urutan yang saling
berhubungan dengan teratur, dan bertanggung jawab. Berpikir secara universal adalah tidak
berpikir khusus sebagaimana kerja setiap ilmu, tetapi mencakup keseluruhannya.
Sedangkan, yang dimaksud dengan berpikir secara radikal, berarti pemikiran yang berusaha
untuk menyingkap tabir rahasia penyebab utama masalah yang akan diselesaikan. Radikal,
berasal dari kata radix yang berarti akar, dan akar biasanya terletak di bagian terbawah pohon
yang terpendam di dalam tanah. Akar merupakan penyebab utama kemungkinan munculnya
pertumbuhan tanaman. Jika akar sudah tidak berfungsi lagi, maka akan mematikan batang
dan daun, yang dapat kita pahami pada peristiwa ini adalah rangkaian sebab akibat. Apabila
orang menelusuri kenyataan tadi dengan mengungkapkan dasar-dasarnya, maka itulah yang
disebut radikal. Dengan jalan penelusuran atau penjajakan yang radikal itu, filsafat berusaha
untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.

Dalam kajian dan pemikiran tentang pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui dua istilah
yang hampir sama bentuknya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu pedagogi
dan paedagoiek. Pedagogi berarti pendidikan, sedangkan paeda artinya ilmu pendidikan.
Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki, merenung tentang gejala-gejala
perbuatan mendidik. Istilah ini berasal dari kata Pedagogia (Yunani) yang berarti pergaulan
dengan anak-anak. Sedangkan, yang sering mengguanakan istilah paidagogos adalah seorang
pelayan (bujang) pada zaman Yunani Kuno, yang pekerjaannya mengantar dan menjemput
anak-anak ke dan dari sekolah. Paidagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya
membimbing, memimpin).
Dalam pengertian yang sederhana dan umum, makna pendidikan sebagai usaha manusia
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-
usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma tersebut, serta
mewariskannya kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan
yang terjadi dalam suatu proses pendidikan. Karena itu, bagaimana pun peradaban suatu
masyarakat, di dalamnya berlangsung dan terjadi suatu proses pendidikan sebagai usaha
manusia untuk melestarikan hidupnya.
Dengan kata lain, pendidikan dapat diartikan sebagai hasil peradaban bangsa yang
dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat),
yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan
pendidikannya. Sekaligus menunjukkan cara, bagaimana warga negara bangsanya berpikir
dan berperilaku secara turun temurun, hingga kepada generasi berikutnya. Dalam
perkembangannya, akan sampai pada tingkat peradaban yang maju atau meningkatnya nilai-
nilai kehidupan dan pembinaan kehidupan yang lebih sempurna.
Pendidikan berfungsi untuk memberikan arah terhadap pertumbuhan dan perkembangan
manusia dan lingkungannya. Pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan tersebut harus
teroganisasi dan diarahkan sedemikian rupa menuju kepada tujuan akhir pendidikan
sebagaimana yang telah ditetapkan. Demikian puula semua usaha pengarahan dan organisasi
untuk perkembangan potensi manusia, harus berupaya pembentukan kebiasaan dan perbuatan
baik dikelola menggunakan alat dan sarana yang dapat menolong diri sendiri dan orang lain.
Pada mulanya, filsafat pendidikan adalah cara pendekatan terhadap masalah pendidikan yang
biasa dilakukan di negara Anglo Saxon. Di Amerika Serikat misalnya, filsafat pendidikan
dimulai dengan pengkajian terhadap beberapa aliran filsafat tertentu seperti pragmatism,
idealisme, realisme, dan eksistensialisme, yang diakhiri dengan implikasinya ke dalam aspek-
aspek pendidikan. Di Inggris, filsafat pendidikan dipusatkan pada prinsip-prinsip yang
mendasar sekali dalam pendidikan. Misalnya, tentang tujuan pendidikan, tujuan kurikulum,
metode mengajar, organisasi pendidikan, dan lain lain. Di Belanda tidak dikenal filsafat
pendidikan, tetapi yang ada hanya pedagogic,theoretische pedagogic, dan opvoedkunde.
Filsafat pendidikan merupakan terapan ilmu filsafat terhadap problem pendidikan. Atau,
filsafat yang diterapkan dalam suatu usaha pemikiran (analisis filosofis) mengenai masalah
pendidikan. Jadi, filsafat pendidikan sebagai ilmu yang hakikatnya merupakan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan dalam dunia pendidikan. Sebagai ilmu yang menjadi jawaban
terhadap problema-problema dalam lapangan pendidikan, maka filsafat pendidikan dalam
kegiatannya secara normatif berfungsi sebagai berikut:
1. Merumuskan dasar-dasar dan tujuan pendidikan, konsep hakikat pendidikan dan
hakikat manusia, dan isi moral pendidikan.
2. Merumuskan teori, bentuk, dan sistem pendidikan, yang meliputi kepemimpinan,
politik pendidikan, pola-pola akulturasi, dan peranan pendidikan dalam pembangunan
bangsa dan negara.
3. Merumuskan hubungan antara agama, filsafat, filsafat pendidikan, teori pendidikan,
dan kebudayaan.
Jadi, jelas bahwa rumusan tadi telah merangkum bidang-bidang ilmu, yaitu filsafat
pendidikan dan ilmu pendidikan (educationalscience). Hubungan antara keduanya adalah
saling melengkapi antara satu terhadap yang lain. Hubungan antara keduanya akan semakin
mudah dipahami, jika kita kembali pada beberapa definisi pendidikan sebagaimana yang
telah dikemukakan tentang definisi pendidikan.
Pemikiran pendidikan di Indonesia tidak dapat hanya berlandaskan kondisi-kondisi dan
kebutuhan-kebutuhan riil yang ada. Tidak dapat juga dilaksanakan hanya dengan berdasarkan
undang-undang yang ada. Sistem pendidikan di Indonesia tidak dikenal dengan filsafat
pendidikan, namun Indonesia menerapkan Pancasila sebagai dasar pendidikannya. Karena
Pancasila sendiri ialah filsafat, dasar Negara, dan ideologi bangsa yang dapat dipertanggung
jawabkan maka dasar filosofis pendidikan Indonesia mengadopsi Pancasila sebagai dasar
pendidikan yang diperlukan pemahaman dan keyakinan yang mendalam.
Filsafat pendidikan menjadi bagian krusial dan integral dalam pengelolaan pendidikan, maka
“tugas filsafat pendidikan ialah mengantarkan para calon pengajar, kepala sekolah, pengawas,
konselor, serta pakar kurikulum menuju kontak ekslusif dengan pernyataan besar yang
mendasari makna serta tujuan hidup dan pendidikan”. Dengan demikian mengaji pendidikan
tidak bisa hanya didekati dengan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi pula wajib dengan
tinjauan filosofis sebab filsafat dalam sejarah adalah induk segala ilmu yang menelaah secara
menyeluruh dan mendalam.
Timbul berbagai masalah pendidikan serta mengakibatkan defleksi sehingga para pakar
memilih filsafat pendidikan untuk menuntaskan masalah pendidikan. Filsafat pendidikan
dipilih karena berkedudukan sebagai ilmu pengetahuan normatif pada bidang pendidikan
untuk merumuskan kaidah-kaidah, norma, serta tingkah laku perbuatan yang sebenarnya
dilaksanakan manusia pada kehidupannya. Di dalam mata pelajaran filsafat pendidikan
peserta didik/mahasiswa bukan hanya mengedepankan perkembangan kognitif saja, tetapi
mahasiswa memperoleh bekal secara mendalam baik dalam tinjauan ontologis, epistomologi,
juga aksiologis dan mempunyai kemampuan afektif (rasa) serta behavioristik (tingkah laku).
Tujuan menelaah filsafat pendidikan yaitu untuk membantu para pendidik menjadi paham
akan persoalan mendasar pendidikan, memungkinkan untuk menevaluasi secara lebih baik
sebagai solusi bagi masalah, untuk membekali mereka berpikir yang klarifikatif tentang
tujuan hidup serta pendidikan, dan yang terakhir ialah untuk memberikan bimbingan pada
pengembangan suatu sudut pandang yang konsisten secara internal.
Di dalam buku ini yang di tulis Muhammad Anwar memuat VIII bab pokok bahasan yaitu,
pada bab I Pengertian dan Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan dan Kehidupan
Manusia, meliputi tentang (a) Pengertian Filsafat, (b) Kedudukan Filsafat dalam Ilmu
Pengetahuan dan Kehidupan Manusia. Bab II: Pengertian Pendidikan dan Filsafat Pendidikan
serta Peranannya, meliputi kajian tentang (a) Pengertian Pendidikan, (b) Seluk Beluk Filsafat
Pendidikan, (c) Pengertian Filsafat Pendidikan, (d) Peranan Filsafat Pendidikan dan (e)
Rangkuman. Bab III: Masalah Pokok Filsafat dan Pendidikan yang meliputi kajian tentang
(a) Objek dan Sudut Pandang Filsafat, (b) Sikap Manusia terhadap Filsafat, (c) Masalah
Esensial Filsafat dan Pendidikan. Bab IV: Proses Hidup sebagai Dasar Filsafat dan
Pendidikan yang meliputi kajian tentang (a) Pendahuluan, (b) Proses Pendidikan bersama
Perkembangan Proses Kehidupan, (c) Proses Hidup Manusia dan Filsafat Pendidikan. Bab V:
Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan, meliputi kajian tentang (a) Manusia dan Tujuan
Hidupnya, (b) Tujuan Pendidikan. Bab VI: Fungsi Pendidikan dalam Kehidupan Manusia
sebagai Makhluk Biologis yang meliputi kajian tentang (a) Fungsi Pendidikan dalm Hidup
dan Kehidupan Manusia, (b) Peranan Lembaga Pendidikan, (c) Pendidikan adalah Suatu
Keharusan Bagi Manusia sebagai Makhluk Biologis. Bab VII: Demokrasi Pendidikan (a)
Pendahuluan, (b) Pengertian Demokrasi Pendidikan, (c) Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam
Pendidikan, (d) Prinsip-Prinsip Demokrasi dalam Pandangan Islam, (e) Demokrasi
Pendidikan di Indonesia. Bab VIII: Aliran-Aliran Filsafat di Indonesia yang meluputi kajian
tentang (a) Pendahuluan, (b) Aliran Progresivisme, (c) Aliran Esensialisme, (d) Aliran
Perennialisme.

Kelebihan Buku

- Informasi yang termuat dalam buku ini sangat lengkap dan menyeluruh dengan penjabaran
masing masing poin.

- Buku ini juga mampu memberikan informasi tentang nilai, sumber nilai, dan bagaimana
manusia dapat memperoleh nilai tersebut karena pendidikan pada prinsipnya tidak dapat
dipisahkan dari nilai.

- Buku ini banyak membahas tentang filsafat terutama filsafat pendidikan. Banyak hal-hal
baru yang dapat dipelajari untuk membenahi sistem pendidikan di Indonesia yang terkadang
sering membingungkan.

- Buku ini memberikan pengetahuan bagi pembaca tentang asal muasal filsafat, pendidikan
dan tentunya tentang bagaimana penerapan filsafat pendidikan di Indonesia.

Kekurangan Buku
- Untuk pemula yang ingin mengetahui banyak tentang buku ini kesulitan yang diambil
adalah bahasa yang sedikit kurang bisa dipahami, kecuali jika diberikan sekilas contoh untuk
mempermudah maksud dari bacaan tersebut.

- Sampul buku yang kurang menarik dan kurang mengikuti arus zaman yang semakin modern
dan tidak sebanding dengan isinya yang begitu memberikan banyak pengetahuan.

- Banyaknya kalimat yang digunakan membuat para pembaca malas untuk membaca semua
isi buku ini.

Kesimpulan

Filsafat pendidikan sebagai ilmu, pada mulanya merupakan cara pendekatan terhadap
masalah pendidikan sebagaimana yang biasa dilakukan di negara-negara Anglo Saxon. Di
Amerika Serikat, filsafat pendidikan dimulai dengan pengkajian terhadap beberapa aliran
filsafat tertentu yang mempunyai implikasi kepada aspek-aspek pendidik (seperti aliran
pragmatisme, idealisme, realisme, dan eksistensialisme). Di Inggris, filsafat pendidikan
bertumpu pada prinsip-prinsip pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan, tujuan
kurikulum, metode mengajar, organisasi pendidikan, dan lain sebagainya. Di negeri Belanda
dan Jerman Barat, tidak dikenal filsafat pendidikan dan hanya ada istilah pedagogik
(Belanda) dan padagogik (Jerman Barat) yang artinya ilmu pendidikan (mendidik). Ilmu
pendidikan atau mendidik disamakan dengan filsafat pendidikan, karena istilah pada kedua
negara tersebut telah mengandung aspek-aspek teoretis dan praktis. Karena, memang filsafat
pendidikan dalam perkembangannya lahir dari konsep ilmu pendidikan sebagai ilmu
pengetahuan yang normatif dan praktis. Disebut normatif karena mengacu kepada nilai-nilai
tertentu, sedangkan disebut praktis karena menunjukkan bagaimana pendidikan itu harus
dilaksanakan. Setelah melalui beberapa pertimbangan dengan dasar-dasar alasan (asumsi
dasar) yang telah teruji, maka lahirlah cabang ilmu pengetahuan baru yang disebut filsafat
pendidikan. Agar memenuhi persyaratan landasan konsep dan fungsinya juga harus sesuai
dengan jiwa dan isinya, maka paedagogiek atau ilmu pendidikan sebagai ilmu pokok dalam
lapangan pendidikan yang melahirkan filsafat pendidikan harus berlandaskan filsafat dan
berdasarkan pendidikan. Artinya, pendidikan dengan segala problematikanya yang bersifat
filosofis memerlukan jawaban secara filosofis pula. Tentu dapat dikatakan bahwa filsafat
memberikan sumbangan utama bagi pembinaan dan perkembangan pendidikan, di samping
mendasari berbagai aspek pendidikan. Dengan menggunakan pendekatan tradisional, filsafat
pendidikan telah berkembang dan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap
berbagai pertanyaan filosofis yang diajukan terhadap problem hidup dan kehidupan manusia
dalam bidang pendidikan. Jawabannya pun telah melekat pada masing-masing jenis, sistem,
dan aliran filsafat tersebut yang dapat kita jumpai dalam sejarah. Sedangkan, filsafat
pendidikan dengan menggunakan pendekatan filsafat kritis, tidak terikat waktu dan
periodisasi. Selain itu, dapat menerapkan analisis yang dapat menjangkau dimensi waktu kini
dan masa yang akan datang sehingga pemikiran logis kritis ini mendapatkan tempat utama.
Untuk menjawab masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis, maka alat yang
digunakan filsafat kritis dalam filsafat pendidikan adalah analisis bahasa dan/atau konsep.

Anda mungkin juga menyukai