Anda di halaman 1dari 13

TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DALAM

MENANGGULANGI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KORUPSI


DAN DAMPAK MASIF KORUPSI

Robert, M.Pd
Tujuan Pembelajaran

• Mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab korupsi


sebagai tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara.
• Mahasiswa dapat menganalisis dampak masif korupsi sebagai
tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara.
• Mengajak mahasiswa membangun semangat anti korupsi dengan
komitmen tidak menyontek saat ujian dan menanda tangankan
kawan yang tidak hadir.
Capaian Pembelajaran

• Pembelajaran ini memberikan wawasan kepada mahasiswa


tentang tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam
menanggulangi faktor-faktor penyebab korupsi dan dampak masif
korupsi, yakni dampak korupsi di bidang ekonomi, sosial dan
kemiskinan masyarakat, birokrasi pemerintahan, politik dan
demokrasi, penegakan hukum, pertahanan dan keamanan, akibat
kerusakan lingkungan, dan ketahanan budaya dan religiusitas
serta mengajak mahasiswa membangun semangat anti korupsi.
Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar Negara

• Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia


sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945.
• Peneguhan Pancasila sebagai dasar negara terdapat pada
Pembukaan Undang-undang juga terdapat pula dalam ketetapan
MPR Nomor XVIII/MPR/1998.
• Selain itu, juga dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 12 tahun
2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan bahwa
Pancasila merupakan sumber dari segala hukun negara.
Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar
Negara
Sumber sosiologis pancasila sebagai dasar negara telah berakar dalam
kehidupan masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut:

• Nilai-nilai ketuhanan dapat ditemukan dalam kehidupan beragama masyarakat indonesia


dalam berbagai bentuk kepercayaan dan keyakinan berbeda-beda.  
• Nilai-nilai kemanusiaan dapat ditemukan dalam hal saling menghargai dan menghormati
hak-hak orang lain, tidak bersikap sewenang-wenang.
• Nilai-nilai etis kemanusiaan mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan kebangsaan yang
dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh. Hal ini dapat ditemukan
dalam bentuk solidaritas, rasa setia kawan, rasa cinta tanah air yang berwujud pada
mencintai produk dalam negeri.
• Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan dan nilai serta cita-cita kebangsaan itu dalam aktualitas
harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.  
• Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita kebangsaan serta demokrasi. Hal ini
dapat ditemukan dalam sikap suka menolong, menjalankan gaya hidup sederhana dan
tidak menyolok atau berlebihan. 
Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Negara
Unsur-unsur politis pancasila sebagai dasar negara meliputi hal-hal sebagai
berikut:

• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diwujudkan dalam bentuk semangat toleransi
antarumat beragama
• Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Diwujudkan penghargaan terhadap
pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Indonesia
• Sila Persatuan Indonesia, Diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan bangsa
dan negara daripada kepentingan kelompok atau golongan, termasuk partai.
• Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan diwujudkan dalam mendahulukan pengambilan
keputusan berdasarkan musyawarah daripada voting
• Sila keadilan sosoal bagi seluruh rakyat indonesia diwujudkan dalam tidak
menyalahgunakan kekuasaan untuk memperkaya diri atau kelompok.
Penyebab & Faktor-Faktor Penyebab Korupsi
Dampak
Faktor Internal
KORUPSI 1. Aspek Sifat Tamak
2. Gaya Hidup Konsumtif
3. Moral

Faktor Eksternal
1. Aspek Sosial
2. Aspek Politik
3. Aspek Hukum
4. Aspek Ekonomi
5. Aspek Organisasi
Penyebab & Dampak Korupsi pada Berbagai Bidang
Dampak
KORUPSI • Ekonomi
• Sosial dan Kemiskinan
• Birokrasi Pemerintah
• Politik dan Demokrasi
• Penegakan Hukum
• Pertahanan Keamanan
• Kerusakan Lingkungan
Kesimpulan

Korupsi mengakibatkan:

1. Melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara;


2. Menurunnya investasi;
3. Meningkatnya kemiskinan;
4. Meningkatnya ketimpangan pendapatan; dan
5. Menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di
suatu negara.
Oleh karena itu untuk penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia
harus berdasarkan dengan asas-asas pemerintahan yang baik,
yaitu:

• Asas Kepastian Hukum (principle of legal security)

Asas dalam negara hukum mengutamakan landasan peraturan perundang-


undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara
Negara.

• Asas keseimbangan
Asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan
dalam pengendalian penyelenggaraan Negara.

• Asas kesamaan dalam mengambil keputusan

Asas ini menghendaki agar dalam menghadapi kasus atau fakta yang sama alat
administrasi Negara dapat mengambil tindakan yang sama.
Oleh karena itu untuk penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia
harus berdasarkan dengan asas-asas pemerintahan yang baik,
yaitu:

• Asas Kepentingan Umum

Asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,


akomodatif dan selektif.

• Asas Tertib Penyelenggara Negara

Asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam


pengendalian penyelenggara Negara.

• Asas Keterbukaan

Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Negara dengan
tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia
Negara.
Oleh karena itu untuk penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia
harus berdasarkan dengan asas-asas pemerintahan yang baik,
yaitu:

1. Asas Proporsionalitas

Asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban


Penyelenggara Negara.

• Asas profesionalitas

Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Asas akuntabilitas

Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
Penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. (Marbun, 2003 : 285).
Tugas dan Wewenang Komisi Pemberantasan
Korupsi
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah sebagai
berikut:

1. Tindakan-tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi Tindak Pidana Korupsi;


2. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melaksanakan Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dan instansi yang bertugas melaksanakan pelayanan
publik;
3. Monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara;
4. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melaksanakan Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
5. Penyelidikan, penyidikan dan penuntutan terhadap Tindak Pidana Korupsi;
dan
6. Tindakan untuk melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Anda mungkin juga menyukai