Anda di halaman 1dari 10

LATSAR CPNS ANGKATAN XLI TAHUN 2022

Nama : Rabiatul Adawiyah, S.K.M.

NIP : 199808052022032015

Materi : Agenda 1

Hari/Tanggal : Sabtu / 25 Juni 2022

Resume Wawasan Kebangsaan

Sejak awal sejarah pergerakan nasional, kesepakatan-kesepakatan tentang


kebangsaan terus berkembang hingga menghasilkan 4 (empat) konsensus dasar serta
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Fakta-fakta sejarah dapat
dijadikan pembelajaran bahwa Kebangsaan Indonesia terbangun dari serangkaian proses
panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan pengakuan terhadap keberagaman dan
bukan keseragaman serta mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi


terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908. Penetapan tanggal
28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda dilatarbelakangi Kongres Pemuda II yang
dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda II sendiri merupakan hasil dari
Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 1926 di Vrijmetselaarsloge
(sekarang Gedung Kimia Farma) Jalan Budi Utomo Jakarta Pusat.

Muhammad Yamin, yang saat itu menjadi Ketua Jong Sumatranen Bond menyampaikan 3
(tiga) klausul yang menjadi dasar dari Sumpah Pemuda, yaitu :
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah Indonesia,
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Melayu.

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka


mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation
character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang
aman, adil, makmur, dan sejahtera.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara antara lain:
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. NKRI

Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi symbol kedaulatan
dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber


Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
1. cinta tanah air;
2. sadar berbangsa dan bernegara;
3. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
4. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. kemampuan awal Bela Negara.

Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan
kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan
nilai dasar Bela Negara.
Indikator nilai dasar Bela Negara sebagai berikut:
1. Indikator cinta tanah air
2. Indikator sadar berbangsa dan bernegara
3. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa
4. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5. Indikator kemampuan awal Bela Negara
Perspektif sejarah Negara Indonesia mengantrakan pada pemahaman betapa
pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa yang didasarkan pada prinsip-prinsip persatuan
dan kesatuan bangsa dan nasionalisme. Kebijakan publik dalam format keputusan dan/atau
tindakan administrasi pemerintahan (SANKRI) memiliki landasan idiil yaitu Pancasila
landasan konstitusionil , UUD 1945 sebagai sistem yang mewadahi peran Aparatur Sipil
Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang aparatur Sipil Negara.

Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa.


Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai
berikut:
1. Perasaan senasib.
2. Kebangkitan Nasional
3. Sumpah Pemuda
4. Proklamasi Kemerdekaan

Prinsip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa.


1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
4. Prinsip Wawasan Nusantara
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi.

Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri.


Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia:
1. Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara
2. Mengembangka sikap toleransi
3. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia

Empat hal yang harus kita hidari dalam memupuk sermangat nasionalisme adalah:
1. Sukuisme, menganggap msuku bangsa sendiri paling baik.
2. Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiriu paling unggul.
3. Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalua perlu dengan
kekerasan dan senjata.
4. Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.

Sikap patriotisme adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun
untuk mempertahankan dan kejayaan negara.
Ciri-ciri patriotisme adalah:
1. Cinta tanah air.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan
4. golongan.
5. Berjiwa pembaharu.
6. Tidak kenal menyerah dan putus asa.

Kebijakan Publik dalam Format Keputusan dan/atau Tindakan Administrasi Pemerintahan


Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (“UU AP”) yang
diberlakukan sejak tanggal 17 Oktober 2014, memuat perubahan penting dalam
penyelenggaran birokrasi pemerintahan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengenai jenis produk hukum dalam administrasi pemerintahan;
2. Pejabat pemerintahan mempunyai hak untuk diskresi;
3. Memperoleh perlindungan hukum dan jaminan keamanan dalam menjalankan tugasnya

Dalam UU AP tersebut, beberapa pengertian penting yang dimuat di dalamnya adalah


sebagai berikut:
1. Administrasi Pemerintahan;
2. Keputusan Administrasi Pemerintahan;
3. Tindakan Administrasi Pemerintahan;
4. Diskresi.

Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) berdasarkan penjelasan umum UU No.5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), dalam rangka mencapai tujuan nasional
sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat
dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Resume Analisis Isu Kontemporer
Berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi
dan tugasnya, yaitu:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundang-undangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
3. Memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

Menjadi PNS yang professional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa persyaratan


berikut:
1. Mengambil Tanggung Jawab,
2. Menunjukkan Sikap Mental Positif
3. Mengutamakan Keprimaan
4. Menunjukkan Kompetensi,
5. Memegang Teguh Kode Etik,

Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,2017) ada empat level
lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan
pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family),
Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia
(Global).

Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan StrategisModal Intelektual


1. Modal Emosional
2. Modal Sosial
3. Modal ketabahan (adversity)
4. Modal etika/moral
5. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani

Fenomena yang disebabkan globalisasi dan perkembangan zaman pada saat ini
menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu
strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money
laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan
Hoax, dan lain sebagainya. Isu-isu yang akan diuraikan berikut ini :
a. Korupsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “korupsi” diartikan sebagai penyelewengan
atau penyalahgunaan uang Negara (perusahaan) untuk keuntungan pribadi atau
orang lain.

Pada dasarnya sebab manusia terdorong untuk melakukan korupsi antara lain:

Faktor Individu Faktor lingkungan


1) sifat tamak, 1) Aspek sikap masyarakat terhadap
2) moral yang lemah menghadapi korupsi
godaan, 2) Aspek ekonomi,
3) gaya hidup konsumtif, 3) Aspek Politis
4) Aspek Organisasi

b. Narkoba adalah merupakan akronim Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif


lainnya.
c. Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan
kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik,
dalam skala lebih kecil dari pada perang.

Menurut Audrey Kurth Cronin, saat ini terdapat empat tipe kelompok teroris yang
beroperasi di dunia, yakni:
• Teroris sayap kiri atau left wing terrorist,
• Teroris sayap kanan atau right wing terrorist,
• Etnonasionalis atau teroris separatis, atau ethnonationalist/separatist terrorist,
• Teroris keagamaan atau “ketakutan”, atau religious or “scared” terrorist

Kemudian dalam hal lain pemetaan penyebaran terorisme internasional dapat dilihat
dari sudut pandang levelnya, maka terorisme dapat dibagi menjadi level atau tahapan
sebagai berikut:
• Level negara atau state
• Level kawasan atau regional
• Level internasional atau global
d. Radikalisme secara etimologis, kata radikal berasal dari radices yang berarti a
concerted attempt to change the status quo (David Jarry,1991). Pengertian ini
mengidentikan term radikal dengan nuansa yang politis, yaitu kehendak untuk
mengubah kekuasaan dengan cara kekerasan dan memaksa.
Radikalisme memiliki berbagai keragaman, antara lain:
1) Radikal Gagasan
2) Radikal Milisi
3) Radikal Separatis
4) Radikal Premanisme:
5) Radikal Terorisme
e. Money Laundering dalam terjemahan Bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian
uang. Secara sederhana definisi pencucian uang adalah suatu perbuatan kejahatan
yang melibatkan upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang
atau harta kekayaan dari hasil tindak pidana/kejahatan sehingga harta kekayaan
tersebut seolah-olah berasal dari aktivitas yang sah.

Proses dan Metode Money Laundring Tahapan Money Laundring

1) Buy and sell conversion 1) Penempatan (Placement)


2) Offshore conversion 2) Pemisahan/Pelapisan (Layering)
3) Legitimate business conversion 3) Penggabungan (Integration)

f. Proxy War atau perang proksi adalah sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar
dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara
langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada
kehancuran fatal. Proxy war diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan di antara
dua pihak yang bermusuhan, dengan menggunakan pihak ketiga.
Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech,dan Hoax)
1) Cyber crime
Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan
beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan
internet seperti ( Unauthorized Access, Illegal Contents, Penyebaran virus, Cyber
Espionage, Sabotage, and Extortion, Carding, Hacking dan Cracker, Cybersquatting
and Typosquatting, dan Cyber Terorism).
2) Hate speech
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan
yang disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik
merupakan salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa.
3) Hoax
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan
atau bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi.
Analisis Isu
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu:
1. Isu saat ini (current issue)
2. Isu berkembang (emerging issue), dan
3. Isu potensial.
Pendekatan lain dalam memahami apakah isu yang dianalisis tergolong isu kritikal
atau tidak adalah dengan melakukan “issue scan”, yaitu teknik untuk mengenali isu melalui
proses scanning untuk mengetahui sumber informasi terkait isu tersebut sebagai berikut:
1. Media scanning
2. Existing data
3. Knowledgeable others
4. Public and private organizations
5. Public at large

Teknik-Teknik Analisis Isu


1. Teknik Tapisan Isu
Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya
menggunakan Teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria;
Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Aktual dan alat bantu tapisan lainnya
misalnya menggunakan kriteria USG.
2. Teknik Analisis Isu
Beberapa alat bantu menganalisis isu disajikan sebagai berikut:
a. Mind Mapping
b. Fishbone Diagram
c. Analisis SWOT

Analisis Kesenjangan atau Gap Analysis adalah perbandingan kinerja aktual dengan
kinerja potensial atau yang diharapkan. Metode ini merupakan alat evaluasi bisnis yang
menitikberatkan pada kesenjangan kinerja perusahaan saat ini dengan kinerja yang sudah
ditargetkan sebelumnya, misalnya yang sudah tercantum pada rencana bisnis atau
rencana tahunan pada masing-masing fungsi perusahaan. Analisis kesenjangan juga
mengidentifikasi tindakan-tindakan apa saja yang diperlukan untuk mengurangi
kesenjangan atau mencapai kinerja yang diharapkan pada masa datang.
4 Contoh Praktek Kesiapsiagaan Bela Negara
1) Disiplin Dalam Beraktifitas atau Berkegiatan
Bentuk implementasi kesiapsiagaan bela negara yang saya lakukan salah satunya
adalah disiplin waktu dalam bekerja dimana saya selalu mengatur waktu saya agar selalu
datang tepat waktu dan tidak terlambat saat masuk bekerja dengan menggunakan
seragam dan berpakaian rapi serta melakukan absen pagi tepat waktu. Sebelumnya saya
dilatih untuk disiplin berawal dari rumah yang ditanamkan sejak kecil seperti sholat tepat
waktu dan tidak menunda-nunda sholat.Trigger disiplin saya semakin diperkuat ketika
saya mengikuti organisasi Resimen Mahasiswa (MENWA) yang merupakan organisasi
semi militer sebagai baris pertahanan cadangan bangsa Indonesia jika sewaktu-waktu
terjadi keadaan darurat perang. Pengalaman saya mengikuti organisasi tersebut membuat
saya menjadi pribadi yang lebih disiplin dari sebelumnya. Saya belajar bahwa disiplin
sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena dengan disiplin
mampu menciptakan ketertiban dan keteraturan dalam setiap apapun aktifitas yang kita
lakukan.

2) Taat Aturan Lalu Lintas


Kesiapsiagaan bela negara yang saya lakukan adalah taat pada aturan lalu lintas
dimana ketika saya berkendara selalu menaati aturan seperti menggunakan helm berlogo
SNI, membawa kelengkapan surat berkendara, tidak melanggar rambu-rambu lalu lintas
serta selalu membayar pajak kendaraan bermotor. Hal ini penting untuk dilakukan sebagai
warga negara yang baik untuk menjaga keselamatan dan keamanan dalam berkendara
agar diri kita dan orang lain merasa aman pada saat berpergian dengan kendaraan
bermotor.

3) Aksi Solidaritas untuk Korban Gempa dan Tsunami di Palu Sulawesi Tengah 2018
Bentuk kesiapsiagaan bela negara yang pernah saya lakukan adalah melakukan aksi
solidaritas dengan melakukan penggalangan dana untuk korban gempa dan tsunami di
Palu Sulawesi Tengah pada tahun 2018 yang mana banyak sekali memakan banyak
korban jiwa. Melalui wadah organisasi Resimen Mahasiswa yang tergabung dalam
Mahakarta, seluruh satuan MENWA se-Yogyakarta melakukan penggalangan dana dari
berbagai sektor dan sebagian diterjunkan kelapangan untuk menggalang dana dari
masyarakat sekitar yang tersebar dibeberapa titik lampu merah untuk selanjutnya
dikumpulkan dan kemudian diserahkan langsung kepada korban terdampak gempa dan
Tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.
4) Membantu Orang Tua di Rumah
Sebagai seorang anak tentu kita harus berbakti kepada orang tua kita dengan salah
satunya adalah membantu orang tua. Saya membantu membersihkan rumah seperti
menyapu, mencuci piring, mencuci pakaian dan lain-lain. Hal ini saya lakukan sebagai
bentuk bakti kepada orang tua yang telah membesarkan dan merawat kita dari kecil hingga
dewasa. Selain itu membantu pekerjaan orang tua juga melatih fisik untuk terbiasa
bergerak agar menjadi bugar.

Anda mungkin juga menyukai