Makalah
Gangguan Mood
Dibimbing Oleh :
Disusun Oleh :
Musyarofah B07210047
Fakultas Dakwah
Surabaya
2013
Daftar Isi
Halaman Judul ....................................................................... 1
Pembahasan ………............................................................ 3
A. Pengertian ......................................................................... 3
Dalam hidup semua manusia memiliki perasaan yang berbeda-beda dalam setiap harinya.
Perasaan itu terkadang sedih, senang, marah, dan lain sebagainya yang biasanya berlangsung
sementara. Perasaan tersebut sering disebut dengan mood. Mood merupakan perpanjangan dari
emosi yang berlangsung selama beberapa waktu, kadang-kadang beberapa jam, beberapa hari, atau
bahkan, dalam beberapa kasus depresi beberapa bulan. Mood yang dialami dalam kehidupan
manusia ini sedikit banyak akan berpengaruh kuat terhadap cara mereka dalam berinteraksi
Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada dan mewarnai kehidupan psikologis kita.
Perasaan sedih atau depresi bukanlah yang abnormal dalam konteks peristiwa atau situasi yang
penuh tekanan. Namun, orang dengan gangguan mood atau yang sering dikenali sebagai gangguan
perasaan biasanya terlarut dalam suasana perasaannya dalam jangka waktu yang cukup lama
sehingga mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi dalam memenuhi tanggung jawab
secara normal. Mereka yang mengalami gangguan mood ini akan mengalami perubahan mood yang
ekstrem, bagaikan roller coaster emosional dengan ketinggian yang membuat pusing dan turunan
yang bukan kepalang ketika dunia disekitarnya tetap stabil (Nevid, 2003: 229).
Pada diri manusia mood ini dating dan pergi, dan ketika itu terjadi biasanya kita dapat
mengatasinya dan kembali normal. Namun, kenyataannya tidak semudah itu umumnya gangguan
mood ini terjadi pada semua usia, ekspresi gangguan mood pada anak-anak bervariasi tergantung
pada usia mereka.
Mood pada seorang anak lebih rentan terhadap pengaruh stressor social yang parah seperti
percekcokan keluarga yang kronis, penyiksaan dan penelantaran serta kegagalan akademik (Kaplan,
dkk, 1997:809-810).
Ganggguan mood yang terjadi pada seseorang ini umumnya terjadi karena banyaknya tekanan
yang menimpa dirinya dan cenderung terlarut dalam tekanan dapat meningkatkan resiko
berkembangnya gangguan mood yang kemudian dapat berubah menjadi depresi terutama depresi
mayor. Hal ini terbukti pada suatu penelitian yang menemukan bahwa dalam sekitar empat dari lima
kasus, depresi mayor diawali oleh peristiwa kehidupan yang penuh tekanan. Orang juga lebih
cenderung untuk menjadi depresi bila mereka menanggung sendiri tanggung jawab dari peristiwa
yang tidak diinginkan (Nevid, 2003: 240).
Depresi berat yang terjadi dalam jangka waktu yang lama ataupun orang yang berada di
bawah tekanan stress yang berat dan tidak memiliki pertimbangan yang baik, maka orang tersebut
lebih memilih untuk bunuh diri (Nevid, 2003: 262).
Dari beberapa pengertian diatas disimpulkan bahwa gangguan mood ini merupakan suatu
gejala yang menyebabkan perubahan suasana perasaan pada seseorang secara ekstreem dan
membuat penderitanya terlarut dalam suasana perasaannya dalam jangka waktu yang cukup lama
sehingga mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi dalam memenuhi tanggung jawab
secara normal.
Ada beberapa jenis dalam gangguan mood yang terjadi pada manusia ini umumnya
digolongkan sesuai dengan tingkat seberapa lamanya gangguan ini terjadi, yaitu :
Gangguan distimik ini merupakan gangguan mood yang berpola depresi ringan (tetapi nungkin
saja menjadi mood yang menyulitkan pada anak-anak atau remaja) yang terjadi dalam suatu rentang
waktu—pada orang dewasa, biasanya dalam beberapa tahun (Nevid, 2003: 229). Gangguan distimik
pada anak-anak dan remaja terdiri dari mood yang terdepresi atau mudah tersinggung untuk
sebagaian besar hari, lebih banyak hari dibandingkan tidak, selama periode sekurangnya satu tahun.
Pada anak-anak dan remaja, mood yang mudah tersinggung dapat menggantikan criteria mood
terdepresi untuk orang dewasa dan bahwa criteria durasi adalah bukan dua tahun tetapi satu tahun
utnuk anak-anak dan remaja (Kaplan, dkk, 1997: 813).
Ada beberapa gejala atau cirri yang dapat ditandai saat gejala ini muncul, yaitu :
Penderita gangguan ini setidaknya mengalami gejala-gejala diatas paling lama 2 bulan sekali.
Pada gangguan ini tidak terjadi depresi mayor selama dua tahun terakhir, tidak pernah menderita
akibat perubahan naik turun antara periode kegairahan yang membumbung tinggi dan depresi yang
melankolis. Gangguan distimia ini tidak disebabkan oleh penyalahgunaaan obat atau bahan kimiawi.
Namun, gejala ini mengakibatkan kerusakan klinis yang signifikan dalam fungsi social, pekerjaan atau
area-area penting lain dalam kehidupan si penderita (Meier, 2000: 22).
Gangguan bipolar adalah gangguan mental berat, tanpa memandang apakah ada perubahan
mental antara mania dan depresi secara full brown. Gangguan bipolar merupakan suatu psikosis
afektif, ada gangguan emosi, baik akibat kebiasaan maupun menyembunyikan kecemasan dan
perasaan malu. Pada fase depresi, pendiam, mendendam perasaan, emosional sensitive. Pada fase
mania perilakunya sangat berlawanan, sangat ekstrover. Pada beberapa kasus keadaaan ini
mengandung unsure fanatic dan religious (Jacoby, 2009: 27).
Gangguan bipolar ini sendiri dibagi menjadi dua, yaitu gangguan bipolar 1 dan gangguan
bipolar 2. Gangguan bipolar 1 ini terjadi pada seseorang yang mengalami setidaknya satu episode
manic secara penuh. Di mana seseorang mengalami perubahan mood antara rasa girang dan depresi
dnegan diselingi periode antara berupa mood yang normal. Sedangkan, gangguan bipolar 2 ini
diasosiasikan dengan suatu bentuk maniak yang lebih ringan. Pada gangguan bipolar 2 ini sesorang
mengalami satu atau lebih episode-episode depresi mayor dan paling tidak satu episode hipomanik
(Nevid, 2003: 237).
Gangguan siklotimik ini berasal dari kata Yunani kyklos “lingkaran” dan thymos “spirit”. Jadi
dapat diartikan bahwa siklotimik ini merupakan spirit yang bergerak secara berputar di mana dapat
diartikan sebagai suatu deskripsi yang tepat dari siklotimik karena gangguan ini melibtatkan suatu
pola melingkar yang kronis dari gangguan mood yang ditandai oleh perubahan mood ringan paling
tidak selama 2 tahun (1 tahun untuk anak-anak dan remaja)(Nevid, 2003: 239). Pada gangguan
siklotimik anak dan remaja diperlukan periode satu tahun adanya sejumlah pergeseran mood. Dan
pada beberapa remaja siklotimik dapat memungkinkan untuk menjadi gangguan bipolar 1(Kaplan,
dkk, 1997: 814).
Pada penderita gangguan siklotimik, penderita mengalami pergantian suasana perasaan senang
dan depresi yang bersifat kronis yang tidak sampai pada tingkat keparahan seperti episode manic
atau depresi berat. Pada para gangguan siklomatik cenderung berada di salah satu keadaan suasana
perasaan selama bertahun-tahun dengan relative sedikit periode suasana netral (eutimia). Penderita
gangguan siklomatik ini secara berganti-ganti akan mengalami gejala-gejala keadaan depresi ringan
dan umumnya disebut sebagai moody(Durand, 2006: 282).
6. Kehilangan
Kehilangan adalah keadaan duka cita yang berhubungan dengan kematian seseorang yang
dicintai yang dapat ditemukan dengan gejala yang karakteristik dari episode depresif berat. Orang
dengan kehilangan ini umumnya dapat dikenali dari gejala-gejala berikut :
Dan jika pada anak-anak umumnya mereka lebih menarik diri dan terlihat sedih; dan mereka
tidak mudah ditarik meskipun aktivitas itu merupakan aktivitas yang mereka sukai (Kaplan, dkk,
1997: 815).
Perilaku bunuh diri bukanlah suatu gangguan psikologis, tetapi sering merupakan cirri atau
symptom dari gangguan psikologis yang mendasarinya, dan biasanya adalah gangguan mood yang
menjadi alasan dibalik perilaku percobaan bunuh diri. Orang yang mempertimbangkan untuk bunuh
diri pada saat stress kemungkinan kurang memiliki keterampilan memecahkan masalah dan kurang
dapat menemukan cara-cara alternative untuk copping dengan stressor yang mereka hadapi. Dalam
kaitannya, bunuh diri ini terkait dengan suatu jaringan yang kompleks dari beberapa factor. Namun,
jelas bahwa kebanyakan kasus bunuh diri ini dapat dicegah bila orang dengan perasaan ingin bunuh
diri menerima penanganan untuk gangguan yang mendasari perilaku bunuh diri, termasuk
didalamnya adalah depresi, skizofrenia, serta penyalahgunaan alcohol dan zat (Nevid, 2003: 262-
266).
Dilihat dari beberapa sudut pandang, ada beberapa hal ynag menyebabkan seseorang itu
mengalami gangguan mood, dan diantara factor-faktor tersebut adalah :
Jacoby, David B., 2009, Pustaka Kesehatan Populer, PT Bhuana Ilmu Populer
Kaplan, Harold L., dkk, 1997, Sinopsis Psikiatri Jilid 2, Jakarta: Binarupa Aksara
Maslim, Rusdi, 2003, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-
Unika Atmajaya
Meier, Paul, dkk, 2000, Mengendalikan Mood Anda, Yogyakarta: Yayasan Andi