Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MASALAH SOSIAL

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Pelajaran: Sosiologi

Guru Pembimbing: Afdal Rafi S. Pd.

Oleh:

Karebet Cindrayu 11257

KELAS XI

JURUSAN IPS

2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan masalah..........................................................................................................................5
C. Batasan masalah............................................................................................................................5
D. Tujuan penelitian...........................................................................................................................6
E. Manfaat penelitian.........................................................................................................................6
BAB 2.........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
1. Masalah sosial PSK........................................................................................................................7
A. Faktor-faktor atau penyebabnya..............................................................................................8
B. Dampak atau akibat.......................................................................................................................11
C. Penanggulangan atau solusinya.....................................................................................................12
2. Masalah sosial perjudian.............................................................................................................12
A. Faktor-faktor atau penyebabnya...............................................................................................13
B. Dampak atau akibatnya..........................................................................................................15
C. Penanggulangan atau solusinya..............................................................................................17
3. Masalah sosial pernikahan dini..................................................................................................18
A. Faktor-faktor atau penyebabnya............................................................................................19
B. Dampak atau akibatnya..........................................................................................................21
C. Penanggulangan atau solusinya..............................................................................................22
BAB 3.......................................................................................................................................................24
PENUTUP................................................................................................................................................24

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat hidayah dan karunia-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa saya curahkan
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW agar senantiasa mendapatkan syafaatnya di akhirat
nantinya, saya dapat menyusun karya tulis ilmiah atau penulisan makalah tentang masalah sosial
yang terjadi di tengah masyarakat Indramayu, Jawa Barat.

Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas sosiologi. Rasa Terima
kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat Bapak Afdal Rafi, S.Pd selaku pembimbing
materi dalam pembuatan karya ilmiah ini. Saya berharap bahwa penulisan makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan nantinya tentang
pentingnya kegiatan literasi terhadap pembuatan makalah/karya ilmiah siswa. Saya menyadari
bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna dengan keterbatasan yang saya miliki.
Kritik

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan
atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat
terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga
menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta
keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antar unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat. Apabila antar unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-
hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan
kelompok.

Masalah sosial berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga


kemasyarakatan. Masalah sosial bersifat sosial karena bersangkut paut dengan hubungan
antarmanusia dan di dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Hal ini
dinamakan masalah karena bersnagkut-paut dengan gejala-gejala yang mengganggu
kelanggengan dalam masyarakat.

Ada tiga masalah sosial yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu PSK (wanita
malam), alkoholisme (mabuk), dan kemiskinan.

Yang pertama adalah PSK, sejak dulu PSK sudah menjadi akar di dunia ini,
sebagian yang melakukan pekerja sexs komersial, karena faktor ekonomi dan frustasi
dengan keadaan yang ada. Pekerjaan ini sudah menjadi lumrah bagi mereka yang
melakukakannya, bahkan ada sebuah desa yang menjadi sarana dan prasarana mereka
untuk beroperasi tanpa ada kendala dari masyarakat setempat, dan masyarakat tidak
perduli dengan apa yang mereka lakukan, pekerjaan tersebut sudah menjadi hal biasa
bagi masyarakat di desa tersebut. Bahkan para pekerja sexs komersial itu mendapatkan
izin untuk tinggal di desa tersebut dan mendapatkan fasilitas kesehatan secara rutin.

Yang kedua adalah perjudian, perjudian adalah sebuah tindak pidana yang banyak
dilakukan oleh masyarakat hingga menjadi suatu hal yang dianggap sudah biasa
dikalangan para pejudi. Perjudian merupakan permainan dimana pemain bertaruh untuk
satu pilihan diantara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan

4
menjadi pemenang, pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si
pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai.1
Menurut Kartini kartono, perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu upaya
mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai dengan menyadari adanya
resiko dan harapan-harapan pada peristiwa-peristiwa, permainan, pertandingan,
perlombaan, dan kejadiankejadian yang tidak atau belum pasti hasilnya.

Yang ketiga atau yang terakhir adalah pernikahan dini atau kawin muda,
pernikahan dini merupakan pernikahan yang pelakunya adalah seseorang yang belum
memenuhi batas usia perkawinan yang pada hakikatnya disebut masih berusia muda atau
anak-anak. Dalam Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, seseorang
yang belum berusia 18 tahun dikategorikan masih anakanak, juga termasuk anak yang
masih dalam kandungan. Sedangkan pernikahan dini menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional adalah pernikahan yang berlangsung pada umur di bawah
usia reproduktif yaitu kurang dari 20 tahun pada wanita dan kurang dari 25 tahun pada
pria. Pernikahan di usia dini rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi seperti
meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada saat persalinan dan nifas, melahirkan
bayi prematur dan berat bayi lahir rendah serta mudah mengalami stress (BKKBN, 2008).

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan masalah sosial dan pengertiannya.


2. Menjelaskan masalah sosial tentang PSK serta batasan, faktor/penyebab,
dampak/akibat dan cara penanggulangan atau solusinya.
3. Menjelaskan masalah sosial tentang perjudian serta batasan, faktor/penyebab,
dampak/akibat, dan cara penanggulangan atau solusinya.
4. Menjelaskan masalah sosial tentang pernikahan dini serta batasan,
faktor/penyebab, dampak/akibat, dan cara penanggulangan atau solusinya.

C. Batasan masalah
Agar penelitian tidak melebar luas, saya selaku penulis memfokuskan setiap
permasalahan-permasalahan yang ada, berada di Kabupaten Indramayu.

5
D. Tujuan penelitian
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah kita selaku masyarakat baik itu dari
kalangan remaja, dewasa, dan khususnya para pelajar mengerti dan memahami
pengertian masalah sosial, batasan, klasifikasi masalah sosial dan sebab-sebabnya, dan
dapat mengetahui ukuran-ukuran sosiologi terhadap masalah-masalah sosial serta mampu
memberikan contoh masalah sosial penting.

E. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Manfaat Teoritis
A. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan
terutama dalam rangka menemukan jawaban atas permasalahan yang
dikemukakan dalam perumusan masalah diatas;
B. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan perkembangan hukum.
C. Untuk menambah perbendaharaan literature.
D. Sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang ingin mendalami
masalah ini lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis
A. Untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan penelitian terutama kepada
pihak-pihak yang memiliki perhatian dan tertarik dalam perkembangan
hukum.
B. Agar hasil penelitian ini dapat digunakan oleh semua pihak baik bagi
pemerintah, masyarakat umum, maupun pihak penegak hukum.

6
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Masalah sosial PSK

Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk


melakukan hubungan seksual demi uang. Di Indonesia Wanita Malam (pekerja
seks komersial) sebagai pelaku wanita pemikat lelaki hidung belang untuk
memuaskan nafsu birahinya. Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan Wanita
Malam itu sangat begitu buruk, hina dan menjadi musuh masyarakat.Mereka
kerap dihina, dicaci maki, bahkan jadi cemohan bagi semua orang yang benci
terhadap mereka. Bila tertangkap aparat penegak ketertiban, mereka juga digusur
karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka direhabilitasi dan
diberikan penyuluhan. Pekerjaan Seks Komersial sudah dikenal di masyarakat
sejak berabad lampau, ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar
mereka dari masa kemasa.
Di kalangan masyarakat Indonesia, PSK dipandang negatif, dan mereka
yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah
masyarakat. Ada pula pihak yang menganggap PSK pelacuran sebagai sesuatu
yang buruk, malah jahat, namun toh dibutuhkan (evil necessity).
Kabupaten Indramayu yang terletak di kawasan pesisir pantai utara Jawa
Barat memiliki daya tarik tersendiri bagi kabupaten yang terkenal dengan buah
mangga tersebut. Memiliki daerah strategis sekaligus dilintasi akses jalan utama
lintas pantura menjadikan Kabupaten Indramayu daerah yang aktivitas warganya
aktif siang maupun malam. Dengan segala macam keistimewaan wilayah strategis
yang dimiliki Kabupaten Indramayu membuat banyak menjamurnya hotel dan
restoran maupun tempat hiburan sampai warung remang-remang menghiasi
sepanjang jalur pantura. Hal itu sudah tidak menjadi pemandangan aneh bagi
masyarakat sekitar maupun masyarakat dari luar kabupaten tersebut.

7
Praktik prostitusi terselubung di kabupaten Indramayu sudah menjadi
rahasia umum. Daerah kabupaten Indramayu yang sudah identik dengan praktek
prostitusinya yang dilakukan di warung remang-remang maupun yang dilakukan
di hotel atau disediakan oleh hotel. Hotel yang melakukan praktek prostitusi
dengan menyediakan wanita penghibur yang memberikan servis esek-esek kepada
pengunjungnya ini dibuktikan dengan jumlah PSK yang semakin meningkat
setiap tahunnya.
Perkembangan dunia usaha (bisnis) yang menjadikan tempat-tempat
peristirahatan (Hotel) yang semakin enggan menanyakan identitas
langganannya/tamunya dalam rangka meningkatkan pelayanan, yang menerapkan
prinsip bisnis yang menyatakan bahwa pembeli adalah tuan, maka hotel telah di
salah gunakan oleh sebagian anggota masyarakat untuk melakukan perbuatan-
perbuatan maksiat, atau perbuatan-perbuatan prostitusi.
Pihak Polri tentu tidak akan membiarkan hal ini terus terjadi, karena selain
hal ini melanggar hukum, juga berdampak negatif bagi masyarakat kabupaten
Indramayu. pada bulan Agustus 2015 polisi melakukan penggerebegan di salah
satu hotel di Indramayu karena melakukan prostitusi di dalam hotel bahkan
melakukan praktek prostitusi dengan mempekerjakan anak-anak yang diduga
masih dibawah umur. Hal itu menunjukkan lemahnya pengawasan dari kepolisian
Indramayu dan aparat Pemerintah Kabupaten Indramayu terhadap hotel di
sepanjang pantai utara khususnya di Indramayu.

A. Faktor-faktor atau penyebabnya


a. Faktor pendorong/pendukung perilaku seks

Pekerja seks komersial kebanyakan terjadi pada remaja yang diawali


dengan terjadinya pergaulan kearah seks bebas. Dimana menurut para ahli,
alasan seorang remaja melakukan seks adalah sebagai berikut:

1. Tekanan yang datang dari teman pergaulannya

Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga


berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan

8
seks. Bagi remaja tersebut tekanan dari teman-teman nya itu dirasakan
lebih kuat dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri.

2. Adanya tekanan dari pacar

Karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang


harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan
resiko yang akan dihadapinya. Dalam hal ini yang berperan bukan saja
nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya.
Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan
harga diri selayaknya orang dewasa.

3. Rasa penasaran

Pada usia remaja, keingintahuannya begitu besar terhadap seks,


apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah
lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran
tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan
berbagai macam percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan.

4. Adanya kebutuhan badaniah

Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang. Jadi wajar jika semua orang tidak
terkecuali remaja, menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari
perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang dihadapinya.

5. Pelampiasan diri

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena
terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah
tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam

9
pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan
yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.

Faktor lainnya datang dari lingkungan keluarga. Bagi seorang remaja


mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat
berdasarkan kepentingan kedua belah pihak (orang tua dan anak),
akibatnya remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin membebaskan
diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya
dalam masalah seks.

b. Faktor penyebab adanya PSK

1.       Kemiskinan
Diantara alasan penting yang melatar belakangi adalah kemiskinan
yang sering bersifat structural. Struktur kebijakan tidak memihak kepada
kaum yang lemah sehingga yang miskin semakin miskin, sedangkan  yang
kaya semakin menumpuk harta kekayaannya.
Kebutuhan yang semakin banyak  bagi seorang perempuan dan
tekanan moral dari keluarga memaksa dia untuk mencari sebuah pekerjaan
dengan penghasilan yang memuaskan sehingga pekerjaan yang harampun
jadi pilihan mereka, karena kondisi kebutuhan materi yang menuntut.

2.       Kekerasan seksual


Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan
menjadi PSK diantaranya kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak
kandung, paman, guru dan sebagainya.

3.      Penipuan
Faktor lain yaitu,  penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen
penyalur tenaga kerja. Kasus penjualan anak perempuan oleh orangtua
sendiri pun juga kerap ditemui.

4.      Pornografi

10
Menurut definisi UU Anti Pornografi, pornografi adalah bentuk 
ekspresi visual berupa gambar, tulisan, foto, film atau yang dipersamakan
dengan film, video, tayangan atau media komunikasi lainnya yang sengaja
dibuat untuk memperlihatkan secara terang-terangan atau tersamar kepada
publik alat vital dan bagian – bagian tubuh serta gerakan-gerakan erotis
yang menonjolkan sensualitas dan seksualitas, serta segala bentuk perilaku
seksual dan hubungan seks manusia yang patut diduga menimbulkan
rangsangan nafsu birahi pada orang lain.

c. Persoalan psikologis

1.      Akibat gaya hidup modern


Seseorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan
tubuh dan barang-barang yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa
mereka yang terpojok karena masalah keuangan untuk pemenuhan
keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi
PSK untuk pemuasan dirinya.

2.      Broken home


Kehidupan keluarga yang kurang baik dan tidak harmonis dapat
memaksa seseorang remaja untuk melakukan hal - hal yang kurang baik di
luar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak bertanggung
jawab dengan mengajaknya bekerja sebagai PSK.

3.      Kenangan masa kecil yang buruk


Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang
perempuan bahkan adanya pemerkosaan pada anak kecil bisa menjadi
faktor dia menjadi seorang PSK.

11
B. Dampak atau akibat
1.      Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya
sebagai seorang perempuan.

2.      Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat


hanya akan selalu mencemooh dirinya.

3.      Memberikan citra buruk bagi keluarga.

4.       Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti 


penykit kelamin, sifilis, hepatitis B HIV/AIDS.

C. Penanggulangan atau solusinya


1. Keluarga

1. Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan


pendidikan seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.
2. Meningkatkan bimbingan agama sebagai tameng agar terhindar dari
perbuatan dosa.

2. Masyarakat

 Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap


kehidupan PSK.

3. Pemerintah

 Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.


 Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
 Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi
PSK untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi. HIV/AIDS.

2. Masalah sosial perjudian


Perjudian merupakan tindakan kriminal di Indonesia. Perjudian adalah
suatu aktifitas yang menyerupai permainan namun tujuan utamanya adalah

12
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya secara finansial. Pemain
melakukan segala cara untuk memenangkan permainan ini mulai dari pencarian
modal yang memang menentukan kesempatan untuk menang. Ada berbagai
macam jenis perjudian, mulai dari permainan meja di kasino-kasino, mesin-mesin
judi, bertaruh dalam pertandingan olah raga, sampai judi nomor seperti bingo, dan
judi buntut, serta judi perorangan.

Judi dipraktikan bukan hanya di masyarakat kalangan lapisan ekonomi


atas, menengah atau bawah saja, tetapi seluruh lapisan masyarakat ikut di
dalamnya. Alasan mengapa perjudian dilarang di Indonesia adalah karena
perjudian yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok memberikan dampak
yang bisa menimbulkan perbuatan yang mengarah kepada kejahatan seperti
kekerasan, pencurian, perampokan, dan perusakan terhadap fasilitas umum.

Beberapa praktek perjudian yang tidak tersentuh aparat penegak hukum


akan bertahan atau bahkan berkembang. Bertahannya perjudian juga nantinya
berdampak kepada masyarakat yang awalnya melarang perjudian yang sebaliknya
berubah menjadi acuh terhadap perbuatan kriminal tersebut. Ini dikarenakan tidak
tegasnya aparat dalam menjalankan tugas.

Di daerah pedesaan di Indonesia seperti di Indramayu sendiri praktek


perjudian terjaga kelestariannya. Ada kemungkinan besar daerah pedesaan tidak
bisa dijangkau oleh aparat penegak hukum ataupun terjadinya pembiaran oleh
aparat tersebut. Dalam buku yang berjudul Negara Mafia mengatakan bahwa
anggota kepolisian sendiri patut dicurigai bukan karena tidak tegas dalam
menjalankan tugas namun lebih parahnya lagi anggota kepolisian ikut terlibat di
dalamnya dengan pelaku-pelaku perjudian terutama perjudian yang dijalani oleh
bandar besar. Sehingga perjudian bisa bertahan karena pusatnya justru tidak
tersentuh oleh aparat.

A. Faktor-faktor atau penyebabnya

1. Faktor Sosial & Ekonomi

13
Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah perjudian
seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup
mereka. Karenamereka berfikir, Dengan modal yang sangat kecil mereka akan
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya atau menjadi kaya dalam
sekejab tanpa usaha yang besar. Selain itu kondisi sosial masyarakat yang
menerima perilaku berjudi juga berperan besar terhadap tumbuhnya perilaku
tersebut dalam komunitas.

2. Faktor Situasional

Situasi yang bisa dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi,


diantaranya adalah tekanan dari teman-teman atau kelompok atau lingkungan
untuk berpartisipasi dalam perjudian dan metode-metode pemasaran yang
dilakukan oleh pengelola perjudian. Tekanan kelompok membuat sang calon
penjudi merasa tidak enak jika tidak menuruti apa yang diinginkan oleh
kelompoknya. Sementara metode pemasaran yang dilakukan oleh para
pengelola perjudian dengan selalu mengekspose para penjudi yang berhasil,
sehingga memberikan kesan kepada calon penjudi bahwa kemenangan dalam
perjudian adalah sesuatu yang biasa, mudah dan dapat terjadi pada siapa saja.
padahal kenyataannya kemungkinan menang sangatlah kecil.

3. Faktor Belajar

Sangatlah masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar
terhadap perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi.
Yang memang pada awalnya ia hanya ingin mencoba, akan tetapi karena
penasaran dan berkayakinana bahwa kemenangan bisa terjadi kepada
siapapun, termasuk dirinya dan berkeyakinan bahwa dirinya suatu saat akan
menang atau berhasil, sehingga membuatnya melakukan perjudian berulang
kali.

14
4. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan

Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat


evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan
perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya
cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang.
Mereka pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan
diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena
keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang
berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan sangat
subyektif. Dalam benak mereka selalu tertanam pikiran: "kalau sekarang
belum menang pasti di kesempatan berikutnya akan menang, begitu
seterusnya".

5. Faktor Persepsi terhadap Ketrampilan

Penjudi yang merasa dirinya sangat trampil dalam salah satu atau beberapa
jenis permainan judi akan cenderung menganggap bahwa
keberhasilan/kemenangan dalam permainan judi adalah karena ketrampilan
yang dimilikinya. Mereka seringkali tidak dapat membedakan mana
kemenangan yang diperoleh karena ketrampilan dan mana yang hanya
kebetulan semata. Bagi mereka kekalahan dalam perjudian tidak pernah
dihitung sebagai kekalahan tetapi dianggap sebagai "hampir menang",
sehingga mereka terus memburu kemenangan yang menurut mereka pasti
akan didapatkan.

B. Dampak atau akibatnya

1. Sebabkan Depresi

Ketika Anda menjadikan uang yang dimiliki sebagai bahan taruhan,


terlebih dalam jumlah yang besar, maka sudah tentu Anda akan dilanda rasa
cemas, khawatir, dan takut, bahkan hingga mengalami perasaan tertekan.

15
Anda khawatir uang yang dipertaruhkan tersebut akan lenyap akibat hasil
bermain judi yang meleset dari perkiraan Anda. Hal tersebut bisa membuat
fokus dan konsentrasi Anda terhadap aktivitas lainnya terganggu. Sebab,
pikiran Anda terus tertuju pada uang yang telah Anda pertaruhkan pada judi
online tersebut.

2. Data Pribadi Rentan Dicuri

Saat ikut melakukan permainan judi online, Anda harus waspada terhadap
pencurian data. Judi online sangat berisiko terhadap hal tersebut. Sebab,
dalam situs judi online, Anda pasti memasukkan data berupa email san nomor
rekening untuk mentransfer uang Anda jika menang. Data Anda tersebut
rentan dicuri dan disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

3. Terselip Konten Porno

Dampak negatif bermain judi online yang ke empat adalah adanya konten
pornografi dalam situs judi online tersebut. Hal itu sengaja dilakukan oleh
penyedia layanan untuk semakin menarik perhatian para pengguna. Seperti
Anda ketahui, konten pornografi memiliki banyak dampak buruk bagi
perilaku dan psikologis seseorang.

4. Salah Satu Penyebab Kasus Bunuh Diri

Pada kasus bunuh diri, persentase paling banyak berasal dari orang-orang
yang mengalami kekalahan dalam perjudian online. Depresi atas kekalahan
berjudi, sedih kehilangan harta, membuat pelaku judi tersebut rentan bunuh
diri. Hal tersebut ditunjang dengan kesehatan mental yang buruk akibat gemar
bermain judi online.

5. Serangan Malware dan Virus

16
Situs penyedia layanan judi online rentan terserang malware dan virus.
Sebab, situs-situs sejenis itu memiliki akses yang begitu tinggi, sehingga
menjadi target manis bagi para penjahat digital untuk menyebarkan malware
dan virus. Maka, Anda tak perlu heran jika malware san virus begitu mudah
menyebar setelah Anda membuka situs judi online.

C. Penanggulangan atau solusinya


1. Hendaknya ikhlas karena Allah 'Azza wa Jalla untuk benar-benar berhenti
dari perbuatan judi, dan memohon kepada-Nya setiap saat agar dijauhkan
dari perbuatan tersebut. Meyakini bahwa perbuatan judi hukumnya haram.
Setiap perbuatan yang haram bila dilanggar pasti akan membahayakan,
baik di dunia maupun di akhirat.

2. Hendaknya memahami bahwa bila penghasilannya haram maka do'anya


dan amal ibadahnya tidak akan diterima atau dikabulkan oleh Alloh
Subhanahu wata'ala.

3. Orang yang berjudi hendaknya memahami bahwa penghasilannya dari


hasil judinya itu tidak akan berkah.

4. Hendaknya menyadari bahwa orang-orang yang berjudi pada umumnya


adalah orang yang malas bekerja.

5. Hendaknya menyadari bahwa orang yang berjudi pada umumnya


berteman dengan orang-orang yang jahat, pemain wanita dan pemabuk.

6. Hendak menyadari bahwa orang yang berjudi hatinya selalu gelisah dan
jiwanya tidak tenang.

7. Hendaknya menyadari bahwa orang yang berjudi umumnya pemarah, dan


keluargalah yang menjadi sasaran utama.

17
8. Hendaknya bahwa dengan berjudi orang akan malas shalat dan ibadah-
ibadah yang lain.

Kesadaran dan tanggung jawab dari lingkungan sekitar, baik keluarga,


masyarakat dan pemerintah.

1. Orang tua harus selalu memberikan bimbingan


kepada anak-anaknya agar terhindar dari perjudian.
2. Orang tua harus memberikan bekal pengetahuan
agama kepada anak-anaknya.
3. Tokoh-tokoh masyarakat hendaknya membentuk
sebuah kegiatan bagi para remaja, pengangguran,
dan warga yang kurang aktif dalam perkumpulan.
Sehinnga akan tercipta suasana kebersamaan dan
terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang
agama dan Negara, seperti judi.
4. Pemerintah hendaknya membuat intel , disetiap
desa atau kecamatan, untuk memantau terjadinya
perjudian dan tindak kriminalitas lainnya.
5. Pemerintah Hendaknya menindak tegasdan tidak
pandang bulu kepada pelaku perjudian dan tindak
kriminalitas lainnya, agar menjadi pelajran bagi
yang lainnya.

3. Masalah sosial pernikahan dini


Pernikahan dini adalah sebuah pernikahan yang salah satu atau kedua
pasangan berusia dibawah tahun atau sedang mengikuti pendidikan di sekolah
mengenah atas. Jadi, sebuah pernikahan disebut pernikahan dini, jika kedua atau
salah satu pasangan masih berusia dibawah 18 tahun (masih berusia remaja).

Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kota yang ada di Jawa Barat yang
berbatasan dengan Laut Jawa di Utara, Kabupaten Cirebon di tenggara,
Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang serta Kabupaten Subang di

18
Barat. Dari data statistik, Kabupaten Indramayu terdiri atas 31 kecamatan, 313
desa dan kelurahan.

Berdasarkan hasil pra penelitian bahwa Kabupaten Indramayu sendiri terkenal


dengan banyaknya pernikahan usia dini. Banyak wilayah-wilayah yang ada di
Kabupaten Indramayu yang mempunyai persentasi tinggi dalam kasus pernikahan
dini. Salah satu wilayah yang ada di Kabupaten Indramayu terdapat pernikahan
dini yaitu Desa Plosokerep.

Desa Plosokerep merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan


Terisi. Pertumbuhan penduduk begitu tinggi karena dilihat dari banyaknya anak-
anak yang masih dalam usia sekolah akibat dari pernikahan usia dini. Usia anak-
anak satu dengan anak yang lainnya tidak terpaut sangat jauh. Ada beberapa kasus
pernikahan dini di Desa Plosokerep yaitu anak yang baru lulus SD diperbolehkan
untuk menikah. Sedangkan dalam Undangundang No 1 tahun 1974 tentang
perkawinan Bab 2 pasal 7 ayat 1 bahwa pernikahan diijinkan jika pihak pria sudah
mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita umur 16 tahun. Dari hal tersebut
terdapat suatu masalah yang terjadi antara kasus pernikahan usia dini dengan
peraturan Undang-undang perkawinan.

Namun, di Desa Plosokerep ini banyaknya pernikahan usia dini yang secara
hukum telah melanggar undang-undang tetapi dari oknum-oknum pemerintah
desa memperbolehkan anak-anak di bawah umur menikah dapat dilihat dari setiap
tahunnya ada pernikahan usia dini.

Dengan begitu pemerintah desa ini kurang tegas dalam menangani pernikahan
usia dini dengan memperbolehkan anak-anak menikah dengan belum cukup umur
dengan memanipulasi akta kelahiran. Dikarenakan persentase pernikahan dini
semakin meningkat dan lemahnya peran pemerintah daerah (desa) dalam
menangani permasalahan tersebut.

Selain itu juga pendidikan yang masih rendah serta motivasi untuk sekolah
yang dimiliki anak-anak di Desa Plosokerep, Indramayu kurang maksimal
walaupun dilihat dari perekonomian sebagian masyarakat tergolong kelas

19
menengah yang bisa memenuhi kebutuhan untuk pendidikan. Sehingga
mendorong munculnya kasus pernikahan usia dini di desa tersebut.

A. Faktor-faktor atau penyebabnya


Berikut beberapa faktor penyebab pernikahan dini:

1. Faktor Ekonomi

Biasanya ini terjadi ketika keluarga si gadis berasal dari keluarga kurang
mampu. Orang tuanya pun menikahkan si gadis dengan laki-laki dari keluarga
mapan. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi si gadis maupun orang tuanya. Si
gadis bisa mendapat kehidupan yang layak serta beban orang tuanya bisa
berkurang.

2. Faktor Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan orang tua, anak dan masyarakat membuat


pernikahan dini semakin marak. Menurut saya, Wajib Belajar 9 Tahun bisa
dijadikan salah satu 'obat' dari fenomena ini, dimisalkan seorang anak mulai
belajar di usia 6 tahun, maka saat dia menyelesaikan program tersebut, dia sudah
berusia 15 tahun.

Di usia 15 tahun tersebut, seorang anak pastilah memiliki kecerdasan dan


tingkat emosi yang sudah mulai stabil. Apalagi bila bisa dilanjutkan hingga Wajib
Belajar 12 tahun. Jika program wajib belajar tersebut dijalankan dengan baik,
angka pernikahan dini pastilah berkurang.

3. Faktor Orang tua

Entah karena khawatir anak menyebabkan aib keluarga atau takut anaknya
melakukan 'zina' saat berpacaran, maka ada orang tua yang langsung menikahkan
anaknya dengan pacarnya. Niatnya memang baik, untuk melindungi sang anak
dari perbuatan dosa, tapi hal ini juga tidak bisa dibenarkan.

4. Faktor Media Massa dan Internet

Disadari atau tidak, anak di jaman sekarang sangat mudah mengakses


segala sesuatu yang berhubungan dengan seks dan semacamnya, hal ini membuat

20
mereka jadi "terbiasa" dengan hal-hal berbau seks dan tidak menganggapnya tabu
lagi.

Memang pendidikan seks itu penting sejak dini, tapi bukan berarti anak-
anak tersebut belajar sendiri tanpa didampingi orang dewasa.

5. Faktor Biologis
Faktor biologis ini muncul salah satunya karena Faktor Media Massa dan
Internet diatas, dengan mudahnya akses informasi tadi, anak-anak jadi
mengetahui hal yang belum seharusnya mereka tahu di usianya.
Maka, terjadilah hubungan di luar nikah yang bisa menjadi hamil di luar
nikah. Maka, mau tidak mau, orang tua harus menikahkan anak gadisnya.

6. Faktor Hamil di Luar Nikah

Hamil di luar nikah bukan hanya karena "kecelakaan" tapi bisa juga
karena diperkosa sehingga terjadilah hamil di luar nikah. Orang tua yang
dihadapkan dalam situasi tersebut pastilah akan menikahkan anak gadisnya,
bahkan bisa dengan orang yang sama sekali tidak dicintai orang si gadis.

Hal ini semakin dilematis karena ini tidak sesuai dengan UU Perkawinan.
Rumah tangga berdasarkan cinta saja bisa goyah, apalagi karena keterpaksaan.

7. Faktor Adat

Faktor ini sudah mulai jarang muncul, tapi masih tetap ada.

B. Dampak atau akibatnya


Pernikahan dini pada remaja pada dasarnya berdampak pada segi fisik
maupun biologis remaja, yaitu:

Dampak bagi remaja yang melakukan pernikahan dini:


1. Remaja yang hamil akan lebih mudah menderita anemia selagi hamil dan
melahirkan, salah satu penyebab tingginya kematian ibu dan bayi.
2. Kehilangan kesempatan mengecap pendidikan yang lebih tinggi.

21
3. Interaksi dengan lingkungan teman sebaya berkurang.
4. Sempitnya peluang mendapat kesempatan kerja yang otomatis mengekalkan
kemiskinan (status ekonomi keluarga rendah karena pendidikan yang minim).

Dampak bagi sang anak: 


1. Lahir dengan berat rendah, sebagai penyebab utama tingginya angka kematian
ibu dan bayi.
2. Cedera saat lahir.
3. Komplikasi persalinan yang berdampak pada tingginya angka kematian.

Dampak bagi keluarga yang akan dibina: 


1. Kekerasan terhadap istri yang timbul karena tingkat berpikir yang belum
matang bagi pasangan muda tersebut.
2. Kesulitan ekonomi dalam rumah tangga.
3. Pengetahuan yang kurang akan lembaga perkawinan.
4. Rerelasi (menjalin hubungan kembali) yang buruk dengan keluarga.

C. Penanggulangan atau solusinya


Untuk itu, berikut adalah cara-cara yang bisa diterapkan untuk membantu
mengurangi adanya risiko pernikahan dini:
Menurut Maholtra, dkk (2011), terdapat banyak  program penanganan
pernikahan dini yang telah diterapkan diberbagai negara, namun berikut beberapa
program pencegahan pernikahan yang disampaikan:

a. Memberdayakan anak dengan informasi, ketrampilan, dan jaringan


pendukung lainnya.
Program ini berfokus pada diri anak dengan cara pelatihan, membangun
ketrampilan, berbagi informasi, menciptakan lingkungan yang aman, dan
mengembangkan jejaring dukungan yang baik. Program ini bertujuan agar anak
memiliki pengetahuan yang baik mengenai diri mereka dan agar mereka mampu
mengatasi kesulitan sosial dan ekonomi baik secara jangka panjang maupun
jangka pendek.
Beberapa program yang telah dilakukan sebelumnya yaitu:
latihan keterampilan hidup tentang kesehatan, nutrisi, keuangan, komunikasi,
negosiasi, pengambilan keputusan, dan tema yang terkait lainnya.
1. Pelatihan keterampilan vokasional agar anak-anak yang berisiko mengalami
pernikahan dini memiliki aktivitas yang berpenghasilan.

22
2. Pelatihan pengetahuan mengenai kesehatan sexual dan reproduksi
3. Kampanye berupa penyebaran informasi dan edukasi mengenai pernikahan
anak, sekolah, hak-hak, dan kesehatan sexual dan reproduksi dengan
menggunakan berbagai media
4. Mentoring  dan pelatihan peer group yang ditujukan untuk pemuda/pemudi,
orang dewasa lainnya, guru, dll, agar menunjang penyebaran informasi dan
mendukung anak-anak perempuan yang berisiko menikah dini.
5. “Safe spaces” atau forum, kelompok, dan pertemuan yang memungkinan
adanya proses tatap muka, berkumpul, terhubung, dan bersosialisasi dengan
lingkungan di luar rumah.
 
b. Mendidik dan menggerakkan orangtua dan anggota komunitas
Keterlibatan orangtua dan komunitas adalah strategi kedua yang paling
banyak digunakan dalam penelitian. Tujuan utama dari strategi ini ialah untuk
menciptakan suatu lingkungan yang baik, disebabkan karena ditangan keluarga
dan anggota masyarakat yang tua-lah keputusan pernikahan anak dilakukan atau
tidak.

Program yang melibatkan strategi ini diantaranya ialah:


1. Pertemuan tatap muka dengan orangtua, komunitas, dan pemuka agama untuk 
memperoleh dukungan
2. Edukasi terhadap kelompok dan komunitas mengenai konsekuensi dan
alternatif terhadap pernikahan anak.
3. Kampanye berupa penyebaran informasi dan edukasi mengenai pernikahan
anak, sekolah, hak-hak, dan kesehatan sexual dan reproduksi dengan
menggunakan berbagai media
4. Kampanye yang dilakukan oleh pemimpin masyarakat yang berpengaruh,
kepala keluarga, dan anggota komunitas
 
c. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan formal bagi anak
Penelitian banyak yang menemukan bahwa pendidikan bagi anak
perempuan sangat berkorelasi dengan penundaan usia menikah. Di sekolah, anak
dapat mengembangkan ketrampilan sosial sehingga memungkinkan adanya
perubahan norma mengenai pernikahan dini.
1. Menyiapkan, melatih, dan mendukung anak-anak perempuan untuk mendaftar
sekolah
2. Program peningkatan kurikulum sekolah dan pelatihan guru untuk
menyampaikan materi dan topik seperti ketrampilan hidup, kesehatan sexual
dan reproduksi, HIV/AIDS, dan kesadaran peran gender.
3. Program pemberian uang tunai, beasiswa, subsidi, seragam, dan suplai lainnya
agar anak-anak perempuan bersedia menjalani proses belajar mengajar.
 
d. Menawarkan dukungan ekonomi dan pemberian insentif pada anak dan

23
keluarganya

e. Membuat dan mendukung kebijakan terhadap pernikahan dini.

24
BAB 3

PENUTUP
A.      KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah maslah sosial ini adalah :

1. Masalah sosial menyangkut nilai-nilai  sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan
persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan dengan hukum dan
bersifat merusak.
2. Sesuai dengan sumber-sumbernya maslah sosial dapat diklasifkasikan dalam keempat
kategori, yaitu  faktor-faktor ekonomis, biologis, biofsikologis dan kebudayaan.
3. Kepincangan Merupakan Masalah Sosial atau Tidak, Perhatian Masyarkat dan Masalah
Sosial
4. Beberapa masalah sosial penting yang dibahas meliputi, PSK, perjudian, pernikahan dini.
5. Dalam memecahkan masalah sosial ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu,
metode preventif dan metode represif.

B.       SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan bagi para pembaca baik itu dari kalangan remaja,
dewasa dan terkhususkan untuk pelajar telah mengerti dan memahami masalah sosial, sehingga
dapat menerapkan nya dalam kehidupan masyarakat dan mengurangi tingkat permasalahan sosial
yang terjadi dlam masyarakat itu sendiri. 

25

Anda mungkin juga menyukai