net/publication/343078795
CITATION READS
1 191
2 authors:
2 PUBLICATIONS 1 CITATION
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
89 PUBLICATIONS 95 CITATIONS
SEE PROFILE
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Konsep Manajemen Trans Batik Solo sebagai Pendukung Sektor Pariwisata di Kota Surakarta View project
All content following this page was uploaded by Putu Ayu Vindytha on 15 February 2021.
Abstrak—Kota Pontianak adalah salah satu kota di Indonesia berkelanjutan. Selain itu, kepentingan dari pelestarian adalah
yang memiliki kawasan cagar budaya yang terdiri dari Istana untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap mempertahankan
Kadriah, Masjid Jami, dan Kampung Beting. Sebagai kawasan kelestarian cagar budaya itu sendiri. Hal tersebut memberikan
cagar budaya, upaya konservasi harus dilakukan untuk mencegah
kesempatan kepada pengelola cagar budaya untuk terbuka
kerusakan dan hilangnya nilai sejarahnya. Salah satu upaya yang
bisa dilakukan adalah menjadikannya sebagai warisan destinasi secara umum dan wisatawan sehingga mengenalkan dan
wisata. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu ditemukan potensi menumbuhkan rasa tanggung jawab akan pelestarian cagar
dan kelemahan yang ada pada kawasan tersebut. Paradigma yang budaya bagi generasi yang akan datang [5]. Salah satu langkah
digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivis dengan pengembangan cagar budaya adalah dengan menjadikannya
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan sebagai destinasi wisata.
dalam dua tahapan. Tahap pertama dengan menggunakan
Pengembangan kawasan cagar budaya sebagai destinasi
kuesioner dari teknik pengambilan sampel acak kepada
wisatawan pada kawasan. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa wisata heritage memberikan banyak pengaruh pada berbagai
sebagian besar wisatawan datang karena mereka tertarik pada bidang seperti ekonomi, sosial, politik dan edukasi [1]. Untuk
kegiatan pariwisata dan ingin mengetahui sejarah kawasan cagar mencapai pengembangan yang berhasil perlu ada proses
budaya. Selanjutnya, tahapan kedua dilakukan dengan cara perlindungan untuk menjaga keaslian cagar budaya, hubungan
observasi lapangan. Pada observasi lapangan yang dilakukan kerja sama antar pemangku kepentingan, aksesibilitas yang
ditemukan beberapa kondisi eksisting untuk disamakan dengan
memadai untuk menuju kawasan, dan memberikan pelajaran
persepsi wisatawan. Nilai sejarah dan bangunan cagar budaya
merupakan potensi yang cukup menonjol tetapi lingkungan mengenai pentingnya cagar budaya [6]. Pengembangan
sekitarnya masih perlu dilakukan untuk pemeliharaan dan pariwisata heritage juga tidak terlepas dari peran serta
pengembangan lebih lanjut. Masalah dengan kawasan ini adalah masyarakat didalamnya [7]. Dengan adanya peran serta
dari pengelolaan, pendanaan dan kebutuhan fasilitas yang masyarakat dalam pengembangan pariwisata heritage
mendukung pengembangan kawasan sebagai sebuah destinasi diharapkan dapat menciptakan keselarasan, keserasian dan
wisata heritage.
kesimbangan sehingga terpeliharanya mutu dan keberlanjutan
Kata Kunci— Destinasi Wisata, Heritage, Kawasan Cagar Budaya,
sumber daya alam maupun budaya, meningkatkan
Kelemahan, Potensi kesejahteraan masyarakat lokal, terwujudnya keseimbangan
antara sumber daya alam dan budaya, kesejahteraan masyarakat
lokal serta kepuasan wisatawan [7].
I. PENDAHULUAN Beberapa kota di Indonesia memiliki setidaknya satu atau
Pontianak. Kawasan cagar budaya Kota Pontianak terletak di Hal tersebut menunjukan bahwa ke 14 pertanyaan dari masing-
Kecamatan Pontianak Timur. Kawasan ini berbatasan langsung masing variabel bersifat valid. Selanjutnya dalam menentukan
dengan Sungai Kapuas di sebelah barat dan Sungai Landak di reliabilitas dilihat dari Nilai Cronbach’s Alpha. Variabel dibagi
sebelah utaranya. menjadi 4 kategori besar yang masing-masing terdiri dari 2
sampai 4 pertanyaan. Kategori variabel pertama yaitu daya tarik
memiliki nilai 0,616 sedangkan variabel kedua yaitu
aksesibilitas memiliki nilai 0,843. Variabel citra kawasan
memiliki nilai 0,692 dan variabel fasilitas pendukung memiliki
nilai 0,747. Keempat nilai tersebut >0,600 sehingga dapat
dinyatakan bahwa kuesioner reliabel.
Tabel 3.
Uji Reliabilitas Kuesioner
Vari
Case Processing Summary Reliability Statistics
abel
Cronbach's N of
N %
Alpha Items
V1 Valid 96 100
Cases Excludeda 0 .0 0.616 2
Total 96 100
Cronbach's N of
N %
Alpha Items
V2 Valid 96 100
Cases Excludeda 0 .0 0.843 4
Gambar 1. Peta Lokasi Wilayah Penelitian Total 96 100
Cronbach's N of
N %
Alpha Items
B. Tahapan Pertama Identifikasi Potensi dan Kelemahan V3 Valid 96 100
Kawasan Cagar Budaya Cases Excludeda 0 .0 0.692 3
1) Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Total 96 100
Cronbach's N of
Langkah pertama dalam tahapan ini adalah menguji validitas N %
Alpha Items
dan reliabiltas kuesioner menggunakan aplikasi IBM SPSS V4 Valid 96 100
Statistic 24. Variabel atau pertanyaan dapat dikatakan valid Cases Excludeda 0 .0 0.747 5
apabila rhitung > rtabel. Nilai rtabel untuk jumlah responden Total 96 100
sebanyak 96 orang adalah 0,202. Sedangkan kuesioner
dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
2) Penentuan Interval Kelas Potensi dan Kelemahan
Tabel 2. Kawasan Cagar Budaya
Uji Validitas Pertanyaan Kuesioner
Dari 96 orang wisatawan yang datang pada kawasan cagar
Skor
Nama Pertanyaan Korelasi
Keterang budaya, 35 orang diantanya datang karena tertarik dengan
an aktivitas wisata yang terdapat pada kawasan, 33 orang lainnya
Total (r)
V1.1 Daya Tarik Wisata - Jenis Wisata 0,247 Valid datang untuk mengetahui sejarah kawasan, 13 orang datang
V1.2 Daya Tarik Wisata - Atraksi 0,365 Valid untuk melihat dan mempelajari arsitektur dari bangunan dalam
Wisata
V2.1.1 Aksesibilitas – Waktu dan Jarak 0,472 Valid
kawasan cagar budaya, 8 orang datang karena mengikuti tur
Tempuh wisata dan 7 orang lainnya merupakan orang-orang yang
V2.1.2 Aksesibilitas – Waktu dan Jarak 0,491 Valid memang berdomisili di sekitar kawasan. Menurut 59 orang
Tempuh yang merupakan dominasi jawaban terbanyak, mengetahui
V2.2 Aksesibilitas - Kondisi Jalan 0,640 Valid kawasan ini dari teman atau saudara dan yang lainnya
V2.3 Aksesibilitas - Sarana 0,641 Valid
Transportasi
mengetahui kawasan melalui promosi dimedia cetak, televisi
Citra Kawasan - Keadaan dan ataupun media online.
V3.1 0,576 Valid
Kondisi Kawasan Dari hasil pengumpulan, tabulasi dan perhitungan hasil
V3.2 Citra Kawasan - Kondisi 0,615 Valid kuesioner kepada 96 orang sampel pada kawasan cagar budaya,
Bangunan
V3.3 Citra Kawasan - Fasilitas Umum 0,652 Valid
didapatkan hasil untuk masing-masing variabel. Nilai tersebut
V4.1 Fasilitas Pendukung - Kesenian 0,526 Valid kemudian dipisahkan kedalam 3 interval kelas. Hasil dari
V4.2 Fasilitas Pendukung - 0,691 Valid perhitungan masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel
Perbelanjaan berikut.
V4.3 Fasilitas Pendukung - Penginapan 0,573 Valid
V4.4 Fasilitas Pendukung - Rumah 0,555 Valid
Makan
V4.5 Fasilitas Pendukung - Tempat 0,474 Valid
Parkir
Dari ke 14 pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner,
seluruhnya memiliki nilai (rhitung) yang lebih besar dari 0,202.
JURNAL PENATAAN RUANG Vol. 15, No. 1, (2020) ISSN: 2716-179X (1907-4972 Print) 17
Tabel 4.
Interval Kelas Variabel
Sub-
Nilai Keterangan
Variabel
Cukup Berpotensi
Jenis Wisata 3.67
Didominasi jawaban setuju sebanyak 39.6%
Cukup Berpotensi
Atraksi
2.49 Didominasi jawaban tidak setuju sebanyak
Wisata
41.7%
Jarak Berpotensi
3.89
Tempuh Didominasi jawaban setuju sebanyak 47.9%
Waktu Berpotensi
3.83
Tempuh Didominasi jawaban setuju sebanyak 46.9%
Keadaan Berpotensi Gambar 2. Alur Walkthrough Analysis Segmen 1
3.82
Jalan Didominasi jawaban setuju sebanyak 53.1%
Berpotensi
Transportasi 3.91 2) Walkthrough Analysis – Segmen 2
Didominasi jawaban setuju sebanyak 47.9%
Sub- Rute walkthrough analysis pada segmen 2 dimulai dari
Nilai Keterangan
Variabel bangunan Istana Kadriah, lurus menuju Masjid Jami’ dan
Kondisi Berpotensi
Bangunan
3.72
Didominasi jawaban setuju 47.9%
koridor pinggir sungai utara. Dalam rute segmen 2 ditemukan
Keadaan dan adanya jembatan penghubung antara area Istana dan area
Cukup Berpotensi
Kondisi 3.34
Didominasi jawaban ragu sebanyak 40.6% Masjid Jami’, parkir kendaraan roda dua, bangunan cagar
Lingkungan budaya yaitu Masjid Jami’, taman dan lingkungan sekitar
Fasilitas Cukup Berpotensi
2.81 Masjid Jami’, dermaga kapal atau sampan, kapal Galaherang
Umum Didominasi jawaban ragu sebanyak 44.8%
Fasilitas Cukup Berpotensi dan jalan sepanjang pinggiran sungai sebelah utara kawasan.
2.42
Kesenian Didominasi jawaban ragu sebanyak 44.8%
Fasilitas Cukup Berpotensi
2.68
Perbelanjaan Didominasi jawaban ragu sebanyak 46.9%
Cukup Berpotensi
Fasilitas
2.43 Didominasi jawaban tidak setuju sebanyak
Penginapan
52.1%
Fasilitas
Cukup Berpotensi
Tempat 2.80
Didominasi jawaban ragu sebanyak 44.8%
Makan
Fasilitas
Berpotensi
Tempat 4.00
Didominasi jawaban setuju sebanyak 50%
Parkir
4) Walkthrough Analysis – Segmen 4 Syarif Abdurrahman. Masjid ini juga didirikan pada tahun 1771
Rute walkthrough analysis pada segmen 4 dimulai dari jalan dan menjadi lambang penyebaran agama Islam di Kota
kecil di samping Masjid Jami’. Banyak sekali jalur yang Pontianak. Selain itu, wisatawan juga dapat menyusuri tepian
ditemukan untuk masuk ke dalam Kampung Beting. Namun sungai Kapuas melalui jalan-jalan koridor tepian sungai dan
jalan kecil di samping Masjid Jami’ dipilih karena ukuran jalan melihat kehidupan masyarakat tepian Sungai Kapuas.
yang lebih lebar dan lebih mudah ditemukan. Selanjutnya dari Wisatawan dapat menikmati sungai dari dekat dari koridor dan
jalan tersebut lurus ke utara dan terus mengikuti alur jalan dermaga-dermaga disepanjang pinggiran sungai Kapuas.
perkampungan. Wisatawan juga dapat menyusuri perkampungan dengan
jembatan (gertak) yang terdapat di dalam Kampung Beting
untuk melihat kehidupan masyarakat pada permukiman di atas
air tersebut. Kehidupan masyarakat Kampung Beting yang rata-
rata bekerja sebagai pengayuh sampan juga menjadi salah satu
kegiatan yang menarik untuk dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] V. Gitera, "The Development and Promotion of Heritage Tourism in
Rwanda," Cape Peninsula University of Technology, Capetown (2008).
[2] S. Millar, "Heritage Management for Heritage Tourism," Tourism
Management, Vol. 10, No. 3, (1989) 9-14 .
[3] M. Syaifulloh and B. Wibowo, "Pemanfaatan Benda Cagar Budaya
sebagai Potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bagi Masyarakat Sekitar
di Kota Pontianak Kalimantan Barat," Jurnal Sejarah dan Budaya, Vol.
10, No. 2 (2016) 222-233.
[4] Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat, "Peraturan Daerah
Provinsi Kalimantan Barat Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Pelestarian
Warisan Budaya dan Cagar Budaya," Pontianak (2019).
[5] M. Li, B. Wu and L. Cai, "Tourism Development of World Heritage Sites
in China," Tourism Management, Vol. 29, No. 2 (2008) 308-319.
[6] S. Boyd, "Cultural and Heritage Tourism in Canada: Opportunities,
Principles and Challenges," Tourism and Hospitality Research, Vol. 3,
No. 3 (2001) 211-233.
[7] D. Prasiasa, ”Destinasi Pariwisata Berbasis Masyarakat,” Jakarta,
Salemba Humanika (2013).
[8] Pemerintah Daerah Kota Pontianak, "Peraturan Daerah Kota Pontianak
Nomor 2 Tahun 2013 Tentang RTRW Kota Pontianak Tahun 2013-2033,"
Pontianak (2013).
[9] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, "Peraturan Daerah Kota
Pontianak Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Pontianak Tahun 2015-2019," Pontianak (2014).
[10] S. Syahroni, "Pemkot Pontianak Benahi Kampung Beting Menuju
Kawasan Destinasi," Tribun Pontianak, 25 Februari 2017. [Online].
Available: http://pontianak.tribunnews.com/2017/02/25/pemkot-
pontianak. [Diakses 26 Februari 2019].
[11] L. Groat and D. Wang, “Architectural Research Methods Second
Edition,” USA: John Wiley and Sons (2013).
[12] S. Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,”
Bandung: Penerbit Alfabeta (2018).
[13] Ministry of the Environment. (2006, February). Urban Design Toolkit,
Third Edition. [Online]. Available:
https://www.mfe.govt.nz/sites/default/files/urban-design-toolkit-third-
edition.pdf. [Diakses 28 Februari 2020].