KELAS : A
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
sapi perah. Manajemen sebagai pedoman agar tidak terjadi kerugian baik secara
materi maupun kerugian secara genetik dan agar terciptanya sebuah usaha
peternakan yang efektif dan efisien. Susu sebagai hasil utama dari ternak perah
khususnya sapi perah dihasilkan melalui suatu peternakan sapi perah. Kualitas dan
kuantitas serta kontinuitas produksi susu dari suatu perusahaan peternakan sapi
perah sangat penting untuk menjamin kelangsungan produksi dari peternakan sapi
perah. Dalam menjaga kelangsungan produksi susu yang stabil dan tidak terjadi
penting dalam upaya menyediakan bakalan balk sebagai pengganti induk mapun
perlu dilakukan sedini mungkin atau sejak pedet baru lahir, mengingat 25-30%
dari pedet yang lahir akan mengalami kematian pada periode 4 bulan pertama
(SIREGAR,1992) .
Proses pemerahan merupakan aspek penting dalam peternakan sapi perah. Hal
ini disebabkan karena susu adalah produk utama dari sapi perah, dan jika tidak
ditangani dengan baik, maka kualitas susu yang dihasilkan tidak akan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Susu sebagai bahan yang kaya dengan
susu, demikian juga berbagai pencemer lainnya berupa material fisik dari
lingkungan sekitar, dan juga susu sangat mudah menyerap bau yang ada.
Berdasarkan hal ini, maka dibutuhkan penangan khusus sebelum, ketika, dan
setelah proses pemerahan ternak, demikian juga susu yang dihasilkan, harus
segera ditangani dengan baik dan benar, tentu tujuan utamanya adalah untuk
mekanik masih jarang dijumpai, hal ini karena masih rendahnya pemilikan sapi
perah yaitu antara 2-5 ekor per peternak. Begitu pula dalam penggunaan peralatan
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui dan menpelajari cara serta teknik pemerahan susu agar
pada proses pemerahan tidak terjadinya pencemaran terhadap susu serta kualitas
susu terjamin.
BAB II
PEMBAHASAN
dengan alas kandang dari jerami padi . Kandang pedet dibagi atas dua yaitu :
1. Kandang Individu
Kandang yang dipergunakan untuk satu ekor anak sapi. Kandang ini
dipergunakan sejak anak sapi dipisahkan dari induknya sampai anak sapi berumur
8-10 minggu. Dengan menggunakan sistem kandang ini anak sapi tidak saling
berhubungan satu dengan lainnya, hal ini sangat menguntungkan karena dapat
mencegah menularnya penyakit apabila salah satu anak sapi tersebut menderita
suatu penyakit.
2. Kandang Kelompok
Kandang untuk anak sapi yang lebih dari satu ekor. Banyaknya anak sapi
kandang kelompok diisi 6 - 10 ekor dan kandang ini dipergunakan untuk anak-
anak sapi yang tidak lagi mendapatkan air susu (diberikan air susu). Kandang
dilengkapi dengan tempat makanan / konsentrat dan bak makanan ini harus cukup
untuk semua anak sapi apabila makan pada saat yang sama.
dibuat dari kayu, ram kawat atau jeruji besi. Kandang ini biasanya ditempatkan di
padang rumput yang terbuka dan bersih. Halaman kandang anak sapi harus bebas
lendir pada hidung, mulut, dan lendir yang ada diseluruh tubuhnya karena cairan
yang menutupi hidung akan mengganggu pernafasan anak sapi . Selanjutnya pedet
dimasukan kedalam kandang anak yang sudah diberi alas jerami padi/kain kering
dilakukan pemotongan terhadap tali pusar. Tali pusar yang masih menggantung
kedalam larutan yodium dilakukan setiap hari sampai tali pusar kering.
2.1.3.Pemberian Kolostrum
ambingnya . Kolostrum diberikan pada anak sapi dengan menggunakan dot bayi
00 dan slang pukul 14 :00. Selanjutnya kolostrum diberikan setiap hari secara
berturut-turut dengan jumlah dan jadwal yang sama selama 4 hari sampai
memperoleh kolostrum dari induknya. Untuk itu I jam setelah lahir pedet diberi
kolostrum dari induknya. Apabila tidak diperoleh kolostrum dapat dibuat secara
Pemberian susu terhadap pedet dilakukan dengan cara memerah induk setiap
hari kemudian pedet dilatih untuk meminumnya melalui ember. Susu diberikan 2
kali sehari yaitu pagi hari sekitar pkl. 08:00 dan slang hari sekitar pkl. 14:00.
Jumlah pemberian setiap ekor pedet setiap hari masing-masing sebanyak 3 It, 4 It
dan 3 It secara berturut-turut mulai umur 5-30 hari, 31-60 hari, dan 61-90 hari.
disapih. Susu merupakan makanan utama bagi pedet. Kelangsungan hidup dan
itu pemberian susu bagi pedet perlu mendapat perhatian dan penanganan yang
baik.
2.1.5. Pemberian konsentrat
Anak diajarkan makan konsentrat setiap hari dengan pemberian sebanyak 0,5-
1 kg pada mulai umur 60-90 hari. Pedet dilatih memakan konsentrat dengan
perlu dilakukan sedini mungkin karena pada umur 2,5-3 bulan rumen dan
Sebaliknya volume abomasum dan omasum menyusut kecil mencapai 30% dari
menjadi 80%, reticulum 5%, omasum 8% dan abomasum 7%. (AAK, 1995).
2.1.6. Pemberian hijauan
kg/ekor, 0,5 kg/ekor dan I kg/ekor secara berturut-turut mulai umur 21-30 hari,
31-60 hari dan 61- 90 hari. Rumput yang diberikan pada pedet dipilih yang masih
muda dan kemudian dipotong-potong dengan golok atau mesin chopper sehinga
mudah dicerna oleh anak sapi. Sebagaimana konsentrat rumput (hijauan) perlu
dikenalkan dan diberikan sedini mungkin. Pemberian rumput yang dimulai pada
2.1.7. Penyapihan
Dua puluh hari menjelang penyapihan, pemberian susu dikurangi sedikit demi
sedikit sampai tidak diberi susu, sebaliknya pemberian konsentrat dan hijauan
ditingkatkan sampai saat disapih, sehingga terbiasa dan tidak mengalami stres
herat . Setelah berumur 90 hari pedet dipisah dari pemberian susu untuk teals
menjadi lebih hemat dan volume susu yang dijual dapat ditingkatkan .
2.1.1. Perkandangan
dengan ventilasi yang sempurna, dinding, atap, lantai, tempat pakan, tempat
minum, drainase, dan bak penampungan kotoran yang baik pula. Tanpa kandang,
1. Kandang tunggal
Kandang tunggal atau individu adalah kandang yang hanya terdiri satu ruangan
atau bangunan dan didesain hanya digunakan untuk memelihara ternak satu ekor.
Kandang koloni
2. Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu bangunan atau
satu ruangan, tetapi digunakan untuk memelihara ternak secara berkelompok atau
bersama-sama, biasanya pada kandang ini terdiri dari 2 macam yaitu : kandang
facetofacedantailtotail.
Pakan sapi terdiri dari hijauan sebanyak 60% (Hijauan, lamtoro, rumput
gajah, rumput benggala atau rumput raja, daun dan batang jagung,) dan
konsentrat (40%). Umumnya pakan diberikan dua kali per hari pada pagi dan sore
hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dara umumnya diberikan sebanyak 10% dari
bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. .
2.2.3. Program perkawinan
Pada sapi dara untuk pertama kali harus diperhatikan dewasa tubuh dan
setiap jenis sapi memiliki berat standar yang berbeda. Sapi dara rata-rata di
2.2.4.Penanganan kesehatan
Penganan kesehatan yang dilakukan pada sapi dara hampir sama dengan sapi
laktasi yaitu :
1. Memandikan sapi
2. Pemotongan kuku
Pemberian obat cacing dapat dilakukan 6 bulan sekali. Hal ini untuk
terserap seluruhnya.
rumput-rumputan dalam keadaan segar atau kering) dan konsentrat yang tinggi
penyusunan ransum sapi adalah ransum cukup mengandung protein dan lemak,
ransum tersusun dari bahan pakan yang dibutuhkan ternak (Akoso, 1996).
Bahan pakan ternak sapi pada dasarnya dapat digolongkan menjadi tiga,
yakni pakan hijauan, pakan penguat dan pakan tambahan (Girisonta, 1995).
Pakan hijauan adalah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman atau
jenis pakan hijauan adalah rumput, legume dan tumbuhtumbuhan lain, yang dapat
Hijauan segar adalah pakan hijauan yang diberikan dalam keadaan segar,
dapat berupa rumput segar ,batang jagung muda, kacang-kacangan dan lain-lain
Hijauan kering adalah pakan yang berasal dari hijauan yang dikeringkan
misalnya jerami dan hay (Anonimus, 1996). Pakan hijauan untuk induk laktasi
dapat diberikan dalam bentuk kering(hay) maupun dalam bentuk basah atau
masih sulit dilakukan karena banyak hijauan yang sudah tua dan sukar
kandungan serat kasarnya relatif rendah dan mudah dicerna. Bahan dapat berupa
dedak atau bekatul, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ketela pohon atau
gaplek dan lain-lain. Pada umumnya peternak menyajikan pakan konsentrat ini
masih sangat sederhana, yakni hanya membuat susunan pakan/ ransum yang
terdiri dari dua bahan saja, dan bahkan ada yang hanya satu macam bahan saja
(Sudono, 1983).Pakan tambahan bagi ternak sapi biasanya berupa vitamin dan
mineral. Pakan tambahan ini dibutuhkan oleh sapi yang dipelihara secara intensif
kalsium dan posfor (Sutardi, 1984). Ukuran pemberian pakan untuk mencapai
: 40.
dibawah sinar matahari kemudian di simpan dalam bentuk kering dengan kadar air
12%-30%, warna tetap hijau dan berbau enak.Prinsip pembuatan hay adalah
menurunkan kadar air hijauan secara bertahap tetapi berlangsung secara cepat.
Tujuan menurunkan kadar air adalah agar sel-sel hijauan tersebut cepat mati dan
kimia baik berupa respirasi maupun fermentasi yang dapat menghasilkan panas.
Pada hijauan, keadaan ini akan dicapai pada bahan kering 80-85%. Panas yang
dipakai berasal dari sinar matahari, dengan demikian proses pengeringan sangat
Kelebihan Hay
Kelemahan
a.Metode Hamparan
yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari
hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya
b.Metode Pod
hijauan yang telah dijemur selama 1 – 3 hari (kadar air ± 50%). Hijauan yang
akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat
kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur.
Langkah Pembuatan Hay
a) Alat
- Pelataran untuk menjemur rumput dan rak untuk menghamparkan rumput yang
akan dikeringkan
- Alat pengukur kandungan air hay (Delmhorst digital hay meter andbale sensor)
b) Bahan
c) Cara Kerja
- Bila dilakukan pengeringan dengan sinar matahari kerjakan dilantai jemur, jika
lantai jemur menggunakan para-para yang mendatar maupun yang miring, hijauan
dengan panjang yang memadai dengan mesin pengering tersebut. Gunakan suhu
pengering 100-250 _C, hentikan bila kandungan air sudah mencapai 12-20 %.
d) Penyimpanan Hay
- Hay harus di simpan di tempat yang kering, terlidung dari air hujan, sebaiknya
- Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas, tidak
2. SILASE
diawetkan dalam keadaan segar (dengan kandungan air 60-70 %) melalui proses
fermentasi dalam silo. Silo dapat dibuat diatas tanah yang bahannya berasal dari:
tanah, beton, baja, anyaman bambu, tong plastik, drum bekas dan lain sebagainya.
Didalam silo tersebut tersebut akan terjadi beberapa tahap proses anaerob (proses
tanpa udara/oksigen), dimana bakteri asam laktat akan mengkonsumsi zat gula
kandungan nutrisi yang terdapat pada hijauan atau bahan pakan ternak lainnya,
agar bisa di disimpan dalam kurun waktu yang lama, untuk kemudian di berikan
Pembuatan Silase
- Alat
a) Silo
Alat yang akan dipakai untuk melakukan proses fermentasi, pengawetan hijauan,
dicacah.
c) Plastik atau bahan lain yang tidak tembus rembesan air sebagai pelapis pada
a) Hijauan makanan ternak (bahan yang telah dipanen) yang akan diawetkan
b) Bahan pengawet (additif) yang dipilih dari salah satu yang tersebut di atas.
b) Bila tidak dicampur dengan bahan pengawet/ additif, hijauan yang telah
selapis untuk hijauan dengan ketebalan 10 cm, kemudian diaduk sampai rata.
c) Hijauan yang telah dicampur dengan additif atau pengawet, ditekan kuat-
kuat dalam silo (bak silo/kantung plastik), dipadatkan dengan jalan diinjak-injak
sehingga tidak ada lagi udara yang tersisa (hampa udara). Silo diisi padat atau nya.
- pH sekitar 4
- Tidak berlendir
- Tidak berbau mentega tengik
2.3.2 Perkandangan
Luas minimum per ekor untuk kandang sapi dara/dewasa adalah untuk
umur 6-12 bulan 2,7 m2, umur 13-18 bulan 3,7 m2 dan untuk umur 19-24 4,7 m2
(Coletti, 1966).
Ada tiga tipe yang bisa digunakan pada kandang konvensional dengan ukuran
yang berbeda tergantung pada bangsa sapi yang dipelihara. Tipe-tipe tersebut
adalah:
pipa besi atau kayu yang kuat. Sistem ini dapat dibuat untuk keseluruhan sapi-sapi
atau dibuat untuk tiap ekor sapi. Sistem ini sapi-sapi kurang dapat bergerak
2. Tie Stalls (tipe kandang dimana leher sapi diikat dengan rantai pada
pipa besi)
Tipe kandang di mana sapi-sapi diikat Iehernya dengan rantai besi atau tali
yang kuat dan ditambatkan pada pipa besi yang dibuat khusus pada bagian dalam
bak makanan.
kandang).
sepanjang kandang tersebut. Sapi-sapi tidak diikat tetapi pada setiap kandang
dibatasi besi yang dialirkan arus listrik, sehingga apabila sapi tersebut akan
bergerak ke kanan atau ke kiri badan sapi terkena besi tersebut, akhirnya sapi akan
terdiam.
Pada sistem kandang ini semua sapi dilepas di dalam kandang yang luas
murah dan untuk usaha peternakan yang besar serta membutuhkan sedikit tenaga
kerja.
2.3.3. Penyakit
kelenjar susu. Hal ini terjadi karena puting yang habis diperah terbuka kemudian
(Djojowidagdo, 1982 ).
sapi perah betina dalam 72 jam setelah melahirkan dengan tandatanda tubuhnya
bergoyang kanan kiri saat berjalan (sempoyongan), bila tidak cepat diobati sapi
akan jatuh dan berbaring. Pengobatan dilakukan dengan menyuntikkan 250 - 500
ml kalsium boroglukonat ke dalam pembuluh darah). Jika dalam 8-12 jam tidak
Masa kering sapi perah mulai dilaksanakan kira-kira delapan minggu sebelum
ternak tersebut melahirkan. Pada kondisi ini ternak perlu mendapatkan perhatian
yang ekstra agar ternak tetap sehat sehingga untuk produksi yang akan datang
menjadi lebih baik. Tujuan di laksanakannya masa kering pada sapi ternak yang
bunting ini adalah untuk mengembalikan kondisi tubuh atau memberi istirahat
sapi dan mengisi kembali kebutuhan vitamin serta mineral dan menjamin
(2009), masa kering sapi perah yang terlalu pendek menyebabkan produksi susu
turun. Masa kering sapi perah secara normal adalah 80 hari dan pakan terus dijaga
menuju masa kering sapi perah dapat dilakukan dengan cara pengaturan
sebagai berikut :
hanya diperah sekali sehari selama beberapa hari. Selanjutnya satu hari diperah
dan hari berikutnya tidak diperah. Kemudian induk diperah 3 hari sekali hingga
tetapi setiap kali pemerahan tidak sekali puting atau keempat puting itu diperah,
jadi keempat puting itu diperah secara bergantian. Setiap kali memerah hanya 2
puting saja, dan hari berikutny a bergantian puting lainnya. Hal ini dilakukan
beberapa hari hingga akhirnya tidak diperah sama sekali. Cara ini dilakukan pada
dilakukan dengan tiba-tiba. Cara pengeringan semacam ini didahului dengan tidak
hijauan pun dikurangi tinggal seperempat bagian saja. Cara ini lebih efektif dan
pemerahan berselang.
Terdapat tiga tahap pemerahan yaitu pra pemerahan, pelaksanaan pemerahan dan
2.3.1.Fase Persiapan
puting sapi, sapi yang akan diperah dibersihkan dari segala kotoran, tempat dan
peralatan telah disediakan dan dalam keadaan yang bersih (Muljana, 1985).
2.3.1.Pelaksanan Pemerahan Susu
Proses pemerahan yang baik harus dalam interval yang teratur, cepat,
(Prihadi, 1996).
yang pokok dari keseluruhan pekerjaan bagi usaha ternak perah. Tugas kedua
adalah menjaga agar sapi tetap sehat dan ambing tidak rusak. Pelaksanaan
pemerahan yang kurang baik, mudah sekali menimbulkan kerusakan pada ambing
dan puting karena infeksi mastitis, yang sangat merugikan hasil susu.
dahulu menggunakan air bersih. Yang lebih penting adalah bagian puting
ambingnya. Karena jika puting sapi yang akan diperah dalam keadaan masih
mikroba pada susu akan tumbuh dan berkembang lebih cepat dan nilai kwalitas
susu menjadi jelek dan dianggap susu rusak. Jika susu sudah dalam keadaan rusak
d) Listrik dinyalakan
bagian putingnya
mana
d) Jika waktu pemerahan lebih cepat, maka dampak tercemarnya mikroba lebih
kecil
2. Kekurangan
b) Jika semua mesin dinyalakan maka listrik yang terpakai juga harus besar
peralatan penanganan yang baik dan benar sesuai tempat tahapan penanganan
a. Ember Susu
b. Saringan Susu / Strainer
Fungsi : Benda-benda asing yang terikut air susu pada waktu pemerahan (rambut,
sel ephithel, kotoran lain), perlu disaring agar air susu benar-benar bersih.
c. Milk Can
Fungsi : Sebagai alat untuk menampung dan menyimpan sementara susu hasil
berpenutup rapat dan umumnya berkapasitas 5, 10, 20, 30, 40, 50 liter.
pemerahan dilakukan dengan membuat tekanan vakum pada penampung dan susu
diperah kedalam penampung melalui unit perah . Pemerahan dengan mesin perah
akan mengurangi kontak susu dengan tukang perah dan lingkungan kandang,
sehingga susu hasil perahan lebih bersih dan higienis. Selain itu juga jumlah sapi
1. Pompa Vakum
2. Pulsator
3. Milk claw
pendingin (cooling unit) sesudah melalui tabung pengukur produksi yang terdapat
pada setiap mesin. Sapi yang akan diperah digiring ke bangsal pemerah melalui
suatu tempat (holding area) yang luasnya terbatas dan sapi berdesakan. Di holding
area sapi dibersihkan dengan sprayer dari segala arah, selanjutnya sapi satu per
b.Sistem sirip ikan berbentuk wajik (heringbone diamond shaped polygon milking
parlor}
Sistem ember adalah salah satu sistem pemerahan yang menggunakan mesin
sebagai pengganti tangan yang dapat dipindah-pindah dari tempat satu ke tempat
lain. Sitem ini cocok digunakan untuk petemak kecil.Susu hasil perahan dari
sistem ini ditampung di ember yang terdapat di setiap mesin. Setelah itu, susu
hasil perahan setiap ekor sapi ditakar terlebih dahulu, kemudian dituang di
tangkipendingin.
Pemerahan dengan sisitem ini dapat diterapkan di Indonesia pada peternak sapi
perah yang jumlah sapi induk kurang dari 10 ekor atau pada peternak sapi perah
rakyat yang kandangnya berkelompok. Pemerahan dengan sistem ember ini perlu
susu.
3.Sistem Pipa (Pipe line system)
Pada sistem ini, pemerahan langsung juga berada di dalam kandang dimana
sapi yang akan diperah tetap terikat ditempatnya. Mesin perah dipindah dari sapi
satu ke sapi berikutnya. Sedang susu hasil pemerahan langsung dialirkan ke dalam
Pemerahan dengan tangan ini menghendaki suatu pekerjaan yang teliti dan
halus, sebab kalau dilakukan dengan kasar akan buruk pengaruhnya terhadap
%.)
Suhu air yang digunakan untuk mencuci ambing sapi berada diantara 48 – 57
Cara ini adalah yang terbaik, karena puting tidak akan menjadi panjang
olehnya. Cara ini dilakukan pada puting yang agak panjang sehingga dapat
dipegang dangan penuh tangan. Caranya tangan memegang puting dengan ibu jari
dan telunjuk pada pangkalnya. Tekanan dimulai dari atas puting diremas dengan
ibu jari dan telunjuk, diikuti dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking,
sehingga air dalam puting susu terdesak ke bawah dan memancar ke luar. Setelah
air susu itu keluar, sekluruh jari dikendorkan agar rongga puting terisi lagi dengan
Jika ibu jari dan telunjuk kurang menutupi rongga puting, air susu tidak akan
memancar keluar, tetapi masuk lagi ke dalam ambing dan sapi akan kesakitan.
Teknik ini dilakukan dengan cara menggunakan kelima jari. Puting dipegang
antara ibu dari dan keempat jari lainnya, lalu ditekan dengan keempat jari tadi
Puting diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk yang digeserkan dari pangkal
puting ke bawah sambil memijat. Dengan demikian air susu tertekan ke luar
melalui lubang puting. Pijatan dikendorkan lagi sambil menyodok ambing sedikit
ke atas, agar air susu di dalam cistern (rongga susu). Pijatan dan geseran ke bawah
diulangi lagi. Cara ini dilakukan hanya untuk pemerahan penghabisan dan untuk
puting yang kecil atau pendek yang sukar dikerjakan dengan cara lain.
Cara ini sama dengan cara penuh tangan, tetapi dengan membengkokan ibu
jari, cara ini sering dilakukan jika pemerah merasa lelah.. Lama-kelamaan
bungkul ibu jari menebal lunak dan tidak menyakiti puting. Teknik ini hanya
dilakukan pada sapi yang memiliki puting pendek. (Syarief dan Harianto, 2011).
2.3.4.Pasca Pemerahan
Selesai diperah, ambing dilap menggunakan kain yang telah dibasahi oleh
desinfektan. Kemudian dilap kembali dengan kain yang kering. Setelah itu
kemudian disaring agar kotoran saat pemerahan tidak ikut masuk ke dalam
1990).
a)Musim
Jadi pada cuaca yang panas produksi susu sapi umumnya menurun.
Pada sapi yang digembalakan, umumnya produksi susunya menurun pada musim
Pada umumnya sapi diperah 2 kali sehari ialah pagi dan sore hari. Pemerahan
yang dilakukan lebih dari 2 kali sehari hanya dilakukan pada sapi yang dapat
berproduksi susu tinggi, misalnya pada sapi yang produksi susunya 20 liter per
hari dapat diperah 3 kali sehari; sedangkan sapi yang berproduksi susu 25 liter
Pada sapi yang berproduksi tinggi bila diperah 3 – 4 kali sehari produksi
susunya lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya diperah 1 – 2 kali sehari.
karena pengaruh hormon prolaktin yang lebih banyak dihasilkan dari pada yang
Bila sapi diperah dua kali sehari dengan selang waktu yang sama antara
pemerehan tersebut, maka sedikit sekali terjadi perubahan kualitas air susu. Bila
sapi diperah 4 kali sehari, kadar lemak akan tiggi pada besok paginya pada
pemerahan pertama. Makin sering sapi diperah, produksi susu akan naik seperti
yang ditunjukkan oleh penelitian dari Kendrik (1953).Kenaikan hasil susu itu
manajemen.
jangan sampai susu tersebut berbau sapi atau kandang. Keadaan ini penting
2. Air susu tersebut disaring dengan saringan yang terbuat dari kapas atau kain putih
dan bersih, susu tersebut disaring langsung dalam milk can. Segera setalah selesai
dan digodok kemudian dijemur. Bila kain penyaring tersebut hendak dipakai
dengan menggunakan balok es, dalam hal inimilk can yang telah berisi susu
dimasukkan kedalam bak yang berisi es balok dan ditutup rapat. Jika peternakan
tidak mempunyai alat pendingin, susu harus dibawa ke cooling unit atau KUD
yang mempunyai alat pendingin dalam waktu tidak lebih dari 2,5 jam sesudah
pemerahan. Bila tidak dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam maka dianjurkan
untuk setiap liter air susu. Dengan perlakuan demikian air susu dapat tahan selama
Tanpa perlakuan penanganan, susu tidak dapat disimpan lebih dari 12 jam.
selama 48 jam, sedangkan berdasarkan uji alkohol, susu dapat disimpan selama 24
jam. Susu masak dan susu kukus dapat disimpan selama 24 jam berdasarkan uji
yang kurang baik. Selain itu dikatakan bahwa tata laksana pemerahan tidak
2.5.1.Susu Homogen
susu. Apabila setelah proses homogenisasi dilakukan penyimpanan pada suhu 10-
15 °C selama 48 jam tidak akan terjadi pemisahan krim pada susu. Didalam susu
produk olahan susu tertentu, salah satu misalnya es krim, karena hasilnya tidak
viscositas (viscosity) + 10 %.
Krim adalah bagian susu yang banyak mengandung lemak yang timbul ke bagian
atas dari susu pada waktu didiamkan atau dipisahkan dengan alat pemisah. Ada
pula yang menyebutnya ‘kepala susu”. Susu skim adalah bagian susu yang banyak
mengandung protein, sering disebut “serum susu”. Susu skim mengandung semua
zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.
Krim dan susu skim dapat dipisahkan dengan alat yang disebutseparator. Alat ini
bekerja berdasarkan gaya sentrifuge. Pemisahan krim dan susu skim dapat terjadi
karena kedua bahan tersebut mempunyai berat jenis yang berbeda. Krim
mempunyai berat jenis yang rendah karena banyak mengandung lemak. Susu
skim mempunyai berat jenis yang tinggi karena banyak mengandung protein,
Susu skim dapat digunakan oleh orang yang menginginkan nilai kalori rendah di
dalam makanannya, karena susu skim hanya mengandung 55% dari seluruh energi
susu, dan susu skim juga digunakan dalam pembuatan keju dengan lemak rendah
dan yoghurt. Susu skim seharusnya tidak digunakan untuk makanan bayi tanpa
adanya pengawasan gizi karena tidak adanya lemak dan vitamin-vitamin yang
Yaitu yang hanya mengandung lemak 10,5-16%. Krim ini biasanya diperoleh dari
mencampur krim yang kandungan lemaknya tinggi dengan susu segar sehingga
b. Light cream
Yaitu krim yang mempunyai kadar lemak 18-22%. Biasanya telah mengalami
homogenisasi.
Yaitu krim yang mempunyai kandungan lemak 30-34%. Krim ini tidak
Yaitu krim yang mempunyai kandungan lemak lebih besar dari pada 34%. Krim
Yaitu krim yang kadar lemaknya tidak kurang daripada 18%. Yang diperam
f. Whips
Yaitu krim pasteurisasi yang mengandung gula. Bahan-bahan pemberi cita rasa
KESIMPULAN
penting dalam upaya menyediakan bakalan balk sebagai pengganti induk mapun
perlu dilakukan sedini mungkin atau sejak pedet baru lahir, mengingat 25-30%
dari pedet yang lahir akan mengalami kematian pada periode 4 bulan pertama
(SIREGAR,1992) .
Hal ini disebabkan karena susu adalah produk utama dari sapi perah, dan jika
tidak ditangani dengan baik, maka kualitas susu yang dihasilkan tidak akan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Susu sebagai bahan yang kaya dengan
susu, demikian juga berbagai pencemer lainnya berupa material fisik dari
lingkungan sekitar, dan juga susu sangat mudah menyerap bau yang ada..
Pemerahan dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari jam 06.00 WIB
dan sore hari jam 16.00 WIB. Persiapan yang dilakukan yaitu sapi digiring ke
konsentrat agar sapi tenang. Hal ini sesuai dengan pendapat Muljana (1985) yang
menyatakan bahwa sebelum pemerahan dimulai, pemerah mencuci tangan
agar tidak melukai puting sapi, sapi yang akan diperah dibersihkan dari segala
kotoran, tempat dan peralatan telah disediakan dan dalam keadaan yang
bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu. Semarang.
Putra, A. 2009. Potensi Penerapan Produksi Bersih Pada Usaha Peternakan Sapi
Yasaguna. Jakarta.
Ernawati et al., 1986. Pengaruh Penanganan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Air
Susu Sapi. Media Peternakan Vol: 50-59. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Penerbit Liberty. Yogyakarta.