Anda di halaman 1dari 6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengendalian Kualitas


2.1.1 Pengertian pengendalian kualitas
Pengendalian kualitas adalah keseluruhan cara yang digunakan untuk
menetapkan dan mencapai standar mutu atau dapat pula dikatakan bahwa
pengawasan mutu adalah suatu sistem yang terdiri atas pengujian, analisis dan
tindakan yang harus diambil yang berguna untuk mengendalikan mutu suatu produk
sehinggga mencapai standar yang diinginkan[1].
Pengertian lain dari pengendalian kualitas adalah kombinasi semua alat dan
teknik yang digunakan untuk mengontrol kualitas suatu produk dengan biaya
seekonomis mungkin dan memenuhi syarat pemesan . Dalam mengendalikan proses
kita berusaha menyelidiki dengan cepat apabila terjadi gangguan proses dan tindakan
pembetulan dapat segera dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai
dengan standar produksi. Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk
mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan
standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis
atau serendah mungkin. Dalam mengendalikan proses kita berusaha menyelidiki
dengan cepat apabila terjadi gangguan proses dan tindakan pembetulan dapat segera
dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai dengan standar produksi.
Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa
kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin[2].
Dalam pengendalian mutu ini, semua kondisi barang diperiksa berdasarkan
standar yang ditetapkan. Bila terdapat penyimpangan dari standar dicatat untuk
dianalisis. Hasil analisis pengendalian mutu tersebut digunakan untuk dijadikan
pedoman atau perbaikan sistem kerja sehingga produk yang bersangkutan sesuai
dengan standar yang ditentukan. Pelaksanaan pengawasan mutu dan kegiatan
produksi harus dilaksanakan secara terus-menerus untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari rencana standar agar dapat dengan segera
diperbaiki[3].

4
5

2.1.2 Pengertian Pengendalian Kualitas Statistik


Pengendalian dapat diartikan sebagai sebuah proses memonitor hasil
sebenarnya dengan standar yang sudah ditetapkan. Menurut Robert J. Mockler
dalam buku Manajemen (Amin Wijaya, 1993), proses pengendalian dapat
digambarkan sebagai berikut.

Menentukan Lakukan
standar dan Mengukur Apakah sesuai tindakan
hasil dengan standar Tidak
metode perbaikan
pengukuran

Ya

Produk berada
dalam kontrol

Gambar 2.1. Langkah-langkah proses pengendalian

Proses produksi yang berada di luar kendali karena timbulnya penyebab tak
wajar, harus dihentikan dengan cara mencari penyebabnya, kemudian
memperbaikinya supaya proses tetap berada dalam kendali. Untuk menjaga proses
tetap dalam kedali maka diperlukan pengendalian kualitas. Pengendalian terhadap
kualitas produksi dimana langkah-langkah pengambilan keputusannya dilakukan
dengan menggunakan metoda statika disebut pengendalian kualitas statistik. Gambar
berikut menunjukkan metoda pengendalian kualitas secara statistik.[4]

Pengendalian mutu secara statistic

Pengambilan sampel Pengendalian


penerimaan proses

Atribut Variabel Atribut Variabel


Gambar 2.1 Pengendalian Mutu Secara Statistik
6

Statistical Quality Control (SQC) atau pengendalian kualitas statistik adalah


suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga standar yang seragam dari kualitas
hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk
mencapai efisiensi perusahaan pabrik. Pada dasarnya SQC merupakan penggunaan
metode statistik untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam menentukan dan
mengawasi kualitas hasil produksi.

2.2 Jenis Variasi Pengendalian Kualitas


Adapun jenis variasi yang terdapat pada pengendalian kualiatas statistik
adalah:
1. Variasi Terkendali (controlled variation)
Variasi terkendali adalah variasi yang terjadi secara alamiah merupakan suatu
hal yang inheren dan terkirakan dalam setiap proses yang stabil yang
menghasilkan produk yang berupa barang atau jasa.
2. Variasi Tak Terkendali (uncontrolled variation)
Variasi ta terkendali adalah variasi yang terjadi bila suatu kejadian tidak
normal masuk kedalam suatu proses dan menghasilkan perubahan yang tidak
diharapkan

2.2 Peta Kontrol


2.2.1 pengertian peta kontrol
Peta kontrol merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengendalikan
proses dan penggunaan secara benar. Atau suatu model yang sering digunakan untuk
mengetahui sumber variasi dari proses adalah peta kendali (Control Chart) beserta
analisis kapabilitas proses.
Penggunaan peta kontrol pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Walter
Andrew Shewhart dari Bell Telephone Amerika Serikat (USA) pada tahun 1924,
dengan maksud untuk menghilangkan variasi yang tidak normal melalui pemisahan
yang menyebabkan khusus dan umum. Pada dasarnya semua proses menampilkan
variasi yang mampu untuk mengendalikan proses dengan cara menghilangkan
variasi.
Teknik yang paling umum digunakan untuk pengontrolan kualitas secara
statistik adalah dengan menggunakan diagram kendali Shewhart. Teori umum
7

control chart (grafik kendali) pertama kali ditemukan oleh Dr. Walter A. Shewhart
dan bagan kendali yang dikembangkan menurut asas-asas ini dinamakan bagan
kendali Shewhart [6].
Diagram kendali ini sangat sederhana, terdiri dari 3 buah garis mendatar yang
sejajar seperti tampak pada Gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Peta Kendali

2.3.2 Jenis Diagram Kendali


Terdapat beberapa jenis diagram kendali, yaitu sebagai berikut [6]:
1. Diagram kendali untuk nilai tau pengamtan individual.
2. Diagram kendali rata-rata (mean).
3. Diagram kendali kisaran (range).
4. Diagram kendali proporsi cacat (proportion of defect).
Dari ke 4 jenis diagran tersebut, diagram yang sering digunakan dalam

pengendalian ini adalah diagram kendali rata-rata ( X ) dan diagram kendali


kisaran atau rentang (R).

2.4.4 Perhitungan Diagram Kendali


Untuk membuat diagram kendali Shewhart menggunakan rata-rata maka
digunakan rumus sebagai berikut [3]:
CLx =X
………………………………………………………………

(2.1)
8

BKA X =X + As
…………………………………………………....…(2.2)

BKB X =X −As
………………………………………………………(2.3)

Adapun unsur-unsur diagram kendalinya adalah sebagai berikut:


UCL= X+ A 2 R
……………………………………………………....

(2.4)

CL=X ……………………………………....………………………..(2.5)

LCL=X− A 2 R
…………………………………....………………….(2.6)
Untuk nilai A dan A2 diambil dari tabel diagram kendali.
Untuk membuat diagram kendali R maka digunakan rumus sebagai berikut
[3]:
UCL=D 4 R
…………………………………………………………...

(2.7)

CL=R …………………………………….…………………………..(2.8)

LCL=D3 R
………………………………………….....……………...(2.9)

2.6 Revisi Peta Kontrol


Batas-batas kendali percobaan berguna untuk memastikan apakah operasi-
operasi yang lalu berada dalam kendali penggunaan peta kontrol secara terus
menerus dengan setiap titik di luar kendali yang digunakan sebagai dasar yang
memungkinkan untuk mencari sebab beragam terusut dan pengembalian tindakan,
menghilangkan sebab tersebut yang mungkin memerlukan batas-batas yang direvisi.
Jika proses tersebut sudah berada dalam kendali atau dalam batas kontrol
dengan rata-rata dan diagram pencar yang memuaskan dipandang dari batas-batas
spesifikasi, batas-batas kendali percobaan harus diperluas untuk diterapkan produksi
9

mendatang. Dengan terkumpulnya lebih banyak data, batas-batas tersebut sebaiknya


ditinjau kembali dari waktu ke waktu dan direvisi bilamana perlu.

Anda mungkin juga menyukai