Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 1

Nama Anggota :

Adji Muhammad Nur R (K7118007)

Aulia Rahmawati (K7118044)

Ayu Atika Sari (K7118048)

1. Konsep dan sifat-sifat titik, garis, ruas garis, sinar garis, dan sudut.
a. Titik
Sesuatu yang tidak dapat didefinisikan dan sesuatu ide yang abstrak. Titik
dilambangkan
dengan (.).

b. Garis
Sesuatu yang lurus dan tidak terbatas.

A B
Garis AB diyatakan dengan lambing .Di samping itu, apabila kita menyebut garis,
maka di dalamnya terkandung pengertian garis lurus. setiap garis harus kita
bayangkan sebagai garis lurus.
Sifat-sifat garis lurus :
a. Jika diketagui dua titik sembarang dalam ruang, maka melalui kedua titik itu
dapat di buat tepat satu garis saja.
b. suatu garis dapat diperpanjang secara tak terbatas di kedua arahnya.
c. suatu garis mungkin mempunyai banyak nama.

c. Sinar Garis
Sinar dalam arti geometri adalah suantu ruas garis yang bermula dari suatu titik
pangkal yang memanjang tidak terbatas satu arah. walaupun sinar terbentuk dari ruas
garis. tidak boleh menyebut ruas garis tetapi sinar atau sinar garis.

Pada gambar (1) sinar dimulai dari titik A sampai


A B melampaui titik B memanjang tak terbatas. Sinar ini
Gb (1)
dinamakan “sinar AB”, lambangnya .

Jika titik pangkalnya B telihat pada gambar (3), maka


B A
Gb (2)
sinar itu dinamakan sinar BA, ditulis
d. Ruas Garis
Ruas garis AB adalah himpunan titik pada garis g yang terletak di
antara A dan B (dengan A dan B pada garis g), beserta A dan B
sendiri, dan dilambangkan dengan .

A B
g

Perbedaan antara garis, sinar garis dan ruas garis


Kategori Garis Sinar garis Ruas garis
Titik pangkal dan Tidak mempunyai Mempunyai titik Mempunyai titik
titik ujung titik pangkal dan pangkal tetapi pangkala dan titik
titik ujung tidak mempunyai ujung
titik ujung
Arah Mempunyai dua Mempunyai satu Tidak mempunyai
arah yang arah saja arah
berlawanan
Panjang Panjang tak Panjang tak Panjang berhingga
berhingga berhingga

HUBUNGAN TITIK DAN GARIS


1. Dua titik A dan B disebut berimpit jika A = B.
2. Dua garis g dan h disebut berimpit jika g = h
3. Dua garis disebut berpotongan jika mereka bersekutu disatu titik saja.
4. Beberapa titik disebut segaris (kolinear) jika mereka terletak pada satu garis.
5. Beberapa garis disebut setitik (konkuren) jika mereka melalui satu titik.
6. Dua garis disebut saling sejajar jika mereka tidak bersekutu di satu titik pun.
Garis g sejajar dengan h dilambangkan dengan g//h.

e. Sudut
Sudut dapat dibentuk oleh dua buah sinar garis yang memiliki titik pangkal yang
berhimpit. Sudut dibawah ini dibentuk sinar AB dan sinar AC dengan titik pangkal A.
AC dan AB disebut kaki sudut. Titik A disebut titik sudut.
C

B
Jenis-jenis sudut
Sudut lancip esarnya antara dan
Sudut tumpul besarnya antara dan
Sudut siku siku besanya
Sudut lurus besarnya
Besar sudut satu putaran penuh adalah

Istilah-istilah sudut

Perlu diketahui bahwa sudut yang besarnya antara 180° dan 360° disebut sudut
refleks.
Sudut yang saling berpenyiku (berkomplemen)

∠PQR=90°
∠PQR=∠SQR=∠PQS
∠PQR=∠SQR=90°
Pasangan ∠PQR dan ∠SQR disebut pasangan sudut yang saling berpenyiku, jadi ∠PQR
merupakan penyiku dari ∠SQR dan ∠SQR merupakan penyiku dari ∠PQR
JIka dua sudut berjumlah 90°, maka sudut yang satu merupakan penyiku dari sudut lain. Dua
sudut demikian disebut pasangan sudut yang saling berpeyiku.
Contoh:

Perhatikan gambar di atas!


a. Jika ∠PQR=30°, hitunglah besar ∠SQR!
b. Jika x=40° hitunglah y!

Jawab:

a. ∠PQR+∠SQR=90°
30°+∠SQR=90°
∠SQR=90°
b. x+y=90
40+y=90
y=50

Sepasang sudut yang saling berpelurus

A O O B A O B

(i) (ii)

∠AOC dan ∠BOC pada gambar (i) diletakkan sedemikian hingga kaki sudut
OC berimpit. Ternyata ∠AOC dan ∠BOC membentuk sudut lurus AOB.
Maka, ∠AOC dan ∠BOC dikatakan saling berpelurus, sehingga
∠AOC+∠BOC=180°. Jadi, dua sudut yang saling berpelurus jumlahnya 180°C.
Karena ∠AOC dan ∠BOC saling berpelurus, maka:
∠AOC pelurus dari ∠BOC, atau
∠BOC pelurus dari ∠AOC

Garis Sejajar
Jika kita menggambar dua buah garis, maka ada tiga kemungkinan yang terjadi, yaitu
kedua garis sejajar, berimpit, atau berpotongan.
a. Dua buah garis disebut sejajar jika kedua garis itu terletak pada satu bidang, tetapi
tidak memiliki titik persekutuan walaupun kedua garis itu diperpanjang.
a

b. Dua buah garis disebut berimpit jika kedua garis itu terletak pada satu bidang dan
banyaknya titik persekutuan tak terhingga .
a=b

A B C D
c. Dua buah garis disebut berpotongan jika kedua garis itu memiliki satu titik
persekutuan. Titik ini disebut titik potong (titik persekutuan).
a

T
b

Hubungan Sudut-sudut pada dua garis sejajar yang dipoong oleh sebuah garis.
Perhatikan gambar berikut:

a. Hubungan Sudut-sudut sehadap


Aksioma: jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain, maka sudut-sudut
sehadapnya sama besar.
Dengan demikian, dari gambar diatas diperolehpasangna sudut sehadap yang
sama besar, yaitu:
∠A1 = ∠B1
∠A2 = ∠B2
∠A3 = ∠B3
∠A4 = ∠B4
Aksioma kebalikannya: jika dua buah garis dipotong oleh garis lain sehingga
sudut sehadapnya sama besar, maka garis-garis itu sejajar.
Catatan:
(i)Aksioma ialah patokan (pangkal) yang tidak diragukan lagi kebenarannya,
sehingga kebenarannya tidak perlu dibuktikan.
(ii)Teorema ialah [atokan yang menghendaki bukti kebenaran.
b. Hubungan sudut-sudut dalam bersebrangan
Teorema 1: jika dua buah garis sejajar dipotong garis lain, maka sudut-sudut
dalam berseberangan sama besar.
Perhatikan gambar diatas, garis a // b dipotong c ditik A dan B. Tujukkan
bahwa ∠A1 = ∠B3
Bukti:
∠A1 = ∠B1 (sudut sehadap)
∠B1 = ∠B3 (sudut bertolak belakang)
maka ∠A1 = ∠B3 (terbukti)
c. Hubungan sudut-sudut luar berseberangan
Teorema2: jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain, maka sudut-sudut
luar 4 dan beseberangan sama besar.
perhatikan gambar diatas, garis a // b dipotong garis A dan B. Tunjukan bahwa
∠A3 = ∠B1.
Bukti :
∠A3 = ∠A1 (sudut bertolak belakang)
∠A3 = ∠B3 (sudut dalam beseberangan)
∠B3 = ∠B1 (sudut bertolak belakang)
maka ∠A3 = ∠B1 (terbukti)
d. Hubungan sudut dalam sepihak
Teorema 3: jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain, maka sudut
dalam berjumlah 180°
Perhatikan gambar diatas, garis a// b dipotong garis c dititik A dan B.
Tunjukkan bahwa ∠A1=∠B4=180°
bukti:
∠A1 = ∠B1 (sudut sehadap)
∠B1 = ∠B4 = 180° (sudut berpelurus)
maka ∠A1+∠B4=180° (terbukti)
e. Hubungan sudut luar sepihak
Teorema 4: jika dua buah garis sejajar dipotong oleh garis lain, maka sudut
luar sepihak berjumlah 180°
Perhatikan gambar di atas, yang menggunakan garis a sejajr garis b dipotong
garis c dititik A dan B. Tunjukkan bahwa ∠A4 + ∠B1 =180°(∠A4 dan ∠B1
sudut-sudut luar sepihak)
Bukti:
∠A1 = ∠B1
∠A1 + ∠A4 = 180° (sudut berpelurus)
∠A1 + ∠B1 =180° (sudut sehadap)
maka ∠A4 + ∠B1 = 180 (terbukti)

2. Konsep, jenis-jenis, kongruensi, dan kesebangunan segitiga.


Konsep
Segitiga adalah gabungan ketiga ruas garisb hubung dua- dua titikdari tiga titik yang
tidak segaris.
Jika ada dua jenis segitiga yang kongruen maka segitiganya disebut sama kaki.
Jika ketiga sisi segitiga dua dua saling kongruen maka segitiganya disebut sama sisi.
Segitiga disebut lancip jika ketiga sudutnya merupakan sudut lancip.
Segitiga disebut siku- siku jika ketiga sudutnya merupakan sudut siku- siku.
Segitiga disebut tumpul jika ketiga sudutnya merupakan sudut tumpul.
Jenis- jenis
1. Ditinjau dari panjang sisi-sisinya, sebagai berikut:
a. Segitiga sembarang
Segitiga sembarang adalah segitiga yang
ketiga sisinya tidak sama panjang .

disamping adalah segitiga


b. Segitiga sama kaki sembarang

AB, BC,sama
Segitiga dan AC
kakitidak sama
adalah panjangnya
segitiga yang
memiliki tiga buah sisi yang sama
panjangnya.

c. Segitiga sama sisi di samping adalah seitiga sama kaki

AC=BC
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang
ketiga sisinya sama panjangnya.

di samping adalah segitiga sama


2. Ditinjau dari besar sudut-sudutnya,
sebagai berikut: sisi.
a. Segitiga lancip AB=AC=BC
Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga
sudutnya merupakan sudut lancip.

di samping adalah segitiga lancip

b. Segitiga siku-siku
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang
salah satu sudutnya merupakan sudut siku-
siku.

di samping adalah segitiga siku-siku

c. Segitiga tumpul

Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah


satu sudutnya merupakan sudut tumpul.

di samping adalah segitiga tumpul

3. Panjang sisinya dan besar


sudutnya
a. Segitiga lancip sembarang
Ketiga sudutnya lancip dan ketiga sisinya tidak sama panjang
b. Segitiga lancip sama kaki
ketiga sudutnya lancip dan memiliki dua sisi yang sama panjang
c. Segitiga siku-siku sembarang
salah satu sudutnya siku-siku dan memiliki dua sisi yang sama panjang
d. Segitiga siku-siku sama kaki
salah satu sudutnya siku-siku dan memiliki dua sisi yang sama panjang
e. Segitiga tumpul sembarang
 salah satu sudutnya tumpul dan ketiga sisinya tidak sama panjang
f. Segitiga tumpul sama kaki
salah satu sudutnya tumpul dan memiliki dua sisi yang sama panjang

Untuk setiap segitiga jumlah sudut-sudutnya sama dengan 180

KONGRUENSI
Dua segitiga ABC dan A’,B’,C’ disebut saling kongruen jika :
(i) Ada korespodensi satu-satu diantara titik titiknya, dalam hal ini a dengan A’,B dengan ,
B’,C dengan C.
(ii) Sisi- sisi bersesuaian sepasang- sepasang saling kongruen yaitu:
a.
b.
c.
(iii)sudut-sudut bersesuian sepasang-sepasang saling kongruen, yaitu:
a. ’
b. B’
c. C = C’

TEOREMA
1. Jika dari dan diketahui bahwa
2. Jika dari diketahui bahwa A A’; ; dan B B’
maka keduanya segitiga kongruen.
3. Dari dan jika ,  ’, C C’, maka kedua segitiga kongruen.
4. Dari dua segitiga jika ketiga pasang sisi bersesuaian sepasang sepasang saling kongruen
maka kedua segitiga saling kongruen.
5. Dalam segitiga samakaki, sudut- sudut di hadapan sisi-sisi yang saling kongruen akan
saling kongruen.

KESEBANGUNAN SEGITIGA
DEFINISI
Dua segitiga dan disebut saling sebangun dengan lambang
Jika :
(i) Ada korespondensi satu-satu diantaran titik- titiknya, dalam hal ini A dengan
A’B’ dengan B’, C dengan C’.
(ii)  ’,  ’, C C’.(sudut-sudut bersesuaian saling kongruen)
(iii) = = (panjang sisi-sisi bersesuaian sebanding).
TEOREMA
1. Dua segitiga yang kongruen akan sebangun.
2. Untuk dua segitiga yang berkorespondensi, jika panjang ketiga pasang sisi
bersesuaian sebanding maka kedua segitiga saling sebangun.
3. Untuk dua segitiga yang berkorespondensi, jika dua pasang sudut bersesuaian
sepasang-sepasang kongruen, maka kedua segitiga saling sebangun.
4. Untuk dua segitiga ABC dan A’B’C’ jika = dan ’ maka kedua
segitiga sebangun.
5. Garis m memotong sisi AB dan sisi AC dari ABC berturut-turut di D dan E. Garis m
akan sejajar BC jika dan hanya jika .
6. Ketiga garis berat sebuah segitiga setitik.
TEOREMA
Segitiga ABC siku-siku di B, dan BD adalah garis tinggi, maka ABD ~ BCD dan
keduanya sebangun dengan ABC.

TEOREMA PYTHAGORAS
Jika dalam sebuah segitiga siku-siku, a dan b masing-masing
menyatakan panjang sisi siku-sikunya dan c menyatakan
panjang sisi miringnya, maka berlaku:
c2 = a2 + b2
Sumber:
1. Dr. Riyadi, M.Si. Pengantar Geometri.(PDF)
2. Dra. Siti Kamsiyati, S. M. (2013). PEMBELAJARAN MATEMATIKA II UNTUK
GURU SD DAN CALON GURU SD. Surakarta: UPT UNS Press.

Anda mungkin juga menyukai