Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KE PGRI AN

Jati Diri PGRI

Nama: Richi Aldian

NPM: 1803005

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI


SUMBAR
2021

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau
memanusiakan manusia, pendidikan sangat strategis untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan diperlukan guna mengingkatkan mutu bangsa secara
menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudukan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
menfembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
penendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, secara keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarkata, bangsa dan Negara.
Guru adalah figure manusia sumber yang menempati posisi dan memegang
peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan dunia
pendidikan figure guru mesti terlibat dalam agenda pemicaraan terutama yang
menyangkut persoalan pendidikan formal disekolah. Pendidik atau guru
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa, guru sering dijadikan tokoh
teladan dan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Ketertarikan dalam pembuatan
makalah ini kami mencoba untuk mengemukakan istilah-istilah yang berkaitan
dengan profesi kependidikan serta karakteristik dan syarat-syarat profesi
kependidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian profesi, profesionalisasi, dan profesionalisme
menurut para ahli?
2. Bagaimana karakteristik profesi kependidikan?
3. Apa syarat-syarat profesi kependidikan?

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 1


C. Tujuan penulisan
Secara umum tujuan penulisan makalah mengenai istilah-istilah yang
berkaitan dengan profesi kependidikan yaitu:
- Mendeskripsikan pengertian profesi, profesionalisasi, dan profesionalisme
menurut para ahli
- Memaparkan karakterisrik profesi kependidikan
- Mendeskripsikan syarat-syarat profesi kependidikan.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2


BAB II
PEMBAHASAN
A. Istilah-istilah yang berkaitan dengan profesi kependidikan
1. Profesi
Secara etimologi profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau
bahasa Latin profecus, yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu,
atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Penyandang profesi boleh
menyatakan bahwa dia mampu atau ahli dalam 4 melaksanakan pekerjaan tertentu
asalkan pengakuannya disertai bukti yang nyata bahwa dia benar-benar mampu
melaksanakan suatu pekerjaan yang diklaim sebagai keahliannya.
Secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada
pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental yang
dimaksudkan di sini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoretis sebagai
instrumen untuk melakukan perbuatan praktis.
Secara sosiologis menurut Vollmer & Mills (1972) bahwa profesi menunjuk
pada suatu kelompok pekerjaan dari jenis yang ideal, yang sesungguhnya tidak
ada dalam kenyataan atau tidak pernah akan tercapai, tetapi menyediakan suatu
model status pekerjaan yang dapat diperoleh, jika pekerjaan itu telah mencapai
profesionalisasi secara penuh. Istilah “ideal” itu hanya ada dalam kata, tidak atau
sulit dalam realita, karena sifatnya hanya sebuah abstraksi. Kondisi ideal tidak
lebih dari harapan yang tidak selesai karena fenomena yang ada hanya sebatas
mendekati hal yang ideal tersebut.
Istilah profesi tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Guru, dokter, polisi,
tentara merupakan beberapa contoh sebutan untuk sebuah profesi. Guru harus
menjalani proses pendidikan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas
profesionalannya. Antara profesi, profesional, proesionalisme, profesionalitas dan
profesionalisasi mempunyai pengertian yang saling berkaitan satu sama lain.
Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga
belum cukup disebut sebagai profesi. Perlu penguasaan teori sistematis yang
mendasari praktik pelaksanaan dan hubungan antara teori dan penerapan dalam

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 3


praktik. Untuk saat ini tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang
pekerjaan, seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya tetapi
meluas sampai mencakup pula bidang, seperti menejer, wartawan, pelukis,
penyanyi, artis, sekertaris, dan sebagainya. Sejalan dengan itu, menurut de George
dalam buku (Ondi, 2010: 94) menurutnya profesi adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang
mengandalakan suatu keahlian.
Profesi adalah pernyataan pengabdian pasa suatu pekerjaan atau jabatan (Piet
A Sahertian 1994:26), dimana pekerjaan atau jabatan tersebut menuntut keahlian,
tanggung jawab dan kesetiaan terhadap profesi. Suatu profesi secara teori tidak
bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Ciri-ciri profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi,
yaitu:
1. Adanya pengetahuan khusus, biasanya keahlian atau keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-
tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasa setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi kepada kepentingan masyarakat, artinya setia[ pelaksanaan
profesi harus meletakan kepentingan pribadi dibawah kepentingan
masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu prosfesi. Setiap profesi akan
selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai
kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, dan kelangsungan hidup
maka untuk menjalankan suatu profesi terlebih dahulu harus ada izin
khusus.
5. Kaum professional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
2. Profesional
Kata profesional merujuk dua hal yaitu: Pertama, orang yang menyandang
suatuprofesi, seperti “Agus adalah seorang profesional”. Orang yang professional

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 4


biasanya melakukan pekerjaan secara otonom dan dia mengabdi diri pada
pengguna jasa dengan disertai rasa tanggung jawab atas kemampuan
profesionalnya itu. Istilah otonom yang berarti bahwa pekerjaan yang dilakukan
oleh seorang yang menyandang profesi benarbenar sesuai dengan keahliannya.
Otonom iu adakalanya berseri, misalnya guru pendidikan jasmani melakukan
pekerjaan mulai dari membuat program tahunan, program semester, membuat
rancangan pembelajaran, melakukan proses pembelajaran, dan mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran, selanjutnya menetapkan nilai akhir untuk
siswanya.
Kedua, kinerja atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan profesinya. Pada tingkatan yang tinggi, kinerja itu dimuati unsur-
unsur kiat atau seni yang menjadi ciri tampilan profesional seorang penyandang
profesi. Kiat atau seni ini umumnya tidak dapat dipelajari secara khusus meskipun
dapat saja diasah melalui latihan. Misalnya, seni guru dalam mengolah pertanyaan
kepada siswa, memberikan umpan balik, dan mengemas humor secara tepat
selama mengajar. Juga termasuk kemampuan intuitif, yaitu seorang profesional
sungguhan seringkali tidak perlu mengumpulkan data terlalu banyak dan lama
untuk mengambil kesimpulan atas sebuah fenomena yang dihadapinya.
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu
dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan satu keahlian yang tinggi.
Atau seorang professional adalah seorang yang hidup dengan mempraktikan suatu
keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut
keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sekadar hobi, untuk
senang-senang atau mengisi waktu luang. Menurut Djam’an Satori (2007: 1.4),
“Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi, misalnya, “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 5


Dalam hal ini antara profesi dan professional memiliki beberapa perbedaan:
No
. Profesi Professional
Mengandalkan suatu Orang yang tahu akan keahlian dan
1. keterampilan atau keahlian keterampilannya
khusus
Dilaksanakan sebagai suatu Meluangkan seluruh waktunya
2.
pekerjaan atau kegiatan utama untuk pekerjaan atau kegiatannya
Dilaksanakan sebagai sumber
3. Hidup dari situ
utama nafkah hidup
Dilaksanakan dengan keterlibatan
4. Bangga akan pekerjaannya
pribadi yang mendalam
3. Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris profesionalisme yang secara
leksikal berarti sifat profesi. Orang-orang yang profesional sangat berbeda dengan
orang-orang yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama atau
bekerja dalam satu ruang yang sama. Tidak jarang ada orang yang memiliki latar
belakang pendidikan yang sama dan bekerja pada instansi yang sama, namun
kinerjanya berbeda, termasuk pengakuan dari masyarakat yang berbeda pula. Sifat
profesional berbeda dengan sifat para profesional atau tidak profesional sama
sekali. Sifat yang dimaksud adalah seperti yang dapat ditampilkan dalam
perbuatan, bukan hanya dalam kata-kata saja. Untuk 6 menunjukkan seseorang itu
profesional adalah dengan perbuatan yang dilakukan bukan hanya dalam kata-kata
yang diucapkan saja. Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para
anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-
menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakan dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya tersebut.
4. Profesionalisasi
Profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifkasi atau kemampuan
para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari
penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu. Profesionalisasi
mengandung makna dua dimensi utama, yaitu peningkatan status dan peningkatan

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 6


kemampuan praktis. Aksentasinya dapat dilakukan melalui penelitian, diskusi
antar rekan seprofesi, penelitian dan pengembangan, membaca karya akademik
terkini, dsb. Kegiatan belajar mandiri, mengikuti pelatihan, penataran, studi
banding, observasi praktikal, dan lain-lain menjadi bagian integral upaya
profesionalisasi.
5. Profesionalitas
Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota
suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang
mereka miliki untuk dapat melakukan tugas- tugasnya.

B. Karakteristik dan syarat-syarat Profesi Kependidikan


Secara sederhana pekerjaan apa pun akan dinilai professional apabila output
yang dihasilakan dapat memenuhi keinginan semua pihak. Begitu pula profesi
guru, guru adalah sebuah profesi yang sangat penting karena ia akan
menyampaikan ilmu pengetahuan yang tidak akan pernah rusak sampai kapan
pun. Profesi guru memiliki tugas melayani masyarakat dalam bidang pendidikan.
Tuntutan profesi ini memberikan layanan yang optimal dalam bidang pendidikan
kepada masyarakat. Secara khusus guru dituntut memberikan layanan professional
kepada seluruh peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga
Guru yang dikatakan profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.
Jadi karakteristik guru profesional adalah ciri-ciri orang yang memiliki
pendidikan formal dan menguasai berbagai teknik dalam kegiatan belajar
mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidik. Sedangkan pengertian
syarat yaitu segala sesuatu yang perlu atau harus ada (sedia, dimiliki, dsb). Secara
sederhana dapatlah diartikan bahwa syarat-syarat profesi keguruan adalah janji
atau ketentuan yang harus dimiliki sekaligus dilaksanakan oleh orang yang
memiliki keahlian tertentu (termasuk guru).
Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dengan
pekerjaan lainnya. Berikut adalah karakteristik profesional guru yang
dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2006):

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 7


1. Fisik
a. Sehat jasmani dan rohani
b. Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan atau
cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik.
2. Mental atau keperibadian
a. Berkepribadian atau berjiwa pancasila.
b. Mampu menghayati GBHN.
c. Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak
didik.
d. Berbudi pekerti yang luhur.
e. Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara
maksimal.
f. Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tanggung rasa.
g. Mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan
tugasnya.
h. Mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi.
i. Bersifat terbuka, peka, dan inovatif.
j. Menunjukkan rasa cinta kepada profesinya.
k. Ketaatannya akan disiplin
3. Keilmiahan atau pengetahuan
a. Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi.
b. Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya
dalam tugasnya sebagai pendidik.
c. Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan
diajarkan.
d. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain.
e. Senang membaca buku-buku ilmiah.
f. Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang
berhubungan dengan bidang studi.
g. Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 8


4. Keterampilan
a. Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar.
b. Mampu menyusun bahan belajar atas dasar pendekatan struktural,
interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi.
c. Mampu menyusun garis besar program pengajaran ( GBPP ).
d. Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik
dalam mencapai tujuan pendidikan.
e. Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan.
f. Memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan
luar Sekolah.
Menjadi guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang dapat
melaksanakannya, guru dituntut mempunyai suatu pengabdian yang dedikasi dan
loyalitas, ikhlas, sehingga menciptakan anak didik yang dewasa, berakhlak dan
terampil. Dan untuk memenuhi hal tersebut di atas maka ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi untuk menjadi guru yang professional.
Menurut Prof. Zakiah Darajat, menjadi guru harus memenuhi beberapa
persyaratan, yaitu:
1. Takwa kepada Allah SWT
2. Berilmu
3. Sehat Jasmani
4. Berkelakuan baik (Djamarah, 2000:33)
Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleksnya, maka
profesi guru memerlukan persyaratan khusus, Seperti yang dikemukakan oleh
Robert W. Richey (Arikunto, 1990: 235), ciri-ciri dan syarat profesi sebagai
berikut:
1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yuang ideal dibandingkan
dengan kepentingan pribadi.
2. Seorang pekerja professional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang
untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus
yang mendukung keahliannya.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 9


3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu
mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkahlaku, sikap, dan cara
kerja.
5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
6. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri
dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
7. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.
8. Memandang profesi suatu karier hidup dan menjadi seorang anggota yang
permanen.
Ciri-ciri dan syarat yang telah dikemukakan di atas dapat dijadikan sebagai
tolak ukur keprofesionalan seorang guru. Selain persyaratan tersebut, menurut
buku yang saya baca sebetulnya masih ada persyaratan lain yang harus dimiliki
oleh seorang guru professional yaitu sebagai berikut:
1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam.
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
3. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya.
5. Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
6. Memiliki klien objek/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan
pasiennya, guru dengan muridnya.
7. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
8. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya dimasyarakat.
Dengan terpenuhinya syararat-syarat profesi keguruan yang telah
dikemukakan di atas maka diharapkan mutu pendidikan akan lebih meningkat
sehingga peserta didik memiliki kepribadian dan karakter sesuai cita-cita dan
tujuan pendidikan Nasional.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 10


BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Terdapat lima Istilah-istilah yang berkaitan dengan profesi kependidikan,
yaitu: pertama profesi, dalam bahasa latin berarti sebuah pekerjaan berdasarkan
keahlian. Kedua professional, seorang professional adalah seorang yang hidup
dengan mempraktikan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu yang menurut keahlian. ketiga Profesionalisme yang dapat
diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi
yang digunakan dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya
tersebut. Keempat Profesionalisasi yang mengandung makna dua dimensi utama,
yaitu peningkatan status dan peningkatan kemampuan praktis, dan yang terakhir
ialah Profesionalitas yakni suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota
suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang
mereka miliki untuk dapat melakukan tugas- tugasnya. Sedangkan dalam Profesi
juga mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dengan pekerjaan
lainnya. Berikut adalah karakteristik profesional guru yang dilihat dari segi: Fisik,
mental atau kepribadian, keilmiahan atau pengetahuan, keterampilan,
ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki etika kesopanan,
kesehatan jasmani dan rohaninya, keaktifannya dalam sebuah organisasi dan lain-
lain.

B. Saran
Sebagai calon guru masa depan, kami sarankan kepada seluruh mahasiswa
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia agar memiliki etika yang baik supaya
kelak bisa menjadi guru yang berkualitas, dan untuk perpustakaan FKIP buku
tentang pendidikan harap diperbanyak agar siswa tidak kesulitan mencari referensi
bacaan.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 11


DAFTAR PUSTAKA
Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam.Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 1990.
Lion,Eddy. 2015. Kemampuan Profesional Guru Dalam Pembelajaran Efektif .
ISSN 2355 - 0236. Volume 03 N o. 01. Agustus 2017. Diakses
24/08/2017.
Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Renika Cipta.
Rusyan, Tabrani. Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Yayasan
Karya, 1990.
Saondi, O dan Aris. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika Aditama.
LAMPIRAN

Oleh: Kelompok 1
 Fathi Ridwa n
 Dewi Nura lisa h
 Embih Rosa di
 Nurul Aini

Istilah-istilah y ang berkaitan


dengan profesi kependidikan
Profesi Pekerjaan berdasarkan
keahlian tertentu

Seseorang yang hidup


dengan mempraktikan Profesional
suatu keahlian tertentu

Profesionalisme Profesionalisasi Profesionalitas

Komitmen para anggota Proses peningkatan Sebutan terhadap


suatu profesi untuk kualifkasi atau
meningkatkan kualitas sikap para
kemampuan para
kemampuan anggota suatu profesi
anggota penyandang
profesionalnya suatu profesi terhadap profesinya
Perbedaan
antara profesi
dan
profesional

No Profesi Profesional

1 Menga ndalkan sua tu ketera mpilan atau Orang ya ng tahu a ka n kea hlia n da n
keahlia n khusus keterampilannya

2 Dila ksa na ka n sebagai suatu pekerja an a tau Melua ngka n seluruh wa ktunya untuk pekerjaa n
kegiata n utama ata u kegia ta nnya

3 Dila ksa na ka n sebagai sumber uta ma na fkah Hidup da ri situ


hidup

4 Dila ksa na ka n denga n keterliba tan pribadi Ba ngga a ka n pekerja a nnya


ya ng mendalam

Oemar
Hamalik

Karakteristik dan
syarat-syarat
Profesi Kependidikan
menurut beberapa
ahli
Robert Prof.
W. Z akiah
Richey Darajat

S EKIAN
DAN
TERIMA
KAS IH

Anda mungkin juga menyukai