Anda di halaman 1dari 12

PETUNJUK TEKNIS

PENYELENGARAAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA


MENUJU ADAPTASI KEBIASAAN BARU (AKB)
MASA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KOTA CIREBON

DINAS PENDIDIKAN KOTA CIREBON


TAHUN 2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus Corona atau COVID-19 diketahui lewat penyakit misterius yang
melumpuhkan Kota Wuhan, China. Tragedi pada akhir 2019 tersebut terus berlanjut
hingga penyebaran virus Corona mewabah ke seluruh dunia hingga mewabah dan jadi
pandemi. Pada awal Maret Indonesia mengalami bencana nonalam penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana Nasional, hal ini tertuang
dalam Kepres No. 12 Tahun 2020.
Secara teknis operasional penanggulangan pencegahan penyebaran Covid 19,
presiden membentuk gugus tugas Covid 19 tertuang dalam Keputusan Presiden
Nomor 7 Tahun 2020 yang ditandatangani pada 13 Maret 2020. Gugus tugas itu
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Berdasarkan Pasal 4
Keppres Nomor 7 Tahun 2020, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
bertujuan meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan. Gugus tugas ini juga
bertujuan mempercepat penanganan virus corona melalui sinergi antar kementerian/
lembaga dan pemerintah daerah.
Seiring dengan berjalannya waktu penyebaran Covid 19 di Indonesia
menunjukan adanya penyebaran di 34 provinsi dan Kab/Kota. Melihat peningkatan
penyebaran Covid 19 yang merata di beberapa provinsi di Indoensia, Pemerintah
dalam hal ini Kementrian Kesehatan mengambil kebijakan tentang Pembatasan Sosial
Bersekala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran Covid 19 di beberapa wilayah,
dimana setiap daerah Kab/Kota dapat mengajukan kebijakan Pembatasan Sosial
Bersekala Besar (PSBB) melalui Gubernur yang di tetapkan oleh mentri Kesehatan.
Hal ini tertuang dalam peraturan mentri Kesehatan Nomor 9 tahun 2020 tentang
pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka percepatan penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dimana seluruh aktivitas kehidupan di
masyarakat di batasi aktivitasnya termasuk di dunia pendidikan yaitu belum dapat
diterapkannya pembelaran tatap muka di sekolah.
Dengan berbagai pertimbangan yang ada, pada masa pandemi Covid 19 perlu
adanya relaksasi dalam sendi-sendi kehidupan maka lahirlah pemikiran perlu adanya
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), termasuk dalam dunia pendidikan yaitu
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) maka terbitlah surat keputusan bersama 4 mentri,
Keputusan bersama Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Mentri Agama, Mentri
Kesehatan dan Mentri Dalam Negeri tentang penyelanggaraan pembelajaran pada
tahun ajaran dan tahun akademik baru di masa pendemi Covid 19 pada zona hijau.
Memperhatikan situasi dan kondisi di Indonesia selama masa pandemi Covid
19 yang masih cendrung meningkat terus namun kehidupan sosial ekonomi yang
menyangkut hajat hidup masyarakat harus tetap berjalan begitu juga penangulangnya
dan pencegahan Covid 19, maka dibentuklah satuan tugas Covid 19 dengan tugas
pokok dan fungsi pemulihan dan pencegahan Covid 19. Dengan dibentuknya satuan
tugas Covid 19 diharapkan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi serta
penangunalnnya berjalan secara bersamaan, termasuk pada layanan pendidikan maka
lahirlah surat keputusan bersama 4 mentri yang kedua, Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan, Mentri Agama, Mentri Kesehatan dan Mentri Dalam Negeri tentang
panduan penyelenggaraan pembelajaran pada semester genap tahun ajaran 2020/2021
dan tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi corona virus disease 2019 (covid-19)
dapat melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan pada semester genap
dengan ketentuan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah daerah.
Atas dasar sebagaimana tersebut di atas, maka dinas Pendidkikan Kota Cirebon
menyusun pedoman Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada semester genap tahun
pelajaran 2020/2021 dengan ketentuan-ketentuan yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah pusat dan daerah.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Kepres Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran
Covid 19 sebagai Bencana Nasional;
5. Kepres Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19);
6. Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang pedoman Pembatasan
Sosial Berskala Besar dalam rangka percepatan penanganan Corona Virus Disease
2019 (Covid-19).
7. Keputusan bersama Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Mentri Agama, Mentri
Kesehatan dan Mentri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan tahun akademik 2020/2021 di Masa Pandemi
Covid 19;
8. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7L9/P/2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam kondisi Khusus;
9. Surat edaran Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid
19;
10. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan serta Perbukuan, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Atas untuk kondisi tertentu;
11. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.189-Hukhum/2020 tentang Status
Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Covid 19 di Jawa Barat;
12. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 420 Tahun 2020 tentang Perpanjangan
Pemberlakuan Adaptasi Kebiasaan Baru Daerah Provinsi Jawa Barat di Luar Wilayah
BODEBEK dalam Rangka Percepatan Penangan Covid 19;
13. Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pada kondisi Pendemi Covid 19 di Kota Cirebon;
14. Surat Edaran Wali Kota Cirebon Nomor 443/17-Disdik/2020 tentang Kebijakan
Layanan Pendidikan dalam Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di Kota Cirebon;
15. Surat Edaran Wali Kota Cirebon Nomor 443/022-Disdik tentang Penyesuaian
Pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan dalam Rangka Pencegahan Penularan dan
Penyebaran Infeksi Covid-19 di Kota Cirebon;
16. Surat Edaran Wali Kota Cirebon Nomor 443/40-Disdik tentang Penyesuaian
Pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan dalam Rangka Pencegahan Penularan dan
Penyebaran Infeksi Covid-19 di Kota Cirebon;
17. Siaran Pers Kemendikbud Nomor 01/Sipres/A61/2021 tentang pembelajaran semester
genap tahun pelajaran dan tahun akademik 2020/2021 tetap mengacu SKB Empat
mentri.
18. Surat Edaran Wali Kota Cirebon Nomor 421/SE.26-Disdik tentang Pembelajaran
Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021 Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kota
Cirebon.

C. Tujuan
Dengan adanya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Daerah Kota Cirebon, tujuan
pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa pandemi Covid 19 dengan
menerapkan protokol kesehatan yaitu;
1. Terpenuhinya kebutuhan proses pendidikan di Daerah Kota Cirebon pada jenjang
satauan pendidikan.
2. Tingkat efektivitas pembelajaran pada kurikulum jenjang satuan pendidikan bisa
terpenuhi.
3. Sistem Kalender Akademik pendidikan di Daerah Kota Cirebon di masa Adaptasi
Kebiasaan Baru (AKB) bisa diterapkan secara optimal.
D. Sasaran
Berdasarkan peraturan Wali Kota Cirebon Bab V Pelaksanaan AKB bagian ke-I
aktivitas dalam pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di daerah Kota Cirebon,
meliputi;
1. Aktivitas pembelajaran di sekolah/institusi pendidikan regular/ kursus/ pelatihan
dan sekolah/ institusi berasrama.
2. Peserta didik di daerah Kota Cirebon pada semua jenjang pendidikan.
3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan di semua jenjang pendidikan.

II. PANDUAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA DIMASA PANDEMI COVID 19


A. Pra Kondisi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Masa Pandemi Covid 19
1. Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan keluarga dan
masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran tatap
muka.
2. Ancaman putus sekolah, kendala tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial
dan kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan
layanan pendidikan selama masa pandemi COVID-19.

B. Panduan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada semester genap tahun pelajaran
2020/2021 Masa Pendemi Covid 19
1. Satuan pendidikan penuhi daftar periksa
(http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar) Login dengan akun Operator
sekolah untuk Isi instrumen untuk tingkatan sekolah yang berada di lingkungan dinas
pendidikan, sedangkan Satuan pendidikan dibawah pembinaan Kementerian Agama
memenuhi daftar periksa pada laman
http://emisdep.kemenag.go.id/e-tc19/
2. Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan tetap hanya diperbolehkan untuk
satuan pendidikan yang telah memenuhi daftar periksa, seperti:
a. Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan (Toilet bersih dan layak, sarana cuci
tangan pakai sabun dengan air mengalir atau cairan pembersih tangan (hand
sanitizer); dan Disinfektan);
b. Mampu mengakses fasilitas layanan kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit,
dan lainnya);
c. Kesiapan menerapkan area wajib masker;
d. Memiliki thermogun (pengukur suhu tubuh);
e. Pemetaan warga satuan pendidikan yang tidak boleh melakukan kegiatan di
satuan pendidikan:
 Memiliki kondisi medis penyerta (comorbidity) yang tidak terkontrol
 Tidak memiliki akses transportasi yang aman
 Memiliki riwayat perjalanan dari daerah dengan tingkat risiko COVID-19
yang tinggi atau riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif COVID-
19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri
3. Melampirkan surat persetujuan bersama komite satuan pendidikan terkait kesiapan
melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.
4. Melampirkan surat ijin Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dari orang tua siswa di setiap
satuan pendidikan.
5. Melampirkan keputusan Kepala satuan pendidikan tentang susunan pengurus atau
satgas pencegahan Covid 19 pada satuan pendidikan masing-masing.
6. Melampirkan skenario atau jadwal Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada satuan
pendidikan;
7. Dinas pendidikan atau tim satgas Covid 19 dinas pendidikan melakukan evaluasi hasil
ceklis dan lengkapi sesuai standar yg diharapkan.
8. Satuan pendidikan membuat surat dan membawa dokumen ceklis kepada Dinas
Pendidikan untuk di Verval satgas Covid unit Dinas Pendidikan Kota Cirebon.
9. Bagi satuan pendidikan yang memenuhi syarat dapat diajukan ke SATGAS COVID
Kota Cirebon untuk di Verval dan mendapatkan rekomendasi Pembelajaran Tatap
Muka PTM.
10. Bagi yg telah mendapat rekomendasi dan ijin Pembelajaran Tatap Muka PTM agar
segera menyusun strategi dan simulasi Pembelajaran Tatap Muka PTM di satuan
pendidikan dengan melibatkan NAKES setempat (PUSKESMAS).
11. Bagi yang belum agar segera melakukan rekofusing anggaran BOS untuk pemenuhan
layanan pendidikan di masa Covid 19.
C. Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Masa Pandemi Covid 19 di satuan
pendidikan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
1. Kondisi Kelas :
 Jaga jarak minilam 1,5 meter
 Jumlah maksimal peserta didik peruangan kelas 50% dari jumlah peserta didik
2. Jadwal Pembelajaran
 Sistem bergiliran rombongan belajar (shifting); atau ditentukan oleh masing-masing
satuan pendidikan dengan melampirkan skema jadwal pembelajaran di setiap
jenjang pendidikan.
3. Prilaku wajib peserta didik di area satuan pendidikan
 Menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau masker sekali pakai/masker bedah
 Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer
 Menjaga jarak minimal 1,5 meter dan tidak melakukan kontak fisik
4. Satuan pendidikan tidak menyediakan fasilitas kantin, siswa diwajibkan membawa
makanan/minuman dengan menu gizi seimbang
5. Pendidik dan tenaga kependidikan wajib menggunakan masker atau Face Shaild dan
selalu mengingatkan protokol kesehatan kepada siswa
6. Tidak diperbolehkan ada kegiatan selain Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), contoh
yang tidak diperbolehkan: orang tua menunggui siswa di sekolah, istirahat di luar
kelas, pengenalan lingkungan sekolah, dsb
7. Satuan pendidikan menyiapkan fasilitas Daring bagi siswa yang tidak di ijinkan
mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) oleh orang tua.
8. Jika warga satuan pendidikan memiliki gejala umum (sakit), wajib diminta untuk
kembali ke rumah untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari. Jika
gejala memburuk dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
9. Jika terdapat warga satuan pendidikan yang tidak hadir karena sakit dan memiliki
gejala umum, maka melaporkan kepada kepala satuan pendidikan dan Puskesmas
10. Pemantauan periode isolasi mandiri untuk semua warga satuan pendidikan yang
diminta melakukan isolasi mandiri.
11. Rekapitulasi hasil pemantauan kesehatan dan ketidakhadiran warga satuan pendidikan
dilaporkan setiap hari kepada kepala satuan pendidikan.
12. Melakukan pembersihan dan disinfeksi di satuan pendidikan setiap hari selama 1 (satu)
minggu sebelum penyelenggaraan tatap muka dimulai dan dilanjutkan setiap hari
selama satuan pendidikan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, antara lain
pada lantai, pegangan tangga, meja dan kursi, pegangan pintu, toilet, sarana CTPS
dengan air mengalir, alat peraga/edukasi, komputer dan papan tik, alat pendukung
pembelajaran, tombol lift, ventilasi buatan atau AC, dan fasilitas lainnya.
D. Protokol Kesehatan Pembelajaran Tatap Muka di Satuan Pendidikan pada Masa
COVID-19
Sebelum pembelajaran Setelah pembelajaran
a. Melakukan disinfeksi sarana prasarana a. Melakukan disinfeksi sarana prasarana
dan lingkungan satuan pendidikan; dan lingkungan satuan pendidikan;
b. Memastikan kecukupan cairan b. Memeriksa ketersediaan sisa cairan
disinfektan, sabun cuci tangan, air bersih disinfektan, sabun cuci tangan, dan
di setiap fasilitas CTPS, dan cairan cairan pembersih tangan (hand
pembersih tangan (hand sanitizer); sanitizer),
c. Memastikan ketersediaan masker, c. Memeriksa ketersediaan sisa masker
dan/atau masker tembus pandang dan/atau masker tembus pandang
cadangan; cadangan;
Sebelum pembelajaran Setelah pembelajaran
d. Memastikan thermogun (pengukur suhu d. Memastikan thermogun (pengukur suhu
tubuh tembak) berfungsi dengan baik; tubuh tembak) berfungsi dengan baik;
dan dan
e. Melakukan pemantauan kesehatan warga e. Melaporkan hasil pemantauan kesehatan
satuan pendidikan: suhu tubuh dan warga satuan pendidikan harian kepada
menanyakan adanya gejala umum seperti dinas pendidikan, kantor wilayah
demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, Kementerian Agama provinsi, dan
sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah, kantor Kementerian Agama
diare, anosmia (hilangnya kemampuan kabupaten/kota sesuai.
indra penciuman), atau ageusia
(hilangnya kemampuan indra perasa).

E. Warga Satuan Pendidikan


Warga satuan pendidikan yang terdiri dari pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik,
termasuk pengantar/penjemput, wajib mengikuti protokol kesehatan sebagai berikut:
No Posisi Aktivitas
1 Sebelum a. Sarapan/konsumsi gizi seimbang;
berangkat b. Memastikan diri dalam kondisi sehat dan tidak memiliki adanya
gejala umum seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak
nafas, sakit kepala, mual/muntah, diare, anosmia (hilangnya
kemampuan indra penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan
indra perasa;
c. Menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau masker sekali
pakai/masker bedah yang menutupi hidung dan mulut sampai
dagu. Masker kain digunakan setiap 4 jam atau sebelum 4 jam saat
sudah lembab/basah.;
d. Sebaiknya membawa cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
e. Membawa makanan beserta alat makan dan air minum sesuai
kebutuhan;
f. Wajib membawa perlengkapan pribadi, meliputi: alat belajar, ibadah,
alat olahraga dan alat lain sehingga tidak perlu pinjam meminjam.

2 Selama a. Menggunakan masker dan tetap menjaga jarak minimal 1,5 (satu
perjalanan koma lima) meter;
b. Hindari menyentuh permukaan benda benda, tidak menyentuh
No Posisi Aktivitas
hidung, mata, dan mulut, dan menerapkan etika batuk dan bersin
setiap waktu;
c. Membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan
transportasi publik/antar-jemput.
3 Sebelum a. Pengantaran dilakukan di lokasi yang telah ditentukan;
masuk b. Mengikuti pemeriksaan kesehatan meliputi: pengukuran suhu tubuh
gerbang dan adanya gejala umum seperti demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah, diare,
anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman), atau ageusia
(hilangnya kemampuan indra perasa;
c. Melakukan CTPS sebelum memasuki gerbang satuan pendidikan dan
ruang kelas;
d. Untuk tamu, mengikuti protokol kesehatan di satuan pendidikan.
4 Selama a. Menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak minimal 1,5 (satu
Kegiatan koma lima) meter;
Belajar b. Menggunakan alat belajar, alat musik, dan alat makan minum
Mengajar pribadi;
c. Dilarang pinjam-meminjam peralatan;
d. Memberikan pengumuman di seluruh area satuan pendidikan secara
berulang dan intensif terkait penggunaaan masker, CTPS dengan air
mengalir, dan jaga jarak;
e. Melakukan pengamatan visual kesehatan warga satuan pendidikan,
jika ada yang memiliki gejala gangguan kesehatan maka harus ikuti
protokol kesehatan satuan pendidikan.

5 Selesai a. Tetap menggunakan masker dan melakukan CTPS dengan air


Kegiatan mengalir sebelum meninggalkan ruang kelas;
Belajar b. Keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris sambil
Mengajar menerapkan jaga jarak;
c. Penjemput peserta didik menunggu di lokasi yang sudah disediakan
dan melakukan jaga jarak sesuai dengan tempat duduk dan/atau jarak
antri yang sudah ditandai.

6 Perjalanan a. Menggunakan masker dan tetap jaga jarak minimal 1,5 (satu koma
pulang lima) meter;
dari Satuan b. Hindari menyentuh permukaan benda benda, tidak menyentuh
No Posisi Aktivitas
pendidikan hidung, mata, dan mulut, serta menerapkan etika batuk dan bersin;
c. Membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan
transportasi publik/antar-jemput

7 Setelah a. Melepas alas kaki, meletakan barang barang yang dibawa di luar
Sampai di ruangan dan melakukan disinfeksi terhadap barang barang tersebut,
Rumah misalnya sepatu, tas, jaket, dan lainnya;
b. Membersihkan diri (mandi) dan mengganti pakaian sebelum
berinteraksi fisik dengan orang lain di dalam rumah;
c. Tetap melakukan PHBS khususnya CTPS dengan air mengalir secara
rutin;
d. Jika warga satuan pendidikan mengalami adanya gejala umum
seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, sakit
kepala, mual/muntah, diare, anosmia (hilangnya kemampuan indra
penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa)
setelah kembali dari satuan pendidikan, warga satuan pendidikan
tersebut diminta untuk segera melaporkan pada tim kesehatan satuan
pendidikan.

F. Tingkat resiko Covid 19 di satuan pendidikan


Implementasi dan evaluasi pembelajaran tatap muka adalah tanggung jawab
pemerintah daerah yang didukung oleh pemerintah pusat, apabila terindikasi dalam kondisi
tidak aman atau tingkat risiko daerah berubah, maka melalui dinas pendidikan:
1. Satuan pendidikan wajib ditutup kembali.
2. Dilakukan rapid test atau Swab test)* pada seluruh warga sekolah, baik Pendidik,
tenaga kependidikan, peserta didik dan orang tua siswa.
3. Melakukan isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari pada seluruh warga sekolah.

III. Struktur Kurikulum Pemebalajaran Tatap Muka Masa Pendemi Covid 19)*
AKB
Perihal
PAUD SD SMP/MTs
6 program 10 Muatan Pelajaran: 12 Muatan Pelajaran;
pengembangan: 1. Pendidikan Agama 1. Pendidikan Agama
Muatan Kurikulum 1. Nilai agama dan dan Budi Pekerti dan Budi Pekerti
moral 2. PPKn (Tematik) 2. PPKN
2. Fisik Motorik 3. Bahasa dan Sastra 3. Bahasa dan Sastra
AKB
Perihal
PAUD SD SMP/MTs
3. Kognitif Indonesia (Tematik) Indonesia
4. Sosial Emosional 4. Matematika 4. Matematika
5. Bahasa (Tematik)* 5. IPA
6. Seni 5. IPA (Tematik) 6. IPS
6. IPS (Tematik) 7. Bahasa Inggris
7. SBdP (Tematik) 8. Seni dan Budaya
8. Pendidikan Jasmani 9. Pendidikan Jasmani
Olah raga dan Olah raga dan
Kesehatan Kesehatan
9. Muatan Lokal; 10. Prakarya dan atau
a. Bahasa dan Informatika
Sastra Sunda 11. Muatan Lokal
b. Bahasa dan a. Bahasa dan
Sastra Cirebon Sastra Sunda
b. Bahasa dan
Sastra Cirebon
Jumlah Jam Pelajaran
Jumlah Jam Pelajaran
1. Tematik
4 JP – 5 JP menjadi 2 JP
2. Muata palajaran:
@ 25 menit jam @ 30 menit
3 JP – 5 JP menjadi
pelajaran 2 JP – 3 JP menjadi 1 JP
Alokasi Waktu*) 2 JP @ 30 menit
(2 jam efektif @60 @ 30 menit
2 JP – 3 JP menjadi
menit)
1 JP @ 30 menit
(4 jam efefktif @60
(3 jam efefktif @60
menit)
menit)
Kegiatan Olah Raga Tidak diperbolehkan (kecuali Olah raga di lingkungan sekolah dengan
dan Ekstrakurikuler menjaga protokol kesehatan)
*) Pemenuhan Jam Pelajaran di atur di setiap satuan pendidikan masing-masing

V. PENUTUP
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa pandemi Covid-19 akan
berjalan dengan baik jika semua pihak melakukan disiplin dalam hal protokol kesehatan di
setiap jenjang pendidikan yang ada di wilayah Kota Cirebon. Monitoring dan evaluasi
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa pandemi Covid-19 merupakan tugas bersama
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah Kota Cirebon,
Tim satuan tugas Covid-19 Kota Cirebon, Dinas Pendidikan Kota Cirebon dan Kepala Satuan
pendidikan di setiap jenjang pendidikan yang ada di lingkungan wilayah Kota Cirebon serta
peran masyarakat.
Diperlukan kerja sama secara menyeluruh dari semua pihak untuk kesuksesan
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa pandemi COVID-19, baik dari Orang Tua, Guru,
Sekolah, layanan kesehatan, lembaga masyarakat dan pemerintah baik pusat maupun daerah.
Semoga Tuhan YME senantiasa melindungi dan menjaga seluruh anak-anak bangsa menuju
generasi Emas Indonesia.

Cirebon, Januari 2021

Kepala Dinas Pendidikan


Kota Cirebon

IRAWAN WAHYONO, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19661210 198803 1 008

Anda mungkin juga menyukai