Anda di halaman 1dari 2

SEDEKAH ITU HARAM

Allah Swt telah memerintahkan kepada manusia untuk beribadah kepada-Nya. Salah satunya yaitu
dengan sedekah dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Sebagaimana kalamnya dalam QS. Al-
Baqarah ayat 264 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-
nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu
seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia
bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

Keutamaan Sedekah
Diantara keutamaan mengeluarkan sedekah yakni mengeluarkan sedekah di bulan Ramadhan terutama
saat 10 hari terakhir, mengeluarkan sedekah untuk kerabat dekat atau keluarga.

Dalam Kitab Fathul Mu’in Karya Imam Zainudin Abdul Ajiz Al Malibari menyebutkan bahwasannya
mengeluarkan sedekah di Bulan Ramadhan merupakan sedekah yang paling utama dan sedekah itu
dikukuhkan kembali untuk bisa dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat tertentu
yang memiliki kemuliaan, semisal; 10 bulan dzulhijah, 2 hari raya ied, hari jum’at, di kota makkah dan
madinah.

Dalam kitab I’anatuthalibin juz 2 halaman 211, menerangkan bahwa alasan sedekah bulan Ramadhan
lebih utama dari bulan yang lainnya karena berpeluang bersamaan dengan datangnya malam lailatul
qadar, sedekah ketika sakit, ketika gerhana, dan ketika bepergian.

Mengeluarkan sedekah untuk diberikan kepada kerabat yang kerabat ini bukanlah termasuk yang wajib
untuk dinafkahi adalah lebih utamanya kerabat untuk diberi sedekah. Kemudian lebih utama juga
bersedekah kepada kerabat yang memiliki hubungan mahrom, bersedekah kepada suami atau istri
(dengan memberi tambahan diluar nafkah), bersedekah kepada kerabat bukan mahrom (sepupu,dan
lainnya), bersedekah kepada sanak saudara dari jalur bapak maupun jalur ibu, saudara mahrom sebab
sepersusuan, dan bersedekah kepada mertua.

Memberikan sedekah kepada tetangga setelah memberikan kepada kerabat adalah lebih utama
daripada memberikan sedekah kepada selain tetangga.

Hukum Haram Mengeluarkan Sedekah


Dalam Kitab Fathul Mu’in Karya Imam Zainudin Abdul Ajiz Al Malibari menerangkan bahwasannya tidak
disunnahkan bersedekah dengan menggunakan sesuatu yang seseorang itu (mutasodiq=orang yang
bersedekah) masih membutuhkannya.

Bahkan jika bersedekah dengan harta yang masih dibutuhkan untuk menafkkahi keluarganya dan untuk
membiayai orang yang menjadi tanggungannya, dalam hitungan sehari semalam. Atau sedekah dengan
harta yang akan digunakan untuk membayar hutang walau hutangnya itu bertempo.
Orang yang dikatakan cukup itu ukurannya cukup untuk kebutuhan pokok selama sehari semalam,
walau di hari esok tidak mengetahui dapat mencukupi kebutuhannya atau tidak.

Sedekah itu akan menjadi haram ketika seseorang itu punya kewajiban lain yang menjadi
tanggungannya. Jadi ketika kita masih punya tanggungan berupa kewajiban nafkah ataupun hutang yang
bertempo maka diharamkan untuk bersedekah. Sekalipun dirinya tidak ditagih hutangnya.

Hukum Orang Yang Menerima Sedekah Haram


Catatan haram ini berlaku manakala orang yang akan bersedekah ini tidak punya dugaan mendapatkan
harta lain dari sumber yang lain. Alasannya adalah perkara yang wajib itu tidak boleh ditinggalkan untuk
perkara yang sunnah.

Menurut Syekh Ibnu Ziyad sang ahli mentahiq, Sekiranya sedekah itu diharamkan seperti pembahasan
sebelumnya, maka orang yang menerima sedekah itu tidak punya hak untuk memilikinya.

Akan tetapi menurut Syekh Zakaria Al Anshori, dalam Syarah Minhajul Al Anbirin beliau berkata
bahwasannya orang yang menerima sedekah dari harta yang tidak sah untuk disedekahkan boleh untuk
dimiliki hartanya. Artinya menurut beliau hartanya boleh diterima sekalipun harta tersebut dihukumi
tidak sah untuk disedekahkan.

Hal ini khilafiah, maka ketika terjadi perihal khilafiah hendaklah kita mengikuti kaidah dari imam
jalaludin as-suyuti yang artinya “keluar dari perbedaan itu disunnahkan.” Artinya kita harus
meninggalkannya, kita tidak perlu bersedekah ketika kita masih punya tanggungan kewajiban, misal
masih harus memenuhi nafkah sehari semalam dan hutang yang bertempo.

Penutup
Fenomena yang terjadi pada zaman sekarang ini sangatlah beragam, salah satunya perkembangan trend
tentang sedekah, masih banyak di kalangan masyarakat yang salah mengartikan sedekah; hakikat
sedekah, kepada siapa kita harus mengutamakan sedekah, bagaimana ilmu sedekah sebenarnya.

Semoga artikel Ini menambah wawasan kita perihal sedekah, sekaligus sebagai kritik bagi “trend jum’at
sedekah” yang mungkin membagikan sedekah hanya kepada orang-orang dipinggir jalan tetapi tidak
memperhatikan tetangga dan kerabatnya. Semoga bermanfaat, Wallahu a’lam.

Anda mungkin juga menyukai