Kesimpulan
Dengan kondisi seperti ini, para pedagang warteg mengalami kerugian. Jadi
aset yang ada semuanya dijual untuk menghidupi kebutuhan pokok. Meskipun
Pemerintah sudah mengizinkan makan di tempat, sayangnya yang terjadi modal kian
habis sementara omset tidak tumbuh signifikan. Kalau Pemerintah mau bantu
kerahkan BUMN, lembaga-lembaga kantor pemerintahan borong warung-warung
yang sepi lalu take away.
Sumber:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210729152645-4-264652/bisnis-warteg-
bergelimpangan-25-ribu-warung-tutup-total
.