Anda di halaman 1dari 2

Bisnis Warteg Bergelimpangan, 25 Ribu Warung Tutup Total

`Jakarta, CNBC Indonesia


Bisnis warung tegal (Warteg) termasuk yang terhajar pandemi Covid-19.
Selama itu, warteg harus berkompromi membuka tutup aktivitas bergantung
kebijakan pembatasan sosial. Alhasil, sudah banyak pelaku usaha yang akhirnya
harus gulung tikar. Mereka umumnya berasal dari wilayah Kota Tegal, Kabupaten
Tegal, dan Kabupaten Brebes. Rumah-rumah saat waktu normal sebelum Covid-19
banyak yang kosong karena ditinggal pemilik. Sekarang hampir 50% penuh. Jadi dari
50 ribu warteg di Jabodetabek, berarti sekitar 25 ribu di antaranya tutup saat ini.
Angka tersebut bisa jadi terus bertambah seiring pandemi yang belum berakhir dan
tidak diketahui kapan usai. Apalagi kebijakan kerap berubah-ubah. Saat ini warteg
diizinkan untuk beroperasi dengan melayani makan si tempat, namun bisa jadi
kondisi ke depan berubah lagi. Ketidakpastian yang sudah terjadi selama ini membuat
pelaku usaha boncos dan harus menjual beragam asetnya. Semua aset tersebut dijual
untuk menghidupi kebutuhan pokok dan permodalan. Sayang, yang terjadi modal
kian habis sementara omset tidak tumbuh signifikan, meskipun Pemerintah sudah
mengizinkan makan di tempat.

Kesimpulan
Dengan kondisi seperti ini, para pedagang warteg mengalami kerugian. Jadi
aset yang ada semuanya dijual untuk menghidupi kebutuhan pokok. Meskipun
Pemerintah sudah mengizinkan makan di tempat, sayangnya yang terjadi modal kian
habis sementara omset tidak tumbuh signifikan. Kalau Pemerintah mau bantu
kerahkan BUMN, lembaga-lembaga kantor pemerintahan borong warung-warung
yang sepi lalu take away.

Sumber:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20210729152645-4-264652/bisnis-warteg-
bergelimpangan-25-ribu-warung-tutup-total
.

Anda mungkin juga menyukai