Materi Manajemen Pendidikan
Materi Manajemen Pendidikan
Analisis SWOT
2.1.1. Pengertian
Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk mengenali
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan (Nizak,2013).
Sedangkan menurut Fredi Rangkuti (2004:18) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Term “strategi”
menjadi kata kuncinya. Strategi seperti yang kita ketahui merupakan sebuah cara atau kiat yang
digunakan oleh organisasi atau lembaga sebagai contoh Perusahan dalam hal ini untuk mencapai
tujuan yang diidealkan. Analisis ini diterapkan di setiap perusahan agar dapat berkompetisi atau
mampu berdaya saing dengan perusahan lainnya. Artinya bahwa analisis SWOT ini dijadikan
sebagai alat dalam perusahan untuk membuat strategi agar mampu bersaing dengan perusahan
lain. Dengan demikian, SWOT merupakan singkatan dari strenghts, weakness, opportunities, dan
threats.
Secara sederhana SWOT dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan
internal sebuah organisasi, serta kesempatan atau peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan
digunakan sebagai langkah awal dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan strategis
dalam berbagai terapan. Menurut Burhanuddin, (2005), model analisa SWOT bisa dianggap
sebagai sebuah metode analisa yang paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau
permasalahan dari empat sisi yang berbeda. Berikut ini definisi tentang elemen SWOT
(Levinayanti: 2015):
1. Strength (Kekuatan); faktor internal atau dalam yang cenderung memiliki efek positif (atau
menjadi mampu untuk) mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan
2. Weakness (Kelemahan); faktor internal atau dalam yang mungkin memiliki efek negatif (atau
menjadi penghalang untuk) mencapai tujuan suatau lembaga pendidikan
3. Opportunity (Peluang); faktor eksternal atau luar yang cenderung memiliki efek positif pada
pencapaian atau tujuan sekolah, atau tujuan yang sebelumnya tidak dipertimbangkan
4. Threat (Ancaman); faktor eksternal atau kondisi yang cenderung memiliki efek negatif pada
pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan, atau membuat tujuan absurd atau malah sulit
dicapai.
Dari definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis SWOT tidak serta merta
digunakan hanya dalam Perusahaan. Artinya bahwa analisis ini dapat diterapkan di lembaga-
lembaga lainnya seperti Pendidikan, LSM, atau lembaga usaha lainnya.
Dalam dunia pendidikan analisis SWOT digunakan untuk melakukan langkah-langkah
strategis agar mampu berdaya saing atau berkompetisi dalam perubahan zaman. Tentu saja
analisis ini digunakan sebagai pisau bedah untuk melihat kelemahan, kekuatan secara internal
lembaga dan juga melihat peluang dan ancaman lingkungan eksternal. Hal ini dilakukan agar
mampu menjawab tujuan ideal dari pendidikan itu sendiri.
2.1.2. Tahap-tahap dalam Analisis SWOT
Dalam melakukan sebuah analisis dibutuhkan beberapa tahapan tertentu. Hal demikian
juga dapat dijumpai dalam analisis SWOT. Adapun beberpa tahap-tahap dalam melakukan
analisis ini adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi kelemahan (internal) dan ancaman (eksternal) secara umum pada semua komponen
sebagai contohnya dalam dunia pendidikan atau perusahan.
b. Indetifikasi kekuatan (internal) dan peluang (eksternal) yang diangap cocok atau layak untuk
mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi dilangkah pertama.
c. Lakukan analisis SWOT lanjutan setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dalam konteks yang hendak dianalisis misalnya manajemen perusahan, atau pendidikan
d. Rumuskan strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman,
termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut.
e. Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman serta membuat sebuah rencana tindakan
untuk menanganinya.
2.1.3. Jenis Analisis SWOT
Ada dua jenis analisis SWOT yakni:
1. Model Kuantitatif
Asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T.
Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan pasti ada
kelemahan dan dari setiap peluang pasti selalu ada ancaman. Ini berarti setiap satu rumusan S,
harus berpasangan dengan W dan begitu juga dengan O dan T. Setelah dipasangkan langkah
berikutnya adalah melakukan penilaian dengan cara memberikan skor pada masing-masing sub-
komponen.
d. Ancaman
Ancaman merupakan kebalikan dari peluang. Ancaman meliputi faktor-faktor lingkungan
yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika ancaman itu tidak segera
diatasi maka akan menjadi sebuah penghalang bagi majunya lembaga pendidikan. Salah satu
contoh ancaman dalam dunia pendidikan kini adalah minat peserta didik baru yang semakin
menurun setiap tahun, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan dan lain
sebagainya.
2.2.2. Contoh Analisis SWOT dalam Kurikulum K-13
Pada hakikatnya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Suparlan, 2012:36). Berangkat dari
definisi itu, kurikulum tersebut setidaknya ada tiga komponen penting yang ada dalam kurikulum
yaitu komponen tujuan pendidikan, komponen proses, dan komponen evaluasi. Kurikulum yang
dirancang dikembangkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam
perubahan, pertentangan, ketidakpastian, dan kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum ini
ditujukan untuk menciptakan tamatan yang cerdas dan kompeten, memiliki jiwa nasionalisme
dan pancasilais terutama dalam membangun identitas budaya bangsanya (Chan dan Sam,
2007:99). Kebijakan pemerintah untuk menganti kurikulum K-13 saat ini menjadi sorotan dari
berbagai pihak baik itu dari guru, siswa maupun orang tua. Meskipun ada nada-nada protesnya
tapi toh kurikulum ini tetap dijalankan atau dilaksanakan sejak pada tahun pelajaran 2014/1015.
Penyusunan kurikulum 2013 tersebut merupakan upaya melanjutkan pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Berikut akan disajikan gambaran singkat
Kurikulum K-13 itu sendiri (Levinayanti:2015).
2.Blue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy (BOS) merupakan strategi bisnis yang menerapkan penguasaan
ruang pasar yang tidak diperebutkan (uncontested market space), sehingga membuat
persaingan menjadi tidak relevan (competition irrelevant). Pasar yang tidak diperebutkan
tersebut dianalogikan sebagai Samudera Biru (Blue Ocean) dimana organisasi bermain
sendirian tanpa ada pesaing. Sebaliknya kondisi ruang pasar saling diperebutkan oleh berbagai
pihak dengan cara apapun seakan-akan sampai berdarah-darah, maka kondisi ini dianalogikan
antara inovasi dan nilai menghendaki adanya cara-cara yang dilakukan untuk memberikan
manfaat kepada konsumen dan perusahaan. Pendekatan nilai dan inovasi tersebut didasarkan
kerangka kerja, yang selanjutnya dinamakan strategi kanvas (canvas strategy) dan empat
kerangka kerja (Four Action Framework). Canvas strategy merupakan blue print (cetak biru)
(competition factors) di mana kompetitor industri bersaing. Kanvas strategi digunakan untuk
mendiagnosa posisi produk yang dimiliki dan mendiagnosa posisi pesaingnya. Fungsi canvas
strategy digunakan untuk merangkum situasi terkini dalam ruang pasar yang memungkinkan
untuk memahami dimana kompetisi saat ini sedang terjadi, memahami faktor-faktor apa yang
sedang dijadikan persaingan produk, serta mengetahui nilai kompetitif apa yang di peroleh
konsumen.
merekonstruksi elemen-elemen nilai dalam membuat kurva nilai baru. Kerangka kerja empat
langkah ini terdiri dari empat pertanyaan kunci logika strategi model bisnis, sebagai berikut.
Faktor yang dianggap menghambat dan proses yang tidak memberikan nilai tambah perlu
Faktor yang menjadi standar industri dan terlalu berlebihan perlu dikurangi bahkan sampai di
bahwa standar.
Faktor baru apa saja yang perlu dirancang untuk menciptakan value innovation yang dapat
Kerangka kerja empat langkah dalam BOS tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
2. Implementasi Teori BOS dalam Pendikan
Pola pendidikan saat ini telah bergeser ke arah pendidikan yang lebih terbuka,
professional, dan demokratis. Dampak dari itu semua, maka ditengarai akan terjadi pergeseran
dikelola secara terencana dengan tujuan yang jelas dan terukur hasilnya, dengan cara
menyelenggarakan proses pembelajaran yang lebih menekankan pada kualitas belajar daripada
kuantitas hasil. Manajemen pendidikan tidak lagi mengutamakan sesuatu yang bersifat
administratif daripada proses pematangan kualitas peserta didik. Dapat pula dikatakan bahwa
orientasi pendidikan saat ini dan ke depan adalah menciptakan sekolah sukses, yang memiliki
Menciptakan sekolah sukses diperlukan sebuah strategi bisnis dan strategi informasi
yang tepat. Lembaga pendidikan Islam berkembang dengan sangat pesat, baik dalam tingkat
formal maupun informal. Di sisi lain, masyarakat saat ini menginginkan layanan pendidikan
yang baik dan bermutu. Lembaga pendidikan harus mampu melihat fenomena tersebut,
sehingga tidak hanya sekedar membangun sekolah-sekolah baru, tetapi juga mampu
menciptakan strategi pasar yang baik untuk menarik minat konsumen. Stategi pasar yang
dicptakan diharapkan meyakinkan calon konsumen bahwa sekolah mampu menciptakan insan
yang cerdas, bermutu, dan kompetitif yang relevan dengan kebutuhan masyarakat (lokal dan
global).
Apabila kita analisa menggunakan analisis SWOT, maka dapat dilihat apa yang
menjadi kekuatan, kelemahan, ancaman, dan tantangan dalam lembaga pendidikan Islam saat
b. Fasilitas lengkap
b. Adanya dukungan dana dari pemerintah dalam bentuk Bantuan Operasional Sekolah
Berdasarkan kondisi persaingan pada lembaga pendidikan Islam saat ini dan sesuai
analisis SWOT di atas, maka untuk menerapkan Blue Ocean Strategy perlu dilakukan
langkahlangkah strategis, sebagai berikut.
a. Reputasi akademik, adalah keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan berbagai
nilai
bagi peserta didik. Lembaga pendidikan harus pintar melihat sub-sub faktor yang terkait
dengan produk jasa pendidikan yang dapat mempengaruhi peserta didik dalam keputusan
memilih sekolah berbasis Islam, misalnya kurikulum, status akreditasi, dan citra/image.
b. Pendidikan yang ditawarkan, adalah program studi yang ditawarkan terhadap peserta didik.
Hal tersebut sangat penting karena akan menjadi pilihan dalam menentukan potensi belajar
mereka.
c. Harga, merupakan nilai barang atau jasa yang ditetapkan oleh sekolah dalam bentuk jumlah
nominal yang ditawarkan. Demi menarik minat konsumen, lembaga pendidikan perlu untuk
menawarkan biaya pendidikan yang low cost untuk mendapatkan hasil yang higt quality.
didik dalam memilih sekolah. Di dalam sebuah lembaga pendidikan, proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik apabila guru dapat menjalankan fungsinya sebagai tenaga pendidik
maupun non akademik menjadi tarik bagi calon peserta didik dalam menentukan pilihan.
perpustakaan, fasilitas olah raga, kantin, sangat berpengaruh dalam kenyamanan peserta didik
g. Promosi, strategi promosi merupakan hal yang penting dalam perekrutan peserta didik,
strategi
yang digunakan berdasarkan segmen calon peserta didik yang menjadi target sasaran. Promosi
merupakan ujung tombak dari sebuah pemasaran. Demi efektifitas dan efisiensi, maka promosi
dapat dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik untuk mencaring calon peserta
a. Hapuskan
1) Menghapuskan strategi promosi dan biaya promosi yang tidak sesuai dengan target sasaran.
didik.
b. Ciptakan
1) Menciptakan model-model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, untuk menciptakan
3) Menciptakan sistem informasi yang mempermudah peserta didik untuk mengakses dan
dianggap berpengaruh atau menjadi panutan, misalnya kiai atau pengasuh pondok pesantren.
c. Kurangi
5) Kurangi metode pembelajaran satu arah, karena dapat mematikan kreatifitas peserta didik.
d. Tingkatkan
virtual integration.
2) Meningkatkan kerjasama dengan sekolah-sekolah lain untuk memperolah data tentang hal-
hal
3) Meningkatkan pemanfaatan pendaftaran aplikasi online dari segi kualitas layanan, sehingga
pendaftar tidak harus datang ke lokasi pendaftaran. Hal ini dapat memberikan keuntungan dari
4) Meningkatkan mutu lulusan, tidak hanya dari nilai akademik, tetapi juga peningkatan
softskill
C. Penutup
sekolah berbasis Islam untuk dapat merancang sebuah strategi pemasaran yang dapat
mempromosikan sekolah tersebut untuk dapat dipilih dan diminati oleh konsumen, salah
satunya adalah dengan sistem Samudra Biru (Blue Ocean). Implementasi teori sistem Samudra
Biru dalam pendidikan Islam dapat diwujudkan melalui beberapa langkah stategi berikut.
1. Analisis SWOT
Melalui analisis SWOT dapat diketahui apa yang menjadi kekuatan (Strenght), kelemahan
(Weakness), peluang (Opportunity), dan tantangan (Threats) dalam lembaga pendidikan Islam
saat ini.
Rancangan stategi kanvas dibuat berdasarkan hasil analisis SWOT. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menerapkan strategi ini adalah : kurikulum yang ditetapkan, program
Empat kerangka kerja disusun untuk menciptakan inovasi nilai baru dalam pendidikan Islam,
ini akam memunculkan inovasi dan produk baru dalam rangka menciptakan sekolah berbasis