Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRASYARAT PRAKTIK KGD DI RS II

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI PKP DKI JAKARTA

Nama Mahasiswa: Rosa Amelia Tgl: 6 Desember 2021


NIM: 202015015 Tempat Praktik: RSUD Pasar Minggu
Judul Laporan Prasyarat:
Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Bacalah tentang topik Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan buatlah resume tentang topik tersebut.

1. Definisi
Bantuan hidup dasar adalah bantuan yang ditujukan untuk mempertahankan patensi jalan
napas dan bantuan pernapasan dan sirkulasi. Bantuan Hidup Dasar (basic life support)
adalah serangkaian tindakan awal pada pasien untuk mengembalikan fungsi pernafasan
dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti nafas dan atau henti jantung
(cardiac arrest).
Bantuan hidup dasar adalah bantuan yang harus segera diberikan pada setiap orang yang
ditemukan tidak sadarkan diri yaitu pada orang yang tidak teraba denyut nadinya dan
tidak bernapas (Medical Service & Training 119, 2020).

2. Konsep Teori
a. Tujuan Bantuan Hidup Dasar
Menurut Medical Service & Training 119 (2020) Tindakan BHD memiliki tujuan
yaitu:
1. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi oksigenasi organ-organ vital (otak,
jantung, dan paru).
2. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi
3. Memberikan bantuan eksternal terhadao sirkulasi dan ventilasi dari korban yang
mengalami henti jantung atau henti napas melalui (Resusitasi Jantung Paru/ RJP).
Bantuan Hidup Dasar diusahakan dilakukan secepat mungkin karena jika terjadi
keterlambatan 1 menit, kemungkinan berhasil mencegah kematian adalah 98%.
Terlambat 3 menit, kemungkinannya menurun sampai 50%. Dan jika terlambat
sampai 10 menit, hanya ada 1% kemungkinan dapat menyelamatkan korban henti
jantung dan henti napas.
Selain harus cepat memulai resusitasi jantung paru (RJP), sangat penting juga bagi
kita untuk memahami cara melakukan resusitasi jantung paru yang berkualitas.
b. Indikasi dan Kontraindikasi Bantuan Hidup Dasar
1. Indikasi pemberian BHD
Harus segera dilakukan pada setiap orang yang ditemukan tidak sadarkan diri,
tidak teraba denyut nadinya dan tidak bernafas.
2. Indikasi pemberian BHD dihentikan
Pemberian bantuan hidup dasar dihentikan apabila:
a. Sirkulasi dan ventilasi spontan secara efektif telah membaik
b. Pelayanan dilanjutkan oleh tenaga medis ditempat rujukan atau ditingkat
pelayanan yang lebih tinggi seperti ICU
c. Penolong sudah tidak bisa meneruskan Tindakan karena lelah
d. Terdapat keadaan lingkungan yang membahayakan penolong, pasien, dan
orang lain, atau dapat menyebabkan cedera pada pasien
e. Pada pasien yang menunjukan tidak adanya manfaat fisiologis yang dapat
diharapkan karena fungsi vital telah menurun walau telah diberi terapi
maksimal

3. Kontraindikasi pemberian BHD


Kontraindikasi pemberian BHD yaitu:
a. Pada pasien yang telah dinyatakan secara klinis meninggal lebih dari 5 menit
b. Pada pasien yang menunjukkan sudah terjadi kematian yang ireversibel
(seperti pupil dilatasi, maksimal, reflek cahaya negative, rigormortis atau kaku
mayat, dekapitasi, dekomposisi atau pucat).
c. Pasien berada pada stadium terminal suatu penyakit
d. Pasien dengan Do Not Attempt Resucitation (DNAR)

c. Komplikasi BHD
a) Trauma pada sternum
b) Fraktur tulang iga
c) Trauma pada organ pencernaan yaitu esophagus, lambung, dan hepar
d) Trauma pada pleura dan paru yang dapat menimbulkan masalah serius
e) Pada beberapa kasus mengakibatkan terjadinya kerusakan sistem saraf pusat
permanen pada pasien yang tertolong sehingga membuat tingkat
ketergantungan pasien secara total.
f) Masalah mediokolegal

d. Rantai Kelangsungan Hidup


Rantai kelangsungan hidup terpisah telah direkomendasikan yang akan
mengidentifikasi jalur perawatan yang berada antara pasien yang mengalami
serangan jantung dirumah sakit dan diluar rumah sakit (AHA, 2015).
 IHCA (Hospital Cardiac Arrest).
1. Pengawasan dan pencegahan
2. Pengenalan dan pengaktifan ystem tanggap darurat
3. CPR berkualitas tinggi secepatnya
4. Defibrilasi cepat
5. Bantuan hidup lanjutan dan perawatan pasca serangan jantung.

 OHCA (On Hospital Cardiac Arrest)


1. Pengenalan dan pengaktifan sistem tanggap darurat
2. CPR berkualitas tinggi secepatnya
3. Defibrilasi cepat
4. Layanan medis darurat lanjutan
5. Bantuan hidup lanjutan dan perawatan pasca serangan jantung

e. Proses Penanganan (Prosedur / Langkah - Langkah BHD)


1. Danger
a. Amankan diri
b. Amankan pasien
c. Amankan lingkungan
2. Respon
Cek AVPU (Allert, Verbal, Pain, Unresponsive)
- Allert Mengecek kesadaran korban, jika korban tidak sadar lanjut ke poin V
- Verbal): Panggil korban dengan dengan berbicara keras di telinga korban
(jangan menggoyang atau menyentuh pasien), jika tidak merespon lanjut ke
poin P.
- P (Pain): cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, misalnya dengan menekan
bagian putih dari kuku tangan (selain itu dapat juga dengan area dahi
korban).
- U (Unresponsive): jika pasien masih tidak bereaksi maka pasien berada
dalam keadaan unresponsive. Dalam keadaan seperti ini, segera panggil
bantuan dari pihak medis.
3. Short for Help (Panggil bantuan) Jika dirumah sakit aktifkan code blue, jika di
luar rumah sakit atau di jalanan telfon ambulan atau 119
4. Cek nadi dan nafas selama 10 detik. Apabila nadi teraba berikan nafas selama 20-
24x selama 2 menit, cek nadi kembali. Apabila nadi tidak teraba lakukan RJP
5. Lakukan kompresi 30 kompresi dan 2 ventilasi dengan kedalaman 2 inchi (5-6
cm)
6. AED / Defibrilator tersedia
7. Cek irama, irama dapat di kejut
8. Apabila dapat dikejut berikan 1 kejut 200 J.
9. Apabila tidak dapat dikejut, segera lakukan rjp, cek irama tiap 2 menit, lanjutkan
rjp sampai kondisi pasien mulai teraba nadi dan nafas.

3. Pihak yang terlibat


Menurut (AGD 118) siapa saja bisa terlibat dalam bantuan hidup dasar terutama jika di
Rumah Sakit yaitu tim medis (dokter, perawat dsb) bisa juga seseorang yang sudah
mendapatkan pelatihan BTCLS.

4. Daftar Pustaka
AGD 118, PT AGD 118. (2020). BT & CLS. Jakarta: Yayasan AGD 118.

American Heart Association, ACLS. (2015).

Medical Service & Training 119. (2020). BTCLS Basic Trauma Cardiac Life Support.
Ed. 6. Jakarta: Diklat Gawat Darurat Medical Service & Training 119

Tim Instruktur BTCLS PPPI. (2019). Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Support.
Jakarta: Tim Instruktur BTCLS PPPI.

Laporan Prasyarat ini telah diperiksa:


Tanda Tangan Nama Preseptor Akademik: Catatan Preseptor:

Hari/Tanggal:

Anda mungkin juga menyukai