HKUM4301
Cuitan Irfan akhirnya sampai ke Chief Marketing Officer Lazada, Achmad Alkatiri.
Sang CMO langsung menanggapi cuitan tersebut dan berargumen bahwa OTP
selalu ada jika transaksi di atas 750 ribu Rupiah. Bahkan jika di bawah 750 ribu,
digunakan risk engine algo.
Selanjutnya Sang CMO menanyakan apakah kartu kredit milik sang istri hilang atau
tidak, ditanggapi dengan jawaban bahwa kartu kredit masih di tangan sang istri. Hal
ini ditanyakan karena si pembobol harus tahu CVV atau kode verifikasi yang jadi tiga
angka terakhir di bagian belakang kartu kredit.
Hari berikutnya, Irfan akhirnya mengupdate kasus ini kembali lewat Twitter, di mana
Lazada melalui perwakitalnnya yakni Juniati Riwu yang merupakan Wakil Presiden
CS Lazada Indonesia. Dalam email tersebut, Lazada memberikan pernyataan
tertulis bahwa situs e-commerce tersebut akan memproses refund sebesar
22.475.000 Rupiah.
Sumber : https://www.merdeka.com/teknologi/kasus-order-fiktif-lazada-sebesar-22-
juta-ini-kronologisnya.html
Soal :
1. Transaksi elektronik atau transaksi secara online merupakan aplikasi yang sangat
banyak digunakan dari kegiatan siber dan hal itu memunculkan permasalahan
dimana merebak pula kejahatan siber (cyber crime). Berikan pendapat saudara
bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan teknologi
informasi dalam kegiatan transaksi elektronik!
2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah merambah hingga ke
sektor bisnis dengan menjamurnya e-commerce. Analisis oleh saudara termasuk ke
dalam tipe e-commerce manakah sistem perdagangan di Lazada serta jelaskan
mekanisme dari sistem tersebut!
Jawab:
1.
2. Lazada Indonesia (www.lazada.co.id) lebih berfokus kepada tipe e-commerce B2C atau
Business to Customer karena tujuan utama perusahaan adalah menyerap customer individu
yang melakukan transaksi di situs mereka. Dalam Business to Customer akan lebih terfokus
bagaimana mekanisme dasar bagi pembeli untuk mengakses perusahaan tersebut di dalam
sebuah web yang sudah disediakan oleh perusahaan. Setelah itu bagaimana pelayanan situs
tersebut dan yang paling rumit adalah bagaimana menciptakan tantangan utama untuk
penjualan. E-commerce memberikan pengalaman berbelanja yang sesungguhnya dengan
dapat membeli dari rumah dan dapat dilakukan selama 24 jam dalamsehari, 7 hari dalam
seminggu.
3. Transaksi dan Perlindungan Konsumen. Pada bagian ini terlihat banyak orang yang takut
akan penipuan yang terjadi ketika belanja online. Kartu kredit yang dapat diakses oleh tangan
nakal, barang yang sampai tidak sesuai dengan keinginan atau toko yang susah dihubungi
ketika konsumer telah membayar. Hal ini menjadikan hal terbesar yang membuat orang
memilih tidak belanja online.
Referensi
https://www.google.com/search?
q=bagaimana+upaya+yang+dapat+dilakukan+untuk+mencegah+penyalahgunaan+teknologi+
informasi+dalam+kegiatan+transaksi+elektronik&oq=bagaimana+upaya+yang+dapat+dilaku
kan+untuk+mencegah+penyalahgunaan+teknologi+informasi+dalam+kegiatan+transaksi+ele
ktronik&aqs=chrome..69i57.863j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8&shem=ssmd
http://irvanarifsanianto.blogspot.com/2014/11/perusahaan-lazada.html
https://aptika.kominfo.go.id/2017/06/sistem-e-commerce-dan-perlindungan-konsumen/