Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

HKUM4301

Kasus Order Fiktif Lazada Sebesar Rp. 22 Juta

Seorang bernama Irfan Rinaldi menjelaskan soal order fiktif atas nama istrinya ke e-


commerce Lazada Indonesia. Hal ini ia sampaikan melalui Twitter pada Senin (22/1)
lalu. Hal ini bermula dari sang istri yang tidak melakukan transaksi apapun, namun
mendapat notifikasi jika ada order senilai 22 juta.

Melalui akun pribadinya @IrfanRinaldi, ia menyebut bahwa sang istri tidak


mendapatkan notifikasi OTP atau One Time Password, tidak ada SMS masuk dari
bank, dan tiba-tiba CS Bank menelepon soal anomali transaksi senilai 22 juta ke
Lazada. Irfan sempat menanyakan soal absennya OTP ketika memproses
pembayaran via kartu kredit.

Cuitan Irfan akhirnya sampai ke Chief Marketing Officer Lazada, Achmad Alkatiri.
Sang CMO langsung menanggapi cuitan tersebut dan berargumen bahwa OTP
selalu ada jika transaksi di atas 750 ribu Rupiah. Bahkan jika di bawah 750 ribu,
digunakan risk engine algo.

Selanjutnya Sang CMO menanyakan apakah kartu kredit milik sang istri hilang atau
tidak, ditanggapi dengan jawaban bahwa kartu kredit masih di tangan sang istri. Hal
ini ditanyakan karena si pembobol harus tahu CVV atau kode verifikasi yang jadi tiga
angka terakhir di bagian belakang kartu kredit.

Akhirnya hal ini diinvestigasi dengan kesimpulan sementara bahwa si pembobol


masuk ke email sang istri untuk tahu CVV kartu kreditnya dan melakukan transaksi,
dengan email yang benar-benar sama tanpa menggantinya.

Hari berikutnya, Irfan akhirnya mengupdate kasus ini kembali lewat Twitter, di mana
Lazada melalui perwakitalnnya yakni Juniati Riwu yang merupakan Wakil Presiden
CS Lazada Indonesia. Dalam email tersebut, Lazada memberikan pernyataan
tertulis bahwa situs e-commerce tersebut akan memproses refund sebesar
22.475.000 Rupiah.

Sumber : https://www.merdeka.com/teknologi/kasus-order-fiktif-lazada-sebesar-22-
juta-ini-kronologisnya.html

Soal :

1. Transaksi elektronik atau transaksi secara online merupakan aplikasi yang sangat
banyak digunakan dari kegiatan siber dan hal itu memunculkan permasalahan
dimana merebak pula kejahatan siber (cyber crime). Berikan pendapat saudara
bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan teknologi
informasi dalam kegiatan transaksi elektronik!
2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah merambah hingga ke
sektor bisnis dengan menjamurnya e-commerce. Analisis oleh saudara termasuk ke
dalam tipe e-commerce manakah sistem perdagangan di Lazada serta jelaskan
mekanisme dari sistem tersebut!

3. Seperti halnya transaksi konvensional, dalam setiap kegiatan transaksi  online


maka ada hak-hak yang harus dilindungi dari konsumen. Analisis oleh saudara
hubungan antara kegiatan e-commerce dengan hukum perlindungan konsumen
apabila dikaitkan dengan kasus Lazada!

Jawab:

1.

1. Lindungi gadget, komputer atau perangkat lain yang digunakan


2. Jangan gunakan software bajakan
3. Pasang perangkat lunak keamanan yang up to date
4. Menggunakan data encryption
5. Selalu miliki sikap waspada
6. Selalu periksa data bank dan data kartu kredit secara teratur
7. Rajin mengganti kata sandi
8. Backup data-data secara rutin
9. Jangan sembarang membagikan info pribadi
10. Abaikan lampiran surat elektronik dan URL yang terindikasi mencurigakan
11. angan langsung tergiur, gunakan waktu untuk berpikir lebih panjang dan matang
12. Laporkan ke pihak yang berwenang

2. Lazada Indonesia (www.lazada.co.id) lebih berfokus kepada tipe e-commerce B2C atau
Business to Customer karena tujuan utama perusahaan adalah menyerap customer individu
yang melakukan transaksi di situs mereka. Dalam Business to Customer akan lebih terfokus
bagaimana mekanisme dasar bagi pembeli untuk mengakses perusahaan tersebut di dalam
sebuah web yang sudah disediakan oleh perusahaan. Setelah itu bagaimana pelayanan situs
tersebut dan yang paling rumit adalah bagaimana menciptakan tantangan utama untuk
penjualan. E-commerce memberikan pengalaman berbelanja yang sesungguhnya dengan
dapat membeli dari rumah dan dapat dilakukan selama 24 jam dalamsehari, 7 hari dalam
seminggu.

3. Transaksi dan Perlindungan Konsumen. Pada bagian ini terlihat banyak orang yang takut
akan penipuan yang terjadi ketika belanja online. Kartu kredit yang dapat diakses oleh tangan
nakal, barang yang sampai tidak sesuai dengan keinginan atau toko yang susah dihubungi
ketika konsumer telah membayar. Hal ini menjadikan hal terbesar yang membuat orang
memilih tidak belanja online.
Referensi

https://www.google.com/search?
q=bagaimana+upaya+yang+dapat+dilakukan+untuk+mencegah+penyalahgunaan+teknologi+
informasi+dalam+kegiatan+transaksi+elektronik&oq=bagaimana+upaya+yang+dapat+dilaku
kan+untuk+mencegah+penyalahgunaan+teknologi+informasi+dalam+kegiatan+transaksi+ele
ktronik&aqs=chrome..69i57.863j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8&shem=ssmd

http://irvanarifsanianto.blogspot.com/2014/11/perusahaan-lazada.html

https://aptika.kominfo.go.id/2017/06/sistem-e-commerce-dan-perlindungan-konsumen/

Anda mungkin juga menyukai