Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN PRE INTRA NATAL

RS WIRA HUSADA YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :

Nama : Elfinora purba


NIM : D3.KP 1800533

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN PRE INTRA NATAL


RS STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA

Asuhan Keperawatan ini telah dibaca dan diperiksa pada


Hari/Tanggal :…………………………………….

Mahasiswa Praktikan

(…………..…………)

Mengetahui/Menyetujui:

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(………………………) (………………………)
LAPORAN PENDAHULUAN

PRE INTRA NATAL

A. DEFINISI
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,triwulan
ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2008)
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan
janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Hanafiah, 2008).
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu terjadi pada
setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan
berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu
(Nugroho dan Utama, 2014).
B. TANDA DAN GEJALA KEHAMILAN
Tanda dan gejala kehamilan menurut Prawiroharjo (2008) dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
1. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid
lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat
ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan
memakai rumus Neagie: HT – 3 (bulan + 7).
b. Mual dan muntah
Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut “morning sickness”.
c. Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya
hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e. Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi setelah itu
nafsu makan timbul lagi.
f. Mamae menjadi tegang dan membesar.
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli payudara.
g. Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
h. Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
i. Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih
tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.
j. Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). Sering terjadi pada
triwulan pertama.
k. Varises (pemekaran vena-vena)
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh darah itu terjadi
disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara.
2. Tanda kemungkinan kehamilan
a. Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai
pembesaran perut.
b. Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya makin
lama makin bundar.
c. Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama
daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi
seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan
ismus menjadi panjang dan lebih lunak.

d. Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina,
dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.
e. Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang–kadang pembesaran tidak rata
tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan
uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran.
f. Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk uterus
dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada
kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.
g. Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda adanya
janin di dalam uterus.
h. Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi hari.
Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
3. Tanda pasti kehamilan
a. Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
b. Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4) Dilihat pada ultrasonograf.
c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.

C. PERUBAHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS SELAMA KEHAMILAN


1. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester I
a. Perubahan Fisik pada Trimester I
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester I adalah :
1) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.
2) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan
rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan
menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan,
karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
3) Konstipasi
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga
usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah
memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
4) Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai
sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness
tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
5) Merasa lelah
Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan
secara fisik dan emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal yang
dapat mempengaruhi pola tidur.
6) Sakit Kepala
Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga
ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri)
tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing
yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik
maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi
juga dapat menyebabkan sakit kepala.
7) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya
beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena
adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan
pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk
menyokong rahim.
8) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus
dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
9) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang
dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen
yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang
menyebabkan tubuh menahan air.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester I adalah :
1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
2) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama.
5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya
2. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester II
a. Perubahan Fisik pada Trimester II
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester II adalah :
1) Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu.
Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser
(umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita,
perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
2) Sendawa dan buang angina
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah
biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan.
Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak
nyaman.
3) Pelupa
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama
kehamilannya. Ada beberapa teori tentang hal ini, diantaranya adalah karena
tubuh ibu hamil terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya
sehingga menimbulkan blok pikiran.
4) Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat Rahim yang membesar dan
juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna
sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
5) Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan
rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan,
seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang
tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
6) Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut
bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak
menetap.
7) Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester
kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar
sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
8) Hidung dan Gusi berdarah
Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah selama masa
kehamilan. Kadang juga mengalami sumbatan di hidung. Ini disebabkan
karena adanya perubahan hormonal.
9) Perubahan kulit
Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit. Perubahan tersebut bisa
berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus) sampai ke
tulang pubis yang disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah
disebut chloasma atau topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadI petunjuk sang
ibu kurang asam folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang
berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit
ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya.
Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan.
10) Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin
berwarna gelap dan besar. Bintikbintik kecil akan timbul disekitar putting,
dan itu adalah kelenjar kulit.
11) Kram pada kaki
Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat
kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium yang
cukup. Jika terkena kram kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah
menggerak-gerakkan jari-jari kaki ke arah atas.
12) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40%
wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester II adalah :
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi.
2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
3) Merasakan gerakan anak.
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5) Libido meningkat
6) Menuntut perhatian dan cinta
7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu
9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
3. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III
a. Perubahan Fisik pada Trimester III
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester III adalah :
1) Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang
belakang.
2) Payudara
Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan
bayi pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil
akan merasakan hal itu, yakni keluarnya colostrum.
3) Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormone progesteron.
4) Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke
paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa
susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar
yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan dada). Setelah
kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum
persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan
bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang,
karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma / tulang
iga ibu.
5) Sering kencing
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
6) Masalah tidur
Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari sehingga
merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
7) Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan
dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi
juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
8) Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut
yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
9) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
10) Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena
kekurangan kalsium.

11) Cairan vagina


Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan
biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental,
sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester III
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester III adalah :
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.

Pathway
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Manuaba (2010) pemeriksaan yang mungkin dilakukan pada kehamilan yaitu :
1. Tes urine kehamilan (Tes HCG)
a. Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu setelah
koitus).
b. Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari.
2. Palpasi abdomen
Menggunakan cara Leopod dengan langkah sebagai berikut :
a. Leopod I
1) Bertujuan untuk mengetahui TFU dan Bagian janin yang ada di fundus.
2) Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
a) Pemeriksaan menghadap pasien
b) Kedua tangan meraba fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri.
c) Meraba bagian apa yang ada di fundus, jika teraba benda bulat, melenting,
mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namaun jika teraba benda
bulat, besar, lunak, tidak melenting, dan susah digerakkkan, maka itu
adalah bokong janin.

b. Leopod II
1) Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan dan kiri
perut ibu.

2) Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :


a) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu .
b) Ketika memriksa sebelah kanan, maka tangan menahan perut sebelah kiri
ke arah kanan.
c) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan bagian
apa yang ada disebelah kanan (jika teraba benda yang rata tidak teraba
bagian kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah punggung bayi, namun
jika teraba bagian-bagian yang terkecil dan menonjol maka itu adalah
bagian kecil janin).
c. Leopod III
1) Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus.
2) Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
a. Tangan kiri menahan fundus uteri.
b. Tangan kananmeraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika teraba
yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu adalah
kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak, dan sulit
digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika di bagian bawah tidak
ditemukkan kedua bagian seperti diatas, maka pertimbangkan apakah janin
dalam letak melintang.
c. Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan kanan
menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan merasakan ballottement
(pantulan dari kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia kehamilan 5-7
bulan).
d. Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala, goyangkan, jika
masih mudah digoyangkan, berarti kepala belum masuk panggul, namun
jika tidak dapat digoyangkan, berarti kepala sudah masuk panggul), lalu
lanjutkan pada pemeriksaan Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh
kepala sudah masuk panggul.
d. Leopold IV
1) Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah dan untuk
mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum.
2) Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
a) Pemeriksa menghadap kaki pasien
b) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah
c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang
berlawanandi bagian bawah.
d) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum
masuk panggul.
e) Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah
masuk panggul.

E. KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN


Menurut Dep Kes RI (2008), jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan
dikhawatirkan akan terjadi komplikasi -komplikasi yang terbagi menjadi 2 kelompok :
1. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
a. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan
28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan
kehamilan sebelum 28 minggu . Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari
fasil itas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak
mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal
akan terjadi.
b. Pre-eklampsia/eklampsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan
kehamilan, dengan tanda -tanda oedeme (pembengkakan) terutama tampak pada
tungkai dan muka., tekanan darah tinggi, dan dalam air seni terdapat zat putih
telur pada pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian karena eklampsia
meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat.
Gejala-gejala dari pre-eklampsia adalah:
1) tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mm hg
2) wajah atau tangan membengkak
3) kadar protein yang tinggi dalam air kemih.
c. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
1) Letak Lintang : Merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada
kehamilan tua (8-9 bulan): kepala ada di samping kanan at au kiri dalam
rahim ibu. Bayi letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena
sumbu tubuh janin melintang terhadap sumbu tubuh ibu. Bayi membutuhkan
pertolongan operasi sesar.
2) Letak Sungsang : merupakan kelai nan letak janin di dalam rahim pada
kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau kaki
di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir terakhir .
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari pihak ibu (keadaan rahim,
keadaan plasenta, keadaan jalan lahir) dan dari janin (tali pusat pendek,
hidrosefalus, kehamilan kembar, hidramnion, prematuritas).
d. Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini
mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat
cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ -1 liter. Karena rahim sangat
besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya, yang menyebabkan keluhan
-keluhan sebagai berikut:
1) Sesak napas, karena sekat rongga dada terdorong ke atas.
2) Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi air ketuban 2 liter.
3) Pembengkakan pada kedua bibir kemaluan dan tungkai.
e. Ketuban Pecah Dini
Ketuban Pecah Dini yaitu keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah
kehamilan berusia 22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi
pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan
aterm.
f. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang tertanam di atas atau di dekat serviks
(leher rahim), pada rahim bagian bawah. di dalam rahim, plasenta bisa menutupi
lubang serviks secara keseluruhan atau hanya sebagian. plasenta previa biasanya
terajdi pada wanita yang telah hamil lebih dari 1 kali atau wanita yang memiliki
kelainan rahim (misalnya fibroid). pada akhir kehamilan, tiba-tiba terjadi
perdarahan yang jumlahnya bisa semakin banyak. darah yang keluar biasanya
berwarna merah terang. untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan
usg. jika perdarahannya hebat, dilakukan transfusi darah berulang. jika
perdarahannya ringan dan persailinan masih lama, bisanya dianjurkan untuk
menjalani tirah baring. hampir selalu dilakukan operasi sesar karena cenderung
terjadi pelepasan plasenta sebelum waktunya, bayi bisa mengalami kekurangan
oksigen dan ibu bisa mengalami perdarahan hebat.
g. Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama
masa hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa dan bisa menyebabkan
dehidrasi dan kelaparan. penyebabnya tidak diketahui. faktor psikis bisa memicu
atau memperburuk muntah. berat badann pendertia menurun dan terjadi
dehidrasi. dehidrasi bisa menyebabkan perubahan kadar elektrolit di dalam darah
sehingga darah menjadi terlalu asam. jika muntah terus terjadi, bisa terjadi
kerusakan hati. komplikasi lainnya adalah perdarahan pada retina yang
disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. penderita
dirawat dan mendapatkan cairan, glukosa, elektrolit serta vitamin melalui infus.
h. Abrupsio Plasenta
Abrupsio plasenta adalah pelepasan plasenta yang berada dalam posisi
normal pada dinding rahim sebelum waktunya, yang terjadi pada saat kehamilan
bukan pada saat persalinan. plasenta mungkin tidak menempel seluruhnya
(kadang hanya 10-20%) atau menempel seluruhnya. penyebabnya tidak diketahui.
abrupsio lebih sering ditemukan pada wanita yang menderita tekanan darah
tinggi, penyakit jantung, diabetes atau penyakit rematik dan wanita pemakai
kokain. terjadi perdarahan rahim yang berasal dari sisi tempat menempelnya
plasenta.
2. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
a. Penyakit jantung
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain sesak napas, jantung
berdebar, dada terasa berat (kadang -kadang nyeri), nadi cepat, kaki bengkak
Keluhan tersebut timbul di waktu kerja berat. Sedangkan pada payah jantung
yang berat dirasa pada saat kerja ringan atau sedang beristirahat/berbaring. Pada
saat kehamilan, penyakit jantung ini akan menjadi lebih berat. Pengaruh penyakit
jantung terhadap kehamilan adalah dapat menyebabkan gangguan pada
pertumbuhan janin dengan berat badan lahir rendah, prematuritas, kematian janin
dalam rahim dan juga dapat terjadi abortus.
b. Tuberkulosis
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain batuk lama tak
sembuh-sembuh, tidak suka makan, badan lemah dan semakin kurus, batuk darah.
Penyakit ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap janin dan tidak
memberikan penularan selama kehamilannya. Janin baru akan tertular setelah
dilahirkan. Bila tuberkulosa/TBC sudah berat dapat menurunkan kondisi tubuh
ibu hamil, tenaga dan termasuk ASI ikut berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk
tidak memberi ASI kepada bayinya secara langsung.
c. Anemia
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 -15 gr%.
Angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita yang mendapat
pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan hemoglobin harus
menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan antenatal, yaitu dilakukan
setiap 3 bulan atau paling sedik it 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada
triwulan pertama dan sekali lagi pada triwulan terakhir. Keluhan yang dirasakan
ibu hamil adalah: lemas badan, lesu, lekas lelah, mata berkunang-kunang, jantung
berdebar. Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara lain: dapat menurunkan
daya tahan ibu hamil sehingga ibu mudah sakit, menghambat pertumbuhan janin
sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah dan persalinan prematur.
d. Malaria
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antar a lain panas tinggi,
menggigil sampai keluar keringat, sakit kepala, muntah -muntah. Bila penyebab
malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka akan
mengganggu ibu hamil dan kehamilannya. Bahaya yang mungkin terjadi antara
lain abortus/keguguran, kematian janin dalam kandungan, dan persalinan
prematur.
e. Diabetes Mellitus
Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila :
1) Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar dengan berat
badan lahir bayi lebih dari 4 000 gram.
2) Pernah mengalami kematian bayi dalam rahim pada kehamilan minggu-
minggu terakhir.
3) Ditemukan glukosa dalam air seni (pemeriksaan laboratorium), yang disebut
glikosuria.

Pengaruh diabetes mellitus terhadap kehamilan tergantung pada berat ringannya


penyakit, pengobatan dan perawatannya. Pengobatan diabetes mellitus menjadi
lebih sulit karena pengaruh kehamilan. Kehamilan akan memperberat diabetes
mellitus dan memperbesar kemungkinan timbulnya komplikasi seperti koma.
Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik seperti cidera akibat
kecelakaan (kendaraan, keracunan dan kebakaran).

f. Inkompatibilitas rh
Inkompatibilitas rh adalah suatu ketidaksesuaian rh di dalam darah ibu
hamil dan darah bayinya. sebagai akibat dari inkompatibilitas rh, tubuh ibu akan
membentuk antibodi terhadap sel-sel darah merah bayi. antibodi menyebabkan
beberapa sel darah merah pecah dan kadang menyebabkan penyakit hemolitik
(sejenis anemia) pada bayi. golongan darah ditentukan berdasarkan kepada
adanya molekul-molekul pada permukaan sel darah merah. golongan darah rh
terdiri dari beberapa molekul tersebut.

A. KONSEP KEPERAWATAN

1. KALA I (fase laten)


a. Pengakajian
 Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
 Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
 Seksualitas
Servik dilatasi 0 - 4 cm mungkin ada lendir merah muda kecoklatan atau terdiri dari flek
lendir.

b. Diagnosa Keperawatan
 Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
 Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang mengingat informasi yang
diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
 Risiko infeksi maternal
 Risiko kekurangan volume cairan

c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan 1. Orientasikan klien pada
situasional akibat asuhan keperawatan lingkungan, staf dan
proses persalinan selama ……..diharapkan prosedur
ansietas pasien 2. Berikan informasi
berkurang dengan tentang perubahan
criteria hasil: psikologis dan fisiologis
 TTV dbn pada persalinan.
 Pasien dapat 3. Kaji tingkat dan
mengungkapkan penyebab ansietas.
perasaan 4. Pantau tekanan darah
cemasnya. dan nadi sesuai indikasi.
 Lingkungan sekitar 5. Anjurkan klien
pasien tenang dan mengungkapkan
kondusif perasaannya.
6. Berikan lingkungan yang
tenang dan nyaman
untuk pasien

2. Defisiensi Setelah dilakukan 1. Kaji persiapan,tingkat


pengetahuan asuhan keperawatan pengetahuan dan harapan
tentang kemajuan selama….,pengetahuan klien
persalinan b.d pasien tentang 2. Beri informasi dan
kurang mengingat persalinan meningkat kemajuan persalinan
informasi yang dengan kriteria hasil: normal.
diberikan,  Pasien dapat 3. Demonstrasikan teknik
kesalahan mendemonstrasikan pernapasan atau relaksasi
interpretasi teknik pernafasan  dan dengan tepat untuk
informasi. posisi yang tepat setiap fase persalinan
untuk fase persalinan
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Kaji latar belakang
terhadap infeksi asuhan keperawatan budaya klien.
maternal b.d selama….diharapkan 2.  Kaji sekresi vagina,
pemeriksaan vagina infeksi maternal dapat pantau   tanda-tanda
berulang dan terkontrol dengan vital.
kontaminasi fekal. criteria hasil: 3. Tekankan pentingnya
 TTV dbn mencuci tangan yang
 Tidak terdapat tanda- baik.
tanda infeksi 4. Gunakan teknik aseptic
saat pemeriksaan vagina.
5.  Lakukan perawatan
perineal setelah
eliminasi.
2. KALA I (fase aktif)
a.  Pengkajian
 Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
 Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang kemampuan
mengendalikan pernafasan.
 Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
 Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
 Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada primipara).

b. Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.
 Gangguan eliminasi urin b.d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung kemih.
 Keletihan  b.d peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan metabolisme sekunder
akibat nyeri selama persalinan
 Risiko cidera maternal
 Risiko kerusakan gas janin

c. Intervensi

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji derajat
berhubungan keperawatan ketidaknyamanan
dengan tekanan selama…..,diharapkan secara verbal dan
mekanik dari nyeri terkontrol dengan nonverbal    
bagian presentasi. criteria hasil: 2. Pantau dilatasi servik
 TTV dbn 3. Pantau tanda vital dan
 Pasien dapat DJJ     
mendemonstrasikan 4. Bantu penggunaan
kontrol nyeri teknik pernapasan dan
relaksasi
5. Bantu tindakan
kenyamanan spt.
6. Gosok punggung, kaki
7. Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
8. Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
9. Dukung keputusan
klien menggunakan
obat-obatan/tidak
10. Berikan  lingkungan
yang tenang
2. Gangguan Setelah dilakukan asuhan 1. Palpasi di atas simpisis
eliminasi urin b.d keperawatan pubis
perubahan selama….,diharapkan 2. Monitor  masukan dan
masukan dan eliminasi urine pasien haluaran
kompresi mekanik normal dengan kriteria 3. Anjurkan upaya
kandung kemih. hasil: berkemih sedikitnya 1-
 Cairan seimbang 2 jam
 Berkemih teratur 4. Posisikan klien tegak
dan cucurkan air
hangat di atas
perineum
5. Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya
peningkatan
6. Kaji kekeringan kulit
dan membrane
mukosa
3 Keletihan  b.d Setelah diberikan asuhan 1. Kaji tanda – tanda
peningkatan keperawatan selama … vital yaitu nadi dan
kebutuhan energi diharapkan ibu tidak tekanan darah
akibat peningkatan mengalami keletihan 2. Anjurkan untuk
metabolisme dengan kriteria hasili: relaksasi dan istirahat
sekunder akibat nadi:60-80x/menit(saat di antara kontraksi
nyeri selama tidak ada his), ibu 3. Sarankan suami atau
persalinan menyatakan masih
keluarga untuk
memiliki cukup tenaga
mendampingi ibu
4. Sarankan keluarga
untuk menawarkan
dan memberikan
minuman atau
makanan kepada ibu

4. Risiko cidera Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau aktivitas uterus


maternal keperawatan secara manual
selama….,diharapkan 2. Lakukan tirah baring
cidera terkontrol dengan saat persalinan
kriteria hasil: menjadi intensif
 TTV dbn 3. Hindari meninggikan
 Aktivitas uterus baik klien tanpa perhatian
 Posisi pasien nyaman 4. Tempatkan klien pada
posisi tegak, miring ke
kiri
5. Berikan perawatan
perineal selama 4 jam
6. Pantau suhu dan nadi
7. Kolaborasi pemberian
antibiotik (IV)
6 Risiko kerusakan Setelah asuhan 1. Kaji adanya kondisi
gas janin keperawatan yang menurunkan
selama….,diharapkan situasi uteri plasenta
janin dalam kondisi baik 2. Pantau DJJ dengan
dengan criteria hasil: segera bila pecah
o   DJJ dbn
o   Presentasi kepala (+) ketuban 
o   Kontraksi uterus teratur 3. Instuksikan untuk tirah
baring bila presentasi
tidak masuk pelvis
4. Pantau turunnya janin
pada jalan lahir
5. Kaji perubahan DJJ
selama kontraksi

3. KALA II
a. Pengkajian
1. Aktivitas/ istirahat

 Melaporkan kelelahan
 Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik relaksasi
 Lingkaran hitam di bawah mata
2. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5. Nyeri / ketidaknyamanan
 Dapat merintih / menangis selama kontraksi
 Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
 Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
 Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6. Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7. Seksualitas
 Servik dilatasi penuh (10 cm)
 Peningkatan perdarahan pervagina
 Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
 Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2. Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena
3. Risiko kerusakan integritas kulit

c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi derajat
tekanan mekanis keperawatan ketidaknyamanan
pada bagian selama….,diharapkan nyeri 2. Berikan tanda/
presentasi terkontrol dengan kriteria tindakan kenyamanan
hasil: seperti perawatan kulit,
 TTV dbn mulut, perineal dan
 Pasien dapat alat-alat tenun yang
mendemostrasikan nafas kering
dalam dan teknik 3. Bantu pasien memilih
mengedan posisi yang nyaman
untuk mengedan
4. Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
5. Kolaborasi
pemasangan kateter
dan anastesi
2. Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tekanan darah
jantung b.d keperawatan dan nadi tiap 5 – 15
fluktuasi aliran selama…..,diharapkan menit
balik vena kondisi cardiovaskuler 2. Anjurkan pasien untuk
pasien membaik dengan inhalasi dan ekhalasi
kriteria hasil: selama upaya
 TD dan nadi dbn mengedan
 Suplay O2 tersedia 3. Anjurkan klien /
pasangan memilih
posisi persalinan yang
mengoptimalkan
sirkulasi.
3. Risiko kerusakan Setelah asuhan keperawatan 1. Bantu klien dan
integritas kulit selama….,diharapkan pasangan pada posisi
integritas kulit terkontrol tepat
dengan kriteria hasil: 2. Bantu klien sesuai
 Luka perineum tertutup kebutuhan
(epiostomi) 3. Kolaborasi epiostomi
garis tengah atau medic
lateral
4. Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung
kemih dan kateterisasi

4. KALA III
a. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
 Klien tampak senang dan keletihan
2. Sirkulasi
 Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal    dengan
cepat
 Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
 Nadi melambat
3. Makan dan cairan
 Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4. Nyeri / ketidaknyamanan
 Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5. Seksualitas
 Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
 Tali pusat memanjang pada muara vagina

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d trauma jaringan setelah melahirkan
2. Risiko kekurangan volume cairan
3. Risiko cidera maternal
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Bantu penggunaan
trauma jaringan asuhan keperawatan teknik pernapasan
setelah melahirkan selama…,diharapkan 2. Berikan kompres es
nyeri terkontrol dengan pada perineum setelah
criteria hasil: melahirkan
 Pasien dapat control 3. Ganti pakaian dan liner
nyeri basah
4. Berikan selimut
penghangat
5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy
1. Risiko kekurangan Setelah dilakukan 1. Instruksikan klien
volume cairan asuhan keperawatan untuk mendorong pada
selama….,diharapkan kontraksi
cairan seimbang 2. Kaji tanda vital setelah
denngan criteria hasil: pemberian oksitosin
 TTV dbn 3. Palpasi uterus
 Darah yang keluar 4. Kaji tanda dan gejala
± 200 – 300 cc shock
5. Massase uterus dengan
perlahan setelah
pengeluaran plasenta
6. Kolaborasi pemberian
cairan parentral
3. Risiko cedera Setelah dilakukan 1. Palpasi fundus uteri dan
maternal asuhan keperawatan massase dengan
selama….,diharapkan perlahan
cidera terkontrol dengan 2. Kaji irama pernafasan
criteria hasil: 3. Bersihkan vulva dan
 Plasenta keluar utuh perineum dengan air
  TTV dbn dan larutan antiseptic
4. Kaji perilaku klien dan
perubahan system saraf
pusat
5. Dapatkan sampel darah
tali pusat, kirim ke
laboratorium untuk
menentukan golongan
darah bayi
6. Kolaborasi pemberian
cairan parenteral

5. KALA IV

a. Pengkajian
1. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih rendah pada
respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau
HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina
600-800 ml untuk kelahiran saesaria
3. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy, kandung
kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum bebas
dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan payudara.

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis,
ansietas.
2. Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota keluarga
3. Resiko kekurangan volume cairan

c. Intervensi

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d efek Setelah dilakukan 1. Kaji sifat dan derajat
hormone, tindakan keperawatan ketidaknyamanan
trauma,edema selama … diharapkan 2. Beri informasi yang tepat
jaringan, kelelahan pasien dapat tentang perawatan selama
fisik dan mengontrol nyeri, nyeri periode pascapartum
psikologis, ansietas berkurang dengan Kriteria 3. Lakukan tindakan
hasil : kenyamanan
 Pasien melaporkan 4. Anjurkan penggunaan
nyeri berkurang teknik relaksasi
 Menunjukkan postur 5. Beri analgesic sesuai
dan ekspresi wajah kemampuan
rileks
 Pasien merasakan
nyeri berkurang pada
skala nyeri (0-2)
3. Penurunan koping Setelah dilakukan asuhan 1. Anjurkan klien untuk
keluarga b.d keperawatan menggendong,
transisi/peningkata selama…..,diharapkan menyentuh bayi
n anggota keluarga proses keluarga baik 2. Observasi dan catat
dengan kriteria hasil: interaksi bayi
o  Ada kedekatan ibu dengan 3.  Anjurkan dan bantu
bayi pemberian ASI,
tergantung pada pilihan
klien
2. Resiko kekurangan Setelah dilakukan asuhan 1. Tempatkan klien pada
volume cairan keperawatan posisi rekumben
selama….,diharapkan 2. Kaji hal yang
cairan simbang dengan memperberat kejadian
criteria hasil: intrapartal
 TD dbn 3. Kaji masukan dan
 Jumlah dan warna haluaran
lokhea dbn 4. Perhatikan jenis
persalinan dan anastesi,
kehilangan daripada
persalinan
5. Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
6. Dengan perlahan massase
fundus bila lunak
7. Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea
8. Kolaborasi pemberian
cairan parentral
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina

Pustaka.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB. Edisi 2. Jakarta:EGC

Kurnia, Nova. 2009. Menghindari Gangguan Saat Melahirkan. Yogyakarta : Panji Pustaka.

Sulistyawati,Ari.2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu nifas.Jogjakarta: Andi Offset

Nugroho. T., Utama. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Hanafiah, T.M.(2008). Perawatan Antenatal dan Peranan Asam Folat dalam Upaya

Meningkatkan Kesejahteraan Ibu Hamil dan Janin. USU. Medan. Diakses pada senin 7
mei 2018 dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/50561/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=23A2B9B793AB32D48E506F17D7389316?sequence=4

Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. USAID: Jakarta. Diakses pada senin 7 mei 2018

Dari http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-rezkicahya-5627-3.pdf.

Anda mungkin juga menyukai