F Zidar Menjahit Luka Perineum 26
F Zidar Menjahit Luka Perineum 26
Disusun Oleh:
Nama : Samsidar
Nim : A.18.10.054
Kelas :B
Tingkat/Semester : 2 / Semester 4
kemudahan dalam pengerjaan tugas Mata kuliah Maternitas yang berjudul “Menjahit
luka perineum”. Shalawat dan salam tak lupa selalu kita panjatkan kepada junjungan
menyadari bahwa dalam penulisan makalan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, guna perbaikan
penulisan atau penyusunan makalah saya yang selanjutnya. Akhir kata kami hanya bisa
berdo’a semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamin aamin ya Robbal
alamin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Robekan perineum bisa terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak
jarang juga pada persalinan selanjutnya.Robekan ini dapat dihindari atau dikurangi
dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah
perineum, vagina, dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangan,
kemungkinan edema dan lecet. Introitus juga akan tampak terlukai dan terbuka.
Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet. Untuk
mengetahui adanya trauma atau hemoroid yang keluar maka periksa anus dengan
rectal toucher.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penjahitan laserasi atau episiotomi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penjahitan laserasi atau episiotomi
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian penjahitan laserasi atau episiotomi
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah
perineum, vagina, dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangan,
kemungkinan edema dan lecet. Introitus juga akan tampak terlukai dan terbuka.
Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet. Untuk
mengetahui adanya trauma atau hemoroid yang keluar maka periksa anus dengan
rectal toucher.
1. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
2. Derajat dua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, dan jaringan perineum (perlu
dijahit).
3. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum, dan
spinkter ani.
4. Derajat empat: : laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum, spinkter
ani yang meluas hingga ke rectum.
Bila laserasi jalan lahir berada pada derajat III dan IV: rujuk segera
Sementara itu, laserasi tingkat keempat lebih parah lagi karena robekan kini telah
melewati sfingter anal hingga jaringan di bawahnya.
1. Persiapan alat
a. Siapkan perlatan untuk melakukan penjahitan.
Wadah berisi: sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit, kasa
steril, pinset
Kapas DTT
Buka spuit sekali pakai 10ml dari kemasan steril, jatuhkan dalam wadah DTT
b. Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur
g. Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi tabung suntik dengan
lidokain dan letakan kembali ke dalam wadah DTT
Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu arah dari
vulva ke perineum
Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi
hanya merupakan derajat satu atau dua
2. Anastesi local
Tusukan jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut
bawah vulva
Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah
perineum
Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik sepanjang
luka pada mukosa vagina
Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin
hymen.Tepat sebelum cicncin hymen, masukan jarum ke dalam mukosa
vagina lalu ke belakang cincin hymen sampai jarum ada di bawah laserasi
kemudian di tarik ke luar pada luka perineum.
Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit kea
rah vagina dengan menggunakan jahitan subkutikuler.
a. Jahitan Interrupted
Merupakan jenis jahitan yang paling dikenal dan banyak digunakan. Jarak antara
jahitan sebanyak 5-7 mm dan batas jahitan dari tepi luka sebaiknya 1-2 mm.
semankit dekat antara tiap jahitan, semankin baik bekas luka setelah
penyembuhan.
Cara menjahit :
Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90°, masuk
Jahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dicapai hanya dengan
menggunakan jahitan satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lemak
subkutisnya dan tepi satu demi satu. Misalnya di daerah yag tipis lunak
sunkutisnya dan tepi luka cenderung masuk ke dalam.
Jahitan ini digunakan untuk menautkan fasia dan aponeurosis. Jahitan ini
tidak boleh digunakan untuk menjahit lemak subkutis karena membuat kulit
di atasnya terlihat bergelombang
3) Jahitan Continous
a) Jahitan jelujur
Mudah dipelajari, tidak nyeri, sedikit jahitan, lebih cepat dibuat, lebih kuat, dan
pembagian tekanannya lebih rata bila dibandingkan dengan jahitan terputus.
Kelemahannya jika benang putus/simpul terurai, seluruh tepi luka akan
terbuka.
Cara menjahit:
Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya,
kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.
Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis,
menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang
pertama.
Dibuat simpul dan benang diikat.
b. Jahitan Subkutis
1) Jahitan continus
c. Jahitan Dalam
Pada luka infeksi misalnya insisi abses dipasang dren. Dren dapat dibuat dari
guntingan sarung tangan. Fungsi dren adalah mengalirkan cairan keluar berupa
darah atau serum.
Laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan, tidak perlu dilakukan
penjahitan.
a. jika terdapat hematoma, darah dikeluarkan. Jika tidak ada tanda infeksi dan
perdarahan sudah berhenti, lakukan penjahitan.
apabila terjadi robekan tingkat IV (robekan sampai mukosa rectum), berikan anti
biotic profilaksis dosis tunggal Ampisilin 500 mg per oral dan metronidasol 500
mg per oral.
1. Menjaga daerah vulva dan perineum ibu selalu dalam kering dan bersih.
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, atau sedikitnya
minum 8 gelas sehari.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penjahitan laserasi atau episiotomi adalah jahitan yang bertujuan untuk menyatukan
kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu
(memastikan hemostasis). Ingat bahwa setiap kali jarum masuk ke jaringa tubuh,
jaringa akan luka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh
karena itu pada saat menjahit laserasi atau episiotomy gunakan benang yang cukup
panjang dan gunakan sedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan
hemostasis.
B. SARAN
Bidan harus memberikan informasi kesehatan pada ibu mengenai:
1. Menjaga daerah vulva dan perineum ibu selalu dalam kering dan bersih.
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, atau sedikitnya
minum 8 gelas sehari.
Sarwono P. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP SP,
Jakarta: 2003