2007-2-00394-MN - Bab 2
2007-2-00394-MN - Bab 2
BAB 2
LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
kecil tidak terlepas dari penjualan. Penjualan yang baik akan menciptakan suatu
kepuasan. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi mengenai kepuasan, yaitu:
kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya (J. Supranto, 2001,
p233)
• Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
2002, p42)
p38)
• Kepuasan adalah kata dari bahasa latin, yaitu satis yang berarti enough atau
cukup dan facere yang berarti to do atau melakukan, jadi, produk atau jasa
yang bisa memuaskan adalah produk dan jasa yang sanggup memberikan
7
sesuatu yang dicari oleh pelanggan sampai pada tingkat cukup (Irawan,
2003, pp2-3)
Definisi kepuasan menurut Oliver dalam buku Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran (Peter dan Olson, Jilid 2, p158), Kepuasan mungkin yang paling mudah
Intinya, kepuasan adalah rangkuman kondisi psikologis yang dihasilkan ketika emosi
Dalam kajian literatur kepuasan pelanggan yang dilakukan Giese dan Cote
bervariasi (bahkan beberapa diantaranya saling tidak konsisten satu sama lain),
kedua pakar dari Washington State University ini menemukan kesamaan dalam hal
berikut:
Active
Customer
Inactive Customer
Prospect
Suspect
Keterangan:
Adalah pelanggan yang telah melakukan pembelian barang dan jasa dari perusahaan
Adalah pelanggan yang telah membeli barang atau jasa pada masa lalu akan tetapi
tidak dalam periode tertentu. Pelanggan yang tidak aktif merupakan sumber yang
9
penting untuk pendapatan potensial, dan juga merupakan sumber informasi tentang
apa yang perusahaan perlu lakukan untuk mencegah pelanggan aktif menjadi
• Prospect
akan tetapi sampai sekarang mereka belum membeli atau menggunakan barang
• Suspect
Adalah orang/ organisasi yang sanggup dilayani dengan produk atau jasa dari
mereka
Adalah orang/ organisasi yang memang tidak mempunyai keperluan atau keinginan
barang atau jasa yang mewakili dimensi yang oleh pelanggan digunakan sebagai
dasar pendapat mereka mengenai jenis barang atau jasa. Kebutuhan pelanggan
adalah suatu hal berupa barang atau jasa, yang diinginkan untuk dikonsumsi oleh
itu sendiri. Pada dasarnya kebutuhan pelanggan itu memiliki level yang berbeda,
selain kebutuhan barang dan jasa itu sendiri, ada kebutuhan jasa pengantaran,
10
harus dipenuhi oleh perusahaan. Berdasarkan pendapat Barnes (2003, p67) harapan
walaupun tidak terkatakan. Biasanya harapan ada dialam bawah sadar kita dan
menjadi penting pengaruhnya bagi kepuasan hanya jika pelayanan yang diterima
Menurut Zeithami, Pasuraman, Berry yang dikutip dari Rangkuti (2002, p36),
1. Adequate Service adalah tingkat kinerja jasa minimal yang masih dapat
pelanggan. Jika pelanggan tidak puas, dia akan menghentikan bisnisnya dengan
anda. Berdasarkan pendapat Richard F. Gerson (2002, p3) bagi pelanggan, apa
11
memikirkan apa yang akan dibelinya untuk memuaskan kebutuhannya atas dasar
pertimbangan nilai dan pertimbangan nilai inilah yang selanjutnya akan menentukan
Semua upaya yang dilakukan untuk mencapai mutu dan memberikan pelayanan
yang unggul tidak ada artinya sama sekali jika anda tidak berusaha untuk
terlampaui. Pelanggan yang merasa puas akan melakukan bisnis lebih banyak lagi
dan lebih sering dengan anda, mereka akan merekomendasikan perusahaan anda
kepuasan dan positif bersifat langsung yang memuat sesorang pelanggan merasa
Berdasarkan pendapat Kotler (2002, p45) ada beberapa alat-alat untuk melacak dan
yang mereka sukai dan tidak mereka sukai. Beberapa perusahaan yang
berfokus pada pelangan seperti Protect & Gamble, General Electric membuka
keluhan. Arus info ini menyediakan banyak gagasan yang baik bagi
12
meyelesaikan masalah.
Penelitian menunjukkan bahwa bila para pelanggan tidak puas dengan satu
dari setiap tempat pembelian, kurang dari 5% pelanggan yang tidak puas
untuk membeli kembali. Hal ini biayanya tinggi jika kepuasan pelanggan
3. Belanja Siluman
tidak dikenal dan mengalami sendiri secara langsung perlakuan yang mereka
terima sebagai pelanggan. Variasi dari hal ini adalah para manajer
hasil akumulasi dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk atau
jasa. Oleh karena itu setiap transaksi atau pengalaman baru, akan memberikan
penyedia jasa. Value/nilai itu berasal dari produk, pelayanan, sistem yang bersifat
akan datang apabila pelayanan yang diperoleh benar-benar nyaman. Kalau value/
nilai dari pelanggan adalah harga yang murah, maka pelanggan akan puas kepada
akhir.
1. Kualitas Produk
2. Harga
kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money
yang tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak
sensitif terhadap harga. Untuk industri jasa, komponen harga ini sungguh
Service Quality sangat bergantung pada tiga hal, yaitu system, teknologi,
dilakukan mulai dari proses rekruitmen, training, budaya kerja dan hasilnya
4. Emotional Factor
memiliki brand image yang baik. Rasa bangga, rasa percaya diri, simbol
sukses, bagian dari kelompok orang penting, dan sebagainya adalah contoh-
5. Kemudahan
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman, efisien dalam
lain, ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu Expected Service
dan Perceived Service. Apabila jasa yang diterima atau yang dirasakan (perceived
service) sesuai dengan sesuai yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan
baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka
kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang
diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan
buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan
pada buku Supranto (2001, p2), kualitas dari suatu produk dapat diketahui apabila
atas pelayanan yang didapat oleh pelanggan sangat penting sekali untuk diukur,
yang nantinya hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan indikator kualitas pelayanan
yang sudah diberikan oleh perusahaan. Berdasarkan pendapat American Society for
Quality Control pada buku Lupiyoadi (2001, p144) kualitas adalah keseluruhan ciri-
ciri dan karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk
Berdasarkan pendapat Kotler (2002, p486) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak
kinerja atau tindakan tidak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada
umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dimana interaksi antara
pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. Phillip Kotler
1. Tidak berwujud
Jasa tidak berwujud. Tidak seperti halnya produk fisik, jasa/ layanan tidak
dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.
2. Tidak terpisahkan
bagian dari jasa itu. Karena klien juga hadir pada saat jasa itu dilakukan,
17
Berdasarkan pendapat Kotler (1997, p49) kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat
dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk
Dalam buku Mengukur Kepuasan Pelanggan, Gerson (2001, p4) berpendapat mutu
(quality) dan pelayanan adalah sarana untuk mencapai kepuasan dan ikatan.
pelanggan, yaitu:
1. Keandalan (Reliability)
dengan yang di janjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai
sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dengan
pelayanan.
18
(courtesy).
4. Empati (Emphaty)
Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang
pelanggan.
5. Berwujud (Tangible)
yang diberikan oleh penyedia jasa. Yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
terpenuhi apabila proses penyampaian jasa dari sipemberi jasa sesuai dengan apa
yang dipersepsikan konsumen. Oleh karena itu berbagai faktor, seperti subyektifitas
yang dipersepsikan konsumen dan pemberi jasa, maka jasa sering disampaikan
dengan cara yang berbeda dengan yang dipersepsikan oleh konsumen. Perbedaan
19
cara penyampaian dari apa yang dipersepsikan konsumen itu, menurut Pasuraman
yang dikutip Porter, mencakup lima Gap (perbedaan). Perhatikan model berikut.
PELANGGAN
Gap 5
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PEMASAR
Penyajian jasa
(termasuk sebelum &
sesudah kontrak) Komunikasi
Gap 4 Gap 4 eksternal
kepada
Gap 1 Gap 3
Penerjemahan persepsi
ke dalam spesifikasi
kualitas jasa
Gap 2
Persepsi manajemen
terhadap harapan-
harapan konsumen
Sumber: Husein Umar, 2003. Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Edisi ketiga, P54
Keterangan gambar:
Gap ini muncul sebagai akibat dari ketidaktahuan manajemen tentang kualitas jasa
macam apa yang sebenarnya diharapkan pelanggan. Akibatnya, desain dan standar jasa
yang disampaikan tidak menjadi laik, sehingga perusahaan tidak dapat memperlihatkan
unjuk kerja sepserti yang dijanjikan pada pelanggan. Jadi Gap konsumen dengan persepsi
Gap-2: Gap antara persepsi manajemen dengan harapan pelanggan dan spesifikasi kualitas
jasa
standard jasa. Gap ini muncul karena para manajer menciptakan spesifikasi kualitas jasa
berdasarkan pada apa yang mereka percaya sebagai apa yang diinginkan konsumen.
Padahal pendapat mereka itu belum tentu akurat. Akibatnya, banyak organisasi jasa telah
memfokuskan tekanan mereka pada kualitas teknis, sementara pada kenyataannya hal yang
dianggap lebih penting oleh konsumen adalah kualitas yang berkaitan dengan penyajian
jasa. Akar dari munculnya gap ini adalah bahwa tidak ada interaksi langsung antara
Gap-3: Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan jasa yang disajikan
Gap ini biasanya muncul pada jasa yang sistem penyampaiannya tergantung pada
keryawan. Persepsi yang akurat tentang harapan pelanggan memang penting, tapi belum
cukup untuk menjamin kualitas penyajian jasa yang terbaik. Upaya untuk menjamin bahwa
spesifikasi kualitas akan terpenuhi apabila jasa memerlukan unjuk kerja dan penyajian yang
segera begitu konsumen hadir ditempat jasa diproses, adalah sangat sulit. Para manajer
21
konsumen kedalam spesifikasi kualitas ajasa. Oleh karena itu, syarat lain yang perlu dipenuhi
adalah diciptakannya desain dan standar unjukkerja jasa yang mencerminkan persepsi yang
akurat tentang harapan konsumen. Gap ini mengindikasikan perlunya diterapkan desain dan
standar jasa yang berorientasi pada pelanggan yang dibangun berdasarkan kepada
keperluan pokok konsumen yang mudah dipahami oleh konsumen dan diukur oleh
konsumen. Standar-standar itu terdiri dari standar-standar operasi yang ditetapkan sesuai
dengan harapan dan prioritas pelanggan, tidak dari sudut kepentingan perusahaan seperti
Gap-4: Gap antara penyampaian jasa aktual dan komunikasi eksternal kepada pelanggan
harapan yang akan disampaikan sebagai standard kualitas pelayanan yang akan diterima
pelanggan, akan tetapi juga akan meningkatkan persepsi tentang jasa yang akan
disampaikan kepada mereka. Kegagalan dalam memenuhi pelayanan yang disajikan dengan
Gap-5: Gap antara jasa yang diharapkan dan jasa aktual yang diterima konsumen
Gap ini mencerminkan perbedaan antara unjuk kerja aktual yang diterima pelanggan
dan unjukkerja yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan kepuasan pelanggan, unjukkerja
aktual yang diterima pelanggan dan unjukkerja yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan
kepuasan pelanggan, unjukkerja faktual yang lebih besar ari harapan mencerminkan bahwa
dapat memahami dan menangkap mengenai apa yang diinginkan pelanggan. Selanjutnya,
Supranto menyatakan bahwa perusahaan seringkali membuat suatu judgement bahwa suatu
pelayanan dan layanan tertentu penting bagi pelanggan dan oleh karena itu kinerjanya harus
bagus. Padahal apa yang dianggap penting oleh perusahaan tersebut sebetulnya belum tentu
merupakan sesuatu yang penting bagi pelanggan sehingga apa yang diusahakan oleh
perusahaan menjadi sia-sia karena tidak dapat memuaskan pelanggannya dengan baik.
Sebaliknya apa yang dianggap sebagai hal yang tidak penting oleh perusahan pada
kenyataannya dapat menjadi hal yang penting bagi pelanggan sehingga pelanggan tidak
mendapatkan pelayanan sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, menjadi tugas
memberikan kepuasan kepada para pelanggan, karena hanya dengan cara itu perusahaan
dapat mengalokasikan sember dayanya secara tepat dan berhasil guna sehingga dicapai
Menurut Handi Irawan (2004, p131) Untuk melihat hasil secara menyeluruh,
dilakukan penjumlahan rata-rata dari GAP (selisih kenyataan dan harapan) yang dikalikan
bobot dimensi yang ada. Hasil >-1 misalnya -0,40 berarti baik dan < -1 misalnya -1.20
berarti kurang baik. Dengan demikian, semakin besar nilainya maka tingkat kepuasan
semakin baik. Namun Hasil ini tidahk pernah 1 (+) atau lebih. Apabila GAP positif, hal ini
gap positif sangat kecil. Hal ini karena secara keseluruhan apa yang dialami (persepsi) jarang
Tingkat Kepuasan
Pelanggan
Sumber: Penulis
Keterangan:
Kepuasan pelanggan telah menjadi bagian integral dalam misi dan tujuan sebagian besar
pelanggan terhadap suatu jasa/ layanan ditentukan oleh tingkat kepentingan pelanggan
dibandingkan dengan hasil persepsi pelanggan terhadap pelayanan tersebut. Salah satu
faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah kualitas pelayanan yang terdiri dari
lima dimensi pelayanan. Lima dimensi tersebut adalah dimensi Berwujud (Tangible),
24
Empati (Emphaty).