Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dimas Hary Abraham

Nim : F1D218030
Mata Kuliah : Eksplorasi Air Tanah

1. Konsep pemetaan air tanah


Tahapan awal perencanaan air tanah adalah untuk menganalisa & mengetahui
serta memprakirakan besar potensi cadangan air tanah dengan berbagai penelitian antara
lain pengenalan kondisi geologi serta studi Hidrogeologi yang antara lain adalah
penelitian untuk pengembangan air tanah Setelah mendapatkan data yang cukup akurat
maka akan dilanjutkan dengan tahapan berikutnya yaitu Pemboran Sumur Explorasi.
Adapaun tahapan yang di lakukan dalam melakukan pemetaan air tanah ialah persiapan
alat, pengamatan lapangan atau observasi terlebih dahulu, wawancara, pengumpulan data
dan pengolaan data atau analisis.
Ada beberapa metode dalam melakukan pemetaan air tanah yang antara lain :
a. Investigasi permukaan
 Metode geologi
- Analisis dan Interpretasi Peta Topografi,
- Analisis Peta Geologi
- Evaluasi terhadap Data Hidrologi,
 Pengindraan jauh
- Interpretasi Foto Udara
- Interpretasi Citra Satelit
- Interpretasi Citra Radar
 Metode geofisika
- etode Electric Resistivity
- Metode Seismik Refraksi
- Metode Gravity
b. Investigasi bawah permukaan
- Test Drilling
- Geophisical Logging
- Resistivity Logging
- Spontaneous Potential Logging
- Radiation Logging
- Temperature Logging
- Miscellaneous Logging
2. Undang – undang mengenai eksplorasi air tanah
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008
TENTANG AIR TANAH.
-Pasal 56
(6) Pengembangan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui
tahapan kegiatan: a. survei hidrogeologi; b. eksplorasi air tanah melalui penyelidikan
geofisika, pengeboran, atau penggalian eksplorasi; c. pengeboran atau penggalian
eksploitasi; dan/atau d. pembangunan kelengkapan sarana pemanfaatan air tanah.
-Pasal 70
(1) Setiap pemohon izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah yang
mengambil air tanah dalam jumlah besar wajib melakukan eksplorasi air tanah. (2) Hasil
eksplorasi air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar
perencanaan: a. kedalaman pengeboran atau penggalian air tanah; b. penempatan saringan
pada pekerjaan konstruksi; dan c. debit dan kualitas air tanah yang akan dimanfaatkan

3. A. Studi kasus eksplorasi air tanah pada daerah Desa Palanggai, Kec. Pahunga Lodu,
Kab. Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode geofisika.
Gambar 1. Peta lokasi studi Gambar 2. Peta geologi lokasi studi (Effendi danApandi, 1993)

Gambar 3. Peta hidrogeologi lokasi studi (Meiser dkk., 1965)


B. Studi kasus eksploitasi air tanah di semarang.
Perkembangan eksploitasi airtanah melalui sumur bor yang pesat di awal tahun 1980an
hingga millennium baru (Tahun 2000an) menyebabkan beberapa permasalahan
lingkungan. Banjir yang sudah melegenda hingga ada sebutan “Semarang kaline banjir”
semakin meluas hingga pusat kota (Isti, 2013), amblesan atau subsidence di bagian utara
Kota Semarang mencapai 8-9 cm/th (Kuehn, 2009) serta intrusi air laut menuju ke lapisan
pembawa airtanah (akuifer) meluas ke bagian timur dibandingkan bagian barat seiring
perkambangan kota di wilayah timur Kota Semarang (Ramli, 2009; Purnawa dan Marfai,
2012; Rahmawati dkk., 2013).

Gambar 4. Peta geologi regional daerah penelitian (modifikasi warna dan


penyederhanaan untuk untuk batuan volkanik (Qvu dan Ovm) Thanden dkk..
1996; Sukardi dan Budhitrisna, 1992; Suwarti dan Wikarno, 1992) dikutip
dalam Putranto, 2013
Gambar 8. Muka airtanah dalam periode 1998-2010

Sumber : - https://www.slideshare.net/YOHANISSAHABAT/materi-4-hidrogeologi-
eksplorasi-air-tanah-manajemen-pertambangan-energi-stem-akamigas.
- http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/sda/PP43-2008AirTanah.pdf
- https://zenodo.org
- https://www.researchgate.net/

Anda mungkin juga menyukai