Anda di halaman 1dari 47

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Lara Liliani lahir di Bulukumba pada tanggal 21 April 1994 dari


pasangan Bapak Lampe dan Ibu Rania yang merupakan anak pertama
dari dua bersaudara.
Pendidikan formal yang telah dilalui penulis adalah pendidikan
Sekolah Dasar Negeri 99 Bulukumpa, Pada Tahun 2000 – 2006.
Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 6
Bulukumpa pada tahun 2006 – 2009. Setelah itu melanjutkan ke Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Bulukumpa pada tahun 2009 – 2012. Pada
tahun 2012, melalui jalur POSK penulis berhasil diterima sebagai
Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
Selama masa perkuliahan, selain mengikuti kegiatan akademik
dengan sebaik-baiknya, penulis juga aktif dalam mengikuti berbagai jenis
kegiatan dan organisasi dalam lingkup kampus Universitas Hasanuddin
dan luar kampus. Pengalaman organisasi penulis yaitu aaktif di Organisasi
KKMB pada tahun 2014 – 2015.

vii

KATA PENGANTAR
AssalamuAlaikumWr.Wb.
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
atas limpahan Rahmat dan Hidayah-nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir pada Jurusan Sosial
Ekonomi pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
Skripsi ini berjudul “SIKAP PETANI TERHADAP MATERI DAN
MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN (StudiKasusDesaSalassae,
KecamatanBulukumpa, kabupatenBulukumba)”,dibawah bimbinganDr. Ir.
Imam Mujahidin Fahmid, M.T.Ddan Dr. Muh. Hatta Jamil, S.P, M.Si.
skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin.
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan. Menyadari keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki, dengan penuh kerendahan hati penulis
mengakui bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.
Semoga segala amal kebaikan dan bantuan dari semua pihak yang
diberikan kepada penulis mendapat balasan setimpal yang bernilai pahala
viii

di sisi-nya dan semoga apa yang terdapat dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin Yarabbal Alamin.
WassalamuAlaikumWr. Wb.

Makassar, Juli 2017

Lara Liliani
ix

UCAPAN TERIMA KASIH


Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan kasih
sayang-Nya, satu dari berbagai nikmat yang selalu diberikan Tuhan Yang
Maha Esa kepada setiap hamba-Nya, yakni terselesaikannya tugas akhir
penulis dalam meraih gelar Sarjana Pertanian di Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak
akan terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan dari beberapa pihak
baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin
menghanturkan penghargaan yang teristimewa dan setinggi-tingginya,
rasa cinta penulis menyampaikan serta sembah sujud penulis
persembahkan untuk orang tua tercinta bapak Lampe dan ibu Rania
dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada beliau yang telah membesarkan,
mendidik, memberikan motivasi dengan penuh kasih sayang, kesabaran,
ketulusan dan keikhlasan serta doa yang senantiasa dipanjatkan untuk
anaknya selama ini, semoga tulisan ini dapat menjadi kebanggaan
bagi ibu dan bapak. Dan kepada kakek penulis bapak Salliming terima
kasih atas segala perhatian, doa, motivasi, kasih sayang dan segala
bantuannya yang diberikan selama ini. Dan untuk adik penulis Nila Sagita
terima kasih atas perhatian, doa dan segala bantuannya selama ini.
Tentunya dalam penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari
bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan tidak
x

mengurangi rasa simpati dan hormat kepada mereka yang tidak dapat
disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Olehnya itu penulis tidak
lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Imam Mujahidin Fahmid, M.T.D. Selaku pembimbing I
penulis dan sekaligus penasihat akademik yang selalu memberikan
bimbingan, saran, dan motivasi, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas waktu dan tenaga yang
telah disisipkan untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga Tuhan melimpahkan Rahmat-nya kepada beliau.
2. Bapak Dr. Muh. Hatta Jamil, S.P, M.Si. Selaku pembimbing II
penulis, terima kasih atas setiap waktu bimbingan yang selalu
memberikan ilmu, motivasi, saran dan pemahaman baru mengenai
berbagai hal serta telah bersedia memberikan pemahaman, kritik dan
saran yang membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Semoga Tuhan melimpahkan rahmat-nya kepada beliau.
3. BapakProf. Dr. Ir. Rahim Darma, M.S dan Bapak Ir. Nurdin Lanuhu,
M.P. dan IbuRasyidah Bakri, S.P, M. Sc. terima kasih atas saran,
kritikan, dan koreksinya sebagai tim penguji dalam penyempurnaan
penulisan skripsi ini. Semoga tuhan melimpahkan rahmat-nya kepada
beliau.
4. Bapak Rusli M. Rukka, SP., M.Si. selaku panitia ujian sarjana dan
Ibu Ni Made Viantika S, SP., M.Agb. selaku panitia seminar proposal
dan seminar hasil, terima kasih telah meluangkan waktunya dalam
xi

mengatur seminar penulis serta telah memberikan petunjuk, saran dan


masukan dalam penyempurnaan tugas akhir penulis.
5. Bapak Dr. Ir. Muh. Hatta Jamil, SP., M.Si dan Ibu Dr. A. Nixia
Tenriawaru, SP., M.Si. selaku ketua departemen dan sekertaris
departemen periode 2014-2018 yang telah banyak memberikan
pengetahuan, mengayomi dan memberikan telada selama penulis
menempuh pendidikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen, khususnya Program Studi Agribisnis
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, yang telah banyak
memberikan pengetahuan dan wawasan kepada penulis sejak
pertama kali menginjakkan kaki di Universitas Hasanuddin selama
menempuh perkuliahan hingga penulis merampungkan tugas akhir ini.
7. Pak Ahmad, Pak Bahar, Kak Hera dan Kak Ima, selaku staf dan
pegawai di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, terima kasih telah membantu
penulis dalam proses administrasi selama perkuliahan hingga
menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Keluarga Besar Mahasiswa Peminat Sosial Ekonomi Pertanian
(MISEKTA) sebagai wadah komunikasiku, curahan bakat minatku dan
tuntunan masa depanku yang telah banyak berperan dalam
pembentukan karakter penulis.
9. Teman-teman Spekta12 yang telah menjadi teman seperjuangan
menuntut ilmu di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
xii

Universitas Hasanuddin. terutama untuk Maya, Endah, Mimi, Gita,


Galib, Sari, Nana, Jum, Hera, Ishak, Opi, Sabar, Anto, Anggi, Fira,
Hendra, Sumi, Dul, Ucup, Trisno, Zuldan juga teman bimbingan
Petra dan juga Mira.
10. Kakak-kakak dan adik-adik di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,
Oceanz 2010, ACT11ON 2011, Selaras 2013 dan warga MISEKTA
tanpa terkecuali yang telah memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis. Terima kasih telah menjadi saudara selama
menempuh pendidikan.
11. Untuk seseorang yang bernama Thyaryang selalu memberikan
semangat, dorongan, do’a serta motivasi kepada penulis. Serta
membantu penulis dilapangan. Terima kasih atas waktunya.
12. Bapak Abdul Rajab S.P, M.Si. yang selalu memberikan masukan dan
saran, serta meminjamkan beberapa buku terkait penelitian penulis
dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini. Terima kasih atas
waktunya semoga tuhan melimpahkan rahmat-nya kepada beliau.
13. Kepada seluruh keluarga besar ibu dan bapak yang telah memberikan
dorongan baik berupa moril maupun materil selama penulis menimba
ilmu di Fakultas pertanian, Universitas Hasanuddin, dan telah
memberikan doa restunya kepada penulis.
Sebagai manusia biasa, tentunya penulis masih memiliki banyak
kekurangan pengetahuan dan pengalaman pada topik yang diangkat
dalam skripsi ini, begitu pula dalam penulisannya yang masih banyak
xiii

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan sangat senang jika
menerima berbagai masukan dari para pembaca baik berupa kritik
maupun saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
penulisan-penulisan skripsi di masa yang akan datang.
Penulis panjatkan doa semoga Allah SWT memberikan imbalan
yang setimpal dan berlipat ganda atas segala bantuan semua pihak yang
telah membentu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
Amin.
Makassar, Juli2017

Penulis
xiv

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................
ii HALAMAN
PENGESAHAN................................................................. iii
ABSTRAK ...........................................................................................
iv RIWAYAT HIDUP
PENULIS................................................................ vi KATA
PENGANTAR ........................................................................... vii
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................
xi DAFTAR
ISI ......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................
xvi DAFTAR
GAMBAR ............................................................................. xviii I.
PENDAHULUAN 1.1 Latar
Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah ........................................................................................ 5 1.3
Tujuan
Penelitian .......................................................................................... 5
1.4 Manfaat
Penelitian ...................................................................................... 5 II.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyuluhan
Pertanian ................................................................................... 7 2.2
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
pertanian ............................................... 10 2.3 Materi
Penyuluhan ....................................................................................... 15
2.4 Media
Penyuluhan ....................................................................................... 21
2.4.1 Peranan Media
Penyuluhan .............................................................. 23 2.4.2 Jenis
Media Penyuluhan .................................................................. 28 2.4.3
Pengelompokan Media Penyuluhan ................................................. 35
2.5
Sikap ........................................................................................................
....... 37 2.5.1 Ciri-ciri
Sikap ..................................................................................... 49 2.5.2
Komponen Sikap .............................................................................. 40
2.5.3 Pembentukan
Sikap .......................................................................... 42 2.6 Kerangka
Pemikiran ...................................................................................... 49

xv

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ...................................................................... 51 3.2 Metode
Penentuan Sampel ......................................................................... 51
3.3 Metode Pengumpulan
Data ......................................................................... 52 3.4 Teknik
Pengumpulan data ............................................................................ 52
3.5 Analisis
Data ................................................................................................. 54
3.6 Konsep
Operasional ..................................................................................... 57
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak
Geografis .............................................................................................
58 4.2 Keadaan
Demografi ...................................................................................... 60
4.3 Jumlah Penyuluh dan Kelompok
Tani .......................................................... 67 V. HASIL DAN
PEMBAHASAN 5.1 Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan............................................................... 68 5.1.1
Komponen Sistem Penyuluhan Pertanian ........................................ 68
5.1.2 Peran Komponen Sistem
Penyuluhan .............................................. 73 5.1.3 Proses Pelaksanaan
Penyuluhan Pertanian ..................................... 76
5.1.4 Permasalahan Dalam Pelaksanaan Penyuluhan ................................
90
5.1.5 Dampak Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian ....................................
91 5.2 Sikap Petani Terhadap Materi Dan Media
Penyuluhan ............................... 98 VI. PENUTUP 6.1
Kesimpulan ..............................................................................................
..... 113 6.2
Saran ........................................................................................................
..... 114
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi

DAFTAR TABEL
No. Nama Tabel Halaman
1 Luas Wilayah Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten
Bulukumba, 2016.
59
2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Salassae, Kecamatan
Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, 2016.
60
3 Tingkat Pendidikan di Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa,
Kabupaten Bulukumba, 2016.

61
4 Sarana Pendidikan di Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten
Bulukumba, 2016.

63
5 Penduduk Menurut Agama di Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa,
Kabupaten Bulukumba, 2016.

64
6 Fasilitas Keagamaan di Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa,
Kabupaten Bulukumba, 2016.

64
7 Fasilitas Kesehatan di Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa,
Kabupaten Bulukumba, 2016.
65
8 Jumlah penyuluh dan Kelompok Tani di Desa Salassae, Kecamatan
Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, 2016.

67
9 Programa Penyuluhan Pertanian Badan Ketahan Pangan dan Pelaksana
Penyuluhan

80
10

Bentuk Peran Serta Dalam Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian di Desa


Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba.

89

11 Tingkat Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Desa Salassae.


93
12 Evaluasi Awal Sebelum Dilaksanakan Penyuluhan Pertanian Tentang
Pemupukan Berimbang dan Penggunaan Benih Unggul di Desa
Salassae.
100
13 Evaluasi Akhir Setelah Dilaksanakan Penyuluhan Pertanian Tentang
Pemupukan Berimbang dan Penggunaan Benih Unggul di Desa
Salassae.
102
xvii

14 Hasil Evaluasi Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap Materi


Pemupukan Berimbang dan Penggunaan Benih Unggul
103
15 Pemupukan Berimbang Dapat Meningkatkan Kesuburan Tanaman
105
16 Pemupukan Berimbang Meningkatkan Daya Tahan Tanaman Terhadap
Penyakit
105
17 Pemupukan Berimbang Meningkatkan Produksi 106
18 Benih Unggul Tahan Terhadap Hama dan penyakit 107
19 Produksi Benih Unggul Lebih menguntungkan 107
20 Penggunaan Pupuk Pada Benih Unggul Lebih Efisien 108
21 Tingkat Keyakinan Petani Terhadap Materi Penyuluhan Pertanian
109
22 Media Penyuluhan Pertanian Yang Efektif Digunakan Oleh Penyuluh
111
xviii

DAFTAR GAMBAR
No. Nama Gambar Halaman

1 Skema Kerangka Pemikiran 50


1

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang
cukup panjang, yang dimulai sejak awal abad 20 di masa penjajahan.
Penyuluhan bermula dari adanya kebutuhan untuk meningkatkan hasil
pertanian, baik untuk kepentingan penjajah maupun untuk mencukupi
kebutuhan pribumi. Penyuluhan dilandasi pula oleh kenyataan adanya
kesenjangan yang cukup jauh antara praktek-praktek yang dilakukan para
petani disatu pihak dan adanya teknologi-teknologi lebih maju dilain
pihak.
Kebutuhan peningkatan produksi pertanian diperhitungkan akan dapat
dipenuhi seandainya teknologi-teknologi maju ditemukan oleh para ahli
dapat dipraktekkan oleh para petani sebagai produsen primer (Margono.
S, 2003).
Penyuluhan pertanian mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam pembangunan pertanian, karena mempunyai mandat
menyelenggarakan pendidikan luar sekolah (non formal) bagi petani dan
nelayan beserta keluarganya serta anggota masyarakat lainnya terutama
di pedesaan. Ciri-ciri pendidikan luar sekolah : (1) tidak ada paksaan
untukbelajar, (2) Usia pendidikan disesuaikan atas keputusan-keputusan
petani dan nelayan dan dilaksanakan atas dasar partisipasi penuh petani
dan nelayan (Syamsuddin, 1999).
2

Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku


usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan
sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas,
efesiensiusaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian lingkungan hidup dibidang pertanian,
perikanan, dan kehutanan (Van den Ban, 1999).
Dalam kegiatan penyuluh pertanian, peran penyuluh pertanian
sebagai petugas yang mempersiapkan para pelaku utama dan pelaku
usaha pertanian, sudah mulai tumbuh antara lain dicirikan dari
kemampuannya dalam mencari, memperoleh dan memanfaatkan
informasi, serta tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga
pendidikan keterampilan yang dikelola oleh petani sendiri. Sejalan dengan
berubahnya paradigma pembangunan pertanian, maka penyelenggaraan
penyuluh pertanian dilakukan melalui pendekatan partisipatif untuk lebih
meningkatkan peran serta petani dan pelaku usaha pertanian lainnya
(Departemen pertanian, 2009).
Dalam kenyataannya petani pada umumnya tidak menerima begitu
saja ide-ide baru yang diperkenalkan kepada mereka. Pertama kali
petani mendengar inovasi tersebut mereka hanya mungkin mengetahui
saja tapi untuk sampai pada tahapan mereka menerima ide baru itu
diperlukan waktu yang relatif lama. Suatu proses yang memerlukan waktu
yang berbeda-beda satu sama lainnya. Perbedaan ini disebabkan
3

berbagai hal yang melatarbelakangi petani itu sendiri seperti kondisi sosial
ekonomi, kondisi lingkungannya, dan karakteristik dari teknologi yang
diadopsi (Soekartawi, 1987).
Petani-petani pada umumnya sudah mempunyai banyak
pengalaman berusahatani. Sehingga memberikan kesan pada mereka,
bahwa caranya adalah yang paling mantap. Kalau ada cara yang baru,
maka sikapnya adalah menanti dahulu, atau harus dibuktikan dengan
contoh-contoh yang meyakinkan (S. Wiriaatmadja, 1986).
Materi penyuluhan pertanian harus sesuai dengan kebutuhan
sasaran (petani) dengan demikian maka petani akan tertarik perhatiannya
dan terangsang untuk mempraktekannya. Materi yang menarik perhatian
para petani tentunya adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha
perbaikan produksi, tingkat pendapatan dan perbaikan tingkat
kehidupannya (A.G. Kartasapoetra, 1994).
Perolehan pengetahuan pembentukan sikap dan perubahan
perilaku pada diri manusia terjadi secara bertahap dan bukan secara
seketika (instan) karena kegiatanpenyuluhan pun harus diselaraskan
dengan tahap-tahap yang diketahui oleh anggota masyarakat tersebut
berarti bahwa perencanaan yang matang dan tidak mungkin dilakukan
asal-asalan saja.
Timbulnya perubahan dalam tata cara berusaha tani karena ada
penyerapan ilmu dan teknologi pertanian melalui kegiatan penyuluhan
pertanian. Petani akan sukar menerima hal baru yang sekiranya hal
4

tersebut dapat dimengerti oleh mereka. Untuk mengatasi masalah


demikian dalampenyuluhan pertanian segala sesuatunya dijabarkan
menjadi bentuk materi yang dapat diterima oleh petani dilengkapi dan
diubah menjadi bahasa yang sesuai dengan bahasa yang mudah
dimengerti oleh petani (Samsudin, 1982).
Dalam pembangunan sumberdaya manusia merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam penerapan suatu teknologi baru. Pertanian
yang menggunakan materi dan media penyuluhan pertanian sebagai alat
dalammengembangkan pengetahuan dan keterampilan diri petani dan
juga sikappetani yang dapat dicapai melalui pertanian yang disampaikan
oleh penyuluh pertanian lapangan.
Mengingat begitu pentingnya mengetahui bagaimana sikap petani
terhadap berbagai materi dan media penyuluhan pertanian sehingga
penyuluh dapat mengetahui atau memilih materi dan media yang sesuai
dengan karakteristik petani. Maka peneliti melakukan penelitian tentang
“Sikap Petani Terhadap Materi Dan Media Penyuluhan Pertanian”
(Studi Kasus Desa Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten
Bulukumba, Sulawesi Selatan).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di daerah


penelitian?
2. Bagaimana sikap petani responden terhadap materi dan media
penyuluhan yang disampaikan oleh PPL?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di
daerah penelitian.
2. Menganalisis sikap petani responden terhadap materi dan media
penyuluhan pertanian yang disampailkan oleh PPL.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah ;
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi penyuluh pertanian dalam
menentukan pilihannya, khususnya dalam pemberian materi dan
penggunaan media penyuluhan dalam kegiatan penyuluhan.
2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang akan
melaksanakan penelitian dengan objek yang sama di masa yang akan
datang.
3. Bagi penulis dan pembaca, kegunaan penelitian ini adalah dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penyuluhan Pertanian
Menurut Wiriaatmadja (1990) penyuluhan pertanian adalah suatu
sistem pendidikan di luar sekolah untuk keluarga-keluarga tani di
pedesaan, dimana petani belajar sambil berbuat untukmenjadi mau, tau
dan bisa menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya secara baik,
menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluhan adalah suatu bentuk
pendidikan yang cara bahan dan sarananya disesuaikan kepada keadaan,
kebutuhan dan kepentingan, waktu maupun tempat dari sasaran.
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan
komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya
memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Banyak organisasi penyuluhan melibatkan kegiatan pada semua aspek.
Tidak jarang penyuluh memberikan informasi tentang kebijaksanaan
pertanian dan latar belakangnya, serta berusaha mendorong ke
perkembangan yang diinginkan (Van den Ban, 1999).
Penyuluh pertanian merupakan suatu sistem pendidikan nonformal
yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan, tetapi
berupaya untuk mengubah perilaku sasarannya agar memilki
pengetahuan pertanian dan berusahatani yang luas, memiliki sikap
progresif untuk melakukan perubahan dan inovatif terhadap suatu
(informasi) baru, serta terampil melaksanakan berbagai kegiatan.
7

Penyuluhan pertanian juga berupaya mampu berswadaya


memobilisasikan sumberdaya (input) yang diperlukan untuk berlangsung
dan tercapainya tujuan pembangunan pertanian yang telah direncanakan
(Mardikanto, 1993).
Penyuluhan pertanian adalah upaya menyampaikan informasi
(pesan) yang berkaitan dengan bidang pertanian oleh penyuluh pertanian
kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung
maupun tidak langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau
dan mampu menggunakan inovasi teknologi pertanian baru. Umumnya
pesan terdiri dari sejumlah simbol dan isi pesan inilah yang memperoleh
perlakuan. Bentuk perlakuan tersebut memilih, menata,
menyederhanakan, menyajikan dan lain-lain. Simbol yang mudah diamati
dan paling banyak digunakan yaitu bahasa. Keputusan-keputusan yang
dibuat oleh penyuluh pertanian atau sumber untuk memilih serta menata
isi pesan dan simbol yang digunakan pada pesan dapat dikatakan teknik
penyuluhan pertanian (Kusnadi, 2011).
Selanjutnya dalam draf Repitalisasi Penyuluhan disebutkan bahwa
penyuluhan pertanian adalah kegiatan pendidikan non formal bagi petani
dan keluarganya sebagai wujud jaminan pemerintah atas hak petani untuk
mendapatkan pendidikan. Lebih lengkap lagi dijelaskan dalam Undang
undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (SP3K), bahwa pengertian penyuluhan adalah:
proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan
8

mampu menolong dan mengorganesasikan dalam mengakses informasi


informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya
sebagaiupaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Dalam kenyataannya, menyebarkan inovasi ke masyarakat itu
tidaklah semudah dan selancar penciptannya walaupun kadang-kadang
banyak juga gagasan-gagasan, tindakan atau barang-barang baru yang
tidak terbendung lagi penyebarannya (Everett M.Rrogers dan F. Floyed
Shomaker, 1987).
Ketika suatu inovasi diperkenalkan kepada masyarakat petani,
diharapkan para petani memiliki tingkah laku yang dinamis, ide baru itu
menyatu dalam pola cara-cara bertani, dan setingkat lebih baik hasil
produksi pertanian itu dicapai. Hal demikian itu menunjukkan perubahan
yang terjadi dalam sistem masyarakat petani untuk menyesuaikan diri
(A.T. Mosher, 1983).
Menurut A.T. Mosher, materi yang diberikan seharusnya memiliki
syarat sebagai berikut :
1. Berbau memecahkan masalah.
2. Bersifat hangat dan aktual.
3. Terjamin nilai kebenarannya.
4. Lebih banyak membahas masalah-masalah yang erat hubungannya
dengan materi-materi yang bersifat pengetahuan umum.
9

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluhan pertanian


adalah kegiatan pendidikan non formal bagi pelaku utama dan pelaku
usaha sebagai jaminan atas hak mendapatkan pendidikan, yang
diharapkan mampumemanfaatkan sumber daya yang ada guna
memperbaiki dan meningkatkan pendapatan petani beserta keluarganya
dan lebih luas lagi dapat meningkatkan kesejahteraanya.
Perubahan perilaku yang diharapkan sebagai hasil penyuluhan
adalah perubahan tingkat pengetahuan yang lebih luas dan mendalam
terutama mengenai ilmu-ilmu teknis pertanian dan ilmu pengolahan
usahatani, perubahan dalam kecakapan atau keterampilan teknis yang
lebih baik dan keterampilan dalam mengelola usahatani yang lebih efisien
dan perubahan mengenai sikapnya yang lebih progresif serta motivasi
tindakan yang lebih rasional (Mardikanto, 1982).
2.2 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah tindakan-tindakan
nyata dari apa-apa yang telah ditetapkan/dituliskan dalam programa
penyuluhan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan penyuluhan
pertanian perlu ditentukan materi apa yang perlu disampaikan, dimana
penyuluhan pertanian akan dilaksanakan, kapan penyuluh pertanian
dilaksanakan, siapa yang melakukan penyuluhan dan bagaimana cara
melakukan (Ibrahim et al., 2003).

10

Kegiatan penyuluhan pertanian melibatkan dua kelompok yang


aktif. Di satu pihak adalah kelompok penyuluh dan yang kedua adalah
kelompok yang disuluh. Penyuluh adalah kelompok yang diharapkan
mampu membawa sasaran penyuluhan pertanian kepada cita-cita yang
digariskan. Sedangkan yang disuluh adalah kelompok yang diharapkan
mampu menerima paket penyuluhan pertanian (Sastraatmadja, 1993).
Penyuluhan dapat berlangsung efektif, oleh karena itu hal yang
harus selalu diutamakan adalah “kejelasan komunikasi”, yang sangat
tergantung ketiga unsur komunikasi yaitu:
1. Unsur pesan
Pesan berisi hal-hal yang dengan mudah dipahami oleh sasaran, baik
mengenai isi materi, bahasa yang digunakan dan disampaikan pada
waktu dan tempat yang sesuai.
2. Unsur media/saluran komunikasi
Saluran yang digunakan harus terbebas dari gangguan teknis (jika
menggunakan media massa) ataupun gagasan sosial budaya (jika
menggunakan media antar pribadi).
3. Unsur penyuluh dan sasarannya.
Pelaksanaan penyuluhan tidak akan pernah lepas dari metode
penyuluhan. Sastraatmadja (1993) mengungkapkan bahwa yang
dimaksud dengan metode biasanya identik dengan prosedur, tata cara
atau aturan main. Dalam kaitannya dengan kegiatan penyuluhan pertanian
maka yang disebut dengan metode penyuluhan pertanian adalah aturan
11

main yang sebaiknya diterapkan guna mewujudkan cita-cita sakral dari


penyuluhan pertanian itu sendiri. Metode penyuluhan pertanian, umumnya
akan berhubungan dengan alat atau sistem apa yang seharusnya
dilaksanakan.
Untuk mencapai tujuan kegiatan penyuluhan secara baik dan
terarah, diperlukan metode atau cara-cara penyuluhan pertanian yang
bersifat mendidik, membimbing dan menerapkan sehingga para petani
peternak dapat “menolong dirinya sendiri”, mengubah memperbaiki pola
pikir, tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya.
Dalam kegiatan penyuluhan kita mengenal ada 3 metode
pendekatan penyuluhan, yaitu :
a. Metode pendekatan perorangan (personal approach method)
Melakukan hubungan atau pendekatan secara langsung dengan
sasaran yaitu seorang petani, biasanya dilakukan secara berdialog
langsung, melakukan kunjungan ke
rumah,sawah/lading/padang/kandang, surat menyurat, melalui
telepon, dll. Metode ini sangat efektif, tetapi akan banyak menyita
waktu dan energi.
b. Metode pendekatan kelompok (Group approach method)
Dilakukan terhadap kelompok tani dimana para petani diajak dan
didampingi serta diarahkan secara berkelompok untuk melaksanakan
suatu kegiatan yang tentunya lebih produktif atas dasar kerja sama,
12

dengan saling tukar pendapat dan pengalaman, demonstrasi,

kursus,karyawisata, perlombaan kelompok, dan lainnya yang sifatnya


kelompok. Metode ini biasanya lebih berdaya guna dan hasilnyapun
akan lebih mantap.
c. Metode pendekatan massal (mass approach method)
Penyuluhan dengan metode ini dapat menggunakan media surat
kabar, majalah atau brosur pertanian-peternakan, radio, televisi, film,
slide dan media lainnya. Dipandang dari segi penyampaian informasi
memang metode ini baik, akan tetapi dipandang dari keberhasilannya
adalah kurang efektif karena pada dasarnya hanya dapat
menimbulkan tahap kesadaran dan tahap minat pada para
petani/peternak pendengar penyuluhan, itupun kalau pendekatan
pendekatannya dapat dilakukan dengan baik, dapat menarik perhatian
para petani/peternak kepada sesuatu hal yang lebih menguntungkan.
Sedangkan menurut mekanisme diterimanya materi/isi penyuluhan
oleh para petani/peternak, maka metode penyuluhan dapat dibedakan
atas:
a.Metode yang dapat didengar, yaitu pesan-pesan penyuluh akan diterima
petani/peternak melalui pendengaran. Misalnya percakapan tatap
muka, telepon, radio, tape recorder, pidato, ceramah dan lainnya.
b. Metode yang dapat dilihat, yaitu pesan-pesan penyuluh dapat dilihat
atau diterima melalui penglihatannya. Misalnya pesan dalam bentuk
13

gambar, spanduk/poster, leaflet, brosur, film bisu, pameran tanpa


penjelasan vocal, slide dan lainnya.
c. Metode yang dapat di dengar dan dilihat, yaitu pesan-pesan penyuluh
disampaikan melalui peragaan yang disertai petunjuk-petunjuk lisan,
gambar di televisi, film bersuara, telepon bergambar, karyawisata,
demonstrasi dan lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan metode
penyuluhan :
• Tidak ada satu metode penyuluhan yang dianggap lebih baik dibanding
metode penyuluhan yang lainnya.
• Pada umumnya dalam pelaksanaan penyuluhan digunakan beberapa
metode.
• Dalam kegiatan penyuluhan sebaiknya digunakan materi visual dan
tertulis.
Sedangkan prinsip-prinsip yang harus diketahui dalam metode
penyuluhan,adalah sebagai berikut:
•Pengembangan untuk berpikir kreatif.
• Dilakukan di lingkungan kerja/kegiatan sasaran.
• Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya.
• Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.
• Menciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran.

14

2.3 Materi Penyuluhan


Materi penyuluhan pada hakekatnya merupakan segala pesan
yang ingin dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat
sasarannya. Dengan kata lain, materi penyuluhan adalah pesan pesan
yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi pembangunan
(Mardikanto, 1993).
Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan
disampaikan kepada pelaku utama (petani) dan pelaku usaha dalam
berbagai bentuk yang meliputi: informasi, teknologi, rekayasa sosial,
manajemen, ekonomi, hukum dan kelestarian lingkungan.
Materipenyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan pelakuutama dan pelaku usaha pertanian dengan
memperhatikan pemanfaatan danpelestarian sumberdaya pertanian.
Karena itu materi penyuluhan pertanian yangakan disampaikan kepada
pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut harusdiverifikasi
terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang
penyuluhanpertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut
dimaksudkan untukmencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi,
lingkungan hidup dan kesehatanmasyarakat. Dengan demikian materi
penyuluhan pertanian yang belumdiverifikasi dilarang untuk disampaikan
kepada pelaku utama dan pelaku usahapertanian.

15

Dalamproses komunikasi antara penyuluh dengan sasaran,


penyuluh pertanian akanmenyampaikan segala sesuatu yang menyangkut
ilmu (teori) dan teknologi(praktis) pertanian, kesemuanya itu disebut
materi penyuluhan. Dapat dikatakanbahwa materi penyuluhan pertanian
adalah segala isi (content) yang terkandung dalam setiap kegiatan
penyuluhan pertanian(Samsudin, 1987 dan Kartasapoetra, 1988). Jadi,
ilmu sebagai materi penyuluhan yang disampaikan kepada petanidapat
berupa pengetahuan, misalnya pemberian informasi tentang
perkembanganpertanian, atau informasi tentang varietas dari suatu
komoditi yang sifatnyahanya untuk diketahui, sedangkan yang bersifat
praktis, misalnya materi tentangbudidaya tanaman seperti, cara memilih
benih, cara mengolah tanah, caramemupuk, atau dalam bidang
peternakan, seperti cara melakukan vaksinasi,pembuatan pakan dan
teknologi yang berhubungan dengan kegiatan petani. Dengan demikian,
informasi teori sifatnyamemberikan motivasi, merangsang, dan
memperluas wawasan petani terhadapperkembangan dunia luar,
sedangkaninformasi teknologi menyangkut cara-carayang sifatnya
membimbing dan mengajarkan petani agar terampil mengerjakanmateri
yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan.
16

Sumber materi penyuluhan pertanian dapat dikelompokkan


menjadi:
a. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti :
 Kementerian atau dinas terkait.
 Lembaga penelitian dan pengembangan.
 Pusat-pusat pengkajian.
 Pusat-pusat informasi.
 Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh.
b. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya
masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan
penyebaran informasi.
c. Pengalaman petani, baik itu pengalaman usahataninya sendiri atau
hasil dari prtak pengalaman yang dilakukan secara khusu dengan atau
tanpa bimbingan penyuluhannya.
d. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari
pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.
Ditinjau dari sifatnya, Totok Mardikanto (1985) membedakan
adanya tiga macam materi penyuluhan, yaitu :
a. Yang berisikan pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi
Materi yang berisikan pemecahan masalah merupakan
kebutuhan utama yang diperlukan oleh masyarakat sasaran. Karena

17

itu, di dalam setiap kegiatan penyuluhan, materi ini harus lebih


diutamakan terlebih dahulu, sebelum menyampaikan materi-materi
yang lainnya.
b. Yang berisikan petunjuk atau rekomendasi, yang harus dilaksanakan
Materi penyuluhan yang berupa petunjuk/ rekomendasi yang
harus dilaksanakan, sering kali sangat diharapkan oleh masyarakat
sasaran, meskipun kurang memperoleh prioritas disbanding dengan
materi yang berisi pemecahan masalah. Karena itu, materi seperti ini
hanya dibatasi pada petunjuk/rekomendasi yang harus segera
dilaksanakan.
c. Materi yang bersifat instrumental
Berbeda dengan kedua materi yang dikemukakan di atas, materi
penyuluhan seperti ini tidak harus “dikonsumsi” dalam waktu cepat,
tetapi merupakan materi yang perlu diperhatikan dan mempunyai
manfaat jangka panjang. Seperti; kewirausahaan, pembentukan
koperasi dan pembinaan kelompok.
Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang
penyuluh, pertama-tama harus diingat bahwa materi tersebut harus selalu
mengacu kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat
sasarannya. Sehubungan dengan itu, menurut Arboleda (1981) dalam
Mardikanto (1993) memberikan acuan agar setiap penyuluh mampu
membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan
pada setiap kegiatannya yaitu :
18

1. Materi pokok (vital), yaitu materi yang benar-benar dibutuhkan dan


harus diketahui oleh sasaran utamanya. Materi pokok sedikitnya
mencakup 50% dari seluruh materi yang ingin disampaikan pada saat
yang sama.
2. Materi penting (important), yaitu materi yang berisi dasar pemahaman
tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan yang
dirasakan oleh sasarannya. Materi ini, diberikan sekitar 30% dari
seluruh materi.
3. Materi penunjang (helpful), yaitu materi yang masih berkaitan dengan
kebutuhan yang dirasakan, yang sebaiknya diketahui oleh sasaran
untuk memperluas cakrawala pemahamannya tentang kebutuhan
yang dirasakannya itu. Materi ini, diberikan sekitar 20% dari seluruh
materi yang diberikan.
Persyaratan suatu materi penyuluhan harus memenuhi beberapa
syarat, yaitu ;
1. Sacara ekonomis menguntungkan, materi yang disampaikan harus
menguntungkan secara nyata hasildari pelaksanaan kegiatan
penyuluhan dapat dirasakan manfaatnya oleh petani di desa tersebut.
Sehingga, dapat dilihat peningkatan dan hasil pendapatan petani. Dan
harus berbiaya murah dan tidak mahal, isi materi yang disampaikan
haruslah berbiaya murah dan dapat dijangkau oleh petani.
19

2. Secara teknis dapat diterapkan oleh petani (masyarakat), materi yang


disampaikan harus sederhana agar mudah dilaksanakan oleh petani,
tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.
3. Berasal dari sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Agar materi yang akan disampaikan benar-benar efektif (sesuai
dengan kebutuhan sasaran), maka dalam melakukan pemilihan materi
penyuluhan pertanian hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
a. Dapat memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran.
b. Dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer daripada kegiatan
yang ada sekarang.
c. Tidak bertentangan dengan adat istiadat dan kebudayaan masyarakat
setempat.
d. Sederhana dan mudah dilaksanakan, tidak memerlukan keterampilan
yang terlalu tinggi.
e. Pengetahuan, biaya dan sasaran yang diperlukan dapat disediakan
oleh sasaran.
f. Dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil yang nyata.
g. Tidak memerlukan ongkos yang terlalu mahal.
h. Beresiko rendah atau tidak mempunyai resiko yang besar dalam
penerapannya.
i. Impact dari penerapannya menarik dan menonjol.
j. Dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas dalam
kondisi yang berbeda.
20

Pada penyusunan materi penyuluhan pertanian perlu disiapkan dan


dituangklan dalam bentuk ringkasan atau sinopsis. Tujuan pembuatan
ringkasan atau sinopsis untuk lebih mempersingkat, mudah dipahami dan
terhindar dari bahan-bahan yang kurang relevan dengan topik yang telah
ditetapkan. Langkah-langkah membuat sinopsis :
a. Membaca materi dengan seksama dan penuh konsentrasi.
b. Pahami materi.
c. Tulis point-point penting dari materi
d. Sinopsis yang ditulis bila perlu juga disertai lembar-lembar presentasi
detail sebagai pendukungnya.
2.4 Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah alat penyampai atau penghantar sesuatu
materi pesan sehingga dapat sampai kepada penerima (sasaran
penyuluh). Menurut A.G. Kartasaputra (1994), media penyuluhan adalah
saluran yang dapat menghubungkan penyuluh dengan materi
penyuluhannya dengan petani yang memerlukan penyuluhannya.
Pada dasarnya media penyuluhan itu dapat berupa media hidup
dan media mati. Media hidup adalah orang-orang tertentu yang telah
menerapkan materi atau pengetahuannya dari bidang pertanian. Media
mati adalah sarana tertentu yang selalu digunakan atau dapat digunakan
untuk memperantai hubungan tersebut, seperti radio, televisi, majalah,
surat kabar, koran masuk desa, poster dan sebagainya.
21

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau perlengkapan


penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar
proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan itu dilaksanakan. Alat ini
diperlukan, untuk mempermudah penyuluhan selama melaksanakan
kegiatan penyuluhan, baik dalam menentukan/memilih materi penyuluhan
atau menerangkan inovasi yang disuluhkan (Mardikanto, 1993).
Menurut Totok Mardikanto (1985) mengartikan media atau alat
peraga sebagai :
Alat peraga atau benda dapat diartikan sebagai alat atau benda
yang dapat diamati, didengar, diraba, atau dirasakan oleh indera manusia,
yang berfungsi sebagai alat untuk meragakan dan atau menjelaskan
uraian yang disampaikan secara lisan (oleh penyuluh) guna membantu
proses belajar sasaran penyuluhan, agar materi penyuluhan lebih mudah
diterima dan dipahami oleh sasaran penyuluhan yang bersangkutan.
Lebih lanjut, Ooy Sunarya (1978) dalam Mardikanto (1993)
mengemukakan bahwa alat peraga penyuluhan sebenarnya tidak sekedar
berfungsi sebagai alat peraga atau penjelas, melainkan memiliki fungsi
yang beragam yaitu :
a. Menarik perhatian atau memusatkan perhatian sasaran.
b. Memperjelas pengertian tentang segala sesuatu yang diuraikan atau
disampaikan penyuluh secara lisan.
c. Membuat penyuluhan lebih efektif.
22

d. Dengan peragaan akan dapat menghemat waktu yang diperlukan


penyuluhan untuk menjelaskan materi yang ingin disampaikan.
e. Memberikan kesan yang lebih mendalam.
2.4.1 Peranan Media Penyuluhan
Kemajuan teknologipertanian saat ini semakin pesat, baik teknologi
produksi maupun teknologisosial ekonomi, Persaingan dalam berusaha
dibidang pertanian semakin meningkatpula. Tuntutan untuk
meningkatkankualitas produksi tidak dapat ditawar-tawar lagi. Teknologi
dan informasi yangberkaitan dengan hal-hal tersebut perlu disalurkan
dengan cepat dari sumber pesan kepada sasaran, yaknipetani dan
keluarganya serta masyarakat pertanian lainnya. Oleh karena ituperanan
media penyuluhan pertanian semakin penting (Padmo, 2000).
Disamping itu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapandengan
keterbatasan-keterbatasan antara lain keterbatasan jumlah
penyuluh,keterbatasan dipihak sasaran, misalnya tingkat pendidikan
formal petani yangsangat bervariasi, keterbatasan sarana dan waktu
belajar bagi petani. Untuk ituperlu diimbangi dengan meningkatkan
peranan dan penggunaan media penyuluhanpertanian. Melalui media
Penyuluhan Pertanian petani dapat meningkatkaninteraksi dengan
lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus walaupuntidak
berhadapan langsung dengan sumber komunikasi (Widodo, 2006).

23

Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau daribeberapa


segi yakni dari proses komunikasi, segi proses belajar dan segiperagaan
dalam proses komunikasi, segi proses belajar dan dari peragaan
dalamproses belajar dan dari peragaan.
1. Peranan media penyuluhan pertanian sebagai salurankomunikasi
(channel) dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
a. Menyalurkan pesan/informasi dari sumber/komunikatorkepada
sasaran yakni petani dan keluarganya sehingga sasaran dapat
menerapkanpesan dengan kebutuhannya.
b. Menyalurkan ”feed back”/umpan balik darisasaran/komunikan
kepada sumber/komuniukator sebagai bahan evaluasi
untukperbaikan/ pengembangan dalam penerapan teknologi
selanjutnya.
c. Menyebarluaskan pesan informasi kemasyarakat dalamjangkauan
yang luas, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
d. Memungkinkan pelaksanaan penyuluhan pertanian secarateratur
dan sistimatik
2. Peranan media penyuluhan pertanian sebagai media belajardalam
kegiatan penyuluhan pertanian.
Pada tahapawal peranan penyuluh pertanian sangat dominan
dalam kegiatan belajar petani,lama kelamaan berubah petani menjadi
lebih dinamis mulai banyak belajar,melalui pengalaman. Melalui
interaksi dengan lingkungannya dan memanfaatkanmedia penyuluhan
24

pertanian. Sekarang penyuluh pertanian berperan sebagai mitrakerja


petani, mendampingi dan membantu petani dalam memecahkan
masalah yangdihadapi dilapangan bersama dengan petani lainnya
melalui kegiatan kelompoktani.
Menurut Sudyana (1990), peranan media penyuluhan pertanian
sebagai media belajar dalam kegiatanpenyuluhan pertanian sebagai
berikut :
a. Memberi pengalaman belajar yang integral dari kongkrit keabstrak.
Petanibelajar dimulai dari situasi nyata dilapangan melalui pengalam
langsung sebagaicontoh, kegiatan sekolah lapangan (SL)dalam rangka
memasyarakatkan Pengendalian hama terpadu (PHT)
tanamanpadi.Petani secara berkelompok belajar mengamati
hama/penyakit tanaman langsungdari runpun padi sawah. Cara
belajartersebut disebut cara belajar lewat pengalaman (CBLP). Hasil
pengamatan dicatatoleh petani, kemudian didiskusikan bersama secara
priodik.
Selanjutnya petani belajar melaluiberbagai media penyuluhan
pertanian lainnya antara lain : spesimen, poster,leaflet, folder, gambar,
slide, film dan sebagainya. Materi pelajaran tidakterbatas pada
hama/penyakit saja tetapi berkembang dengan materi yang terkaitseperti
ekologi tanaman, musuh alami, pemupukan, fisiologi tanaman
dansebagainya sampai panen. Dengan demikian memberi pengalaman
yang luas danterpadu. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dan
25

kongkrit kearah abstrak penyuluhpertanian sebagai mitra petani berfungsi


membantu/membimbing prosesbelajar tersebut.
b. Memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secaraterus
menerus dan berkelanjutan.
Teknologiselalu berubah dan berkembangkarena itu media
penyuluhan pertanian harus selalumenyalurkan pesan/informasi yang
mutakhir. Siaran pedesaan misalnya adalahmedia penyuluhan pertanian
yang harus selalu siap menyalurkan perkembangan teknologiyang
mutakhir tersebut.
c. Memungkinkan proses belajar secara mandiri.
Tersedianya berbagai macam media penyuluhan pertanian seperti:
brosur,kaset rekaman, folder, lembaran informasi pertanian (Liptan) dan
lain-lain,memungkinkan untuk terjadinya proses belajar secara mandiri.
3. Peranan media penyuluhanpertanian sebagai peragaan dalam kegiatan
penyuluhan pertanian.
Peragaan merupakan salah satufaktor penting dalam mencapai
keberhasilan kegiatan penyuluhan pertanian. Media penyuluhan pertanian
yang bersifatverbalistis akan kurang berhasil. Peragaan berkaitan erat
dengan penginderaan, peranan pengeinderaansangat penting dalam
proses belajar termasuk dalam kegiatan penyuluhanpertanian.
Pendapatpara ahli dan hasil penelitian tersebut seperti diatas penting
artinya dalamkegiatan penyuluhan pertanian. Media harus berperan pula
26

sebagai peragaanpetani belajar lebih efektif bila ia belajar dengan melihat,


mendengar dansekaligus mengerjakannya (learning by doing).
Sejalandengan pandangan diatas, maka peranan media penyuluhan
pertanian sebagaiperagaan dalam kegiatan penyuluhan pertanian sebagai
berikut :
a. Media penyuluhan pertanian mempertinggi efektivitas belajar.
Media yangbermuatan peragaan dapat menarik perhatian,
memusatkan perhatian dan memberikejelasan terhadap pesan yang
disampaikan, mempermudah untuk dimengerti dankesannya bertahan
lama dalam ingatan.
b. Meningkatkan interaksi petani dengan lingkungannya
Misalnyamelalui media demonstrasi di lapangan petani belajar
langsung darilingkungannnya dan hasilnya akan meyakinkan petani
terhadap pesan yangdidemonstrasikan.
c. Memungkinkan untuk meningkatkan keterampilan
Keterampilanhanya dapat dicapai melalui peragaan langsung tentang
langkah-langkah kerjayang harus dilakukan. Petani harus melakukannya
sendiri sesuai dengan lembaranpetunjuk kerja melalui media penyuluhan
pertanian.
2.4.2 Jenis Media Penyuluhan Pertanian. Dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan pendidikan/pelatihan
dan penyuluhan, banyak media pembelajaran yang bisa digunakan.
Pertanyaan yang muncul sekarang, bukan peda berapa banyak tidaknya
media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan dan
27

membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang


sesuai dengan kebutuhan para penggunanya (Setiana, 2005).
a. Menentukan Jenis Media
Penentuan jenis media visualyang efektif untuk suatu proses
belajar mengajar merupakan langkah awal yangperlu dilakukan dalam
perencanaansuatu pelatihan atau penyuluhan. Paling tidakada 6 (enam)
pertanyaan yang perlu diajukan berkaitan dengan penentuan jenismedia
yang digunakan, antara lain :
1) Siapa yang akan dilatih ?
2) Apa yang diharapkan dan mampu dilakukan oleh pesertadidik ?
3) Dimana pelatihan akan diadakan dan berapa lama ?
4) Metode belajar apa yang digunakan ?
5) Media penyuluhan apa yang akan digunakan ?
6) Bagaimana mengetahui efektifitas pelatihan/penyuluhan ?
Untuk lebih jelasnya jenis-jenis media penyuluhan pertanian adalah
sebagai berikut :
1. Media benda sesungguhnya atau tiruan
Menunjukkan benda hidup secara nyata, berbentuk tiga dimensi
dan alat peraga.
a. Sampel atau contoh, yaitu benda atau barang asli yang dapat
dibawa penyuluh untuk dijelaskan kepada sasaran penyuluhannya.
Contoh, benih.
28

b. Model atau tiruan, biasanya digunakan jika benda asli sulit didapat,
volumenya bisa terlalu besar untuk dibawa ke lokasi penyuluhan
atau terlalu kecil untuk mudah diamati oleh sasarannya tanpa
peralatan khusus. Contoh : traktor, benih penghijauan.
c. Specimen atau benda asli yang sudah diawetkan karena benda asli
sulit didapat.
Kelebihan dari media ini adalah dapat menyediakan lingkungan
belajar yang amat mirip dengan lingkungan kerja yang sebenarnya,
memberikan stimulasi terhadap banyak indera, dapat digunakan sebagai
latihan kerja, latihan menggunakan alat bantu dan atau alat simulasi.
Sedangkan, kelemahannya yaitu relatif mahal untuk pengadaan benda
nyata.
2. Media tercetak
a. Pamflet atau selebaran, yaitu barang cetakan berupa selembar
kertas bergambar atau bertulisan dan dibagi-bagikan secara
langsung oleh penyuluh kepada sasaran.
b. Leaflet dan folder,
 Umumnya dibagikan langsung oleh penyuluhnya.
 Leaflet merupakan selembar kertas yang dilipat menjadi dua
(4 halaman) sedang folder dilipat menjadi 3 (6 halaman) atau
lebih.
 Leaflet lebih banyak berisikan tulisan daripada gambar.
29

 Ditujukan kepada sasaran untuk mempengaruhi pengetahuan


dan keterampilannya pada tahap minat, menilai dan mencoba.
c. Brosur atau booklet, merupakan barang cetakan yang berisikan
gambar dan tulisan (lebih dominan) yang berupa buku kecil setebal
10-25 halaman dan maksimal 50 halaman.
d. Poster dan placard, merupakan barang cetakan dengan ukuran
relatif besar yang ditempel ditembok, pohon atau direntangkan di
pinggir/tengah jalan. Placard lebih banyak berisikan tulisan sedang
poster lebih banyak berisikan gambar. Keduanya dimaksudkan
untu mempengaruhi perasaan/sikap dan pengalaman sasaran
pada tahapan sadar dan minat.
e. Peta-singkap, adalah sekumpulan poster selebar kertas Koran
yang digabungkan menjadi satu.
f. Photo,dimaksudkan untuk mengenalkan inovasi atau menunjukkan
bukti-bukti keberhasilan/keunggulan satu inovasi yang ditawarkan.
g. Flanelgraph, merupakan alat peraga berbentuk potongan gambar
atau tulisan yang ditempelkan pada papan magnit atau kain
flannel.
Kelebihan dari media ini alah relatif tahan lama, dapat dibaca
berulang-ulang, dapat digunakan sesuai kecepatan belajar masing
masing, mudah dibawa. Sedangkan, kelemahannya yaitu proses
penyampaian sampai percetakan butuh waktu yang relatif lama, sukar
30

menampilkan gerak, membutuhkan tingkat literasi yang memadai,


cenderung membosankan bila padat dan panjang.
3. Media Audio
a. Siaran radio, adalah media komunikasi massa dengar, yang
menyalurkangagasan dan informasi dalam bentuk suara secara
umum dan terbuka, berupaprogram yang teratur dan
berkesinambungan.
b. Kaset rekaman audio, adalah berupa pita magnetis (Magnetic tape
recording) yang dapat menghasilkan suara jika diputar dalam tape
recorder.
c. Transparancy-sheet, adalah lembaran mika (plastik) bergambar
atau bertulisan yang diproyeksikan ke layar dengan menggunakan
overhead proyektor. Biasa digunakan dalam pertemuan kelompok
dalam ruangan.
d. Slide-film, suatu hasil karya photografi yang berupa film positif
yang diberi bingkai untuk diproyeksikan di layar dengan
menggunakan slide proyektor. Berupa gambar bisu (tidak
bersuara).
e. Film strip, seperti halnya slide film hanya saja masing-masing
gambar tidak dipisahkan dan diberi bingkai, tetapi menjadi satu
rangkaian yang tak terpisahkan dalam satu paket penyuluhan yang
utuh.
31

f. Movie film, objek yang diproyeksikan tidak berwujud gambar mati


melainkan berupa gambar bergerak. Selain itu sudah diisi dengan
suara dubbing.
g. Video dan tv, seperti halnya dengan movie film, bedanya film
positif yang dihasilkan tersimpan dalam kotak kaset dan
penyajiannya selalu dihubungkan dengan televisi sebagai
layarnya.
Kelebihan dari menia ini adalah informasi dikemas sudah tetap,
terpatri dan tetap sama bila diproduksi, produksi dan reproduksinya
tergolong ekonomis dan mudah didistribusikan. Sedangkan,
kelemahannya adalah bila terlalu lama akan membosankan, perbaikan
atau revisi harus memproduksi master baru.
4. Media Audio-Visual
a. Siaran Televisi, adalah stasiun penyiaran yang menyebarkan
siarannya dalam bentuk audio dan video secara bersama-sama
ke televisi penerima di wilayah tertentu. Stasiun televisi terbagi
kedalam beberapa jenis yaitu stasiun televisi komersial dan stasiun
televisi non komersial, stasiun televisi publik, lokal dan nasional itu
dilihat dari cakupannya.
b. Kaset video, adalah metode menyimpan rekaman gambar dan bunyi
dalam pita magnetik, berbeda dengan film teatrikal.
c. Sound slide, adalah media grafis yang dapat diproyeksikan
(transparant instructional media) karena dibuat di atas bidang
32

transparan, artinya bidang yang tembus cahaya, yang terproyeksikan


pada bidang layar dengan alat proyektor yang compatible, yakni
menggunakan slide proyektor.
d. Film, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan salah-satu
media komunikasi massa audio-visual yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video, piringan
video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala
bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi.
Kelebihannya dari media ini adalah dapat memberikan gambaran
yang lebih kongkrit, baik dari unsur gambar maupun geraknya, lebih
atraktif dan komunikatif. Sedangkan, kelemahannya adalah biaya produksi
relatif mahal, produksi memerlukan waktu dan diperlukan peralatan yang
tidak murah.
Dalam setiap kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh tidak hanya
cukup menetapkan topik materi penyuluhan, merancang dan
menggunakan berbagai metode dan teknik penyuluhan. Ada yang tidak
boleh dilupakan yaitu persiapan tentang perlengkapan penyuluhan
maupun untuk memperjelas materi yang disampaikan agar mudah diingat
dan dipahami oleh sasarannya (Mardikanto, 1993).
Penggunaan berbagai media dapat disesuaikan dengan kondisi
lapangan, kemampuan penyuluh dalam membuat dan menggunakannya,
adanya biaya atau tidak untuk pengadaannya, dan juga tergantung
kepada kemampuan sasaran suluh dalam menerimanya.
33

2.4.3 Pengelompokan Media Penyuluhan Pertanian


berdasarkan dasar-dasar pengelompokan media pendidikan pada
umumnya, maka media penyuluhan pertanian dapat diklasifikasikan
berdasarkan rangsanganpenerimaan/indera penerimaan, daya liput/jumlah
sasaran, pengalaman belajar dan bentuk/karakteristik, media sebagai
berikut:
a. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan panca indera
 Media benda sesungguhnya, rangsangan melalui seluruh
pancaindera antara lain : spesimen, monster, sample.
 Media audio-visual rangsangan melalui indera pendengaran dan
indera penglihatan antara lain : film, siaran televisi, video.
 Media Visual, melalui indera penglihatan antara lain : film, slide,
foto, poster.
 Media audio, rangsangan melalui indera pendengaran antara lain :
kaset rekaman, siaran radio.
b. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan daya liput/jumlah
sasaran.
 Media Massal antara lain: siaran radio, siaran televisi dan media
cetak.
 Media Kelompok antara lain: film, slide, kaset rekaman,
transparansi.
 Media individual antara lain : benda sesungguhnya, specimen.
34

c. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan tingkat pengalam


belajar.
 Media yang memberikan pengalaman belajar secara kongkrit
melalui kehidupan masyarakat antara lain benda sesunguhnya,
petak percontohan, spesimen.
 Media yang memberi pengalaman belajar melalui benda/situasi
tiruan antara lain: simulasi, permainan, model.
 Media yang memberi pengalaman belajar melalui audio-visual aids
(AVA) antara lain : film,slide, kaset dan rekaman.
 Media yang memberi pengalam belajar melalui kata-kata baik lisan
atau tertulis antara lain : buku, majalah, ceramah.
Berbagai alasan penggunaan media penyuluhan adalah sebagai
berikut :
a. Media penyuluhan yang digunakan atau disediakan oleh penyuluh
memegang peranan dalam proses belajar-mengajar untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
b. dapat menyebarluaskan data/informasi, misalnya melalui siaran radio,
TV yang disalurkan lewat satelit komunikasi, dapat diketahui dengan
cepat apa yang sedang terjadi baik di dalam negeri, maupun di luar
negeri.
c. Dengan menggunakan media penyuluhan/fasilitator/pengajar dapat
memperkaya dan memperdalam proses belajar-mengajar untuk
35
membangkitkan motivasi, memberikan orientasi, mengadakan
evaluasi, memberikan tugas, memberikan ringkasan dan lain-lain.
d. Dapat membangkitkan keinginan, minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh
psikologis. Pada tahap orientasi akan sangat membantu keefektivan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran pada
saat itu (Hamalik dalam Widodo, 2000).
e. Media paling besar pengaruhnya terhadap indera atau lebih menjamin
pemahamannya dengan orang yang mendengar dan melihat.
Metode berdasarkan teknik komunikasi dan berdasarkan indera
penerimaan sasaran. Berdasarkan teknik komunikasi, metode punyuluhan
dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
a. Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan,
langsung bertatap muka dengan sasaran. Misalnya Anjangsana,
kontak personal, demonstrasi dll.
b. Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang
disampaikan tidak secara langsung dilakukan oleh penyuluh tetapi
melalui perantara atau media. Misalnya, pertunjukan film atau slide,
siaran melalui radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak.
2.5 Sikap
Sikap (attitude) merupakan salah satu bahasan yang menarik
dalam kajian psikologi, karena sikap sering digunakan untuk meramalkan
36

tingkah laku, baik tingkah laku perorangan. Kelompok, bahkan tingkah

laku suatu bangsa. Meskipun demikian sikap seseorang terhadap suatu


objek tidak selalu memunculkan tingkah laku yang negatif terhadap objek
tersebut (Azwar, 2002).
Sikap merupakan kecenderungan pola tingkah laku individu untuk
berbuat sesuatu dengan cara tertentu terhadap orang, benda atau
gagasan. Sikap dapat diartikan sekelompok keyakinan dan perasaan yang
melekat tentang objek tertentu dan kecenderungan untuk bertindak
terhadap objek tersebut dengan cara tertentu (Calhoun, 1995).
Sikap (attitude) dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap
objek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap
perasaan, tetapi sikap tersebut disertai oleh kecenderungan untuk
bertindak sesuai dengan sikap objek tadi. Jadi sikap itu dapat
diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal.
Sikap itu senantiasa terarahkan terhadap suatu hal, suatu objek. Tidak
ada sikap tanpa ada objeknya (Gerungan, 1991).
Manusia tidak dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun
sikap perasaan tertentu, tetapi sikap tersebut dibentuk sepanjang
perkembangannya. Peranan sikap di dalam kehidupan manusia adalah
peranan besar, sebab apabila sudah dibentuk pada diri manusia, maka
sikapitu akan turut menentukan cara-cara tingkah lakunya terhadap objek
37

objeksikapnya. Adanya sikap menyebabkan bahwa manusia akan


bertindak secara khas terhadap objek-objeknya.

2.5.1 Ciri-Ciri Sikap


Ciri-ciri sikap menurut Wingkel (2005), yaitu sebagai berikut :
a. Sikap itu dipelajari. Sikap merupakan hasil belajar. Beberapa sikap
dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagaian
individu. Yang terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila
individu mengerti bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk
dirinya sendiri), membantu tujuan kelompok, atau memperoleh
sesuatu nilai yang sifatnya perseorangan.
b. Memiliki kestabilan. Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi
kuat, tetap dan stabil, melalui pengalaman. Misalnya, suka dan tidak
suka terhadap warna tertentu yang sifatnya berulang ulang atau
memiliki frekuensi yang tinggi.
c. Personal societal significance. Sikap melibatkan hubungan antara
seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau
situasi jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan,
terbuka serta hangat, maka akan sangat berarti bagi dirinya, ia akan
merasa bebas.
d. Berisi kognisi dan afektif. Komponen kognisi dari pada sikap adalah
berisi informasi yang faktual, misalnya : obyek itu dirasakan
menyenangkan atau tidak menyenangkan.
38

e. Approach-avoidance directionality. Bila seseorang memiliki sikap yang


favorable terhadap suatu objek, maka akan mendekati dan
membantunya, sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang
unfavorable, mereka akan menjauhinya.
Sikap dapat merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu
masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang.
Pengetahuan mengenai suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap
objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya
pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap
terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai oleh kesiapan
untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu.
2.5.2 Komponen Sikap
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut
dengan melihat adanya satu kesatuan dan hubungan atau keseimbangan
dari sikap dan tingkah laku, maka sikap sebagai suatu sistem atau
interaksi antar komponen. Komponen-komponen sikap meliput :
a. Komponen kognitif yang berhubungan dengan belief, ide dan konsep.
b. Komponen afektif yang menyangkut kehidupan emosional seseorang.
c. Komponen psikomotorik yang merupakan kecenderungan bertingkah
laku.
Karakteristik sikap senantiasa mengikutsertakan segi evaluasi yang
berasal dari komponen afeksi. Sikap relatif konstan dan agak sukar
39

berubah dan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap


melalui proses tertentu. Komponen afeksi memiliki penilaian emosional
yang bersifat positif atau negatif. Sehingga terjadilah kecenderungan
untuk bertingkah laku hati-hati. Komponen afeksi yang memiliki sistem
evaluasi emosional mengakibatkan timbulnya perasaan senang atau tidak
senang, takut atau tidak takut. Dengan sendirinya proses evaluasi ini
terdapat suatu valensi positif atau negatif (Ahmadi, 1999).
Struktur sikap dapat digambarkan dalam tiga komponen :
komponen afektif : ini melibatkan perasaan seseorang / emosi tentang
objek sikap. Misalnya: “Saya takut laba-laba”. Komponen Perilaku (atau
konatif) : bagaimana sikap kita telah mempengaruhi kita dalam bertindak
atau berperilaku. Sebagai contoh : “Saya akan menghindari laba-laba dan
berteriak bila saya melihatnya”. Komponen kognitif: ini melibatkan
keyakinan seseorang / pengetahuan tentang suatu obyek sikap. Misalnya:
“Saya percaya bahwa laba-laba berbahaya”.
2.5.3 Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan
sembarangan saja. Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam
interaksi manusia, dan berkenaan dengan objek tertentu. Interaksi sosial
di dalam kelompok maupun di luar kelompok dapat mengubah sikap atau
membentuk sikap yang baru.
40

Sikap adalah penerimaan, tanggapan, dan penilaian seseorang


terhadap suatu objek, situasi, konsep, orang lain maupun dirinya sendiri
akibat hasil dari proses belajar maupun pengalaman di lapangan yang
menyebabkan perasaan senang (positif/sangat positif) atau tidak senang
(negatif/tidak negatif).
Menurut Azwar (1991), sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi
sosial yang dialami oleh individu. Dalam interaksi sosial, individu
bereaksi
membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek psikologis yang
dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan
sikap adalah :
a. Pengalaman Pribadi
Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi
yang
melibatkan emosi, penghayatan, akan lebih mendalam dan lebih lama
berbekas. Lebih lanjut Mardikanto (1993) menyatakan bahwa pengalaman
dalam melakukan kegiatan bertani tercermin dari kebiasaan-kebiasaan
yang mereka (petani) terapkan dalam kegiatan bertani dan merupakan
hasil belajar dari pengalamannya.
Apa yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi
penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat menjadi dasar
41

pembentukan sikap pengalaman pribadi harus melalui kesan yang kuat


(Azwar, 1991).

Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi mengakibatkan dan


menghasilkan adanya penyesuaian diri yang timbale balik serta
penyesuaian kecakapan dengan situasi baru. Bahwa proses interaksi
seringkali melibatkan perasaan dalam tingkat “Strong emotions”. Bahwa
kata-kata yang diucapkan dalam suatu komunikasi sebenarnya hanyalah
mencerminkan perasaan, sikap seseorang dan tidak lebih dari itu.
b. Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting
Seseorang yang dianggap penting akan banyak mempengaruhi
pembentukan sikap. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi
individu adalah orang tua, orang yang berstatus sosial lebih tinggi, teman
sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami. Pada umumnya,
individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah
dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk menghadiri konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut. Mardikanto menyatakan bahwa tokoh-tokoh
informal (tokoh keagamaan, tokoh adat, politikus dan guru) merupakan
tokoh yang dianggap berpengaruh karena memiliki kata wibawa untuk
menumbuhkan opini publik dan yang dijadikan panutan oleh masyarakat
setempat.
42

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen


sosial yang dapat mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap
penting bagi kita, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi
setiap gerak tindak dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita
kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak
mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu (Azwar, 1991).
c. Media Massa
Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti
televise, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh
dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian
informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan
pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang
(Azwar, 1991).
Media massa atau alat komunikasi massa mempunyai pengaruh
besar sekali dalam hal mengubah sikap, dalam hal membentuk sikap
baru. Untuk itu dapat dikatakan secara umum, bahwa sikap yang ingin
diberikan, misalnya oleh surat kabar, akan lebih meluas dan mendalam
kepada orang banyak apabila yang membacanya belum mengetahui
benar-benar akan isi dan fakta-fakta sikap baru itu. Dengan demikian alat
komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, dan lain-lain itu dengan
relatif mudah dapat membentuk sikap-sikap baru pada orang banyak.
Tetapi tidak senantiasa alat komunikasi itu berhasil membentuk sikap baru
pada orang banyak itu. Salah satu faktor yang turut menentukannya

Anda mungkin juga menyukai