Anda di halaman 1dari 5

PERKARA PERDATA

REG.NO.242/Pdt.G/2020/PN Mdn.

Antara :

ANTHONI MICHAEL MARPAUNG, sebagai.……………………… PENGGUGAT

Lawan :

SOLUPA VERAWATI MANURUNG, sebagai….…………………... TERGUGAT

Kepada Yth.,

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan Kelas 1A (Khusus)

Di-

Medan

Perihal : Jawaban Tergugat

Dengan hormat,

Untuk dan atas nama Tergugat, dengan ini mengajukan dalil-dalil sebagaimana
diuraikan di bawah ini sebagai jawaban atas gugatan Penggugat sebagai berikut :

1. Bahwa benar adanya pada tanggal 25 Juni 2014 Penggugat dan Tergugat telah
melaksanakan Perkawinan secara agama Kristiani di Gereja HKBP Jl. Kartini
Kota Tebing Tinggi yang tercatat di Akte Perkawinan Nomor: 1276-KW-
03072014-0001 Pencatatan Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Akte Pasupasu
Pabagashon/Pemberkatan Nikah No. 36/01.3/APN/RTT/VI/2014.

2. Bahwa benar pada awal masa perkawinan, Penggugat dan Tergugat telah tinggal
bersama dan hidup rukun, dan telah dikarunia dua (2) orang anak, masing-
masing, seorang anak perempuan yang bernama Elsa Nathania Marpaung, lahir
di Medan tanggal 28 September 2015 dengan Akta Kelahiran No.1271-LU-
29102015-0033 tanggal 29 Oktober 2015 dan seorang anak laki-laki yang
bernama Elvano Jonathan Marpaung, lahir di Medan tanggal 03 Februari 2018
dengan Akta Kelahiran No.1271-LU-02042018-0054 tanggal 13 April 2018.

3. Bahwa kehidupan rumah tangga yang rukun dan damai benar adanya tidak
berlangsung lama dan sering terjadi perselihian dan pertengkaran antara
Penggugat dan Tergugat yang dilatarbelakangi perbedaan prinsip, di mana
Penggugat maunya punya uang dan cepat kaya, namun tidak mau bekerja keras,
tidak pernah betah bekerja satu di perusahaan, dan tidak bisa menerima beban
pekerjaan.

4. Bahwa Penggugat tidak bisa mandiri dan selalu bergantung pada orang tuanya
dan kalau tidak memiliki uang selalu memberitahukan kepada orang tuanya.

5. Bahwa pada awalnya Tergugat pulang ke rumah orang tuanya di Ajibata di antar
oleh Penggugat karena alasan kesehatan anak-anak.

6. Bahwa, jika Tergugat pulang ke rumah orang tuanya di Ajibata selalu meminta
ijin kepada Penggugat.

7. Bahwa tidak benar Tergugat tidak memperhatikan Pergugat sebagai suami, yang
terjadi adalah si Tergugat yang selalu memperhatikan Penggugat dan anak-anak
sebagaimana tugas seorang istri dalam rumah tangga. Justru sebaliknya yang
terjadi di mana Penggugat lah yang tidak memberikan perhatian terutama kepada
anak-anak.

8. Bahwa apabila Penggugat dan Tergugat bertengkar, maka Penggugat selalu


mengadu kepada orang tuanya di Tebing Tinggi, dan Penggugat beserta orang
tuanya selalu menyalahkan Tergugat.

9. Bahwa pada waktu Tergugat masih mengandung anak yang kedua, Penggugat
pernah menghancurkan meja televisi dan mengancam Tergugat akan dibunuh.

10. Bahwa tidak benar Tergugat sering lambat mempersiapkan anak perempuan yang
bernama Elsa Nathania Marpaung sehingga sering datang terlambat ke sekolah
Taman kanak-kanak Galillea Hosana School, justru Penggugat lah yang sering
lama bangun dan terlambat untuk mengantar anak ke sekolah sehingga sering
terlambat datang ke sekolah Taman kanak-kanak Galillea Hosana School.

11. Bahwa sebagai akibat pertengkaran hebat antara Penggugat dan Tergugat, maka
pada tanggal 16 Agustus 2019, Tergugat permisi untuk pergi ke rumah orang
tuanya di Ajibata dengan membawa kedua anaknya dengan meninggalkan kunci
rumah di bawah keset kaki, dan juga uang ditinggalkan di lemari, selanjutnya
Tergugat mengirim pesan kepada Tergugat bahwa Tergugat dan anak-anak sudah
berada di Ajibata dan kunci rumah berada dikeset kaki.

12. Bahwa benar pada tanggal 17 Agustus 2019 orang tua Penggugat beserta
Namboru/Amang Boru (Bibi) dari Penggugat datang menjemput Tergugat dan
anak-anak kerumah Orang Tua Tergugat untuk pulang ke rumah Penggugat dan
Tergugat, akan tetapi Tergugat tidak mau pulang karena Tergugat ingin
menenangkan pikiran dan juga demi kesehatan anak-anak.

13. Bahwa Tergugat mengalami tekanan batin karena sering bertengkar dengan
Penggugat di depan anak-anak sehingga anak perempuan yang bernama Elsa
Nathania Marpaung menjadi ketakutan.

14. Bahwa kebutuhan dan kesehatan anak-anak lebih terjamin di rumah neneknya di
Ajibata

15. Bahwa pada tanggal 19 Agustus 2019 Penggugat datang ke Ajibata dalam
keadaan emosi, Penggugat menggedor gedor pintu sehingga anak-anak menangis
karena ketakutan sehingga Penggugat disuruh keluar oleh orang tua Tergugat.
16. Bahwa selama Tergugat dan anak-anak berada di Ajibata, Penggugat tidak pernah
menafkahi keluarga, sehingga Tergugat untuk menghidupi keluarga, Tergugat
bekerja sebagai pedagang.

17. Bahwa benar pada tanggal 28 September 2019 Penggugat datang kembali ke
rumah orang tua Tergugat dengan membawa orang tua Penggugat, bibi, paman,
penatua, marga agar bisa merayakan ulang tahun anak pertama Elsa Nathania
Marpaung yang ke empat (4) tahun dan agar bisa menjemput Tergugat dan anak-
anak untuk pulang kerumah akan tetapi tidak benar Tergugat dan orang tua
Tergugat menolak, memfitnah, dan mengusir Penggugat, orang tua beserta
seluruh kerabat Penggugat.

18. Bahwa pada waktu Penggugat dan orang tuanya datang ke Ajibata untuk
merayakan ulang tahun anak pertama yang ke empat (4) tahun, kedua anak
dibawa oleh Penggugat naik ke mobil yang katanya jalan-jalan ke pantai, akan
tetapi orang tua laki-laki Penggugat tetap tinggal dirumah orang tua Tergugat di
Ajibata. Pada jam 17.00 wib, ada polisi yang mengaku dari Tebing Tinggi yang
mengatakan agar orang tua lai-laki si Penggugat jangan ditahan di Ajibata. Pihak
keluarga Tergugat beserta masyarakat membujuk orang tua laki-laki Penggugat
untuk menghubungi Penggugat agar anak-anak dikembalikan kepada Tergugat
berhubung karena anak kedua yang bernama Elvano masih menyusui.

19. Bahwa orang tua laki-laki Penggugat menelpon Penggugat tetapi Penggugat
mengatakan anak-anak tidak akan dikembalikan kepada Tergugat.

20. Bahwa pada pukul 03.00 wib pagi anak-anak baru dijemput Polisi ke Hotel City
di P. Siantar.

21. Bahwa tidak benar tindakan Tergugat yang turut membawa serta anak-anak ke
rumah orang tua Tergugat tanpa seijin Penggugat yangg telah mengakibatkan
anak pertama Penggugat dan Tergugat tidak dapat mengikuti kegiatan sekolah
formal, karena tujuan dari Tergugat membawa anak-anak ke rumah orang tua
Tergugat adalah demi keselamatan anak-anak.

22. Bahwa tidak benar Tergugat lebih mendengar kata-kata orang tua Tergugat untuk
melawan Penggugat.

23. Bahwa tidak benar dan mengada-ada kekhawatiran dari Penggugat yang
mengatakan bahwa perkembangan psikologis anak-anak akan terganggu kalau
anak-anak tinggal di rumah orang tua Tergugat karena abang Tergugat memiliki
keterbelakangan mental yang dapat menimbulkan gangguan terhadap tumbuh
kembang anak-anak.

24. Bahwa tidak benar Penggugat juga khawatir dengan pemenuhan kebutuhan anak-
anak selama dalam pengawasan Tergugat, karena Tergugat tidak memiliki
penghasilan untuk membesarkan dan memenuhi kebutuhan hidup anak-anak.

25. Bahwa Tergugat untuk memenuhi kebutuhan anak-anak bekerja sebagai


pedagang di Ajibata.

26. Bahwa tidak wajar dan tidak beralasan hukum Penggugat mengajukan hak asuh
terhadap kedua anak-anak, karena secara finansial kehidupan Penggugat dan
Tergugat tidak memadai, karena Penggugat merupakan supir taxi online dengan
kredit mobil yang angsurannya Rp. 4.200.000/bulan dan selama Tergugat dan
anak-anak berada di Ajibata, Penggugat tidak pernah memberikan biaya belanja
untuk kehidupan Tergugat beserta anak-anak.

27. Bahwa hak asuh untuk anak yang masih di bawah umur berada di tangan ibu
kandung yang didasarkan pada Putusan Mahkamah Agung RI Nomor
126K/Pdt/2001 tanggal 28 Agustus 2003 menyatakan bahwa, “bila terjadi
perceraian, anak yang masih di bawah umur, pemeliharaannya seyogiyanya
diserahkan kepada orang terdekat dan akrab pada si anak yaitu ibu”, selanjutnya,
berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 202K/SIP/1973 tanggal 24
April 1974 yang menyatakan “berdasarkan Yurisprudensi mengenai perwalian
anak, patokannya ialah bahwa ibu kandung yang diutamakan khususnya bagi
anak-anak yang masih kecil, karena kepentingan anak yang menjadi kriterium
kecuali kalau terbukti bahwa ibu tersebut tidak wajar memelihara anaknya”.

28. Bahwa memperhatikan Penggugat yang tidak ada perhatian untuk mengurus
anak-anak dan mempunyai temperamental yang sering membuat anak-anak
menjadi ketakutan, sering marah-marah, pekerjaan tidak menetap, dan di samping
itu anak-anak yang usia masih di bawah umur yaitu Elsa Nathania Marpaung (4
tahun) dan Elvano Jonathan Marpaung (2 tahun), Tergugat mempunyai
kekhawatiran bahwa psikologis dari anak-anak akan terganggu, maka tidak layak
dan tidak pantas diasuh oleh Penggugat.

29. Bahwa apabila anak-anak diasuh oleh Tergugat sebagai ibu kandung di rumah
orang tua Tergugat dan Tergugat bekerja sebagai pedagang, maka kelangsungan
hidup dan kenyamanan anak-anak akan lebih terjamin.

30. Bahwa untuk biaya pemeliharaan anak-anak maka Penggugat wajib untuk
membayar biaya-biaya pemeliharaan anak yang besarannya Rp. 2.500.000,00
(Terbilang: Dua juta limaratus ribu rupiah) per bulan.

31. Bahwa Penggugat wajib untuk membayar seluruh biaya-biaya yang timbul dalam
perkara ini.

32. Bahwa tidak benar satu unit sepeda motor merk Honda dengan nomor polisi BK
5308 AGS harus dikembalikan Tergugat kepada Penggugat karena sepeda motor
tersebut ditinggalkan di rumah Penggugat sewaktu Tergugat bersama anak-anak
pergi kerumah orang tua Tergugat di Ajibata.

Berdasarkan uraian tersebut diatas Tergugat dengan ini memohon kepada Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk memutuskan sebagai berikut:

1. Menyatakan hak asuh anak atas nama Elsa Nathania Marpaung dan Elvano
Jonathan Marpaung dengan pertimbangan mengutamakan kepentingan
pemenuhan kebutuhan, perkembangan, pendidikan, lingkungan sosial dan
psikologi anak-anak, diberikan kepada Tergugat sebagai ibu kandung.

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya-biaya pemeliharaan anak yang


besarannya Rp. 2.500.000,00 (Terbilang: Dua juta lima ratus ribu rupiah) per
bulan

3. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya-biaya yang timbul dalam


perkara ini
Atau jika Pengadilan berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex
Aequo et Bono).

Terimakasih.

Medan, 22 Juli 2020

Hormat Tergugat,

Kuasanya:

1. Kosman Samosir, S.H., M.Hum

2. Dr. Djamanat Samosir,S.H.,M.Hum

3. Suanro M. Samosir, S.H

Anda mungkin juga menyukai