Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANAJEMEN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Dosen Pengampu :
Ir. Achmad Faiz Hadi Prajitno, M.T.

Di Susun Oleh :
Nama
101119100100
TRPPBS-B

PROGRAM SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN
SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
A. Pekerjaan Penghamparan Perkerasan Kaku Jalan (Jalan TOL)
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian dari sistem jaringan jalan
nasional yang penggunanya di wajibkan membayar dan memiliki peran yang sangat
signifikan bagi perkembangan suatu daerah. (Undang –Undang Tentang Jalan Tol, UU
No. 15 Tahun 2005).
Dalam pembangunan jalan secara umum digunakan beberapa macam perkerasan
jalan. Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu pecah atau
batu belah atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal,
semen ataupun tanah liat. Menurut Silviana Sukirman, perkerasan jalan terdapat tiga
macam perkerasan.
Pertama, konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) adalah kontruksi
perkerasan menggunakan aspal sebagai pengikat pada perkerasan. Untuk lapisan
perkerasanya bersifat saling memikul dan membuat beban lalu lintas pada tanah dasar.
Suatu struktur perkerasan lentur terdiri dari beberapa lapisan, pada setiap lapisan akan
menerima beban dari lapisan di atasnya, meneruskan bebasnya dan menyebarkan beban
tersebut ke lapisan di bawahnya sampai ke tanah dasar.
Kedua, perkerasan kaku (Rigid Pavement) yaitu perkerasan dengan menggunakan
semen (portland cement) sebagai bahan pengikat pelat beton dengan atau tanpa tulangan,
diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis fondasi bawah konstruksi.
Ketiga, perkerasan komposit (composite pavements), yaitu pengombinasian antara
perkerasan lentur dan perkerasan kaku yang dapat berupa perkerasan kaku di atas
perkerasan lentur ataupun sebaliknya.
1.1. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Menurut Pd T-14-2003, perkerasan kaku atau beton semen adalah struktur
yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau
dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah
atau tanah dasar, tanpa atau dengan lapis permukaan beraspal. Struktur perkerasan
beton semen secara tipikal sebagaimana terlihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Struktur perkerasan kaku

Perkerasan kaku memiliki beberapa keuntungan dan juga kerugian. Adapun


keuntungan perkerasan kaku antara lain adalah :
 Struktur perkerasan lebih tipis kecuali untuk area tanah lunak.
 Pelaksanaan konstruksi dan pengendalian mutu lebih mudah.
 Biaya pemeliharaan lebih rendah jika mutu pelaksanaan baik.
 Pembuatan campuran lebih mudah.
Sedangkan kerugiannya antara lain :
 Biaya konstruksi lebih mahal untuk jalan dengan lalu lintas rendah.
 Rentan terhadap retak jika dilaksanakan di atas tanah lunak, atau tanpa daya
dukung yang memadai, atau tidak dilaksanakan dengan baik (mutu
pelaksanaan rendah).
 Umumnya kurang nyaman berkendara

1.2. Metode Pelaksanaan Perkerasan Kaku


a. Alat dan Bahan
Ada banyak jenis alat paver sesuai dengan perkembangan teknologi, alat
ini pun berkembang semakin canggih dan serba otomatis, namun juga menuntut
keterampilan yang tinggi bagi operator-operatornya, maupun tim kerja yang ada.
Demikian juga dengan jenis beton yang harus disediakan agak berbeda dengan
metode terdahulu. Beton yang digunakan harus sangat diperhatikan
penanganannya untuk alat-alat yang modern tersebut. Berikut merupakan alat dan
bahan yang digunakan :
1. Paver

Gambar 2. Alat Paver

2. Spreader

Gambar 3. Alat Spreader


3. Concrete Vibrator

Gambar 4. Concrete vibrator

4. Jidar Aluminium

Gambar 5. Jidar aluminium

5. Trowel

Gambar 6. Trower

6. Theodolite dan Water Pass

Gambar 7. Theodolite
Gambar 8. Water Pass

7. Grover

Gambar 9. Grover

8. Cutter Beton

Gambar 10. Cutter beton

9. Genset

Gambar 11. Genset

1.2. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Kaku


Menurut metode pelaksanaan perkerasan kaku pada Buku Referensi untuk Bangunan
Gedung dan Sipil, tahapan pelaksanaan untuk pekerjaan perkerasan kaku terdiri atas 20
tahapan. Tahapan-tahapan pekerjaan tersebut dijelaskan pada gambar 12.
Gambar 12. Tahapan pada pekerjaan perkerasan kaku

Tahapan-tahapan pelaksanaan perkerasan kaku yaitu:


a. Pemasangan Bekisting / stop cor
Bekisting perkerasan kaku / perkerasan dari beton disarankan menggunakan
baja (kondisi baik, tidak kotor, lurus dan kokoh), karena bekisting inilah
nantinya digunakan sebagai alat bantu rel untuk concrete paver.
Produk yang dapat digunakan sebagai bekisting stop cor yaitu besi CNP, besi
UNP, besi siku.
Modul penempatan stop cor biasanya interval 6 m (tergantung dari panjang alat
bantu concrete paver).
Pastikan bahwa dudukan bekisting benar-benar kokoh, lurus dan rata pada
permukaannya serta mempunyai elevasi yang benar sesuai gambar rencana (for
Construction).
Mutu hasil akhir permukaan jalan bergantung pada pekerjaan pemasangan alat
bantu stop cor.
b. Pekerjaan pemasangan alat screeder / concrete paver.
Pekerjaan ini meliputi pemindahan alat ke atas rel (sekaligus yang berfungsi
sebagai stop cor), pengecekan mesin, uji bekerjanya alat concrete paver.
c. Pemasangan plastik cor dan dowel
lembaran plastik cor ditempatkan diatas lean concrete (lantai kerja) atau sirtu
atau tanah urug yang berada dibawah permukaan perkerasan jalan.
Dilanjutkan dengan pemasangan dowel setiap jarak 50 cm pada keempat sisi
pinggir modul perkerasan.
Dowel yang digunakan berupa besi beton ulir atau polos dengan ukuran
diameter 16 mm atau diameter 25 mm, dimana permukaan dowel diolesi
gemuk dan sisi lainnya ditutup PVC (fungsi supaya dapat bergerak)
d. Pekerjaan Hauling & Pouring Beton
Setelah bekisting, lembaran plastik dan alat telah siap, penuangan (pouring)
beton dapat dilaksanakan.
Beton dituang perlahan-lahan sampai diperkirakan cukup untuk suatu area
tertentu sampai ketebalan yang direncanakan.
Beton kemudian dihamparkan dan disebarkan, waktu penuangan / pouring
beton diperhatikan cuaca, suhu lingkungan, disarankan cuaca cerah dan tidak
hujan.
Untuk menghindari retak rambut disaranakan, pekerjaan pengecoran dilakukan
pada waktu malam hari.
e. Spreading
Setelah beton diambil dari agitator, beton perlu diratakan ke seluruh jalan.
Untuk perataan awal (waktu beton basah) dilakukan menggunakan jidar
aluminium.
f. Pekerjaan Pemadatan / Vibrating
Ada 2 tahapan vibrating pada pekerjaan perkerasan kaku yaitu, penggetaran
permukaan dilakukan dengan alat paver dan untuk menjamin kepadatan perlu
juga dilakukan penggetaran dengan concrete Vibrator.
g. Pekerjaan Trowel
Pekerjaan trowel dilakukan waktu kondisi beton 1/2 kering (setting/mengeras),
metoda pekerjaan menggunakan alat bantu mesin trowel, biasanya untuk lokasi
di bawah atap, perkerasan beton dilapisi dengan floor hardener,
Proses pekerjaan hardener dilakukan pada waktu proses pekerjaan trowel.
h. Pekerjaan Grooving & Penyempurnaan
Pekerjaan Grooving atau pemberian texture permukaan ini merupakan
pekerjaan yang menuntut kesabaran dan ketrampilan.
Pekerjaan grooving harus mengenal tingkat kekerasan beton karena beton yang
terlalu keras, tidak dapat dibentuk texturenya yang mensyaratkan kedalaman
grooving minimum 3 mm.
Beton yang belum mengeras juga kurang baik bila dilaksanakan grooving,
karena akan terlalu lembek sehingga texture tidak akan terlihat rapih.
i. Pekerjaan Curing Compound
Pekerjaan ini dilakukan untuk melindungi beton dari retak-retak rambut akibat
terlalu cepatnya susut beton.
Hal ini harus lebih diperhatikan bila pelaksanaan dilakukan di siang hari atau
udara sangat cerah.
Pekerjaan curing compound dilakukan setelah pekerjaan grooving selesai
dilakukan.
Bahan yang digunakan dapat berupa produk-produk perawatan beton yang
banyak di pasaran.
j. Pekerjaan Tenda Pelindung
Tenda di perlukan untuk perawatan beton dan berguna untuk :
 mengurangi terlalu cepatnya penguapan pada permukaan beton
 melindungi dari pekerja yang lalu lalang
 melindungi dari benda yang jatuh
 melindungi dari hujan
k. Pekerjaan Curing
untuk pekerjaan curing dilakukan mulai dari umur beton 1 sampai dengan 7
hari, perawatan diteruskan dengan menutup permukaan beton dengan karung
goni yang dibasahkan atau bisa juga menggunakan geotekstile non woven yang
dibasahkan secara periodik.
Pekerjaan Curing sangat penting untuk mencegah terjadinya retak rambut
perkerasan kaku akibat susut yang terlalu cepat.
l. Pekerjaan Cutting
Pekerjaan pemotongan beton perlu dilakukan pada posisi tulangan dowel.
Pemotongan dilakukan dengan mesin potong khusus (mesin cutting beton)
menggunkan mesin,
Waktu pemotongan yang tepat diperkirakan pada waktu beton masih cukup
lunak namun belum keras sekali atau kira-kira jam ke 12 sampai dengan 18.
Kedalaman pemotongan beton lebih kurang 5 cm.
m. Pekerjaan joint sealant
Setelah beton dipotong, celah antara modul perkerasan kaku, diisi dengan joint
sealant ayng merupakan campuran bahan karet atau aspal.
1.3 Tahapan Pelaksanaan Perkerasan Kaku
Pekerjaan Tanah
1. Pembersihan dan Pembongkaran
Pembongkaran dilakukan pada daerah milik jalan yang telah ditentukan dan
atas petunjuk direksi. Harus dilakukan dengan hati-hati berkaitan dengan banyaknya
utilitas existing bawah tanah. Hasil pembongkaran dibuang diluar lokasi pekerjaan
atau lokasi yang telah ditentukan oleh direksi .
2. Galian Konstruksi 0 - 2 m
3. Pekerjaan Timbunan
4. Lapisan Geotextile
5. Penyiapan Badan Jalan

A. Pekerjaan Drainase (Pekerjaan Galian Saluran Tepi)


1. Persiapan (gambar rencana galian pondasi)
Rencanakan urutan penggalian, urutan pekerjaan U-Ditch, tempat penimbunan
tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site.
2. Pembuatan Galian (gambar galian)
Siapkan alat-alat yang diperlukan. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama
dengan lebar bagian bawah dengan kedalaman yang disyaratkan. Menggali sisi-sisi
miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat. Buang tanah sisa galian
ketempat yang telah ditentukan. Cek posisi, lebar, kedalaman dan kerapianya, sesuai
dengan rencana.

B. Pekerjaan Pemadatan (Penyiapan Badan Jalan)


1. Pekerjaan pembentukan badan jalan dan perapihan serta perataan menggunakan motor
grader sehingga membentuk kemiringan sesuai design.
2. Vibrator Roller memadatkan permukaan yang telah diratakan oleh motor grader dgn
diberi air secukupnya. Lalu sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan
jalan dengan alat bantu.
3. Pekerjaan Timbunan
- excavator memuat material timbunan kedalam dump truck di borrow area ke mudian
diangkut kelokasi pekerjaan
- tiba dilokasi pekerjaan material didumping dari dump truck kemudian dilakukan peng
hamparan
- penghamparan tanah timbunan menggunakan motor grader
- hamparan material disiram air sebelum di padatkan -pemadatan material dilakukan
dengan meng gunakan alat vibrator roller

C. Pekerjaan Perkerasan Berbutir


1. Pendatangan material timbunan dari luar dengan menggunakan Dump Truk
2. Material di hampar dengan Motor Grader
3. Material di hampar dengan Motor Grader
4. Prosess pemadatan diikuti pembasahan dengan Water Tank Truk

D. Pekerjaan Perkerasan Beton


1. Pekerjaan Persiapan .
Pekerjaan persiapan yang dilakukan untuk perkerasan beton yaitu penentuan
elevasi lean concrete yang akan di cor. Pemasangan bekisting pada sisi jalan untuk
pengecoran lean concrete pekerjaan pengecoran lean concrete
2. Pekerjaan pengecoran lean concrete
3. Pemasangan bekisting sisi jalan yang juga berfungsi sebagai rel dari concrete paver.
Pemasangan pelastik dan kayu yang berfungsi sebagai crack inducer
4. Pembuatan Dowel, Tie Bar dan Wire Mesh. Pembuatan dowel, tie bar dan
pemasangan wire mesh, dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.

E. Pekerjaan Rigid Pavement


1. Buat Patokan Lean Concrete
2.
3.

B. Aquaplanning yang Terjadi Pada Jalan


Aquaplaning adalah sebuah kondisi terbentuknya lapisan air antara permukaan jalan
dengan ban mobil. Hal ini membuat ban mobil kehilangan daya cengkramnya sehingga
mobil pun menjadi hilang kendali, dan apabila anda tidak mampu menyiasatinya maka
bisa menimbulkan kecelakaan fatal di jalan raya. Istilah aquaplaning sering disebut juga
dengan hydroplaning, di mana sebab utamanya adalah genangan air, seperti hujan dan
banjir.
Genangan air yang terlalu besar akan membuat mobil kesulitan dalam melaju atau bahkan
tergelincir. Tidak hanya genangan air, aquaplaning juga bisa terjadi karena keadaan
kendaraan yang tidak baik serta bobot kendaraan.
a. Penyebab dan Bahaya Aquaplaning
Penyebab utama aquaplaning tidak hanya genangan air hujan, tapi juga bisa disebabkan oleh
air kendaraan lain yang lewat. Ketika mobil melewati jalan yang licin akibat berair, maka
akan menjadi berbahaya jika tidak berhati-hati.
Ban mobil akan sulit dikendalikan sehingga daya cengkramnya menurun. Apalagi jika ban
mobil tersebut sudah tipis. Resiko mengalami hydroplaning saat kondisi hujan akan lebih
besar. Ban yang tipis tidak bisa lagi memecah genangan air.
Faktor penyebab lainnya adalah bobot mobil. Jika bobotnya semakin ringan, maka mobil akan
mudah terangkat jika melewati genangan air. Hal ini tentu akan membahayakan karena mobil
tidak bisa mengendalikan diri.
Belum lagi jika mobil melaju dengan kecepatan tinggi di jalan berair, maka akan mudah
melayang atau mengambang. Jika tidak sigap mengendarai mobil, maka akan terjungkal dan
terjadi kecelakaan.

b. Ciri-Ciri Mobil Yang Mengalami Aquaplaning


Ada beberapa hal yang dapat menjadi ciri-ciri mobil yang rentan atau sedang
mengalami aquaplaning. Berikut ini merupakan ciri-cirinya apabila kendaraan
mengalami aquaplaning:
 Ciri pertama yang bisa dirasakan adalah suara mesin mendadak terdengar
lebih keras dari biasanya. Hal ini karena mesin yang terkena genangan terlalu
deras akan menjadi panas hingga menimbulkan suara.
 Kemudian, seakan-akan terasa seperti mengubah kopling pada persneling
padahal tidak dilakukan.
 Kondisi ini akan membuat laju kendaraan menjadi lebih cepat sehingga tidak
terkendali.
 Ciri berikutnya adalah, mobil terasa lebih ringan. Hal ini disebabkan oleh
tekanan air yang lebih besar yang sanggup mengangkat dan mengambangkan
mobil.
 Selain itu, bagian belakang mobil pada sisi-sisinya akan terasa melayang.
Kondisi ini disebut fishtailing.
Apabila mengalami beberapa ciri di atas, sebaiknya jangan meneruskan untuk
berkendara. Tunggu hingga kondisi jalanan surut atau mengendarai kendaraan
dengan pelan dan hati-hati.
c. Cara Mengatasi Aquaplaning
Jika mengalami aquaplaning pada mobil saat berkendara, pertama janganlah panik.
Kepanikan akan meningkatkan resiko bahaya. Lebih baik lakukan penanganan yang
benar. Berikut adalah cara mengatasi kondisi hydroplaning yang wajib untuk
dipahami:
 Pegang Setir Lurus
Langkah penting dalam penanganan ini adalah pegang setir mobil dengan
sigap dan lurus. Melihat keadaan yang sulit dikendalikan, maka Anda harus
standby untuk mengendalikan kendaraan untuk melewati jalanan dengan
genangan air akibat hujan deras tersebut.

 Lakukan Pengereman Halus


Langkah berikutnya adalah melakukan pengereman dengan baik. Mobil yang
melewati jalan licin harus direm beberapa kali agar tidak tergelincir. Namun,
pengereman yang dilakukan harus sesuai. Jangan menginjak rem terlalu
dalam. Lakukan setiap pengereman dengan lembut.
Pengereman tersebut bertujuan untuk membantu mobil melaju dengan stabil di
jalanan basah. Fungsinya yaitu mengurangi dan mengontrol kecepatan
kendaraan. Dengan begitu, mobil akan mampu dikendalikan dengan baik.

 Turunkan Pedal Gas Dengan Lembut


Poin yang paling penting selain melakukan pengereman adalah menekan dan
menurunkan pedal gas dengan lembut. Saat melewati jalanan dengan
genangan air yang menghalangi, sebaiknya kurangi kecepatan mobil.
Batasi kecepatan atau laju mobil. Apalagi jika bobot mobil Anda tergolong
ringan. Mempercepat laju kendaraan akan menambah risiko berkendara. Hal
ini dikarenakan tekanan air yang cukup besar akan lebih mudah mengangkat
bodi mobil.

 Matikan Mode Cruise Control


Beberapa jenis kendaraan saat ini sudah didukung oleh fitur cruise control.
Fitur ini berfungsi sebagai alat pengendali kecepatan otomatis pada mobil.
Mobil yang memiliki fitur ini dapat dijalankan dengan kecepatan stabil yang
sudah diatur, sehingga pengemudi tidak perlu sering-sering menekangas.
Jika kebetulan mobil Anda memiliki fitur canggih ini, sebaiknya segera
matikan fiturnya saat melewati kondisi jalan yang tidak aman. Pengaktifan
mode cruise control akan membahayakan karena Anda tidak mengendalikan
kendaraan sendiri. Hal ini jauh lebih berisiko jika terjadi aquaplaning.
Setelah mematikan fitur tersebut, kendalikan mobil Anda dengan baik dan
hati-hati. Lihat kondisi di sekitar jalan tersebut. Selain itu, kurangi kecepatan
mobil agar posisi mobil mampu stabil saat berada di jalanan dengan genangan
air.

 Pastikan Wiper Mobil Bekerja Dengan Baik


Poin penting lagi yang harus diperhatikan adalah komponen mobil terkait.
Komponen pertama yang akan dibahas kali ini yaitu wiper mobil. Jika
mengalami kondisi aquaplaning saat berkendara, pastikan wiper mobil bekerja
dengan baik agar Anda bisa melihat kondisi jalan dengan jelas.
Hujan yang deras akan membuat kaca mobil tertutupi oleh tetesan air hujan.
Oleh karena itu, gunakan wiper mobil dan sebaiknya gunakan gigi rendah saja
saat melaju. Hal ini demi mencegah kehilangan kendali serta memberi
keamanan saat mobil melewati turunan atau jalan berbelok.

 Periksa Kondisi Ban


Komponen lain yang juga harus diperhatikan adalah ban mobil. Sebaiknya,
periksa kondisi ban setiap akan melakukan perjalanan. Hal ini demi mencegah
kejadian yang tidak diinginkan seperti ban kempes, bocor, hingga
aquaplaning.
Ban mobil sebagai komponen yang melajukan kendaraan sangat perlu dicek
rutin. Jika permukaannya sudah tipis atau mengalami retak, sebaiknya ganti
dengan yang baru. Ban dalam kondisi baik akan mampu memberikan
performa mobil yang juga baik dalam kondisi apapun.

Anda mungkin juga menyukai