Anda di halaman 1dari 7

BUNGA BANK (PERBANKAN)

KOPERASI DAN ASURANSI

Rizki Ramadhan
1912010058
KPI-B
Pengertian Bunga Bank, Koperasi, dan asuransi
Pengertian Koperasi Syariah Pengertian Asuransi Syariah
Koperasi berasal dari kata cooperation (bahasa Inggris),
yang berarti adalah kerja sama. Sedangkan menurut Menurut Dewan Syariah Nasional, definisi
istilah,Koperasi adalah suatu perkumpulan yang dibentuk oleh Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun)
para anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong
kebutuhan para anggotanya dengan harga yang relatif rendah menolong diantara sejumlah orang melalui investasi
dan bertujuan memajukan tingkat hidup bersama. Menurut dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang
Masjfuk Zuhdi,yang dimaksud dengan Koperasi adalah suatu memberikan pola pengembalian untuk menghadapi
perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan orang-orang resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai
atau badan hukum yang bekerja sama dengan penuh dengan syariah.
kesadaran Untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana
dasar suka rela secara kekeluargaan. para peserta meng-infaq-kan/menghibahkan sebagian
Pengertian umum dari Koperasi syariah adalah badan atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk
usaha koperasi yang menjalankan usahanya dengan prinsi- membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami
prinsip syariah. Apabila koperasi memiliki unit usaha produktif oleh sebagian peserta. Peranan perusahaan disini
simpan pinjam, maka seluruh produk dan operasionalnya hanya sebatas pengelolaan operasional asuransi dan
harus dilaksanakan dengan mengacu kepada fatwa Dewan investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/
Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia. dilimpahkan kepada perusahaan.
DASAR DALIL HUKUM

HUKUM KOPERASI
Q.S An-Nisa’ ayat 12
Artinya, “Bagi kalian para suami adalah separo dari harta yang ditinggalkan oleh para istri kalian bila mereka tidak
mempunyai anak; bila mereka mempunyai anak, maka bagi kalian mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkannya; setelah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) setelah dibayar hutangnya. Dan bagi para istri
mendapat seperempat harta yang kalian tinggalkan jika kalian tidak mempunyai anak; bila kalian mempunyai anak, maka
mereka mendapatkan seperdelapan dari harta yang kalian tinggalkan; setelah dipenuhi wasiat yang kalian buat atau
(dan) setelah dibayar hutang kalian. Bila seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai satu orang saudara laki-laki (seibu) atau satu orang
saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta; tetapi bila saudara-
saudara seibu itu lebih dari satu orang, maka mereka bersama-sama mempunyai hak bagian sepertiga; setelah dipenuhi
wasiat yang dibuatnya atau (dan) setelah dibayar hutangnya dengan tidak merugikan. Demikianlah ketentuan Allah. Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.”
DASAR DALIL HUKUM

HUKUM ASURANSI
1. Q.S Al Maidah ayar 2:
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
2. Q.S An Nisaa ayat 9:
Artinya“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-
anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap mereka.”
3. HR Muslim dari Abu Hurairah: “Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan
melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat.”
4. Dasar hukum menurut fatwa MUI
Pada dasarnya, asuransi syariah justru hadir sebagai solusi dari anggapan bahwa esensi asuransi bertentangan
dengan syariat agama dan prinsip-prinsip di dalam agama itu sendiri. Itu sebabnya mulai 2001, Majelis Ulama
Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa asuransi syariah secara sah diperbolehkan dalam
ajaran Islam.
Pendapat Para Ulama
PENDAPAT YANG ULAMA YANG MEMBOLEHKAN
PENDAPAT ULAMA YANG MENGHARAMKAN 1. Syeikh Abdur Rahman Isa Syeikh Abdur Rahman Isa adalah
Adapun pendapat para ulama’ yang mengharamkan salah seorang Guru Besar Universitas Al-Azhar. Dengan
asuransi diantaranya adalah: tegazs ia menyatakan bahwa asuransi merupakan praktik
1. Pendapat Syaikh Ibnu Abidin dari Mazhab Hanafi muamalat gaya baru yang belum dijumpai imam-imam
Orang yang pertama kali berbicara tentang asuransi terdahulu, demikian juga para sahabat Nabi. Pekerjaan ini
dikalangan ahli fiqih Islam adalah Muhammad Amin menghasilkan kemaslahatan ekonomi yang banyak. Oleh
Ibnu Umar, yang terkenal dengan sebuah Ibnu Abidin karena itu, asuransi menyangkut kepentingan umum, maka
Addimasyqi. Dia adalah tokoh ulama’ dari aliran halal menurut syara’
Hanafiyah yang mempunyai banyak karya ilmiah yang 2. Prof. Dr. Muhammad Yusuf Musa Guru Besar Universitas
tersebar di Dunia Islam. Kairo Yusuf Musa mengatakan bahwa asuransi bagaimana
2. Pendapat Syaikh Muhammad Bakhit Almuthi’ie, bentuknya merupakan koperasi yang menguntungkan
Mufti Mesir (1854-1935) Ia berkata, telah datang masyarakat. Asuransi jiwa menguntungkan nasabah
surat Tuan-tuan yang menyebutkan bahwa orang sebagaimana halnya menguntungkan perusahaan yang
muslim menempatkan harta bendanya dibawah mengelola asuransi.
penjaminan suatu perusahaan yang persero- 3. Syeikh Abdul Wahab Kholaf, Guru Besar Hukum Islam
perseronya terdiri dari orang-orang dzimmy. Universitas Kairo Ia mengatakan bahwa asuransi itu boleh
sebab termasuk akad mudharabah.
4. Akad mudharabah
Pendapat yang dianggap kuat beserta
alasannya

Para ulama, baik ulama salaf (mazhab empat) maupun ulama kontemporer, semua
sepakat akan keharaman riba. Bahkan ulama yang membolehkan bunga bank, juga
mengharamkan riba. (Lihat: Al-Mabsut juz 14 halaman 36, Al-Syarh al-Kabir juz 3 halaman
226, Nihayatul Muhtaj juz 4 halaman 230, Al-Mughni juz 4 halaman 240, Al-Tafsir al-Wasit juz
1 halaman 513)Dengan demikian dapat dipahami bahwa perbedaan pendapat ulama bukan
soal hukum keharaman riba, melainkan soal hukum bunga bank. Ulama yang mengharamkan
bunga bank menganggap bahwa bunga bank termasuk riba, sedangkan ulama yang
membolehkannya meyakini bahwa ia tidak termasuk riba.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai