Anda di halaman 1dari 10

Makalah Hadits

Tentang Jihad Fii Sabillilah

Kelompok 11

Zaki Aulia Fadhulurrahman / 2112010012

Delva mairiani /2112010029

Nurkhoriyah Fitri Siregar / 2112010107

Dosen Pengampu

Drs. Zakirman M.Ag

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN IMAM BONJOL PADANG

TAHUN AJARAN 2022 M /1443 H


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT aras segalah karunianya sehingga
kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat dan salam selalu
tercurahkan buat nabi Muhammad SAW, beliau telah membawa umatnya kepada jalm yang
benar.

Makalah ini berisi tentang Jihad Fii Sabillilah yang akan dibahas dalam presentasi
mata kuliah psikologi komunikasi. Dalam pembuatan makalah tidak luput dari kesalahan,
oleh karena itu kritik ataupun saran penulis sangat mengharapkan dari para pembaca,
khususnya kepada dosen membimbing mata kuliah ini.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada anggota kelompok yang telah bekerja
sama menyelesikan makalah ini.

Padang, 24 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................

A.Latar Belakang ..................................................................................................

B.Rumusan Makalah .............................................................................................

C.Tujuan Makalah ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................

A. Arti Dan Motivasi Jihad Fisabilillah ...............................................................

B. Jihad Sebagai Amalan Utama .........................................................................

C. Berbakti Kepada Orang Tua Sebagai Salah Satu Bentuk Jihad ........................

D. Menyantuni Orang Miskin Adalah Jihad .........................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Sesungguhnya Allah telah mewajibkan jihad kepada orang-orang mukmin dan


muslim,berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Jihad merupakan kewajiban
yang telah di tetapkan. Dan pahala di sisi Allah amat besar. Sesungguhnya Allah tidak
meridhoi hamba yang hanya berbicara tanpa mau berbuat jihad. Jihad memerangi orang-
orang yang layak di musuhi terus berlaku hingga mereka mau memeluk agama yang benar.

Jihad tidak dikatakan jihad yang sebenarnya melainkan apabila jihad itu di tunjukkan
untuk mencari wajah Allah, menegakkan kalimat-Nya, mengibarkan Panji kebenaran,
menyingkirkan kebatilan dan menyerahkan segenap jiwa raga untuk mencari keridhoan
Allah. Akan tetapi bila seseorang berjihad dan mencari dunia,maka tidak dikatakan jihad
yang sebenarnya

B.RUMUSAN MAKALAH

a. apa arti dan motivasi jihad fisabilillah?

b. apa jihad sebagai amalan utama?

c. berbakti kepada orang tua sebagai salah satu bentuk jihad

d. menyantuni orang miskin adalah jihad?

C.TUJUAN MAKALAH

a. mengetahui arti dan motivasi jihad fiisabilillah

b. mengetahui jihad sebagai amalan utama

c. mengetahui berbakti kepada orang tua sebagai salah satu bentuk jihad

d. mengetahui menyantuni orang miskin adalah jihad


BAB II

PEMBAHASAN

A. Arti Dan Motivasi Jihad Fiisabilillah

َ ‫سلَّ َم‬
‫ع ِن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ِ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫سئِ َل َر‬ُ :‫سى قَا َل‬ َ ‫ع ْن أ َ ِبي ُمو‬ َ
ِ‫س ِبي ِل هللا‬َ ‫ي ذَ ِل َك فِي‬ ُّ َ ‫عةً َويُقَاتِ ُل َح ِميَّةً َويُقَاتِ ُل ِر َيا ًء أ‬
َ ‫ش َجا‬َ ‫الر ُج ِل يُقَاتِ ُل‬
َّ
‫ي‬َ ‫ « َم ْن قَات َ َل ِلت َ ُكونَ َك ِل َمةُ هللاِ ِه‬:‫سلَّ َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلَّى هللا‬َ ِ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫فَقَا َل َر‬
َ ‫ْالعُ ْليَا فَ ُه َو فِي‬
»ِ‫س ِبي ِل هللا‬
Artinya:Dari Abu Musa al-Asy’ariy dia berkata, bahwasanya pernah Rasulullah saw
ditanya oleh seseorang (sahabat) perihal orang yang berperang karena keberaniannya
(berperang supaya dikatakan pemberani), berperang karena membela keluarga (kesukuan),
dan berperang karena riya` (ingin dipuji orang), yang mana di antara semua itu yang termasuk
kategori berperang dalam jalan Allah? Rasul menjawab,”Siapa saja yang berperang untuk
meninggikan agama Allah yang luhur, itulah yang termasuk berjuang di jalan Allah!”(H.R.
Muslim).

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berjuang untuk mempertahankan
kehidupan bangsa yang dilandasi dengan niat yang ikhlas merupakan kategori jihad fi
sabilillah. Kemudian, berjuang di jalan Allah, termasuk berperang, tidak harus terkendala
dengan musibah yang mendera kehidupan keluarga atau rumah tangga. Selanjutnya
mengeluarkan atau mengorbankan apa yang dimiliki, seperti harta dan atau jiwa untuk
mempertahankan atau meluhurkan agama Allah, termasuk kategori jihad fi sabilillah. Bagi
orang beriman yang menginfakkan sebagian harta yang dimilikinya untuk kemaslahatan
umum, termasuk untuk meninggikan serta meluhurkan agama Islam, dijanjikan oleh Allah
perolehan yang berlipat ganda dan akan digantinya dengan surga. Kemudian Allah tidak akan
melihat nominal harta yang dikorbankan dalam jalan Allah, tetapi Allah akan melihat
ketulusan niatnya dan perbuatannya.

Jihad dapat dimaknai sebagai “qital” atau “perang”, jihad juga dapat dimaknai untuk
seluruh perbuatan yang memperjuangkan kebaikan. Jihad dilakukan sesuai dengan
keadaannya. Jika keadaannya menuntut seorang muslim berperang karena kaum muslim
mendapat serangan musuh, maka jhad seperti itu wajib. Jihad merupakan kata serapan dari
bahasa Arab, memiliki arti “mengerahkan segenap potensi diri untuk melakukan sesuatu”.
Kata ini dengan berbagai derivasinya, disebut sebanyak 41 kali dalam Al Quran yang
semuanya berkonotasi peperangan. Tidak hanya mengenai “peperangan”, istilah jihad juga
diperkenalkan Rasulullah SAW sebagai sebuah upaya pengendalian diri dari hawa nafsu. Al
Quran dan hadits lebih sering menyebut peperangan dengan Al-Qitaal, al Harb, al Ma’rakah,
dan al-Sariyah. Dalam Al-Quran dan Hadits banyak terdapat keterangan tentang keutamaan
berjihad, etika berjihad, tujuan dan strategi berjihad.
Jihad Ada Tiga Macam:

1 Jihad melawan musuh yang nyata.


2 Jihad melawan setan.
3 Jihad melawan hawa nafsu.

B.JIHAD SEBAGAI AMALAN UTAMA

Secara bahasa (etimologi), lafazh jihad diambil dari kata:

َ‫ َج َهد‬: ،ُ‫ = اَ ْلـ ُج ْهدُ اَ ْلـ َج ْهد‬،ُ‫لطاقَة‬


َّ َ‫ ا‬،ُ‫شقَّة‬
َ ‫اَ ْل ُو ْس ُع اَ ْل َم‬.
Yang berarti kekuatan, usaha, susah payah, dan kemampuan. Menurut ar-Raghib al-
Ashfahani rahimahullah, bahwa ُ‫ ا َ ْلـ َج ْهد‬berarti kesulitan dan ُ‫ا َ ْلـ ُج ْهد‬ berarti kemampuan.

Kata jihad ُ ‫هاد‬ ِ ‫ ا َ ْل‬diambil dari kata: َ‫ ِج َهادًا – يُـ َجا ِهدُ – َجا َهد‬.
َ ‫ـج‬
Menurut istilah (terminologi), arti jihad adalah:

ِ ‫ اَ ْل‬: ُ‫اربَة‬
ُ‫ـج َهاد‬ ِ َّ‫ْع فِـ ْي َما َوا ْستِ ْف َراغُ ْال ُمغَالَبَةُ َوه َُو ْال ُكف‬
َ ‫ار ُمـ َح‬ ْ َّ َ
ِ ‫فِ ْعل أ ْو قَ ْول ِم ْن َوالطاقَ ِة ال ُوس‬.
“Jihad adalah memerangi orang kafir, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh mencurahkan
kekuatan dan kemampuan, baik berupa perkataan atau perbuatan.

ِ ‫و ْال ُم َجا َهدَة ُ اَ ْل‬:


Dikatakan juga ُ ‫ـج َهاد‬ َ ُ‫ْع اِ ْستِ ْف َراغ‬ ْ ْ ِ‫ف‬
ِ ‫ـي ال ُوس‬
ْ
‫العَدُ ِو ُمدَافَعَ ِة‬. “Jihad artinya
mencurahkan segala kemampuan untuk memerangi musuh.

” Jihad Ada Tiga Macam 1. Jihad melawan musuh yang nyata. 2. Jihad melawan setan. 3.
Jihad melawan hawa nafsu. Tiga macam jihad ini termaktub di dalam Al-Qur-an, di
antaranya: Firman Allah Azza wa Jalla,

“Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah
memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama
nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak
dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur-an) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi
atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah
shalat dan tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah. Dia-lah Pelindungmu;
Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” [Al-Hajj/22 : 78]

“Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah
dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.” [At-Taubah/9: 41]

ALLAH SWT Juga firman.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan
jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi
pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap)
orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun
bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta
pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka.
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al-Anfaal/8: 72]

Menurut al-Hafizh Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-‘Asqalani rahimahullah , “Jihad menurut
syar’i adalah mencurahkan seluruh kemampuan untuk memerangi orang-orang kafir. Istilah
jihad digunakan juga untuk melawan hawa nafsu, melawan setan, dan melawan orang-orang
fasik. Adapun melawan hawa nafsu yaitu dengan belajar agama Islam (belajar dengan benar),
lalu mengamalkannya, kemudian mengajarkannya. Adapun jihad melawan setan dengan
menolak segala syubhat dan syahwat yang selalu dihiasi oleh setan. Jihad melawan orang
kafir dengan tangan, harta, lisan, dan hati. Adapun jihad melawan orang-orang fasiq dengan
tangan, lisan, dan hati. Perkataan al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah tersebut sesuai dengan
sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫وأ َ ْل ِسنَتِكُ ْم َوأَ ْنفُ ِس ُك ْم ِبأ َ ْم َوا ِل ُك ْم ْال ُم ْش ِر ِكيْنَ َجا ِهد ُْوا‬.
َ
“Berjihadlah melawan orang-orang musyrikin dengan harta, jiwa, dan lisan kalian.

Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah adalah, “Mencurahkan segenap


kemampuan untuk mencapai apa yang dicintai Allah Azza wa Jalla dan menolak semua yang
dibenci Allah,”. Definisi ini mencakup seluruh macam jihad yang dilaksanakan seorang
Muslim, yaitu meliputi ketaatannya kepada Allah Azza wa Jalla dengan melaksanakan
perintah-perintah Allah dan menjauhkan larangan-larangan-Nya. Kesungguhan mengajak
(mendakwahkan) orang lain untuk melaksanakan ketaatan, yang dekat maupun jauh, Muslim
atau orang kafir dan bersungguh-sungguh memerangi orang-orang kafir dalam rangka
menegakkan kalimat Allah .

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Aku mendengar Syaikh kami (yaitu Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah) berkata, ‘Jihad melawan hawa nafsu adalah prinsip
(dasar yang dibangun di atasnya) jihad melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik.
Karena sesungguhnya seseorang tidak akan mampu berjihad (melawan) orang kafir dan
munafik, sehingga dia berjihad melawan dirinya dan hawa nafsunya lebih dahulu sebelum
melawan mereka (orang kafir dan munafik).’

C. BERBAKTI KEPADA ORANG TUA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK JIHAD

Berbakti kepada orang tua sama nilainya dengan jihad, yang telah dijelaskan Rasulullah
SAW dalam haditsnya. Hadits ini diceritakan ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash RA. Berikut
haditsnya,

ٌّ ‫ يَ ْستَأْ ِذنُهُ فِى ْال ِج َها ِد فَقَا َل « أَ َح‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى النَّ ِب ِى‬
.» َ‫ى َوا ِلدَاك‬
ِ ‫ قَا َل « فَ ِفي ِه َما فَ َجا‬.‫قَا َل نَ َع ْم‬
» ‫ه ْد‬
Artinya: “Ada seseorang yang mendatangi Nabi SAW, dia ingin meminta izin untuk
berjihad. Nabi SAW lantas bertanya, ‘Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Ia jawab,
‘Iya masih.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, ‘Berjihadlah dengan berbakti
kepada keduanya.’” (HR Muslim).j

Selain berbakti kepada orang tua sama nilainya dengan jihad, hadits juga menegaskan
posisi orang tua di sisi Allah SWT. Orang tua punya kedudukan yang tinggi dan mulia,
sehingga memperhatikan keduanya adalah utama.

Allah SWT memuliakan kedudukan orang tua karena lewat keduanyalah Allah SWT
menetapkan kehidupan manusia selanjutnya. Hubungan anak dan orang tua terus berlanjut
hingga akhirat. Selain berbakti pada orang tua, ada beberapa amalan lain yang nilainya sama
dengan jihad. Amalan tersebut adalah menegakkan sholat tepat waktu dengan berjamaah,
berdakwah menyebarkan ilmu dan agama Allah SWT tanpa pamrih, dan selalu haus ilmu Al
Quran.

D.MEMBANTU ORANG MISKIN ADALAH JIHAD

Agama Islam mengajarkan umat manusia untuk saling berbagi dan saling tolong menolong
dalam kebaikan.Agama Islam juga mewajibkan untuk membayar zakat dan sangat
menganjurkan manusia untuk memberikan sedekah, dan infak.Zakat, sedekah, dan infak
tersebut bisa digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan pertolongan.

Termasuk membantu orang miskin dan para janda yang tidak mempunyai mata
pencaharian, miskin atau tidak berdaya.Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya menjelaskan
keutamaan dan pahala membantu para janda dan orang miskin. Menurut Rasulullah SAW,
orang yang membantu para janda dan orang-orang miskin seperti orang yang berjihad di jalan
Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda:

‫َّللا – صلى هللا عليه وسلم – « السَّا ِعى‬ ُ ‫َع ْن أَ ِبى ه َُري َْرةَ – رضى هللا عنه – قَا َل قَا َل َر‬
ِ َّ ‫سو ُل‬
َ‫ى – َك ْالقَائِ ِم ال‬
ُّ ِ‫ش ُّك ْالقَ ْعنَب‬
ُ َ‫ ي‬،َ‫َّللاِ – َوأَ ْح ِسبُهُ قَال‬
َّ ‫سبِي ِل‬َ ‫ين َك ْال ُم َجا ِه ِد فِى‬ِ ‫َعلَى األ َ ْر َملَ ِة َو ْال ِم ْس ِك‬
‫صائِ ِم الَ يُ ْف ِط ُر‬
َّ ‫ َو َكال‬،‫يَ ْفت ُ ُر‬
“Orang yang membantu para janda dan orang –orang miskin seperti yang berjihad dijalan
ALLAH SWT atau seperti orang yang selalu berpuasa siang harinya dan selalu sholat pada
malam pada malan harinya,”. (HR Al-Bukhari).

Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW juga bersabda bahwa jihad adalah amalan yang paling
utama. Tapi bagi wanita jihad yang paling utama adalah haji babrur.

Aisyah RA berkata, “Wahai Rasulullah, engkau telah menjelaskan bahwa jihad adalah amal
yang paling utama. Apakah kami boleh berjihad?” Rasulullah SAW bersabda, “Tidak, tetapi
jihad yang paling utama (buat kaum wanita) adalah haji mabrur.” (HR Al-Bukhari).
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Jihad adalah cara untuk mencapai tujuan yang baik. Jihad tidak mengenal putus asa,
menyerah, kelesuan, tidak pula pamrih. Tetapi jihad tidak dapat dilaksanakan tanpa modal,
karena itu jihad mesti disesuaikan dengan modal yang dimiliki dan tujuan yang ingin dicapai.

Sebelum tujuan tercapai dan selama masih ada modal, selama itu pula jihad dituntut untuk
mengorbankan harta dan jiwanya. Karena jihad harus dilakukan dengan modal, maka
mujahid tidak mengambil, tetapi memberi.

Bukan mujahid yang menanti imbalan selain dari Allah, karena jihad diperintahkan
semata-mata demi Allah. Apalagi jihad bertujuan untuk mengambil harta rampasan perang.
Jihad menjadi titik tolak seluruh upaya; karenanya jihad adalah puncak segala aktivitas.

Jihad bermula dari upaya mewujudkan jati diri yang bermula dari kesadaran. Kesadaran
harus berdasarkan pengetahuan dan tidak datang dengan paksaan. Karena itu mujahid
bersedia berkorban, dan tak mungkin menerima paksaan, atau melakukan jihad dengan
terpaksa.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwasanya makalah diatas masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan, baik kesalahan penulisan maupun kekurangan referensi. Oleh karena itu, penulis
berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi menjadikan makalah ini
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

An-Nawawi(2019).Matan dan Terjemahan lengkap Riyadhus Shalihin.Solo:Pustaka Arafah.

Khathab,Mahmud Syait(2019).Rasullah Sang Panglima: Menaladani Strategi dan


Kepemimpinan Nabi dalam Berperang.Sukoharjo: Pustaka Arafah.

Anda mungkin juga menyukai