Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

JIHAD DAN RADIKALISME DALAM ISLAM


(UPAYA MENGATASI RADIKALISME YANG MENGATASNAMAKAN
JIHAD)

Disusun Oleh:
Kelompok 8
Rima Anggriani D1B021127

Regina Amelia D1B021202

Diny Rahma Astriky D1B021203

Kiki Febrilia D1B021210

Sri Rahayu D1B021216

RanggaAmarta D1B021222

DosenPengampu:
Dra. Yusfaneti, M.E.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya agama Islam mengajarkan kedamaian, kesetiakawanan dan


saling hormat menghormati. Membangun kesetiakawanan baik dalam seagama
maupun penganut agama lain. Islam sejatinya adalah agama yang memberikan
keamanan, kenyamanan, ketenangan dan ketenteraman bagi semua makhluk.
Tidak ada satupun ajaran yang didalamnya mengajarkan kepada umatnya untuk
membenci dan melukai makhluk lain.
Dewasa ini, Indonesia dihadapkan dengan berbagai persoalan dan
ancaman radikalisme. Radikalisme merupakan ancaman terhadap ketahanan
ideologi. Jika Ideologi negara sudah tidak kokoh maka akan berdampak terhadap
ketahanan nasional. Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat oleh
sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan tatanan
sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara kekerasan.
Radikalisme tidak harus muncul dalam wujud yang berbau kekerasan fisik.
Ideologi pemikiran, kampanye yang masif dan demontrasi sikap yang berlawanan
dan ingin mengubah mainstream dapat digolongkan sebagai sikap radikal.
Melalui peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang kini telah dihadapi oleh
seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Meningkatnya radikalisme dalam agama
terlebih tindakan tersebut mengatasnamakan jihad menjadi fenomena sekaligus
bukti nyata yang tidak bisa begitu saja diabaikan ataupun dihilangkan.
Radikalisme keagamaan yang semakin meningkat di Indonesia ini ditandai
dengan berbagai aksi kekerasan dan terror. Aksi tersebut telah menyedot banyak
potensi atau energi kemanusiaan serta telah merenggut hak hidup orang banyak
termasuk orang yang sama sekali tidak mengerti mengenai permasalahan ini.
Meski berbagai seminar dan dialog telah digelar untuk mengupas persoalan ini
yaitu mulai dari pencarian sebab hingga sampai pada penawaran solusi, namun
tidak juga kunjungan memperlihatkan adanya suatu titik terang.
Fenomena tindakan radikalisme yang mengatasnamakan jihad memang
bisa dipahami secara beragama, namun secara ensensial, radikalisme umunya
memang selalu dikaitkan dengan pertentangan secara tajam anatara nilai-nilai
yang diperjuangkan kelompok agama tertentu dengan tatanan nilai yang berlaku
atau dipandang mapan pada saat itu.
Dengan demikian, adanya pertentangan, pergesekan ataupun ketegangan,
pada akhirnya menyebabkan konsep dari radikalisme selalu saja dikonotasikan
denga kekerasan fisik. Apalagi realitas yang saat ini telah terjadi dalam kehidupan
masyarakat Indonesia sangat mendukung dan semakin memperkuat munculnya
pemahaman seperti itu. Dari latar belakang inilah penyusun ingin membuat
makalah dengan judul " jihad dan radikalisme dalam islam (upaya mengatasi
radikalisme yang mengatasnamakan jihad)" untuk mengetahui apa saja upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tindakan radikalisme yang
mengatasnamakan jihad.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tentang Jihad dan Radikalisme, maka bisa di-
rumuskan beberapa masalah berikut ini:
1. Apa pengertian jihad ?
2. Apa saja landasan dan macam-macam jihad ?
3. Apa pengertian radikalisme ?
4. Bagaimana latar belakang radikalisme ?
5. Apa saja bentuk dan dampak radikalisme terhadap agama ?
6. Apa saja contoh tindakan radikalisme yang mengatasnamakan jihad ?
7. Bagaimana upaya mengatasi radikalisme yang mengatasnamakan jihad?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari jihad
2. Untuk mengetahui landasan dan macam-macam jihad
3. Untuk mengetahui pengertian dari radikalisme
4. Untuk mengetahui apa saja yang melatarbelakangi radikalisme
5. Untuk memberikan informasi mengenai bentuk dan dampak radikalisme
terhadap agama
6. Untuk mengetahui contoh tindakan radikalisme yang mengatasnamakan jihad
7. Untuk mengetahui upaya mengatasi radikalisme yang mengatasnamakan jihad
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jihad
Jihad (‫ )الجهاد‬adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat
Islam. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu
menegakkan agama Allah atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara yang
sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran. Jihad yang dilaksanakan
Rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali
kepada aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat
dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu
menjadi khalifah Allah di bumi.
Arti kata Jihad sering disalah pahami oleh orang yang tidak mengenal
prinsip-prinsip agama lslam sebagai 'perang suci'. Istilah untuk perang adalah
Qital, bukan Jihad. Jihad dalam bentuk perang dilaksanakan jika terjadi fitnah
yang membahayakan eksistensi ummat (antara lain berupa serangan-serangan dari
luar). Pada dasarnya arti kata jihad adalah "berjuang" atau "berusaha dengan
keras", namun bukan harus berarti "perang dalam makna "fisik". Jika sekarang
jihad lebih sering diartikan sebagai "perjuangan untuk agama", itu tidak harus
berarti perjuangan fisik.
2.2 Landasan dan macam macam jihad
Jihad biasanya identik diartikan dengan perang, namun sekarang
konteksnya sudah berbeda, yang dimaksud perang dalam hal ini bisa bermakna
memerangi kebodohan, penyakit, kemiskinan, ketertinggalan, kezaliman para
penguasa, ketidakadilan dan sebagainya. Oleh karenanya, jihad mestinya
dilakukan pada setiap saat, misalnya, jihad dalam bidang politik, ekonomi,
pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya agar kualitas kehidupan umat Islam
akan terpelihara, yang pada akhirnya mewujudkan kemajuan, keharmonisan
kesejahteraan, dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.

Contoh implementasi jihad dalam as-Sunnah :


Jihad berperang di jalan Allah
َ‫ت َرسُول‬ ُ ‫سم ْع‬ َ ‫سعيد ُ ْب ُن ْال ُم‬
َ ‫سيَّب أ َ َّن أ َ َبا ه َُري َْرة َ قَا َل‬ َ ‫الز ْهري قَا َل أَ ْخ َب َرني‬
ُّ ‫ع ْن‬ َ ‫َحدَّثَنَا أَبُو ْال َي َمان أ َ ْخ َب َرنَا شُ َعيْب‬
‫صائم ْالقَائم‬
َّ ‫سبيله َك َمثَل ال‬ َ ‫سبيل للا َوللا ُ أ َ ْعلَ ُم ب َم ْن يُ َجاهد ُ في‬ َ ‫سلَّ َم يَقُو ُل َمث َ ُل ْال ُم َجاهد في‬ َ ُ‫صلَّى للا‬
َ ‫علَيْه َو‬ َ ‫للا‬
َ ُ‫سبيله بأ َ ْن يَت ََوفَّاهُ أ َ ْن يُدْخلَهُ ْال َجنَّةَ أ َ ْو يَ ْرجعَه‬
.‫سال ًما َم َع أَجْر أ َ ْو غَني َمة‬ َ ‫َوت ََو َّك َل للا ُ ل ْل ُم َجاهد في‬

Telah bercerita kepada kami Abu Al-Yaman telah mengabarkan kepada


kami Syu’aib dari Az-Zuhriy berkata telah bercerita kepadaku Sa’id bin Al-
Musayyab bahwa Abu Hurairah ra. berkata; "Aku mendengar Rasul
saw.bersabda:”Perumpama seorang mujahid di jalan Allah, dan hanya Allah yang
paling tahu siapa yang berjihad di jalan-Nya, seperti seorang yang melaksanakan
puasa (shaum) dan berdiri (salat) terus menerus. H.R.al-Bukhari. No.2579.
Dalam penjelasan hadist tersebut, jihad diartikan dengan berperang dengan
jiwa dan hartanya melawan kemiskinan, kebodohan, penyakit, ketertinggalan
dalam segala bidang, Jihad menjalankan ibadah kepada Allah

‫سنَ ْالج َهاد‬ َ ‫ت قُ ْلتُ يَا َرسُو َل للا أَال نَ ْغ ُزو َونُ َجاهد ُ َمعَكُ ْم فَقَا َل لَك َّن أ َ ْح‬ ُ َ ‫عائ‬
ْ َ‫ع ْن َها قَال‬ َ ‫شةَ أم ْال ُمؤْ منينَ َرض‬
َ ُ‫ي للا‬ َ ‫ع ْن‬ َ
.‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى للا‬
َ ‫علَيْه َو‬ َ ‫سمعْتُ َهذَا م ْن َرسُول للا‬ َ ْ‫شةُ فَال أَدَعُ ْال َح َّج بَ ْعدَ إذ‬ َ ‫عائ‬َ ‫ت‬ ْ َ‫َوأ َ ْج َملَهُ ْال َح ُّج َحج َمب ُْرور فَ َقال‬

Dari ‘Aisyah Ummul Mukminin ra. berkata: “Wahai Rasul, apakah kami
tidak boleh ikut berperang dan berjihad bersama kalian?”. Maka Beliau
menjawab: “Akan tetapi (buat kalian) jihad yang paling baik dan paling sempurna
adalah haji, yaitu haji mabrur”. Maka ‘Aisyah ra. berkata; ”Maka aku tidak pernah
meninggalkan haji sejak aku mendengar keterangan ini dari Rasul saw.” H.R.al-
Bukhari.No. 1728.
Rasul saw dalam melaksanakan ibadah haji hanya sekali dalam seumur
hidupnya, dan melaksanakan umrah sebanyak 4 kali.
Macam-Macam Jihad menurut Pakar bahasa al-Qur`an, Raghib al-
Ashfahani, menyebutkan tiga bentuk jihad, yaitu: jihad melawan musuh yang
nyata, jihad melawan setan, dan jihad melawan hawa nafsu. Menurut Ibnu
Qayyim Al Jauziyah ada 4 tingkatan yakni, jihad melawan hawa nafsu, jihad
melawan setan, jihad melawan orang-orang kafir dan jihad melawan orang-orang
munafik. Berikut pembahasan tentang macam-macam jihad diantaranya :
1) Jihad Melawan Hawa Nafsu.
Jihad melawan hawa nafsu penting dilakukan, sebab jiwa manusia memiliki
kecenderungan kepada keburukan yang dapat merusak kebahagiaan seseorang,
dan itu tidak mudah dilakukan, sebab hawa nafsu ibarat musuh dalam selimut,
seperti dikatakan Imam al-Ghazali, hawa nafsu adalah musuh yang dicintai, sebab
ia selalu mendorong kepada kesenangan yang berakibat melalaikan.

َ ‫س ََل َ َّم‬
َ ‫ارة بالسُّوء إ َّال َما َرح َم َربي ۚ إ َّن َربي‬
‫غفُور َرحيم‬ ُ ‫َو َما أُبَر‬
َ ‫ئ نَ ْفسي ۚ إ َّن النَّ ْف‬

dan aku tidak membebaskan diriku" (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu
itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhan ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ”
(QS. Yusuf : 53)

Jihad melawan hawa nafsu dapat dilakukan dengan:


a. Mempelajari petunjuk-petunjuk agama yang dapat mengantarkan jiwa kepada
keberuntungan dan kebahagiaan.
b. Mengamalkan apa yang ia telah ketahui.
c. Mengajak orang lain untuk mengikuti petunjuk agama. Dengan berilmu,
beramal dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain seseorang dapat
mencapai tingkatan yang disebut dengan rabbaniyy.
d. Bersabar dan menahan diri dari berbagai cobaan dalam menjalankan dakwah.

2) Jihad Melawan Setan.


Jihad melawan setan, berupa upaya menolak segala bentuk keraguan yang
menerpa keimanan seseorang dan menolak segala bentuk keinginan dan dorongan
hawa nafsu. Keduanya dapat dilakukan dengan berbekal pada keyakinan yang
teguh dan kesabaran. Allah Swt berfirman :

, ‫صبَ ُروا لَ َّما بأ َ ْمرنَا يَ ْهد ُونَ أَئ َّمةً م ْن ُه ْم َو َجعَ ْلنَا‬
َ ۖ ‫يُوقنُونَ بآيَاتنَا َوكَانُوا‬
“dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka
meyakini ayat-ayat kami.” (QS. As-Sajadah : 24) dalam ayat ini menegaskan
bahwa kemuliaan dalam beragama dapatdiperoleh dengan dua hal; kesabaran dan
keyakinan. Dengan kesabaran seseorang dapat menolak segala bentuk keinginan
dan dorongan hawa nafsu, dan dengan keyakinan seseorang dapat menolak segala
bentuk keraguan.

3) Jihad Melawan Orang-orang Kafir dan Orang Munafik.


Jihad melawan orang-orang kafir dan munafik adalah dengan upaya melalui
pendekatan hati, lisan, harta dan jiwa. Selain itu ada bentuk lain dari jihad yaitu
melawan kezaliman dan kemaksiatan, juga dengan pendekatan hati, lisan, harta
dan jiwa.

‫ي أَيُّ َها يَا‬ َ َّ‫ظ َو ْال ُمنَافقينَ ْالكُف‬


ُّ ‫ار َجاهد النَّب‬ َ ۖۚ ‫س ۖ َج َهنَّ ُم َو َمأ ْ َواهُ ْم‬
ْ ُ‫علَيْه ْم َوا ْغل‬ ُ ‫ْال َمص‬
َ ْ‫ير َوبئ‬

"Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan


bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka adalah Jahannam dan itu
adalah seburuk-buruknya tempat kembali." (QS. At-Tahrim : 9)
2.3 Pengertian Radikalisme
Istilah radikalisme berasal dari bahasa Latin radix yang artinya akar,
pangkal, bagian bawah, atau bisa juga berarti menyeluruh, habis-habisan, dan
amat keras untuk menuntut perubahan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) radikalisme berarti:
 Paham atau aliran yang radikal dalam politik
 Paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial
dan politik dengan cara kekerasan atau drastic
 Sikap ekstrem dalam aliran politik
Istilah radikal dan radikalisme berasal dari bahasa Latin radix dan radices
yang menurut The Concise Oxford Dictionary (1987) berarti akar, sumber, atau
asal mula. Kamus ilmiah popular karya M. Dahlan al Barry menuliskan bahwa
radikal sama dengan menyeluruh, besar-besaran, keras, kokoh, dan tajam.
Radikalisme menurut Kartodirdjo (1985) dimaknai berbeda diantara
kelompok kepentingan. Dalam lingkup keagamaan, radikalisme merupakan
gerakan keagamaan yang berusaha merombak secara total tatanan sosial dan
politik yang ada dengan jalan menggunakan kekerasan. Studi ilmu sosial
mengartikan radikalisme sebagai pandangan yang ingin melakukan perubahan
yang mendasar sesuai dengan interpretasinya terhadap realitas sosial atau ideologi
yang dianutnya.
Hafid (2020) menjelaskan bahwa gerakan radikalisme adalah sikap atau
semangat yang membawa pada tindakan bertujuan melemahkan dan mengubah
tatanan yang mapan dengan menggantinya dengan gagasan atau pemahaman baru.
Gerakan perubahan kadang disertai dengan tindak kekerasan.
Bila dilihat dari pemahaman agama, gerakan radikalisme agama dapat
dimaknai sebagai gerakan berpandangan kolot dan jumud serta kaku aturan,
menggunakan kekerasan atau memaksakan pendapat tentang pandangan
keagamaan, serta menganggap hanya pemahaman agamanya saja yang benar dan
paling sesuai Al-Qur’an dan hadis.
Permasalahan radikalisme Islam di Indonesia makin mengakar menjadi
besar karena pendukungnya makin meningkat, akibat konstelasi politik, lambat
laun konsep radikalisme di Indonesia berbeda tujuan serta tidak mempunyai pola
yang seragam. Paham radikalisme di Indonesia ada yang sekedar
memperjuangkan implementasi syari’at Islam tanpa keharusan mendirikan negara
Islam, namun ada pula paham yang memperjuangkan berdirinya negara Islam
Indonesia. Selain itu paham ini memperjuangkan berdirinya paham kekhalifahan
yang salah arti dengan menggunakan pola organisasi beragam.
Hampir sama dengan pengetian itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1990), radikal diartikan sebagai “secara menyeluruh”, “habis-habisan”, “amat
keras menuntut perubahan”, dan “maju dalam berpikir atau bertindak”.Dalam
pengertian lebih luas, radikal mengacu pada hal-hal mendasar, pokok, dan
esensial. Berdasarkan konotasinya yang luas, kata itu mendapatkan makna teknis
dalam berbagai ranah ilmu, politik, ilmu sosial, bahkan dalam ilmu kimia dikenal
istilah radikal bebas.
Sedangkan istilah radikalisme, dalam Kamus ilmiah popular karya M.
Dahlan al Barry diartikan sebagai paham politik kenegaraan yang menghendaki
perubahan dan perombakan besar sebagai jalan untuk mencapai kemajuan.
Radikalisme bisa dibedakan kedalam dua level, yaitu level pemikiran dan level
aksi atau tindakan. Pada level pemikiran, radikalisme masih berupa wacana,
konsep dan gagasan yang masih diperbincangkan, yang intiny amendukung
penggunaan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan. Adapun pada level aksi
atau tindakan, radikalisme bisa berada pada ranah sosial-politik dan agama.
2.4 Latar Belakang Radikalisme
Ada 2 faktor latar belakang radikalisme, yakni yang bersifat umum dan
bersifat khusus.
Latar belakang yang bersifat umum adalah bahwa dilingkungan umat
beragama apapun jenis agamanya selalu terdapat fundamentalisme, minoritas,
militan, ekstrem, dan radikal. Menurut penelitian amstrong fundamentalisme tidak
hanya terdapat dalam pemeluk agama yang monoteistik saja, akan tetapi
fundamentalisme juga terdapat dalam komunitas pemeluk Budha, Hindu, dan
Kong Hu Cu, yang sama-sama menolak butirbutir nilai budaya liberal dan saling
berperang atas nama agama, serta berusaha membawa hal-hal yang sakral ke
dalam politik dan negara. Dengan demikian fundamentalisme dan radikalisme
merupakan masalah dan tantangan bagi semua umat beragama. Dalam Islam,
gejala fundamentalisme dan radikalisme sebenarnya telah disinyalir sejak
Rasullullah SAW masih hidup.
latar belakang yang bersifat khusus, antara lain:
1. Pengertian seseorang terhadap agama yang tidak tepat, pemahaman agama
yang tekstual, rigid (kaku), sempit, dan penyalahgunaan simbol agama.
2. Agama digunakan sebagai pembenar tanpa mengakui eksistensi agama lain.
3. Adanya penindasan, ketidakadilan, dan marginalisasi sehingga melahirkan
gerakan perlawanan.
4. Adanya tekanan sosial, ekonomi, dan politik. Jika tekanan itu melampaui batas
ambang kesabaran, maka muncul gerakan perlawanan dengan menggunakan
segala cara untuk meraih kemerdekaan.
5. Lingkungan masyarakat yang tidak kondusif terkait dengan kemakmuran,
pemerataan, dan keadilan.
6. Menolak modernitas dan lebih mengukuhkan peran formal agama.
7. Pandangan dunia (world view) dari umat beragama yang berupaya
memperjuangkan keyakinan yang mereka anggap benar dengan sikap-sikap
emosional yang menjurus pada kekerasan.
8. Kurangnya kesadaran bermasyarakat dan berbangsa secara pluralistik sehingga
menyebabkan hilangnya rasa toleran, dan sebaliknya timbul fanatisme atas
kebenaran agamanya sendiri.
2.5 Bentuk dan Dampak Radikalisme terhadap Agama
Bentuk – bentuk radikalisme umat beragama ada beberapa jenis yaitu :
a) aksi terror,
b) bom bunuh diri,
c) saling menyerang,
d) aksi kekerasan,
e) intimidasi,
f) perlawanan terhadap pemerintahnya
Dampak Radikalisme
1. Terjadinya teror dan kekerasan
2. Menimbulkan konflik horizontal dan vertikal
3. Menyebabkan hilangnya harta benda masyarakat bahkan nyawa
4. Menimbulkan kekerasan dan ketakutan
2.6 Contoh Tindakan Radikalisme Yang Mengatasnamakan Jihad
Dalam konteks internasional, realitas politik standar ganda Amerika
Serikat dan sekutunya merupakan pemicu dari berkembangnya paham yang
mengidentifikasikan radikalisme dengan islam. Hal tersebut terus menguat dengan
adanya peristiwa World Trade Center (WTC) yang terjadi pada 11 September
2001. Pihak tertuduh dari peristiwa tersebut ialah jaringan Al Qaeda yang
dipimpin oleh Osama Bin Laden. Akibat dari hal tersebut, Amerika Serikat dan
sekutunya terus menerus mengaitkan segala bentuk tindakan radikal dan terorisme
dengan islam. Dari konteks dalam negeri Indonesia, keterkaitan islam dengan
gerakan radikalisme telah diawali dari gerakan DI/TII yang melakukan
pemberontakan kepada pemerintah. Selain itu, karena banyak organisasi islam
yang ternyata bergerak dengan cara radikal, seperti Front Pembela Islam (FPI).
Bagi FPI, islam tidak selaras dengan demokrasi karena kedaulatan berada di
tangan Tuhan. FPI juga memetakan daerah yang siap menjalankan syariat islam.
Selain itu, bagi FPI larangan wanita sebagai presiden sudah sangat jelas dilarang
dalam islam. Apa yang diyakini oleh FPI sudah pasti bertentangan dengan prinsip
negara Indonesia yang demokrasi. Salah satu pengurus FPI juga terasosiasi
sebagai anggota terorisme karena ditemukan banyak bahan peledak. Dengan
demikian, semakin marak masyarakat yang mengidentifikasikan gerakan
radikalisme dengan islam. Pandangan dari sisi internasional dan dalam negeri
terus mengidentikkan gerakan radikalisme dengan agama islam. Dengan alasan
tersebut, mendorong umat islam fundamentalis untuk menampilkan diri sebagai
gerakan yang radikal, seperti simbol anti Amerika Serikat. Radikalisme dalam
beragama sesungguhnya dapat muncul di agama mana saja. Namun, agama islam
lebih diidentikkan dengan gerakan radikal karena banyak tuduhan yang
menyudutkan hal demikian. Terlepas dari itu, yang semakin mengidentikkan
radikalisme dengan islam adalah ISIS. ISIS mengaku sebagai bagian dari islam
dan melakukan tindakan radikalisme yang mencoreng nama baik islam. Dengan
alasan-alasan yang telah dijelaskan tersebut, membuat islam selalu diidentikkan
dengan gerakan berbau radikalisme.
Tidak ada satu pun agama yang mengarah pada radikalisme. Melihat lebih
jauh ajaran islam sebenarnya, yakni dalam surah Al-Anbiya (107) Allah
berfirman:
َ‫س ْل ٰنكَ ا َّال َر ْح َمةً ل ْل ٰعلَميْن‬
َ ‫َو َما ا َ ْر‬
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. Ayat tersebut menegaskan bahwa
Allah telah menjamin bahwa islam adalah agama yang penuh dengan rahmat.
Kapan pun dan di mana pun islam berada, hendaknya di situ juga ada kepastian
akan keamanan dan kedamaian bagi seluruh makhluk hidup.
2.7 beberapa upaya Kementerian Agama dalam upaya mencegah paham
radikalisme, diantara upaya tersebut adalah:
Berbagai cara mencegah radikalisme dan terorisme agar tidak semakin
menjamur, terutama di bangsa Indonesia ini, antara lain:
1. Memperkenalkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar
Dalam hal ini memperkenalkan ilmu pengetahuan bukan hanya sebatas
ilmu umum saja, tetapi juga ilmu agama yang merupakan pondasi penting terkait
perilaku, sikap, dan juga keyakinannya kepada Tuhan. Kedua ilmu ini harus
diperkenalkan secara baik dan benar, dalam artian haruslah seimbang antara ilmu
umum dan ilmu agama. Sedemikian sehingga dapat tercipta kerangka pemikiran
yang seimbang dalam diri.

2. Memahamkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar


Apabila pemahaman akan ilmu pengetahuan, baik ilmu umum dan ilmu
agama sudah tercapai, maka kekokohan pemikiran yang dimiliki akan semakin
kuat. Dengan demikian, maka tidak akan mudah goyah dan terpengaruh terhadap
pemahaman radikalisme sekaligus tindakan terorisme dan tidak menjadi penyebab
lunturnya bhinneka tunggal ika sebagai semboyan Indonesia.

3. Meminimalisir Kesenjangan Sosial


Meminimalisir kesenjangan sosial yang terjadi juga dapat memicu
munculnya pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme. Sedemikian sehingga
agar kedua hal tersebut tidak terjadi, maka kesenjangan sosial haruslah
diminimalisir.
4. Menjaga Persatuan Dan Kesatuan
Untuk menjaga persatuan dan kesatuan salah satu hal yang bisa dilakukan
dalam kasus Indonesia ialah memahami dan penjalankan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila, sebagaimana semboyan yang tertera di sana ialah
Bhinneka Tunggal Ika.
5. Mendukung Aksi Perdamaian
Aksi perdamaian mungkin secara khusus dilakukan untuk mencegah
tindakan terorisme agar tidak terjadi. Kalau pun sudah terjadi, maka aksi ini
dilakukan sebagai usaha agar tindakan tersebut tidak semakin meluas dan dapat
dihentikan.
6. Berperan Aktif Dalam Melaporkan Radikalisme Dan Terorisme
Peranan yang dilakukan di sini ialah ditekankan pada aksi melaporkan
kepada pihak-pihak yang memiliki kewenangan apabila muncul pemahaman
radikalisme dan tindakan terorisme, entah itu kecil maupun besar.

7. Meningkatkan Pemahaman Akan Hidup Kebersamaan


Meningkatkan pemahaman ini ialah terus mempelajari dan memahami
tentang artinya hidup bersama-sama dalam bermasyarakat bahkan bernegara yang
penuh akan keberagaman, termasuk Indonesia sendiri

8. Menyaring Informasi Yang Didapatkan


Menyaring informasi yang didapatkan juga merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mencegah pemahaman radikalisme dan tindakan
terorisme

9. Ikut Aktif Mensosialisasikan Radikalisme Dan Terorisme


Mensosialisasikan di sini bukan berarti kita mengajak untuk menyebarkan
pemahaman radikalisme dan melakukan tindakan terorisme, namun kita
mensosialisasikan tentang apa itu sebenarnya radikalisme dan terorisme. Sehingga
nantinya akan banyak orang yang mengerti tentang arti sebenarnya dari
radikalisme dan terorisme tersebut, di mana kedua hal tersebut sangatlah
berbahaya bagi kehidupan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu
menegakkan agama Allah atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara yang
sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran. radikalisme diartikan
sebagai paham politik kenegaraan yang menghendaki perubahan dan perombakan
besar sebagai jalan untuk mencapai kemajuan.

4.2 Saran
Dalam kasus ini ada beberapa yang dapat dilakukan oleh pmerintah
beserta masyarakat dalam menangani agar hal ini tidak terjadi lagi seperti,
Melakukan interaksi yang lebih aktif dengan kelompok berbeda. Inisiatif agar
masyarakat mau berdialog dengan kelompok yang berbeda identitas, mempelajari
lebih lanjut mengenai islam itu sendiri agar tidak terjadi tragedy yang sama seperti
ini. Dimana hal ini akan mencipatakan toleransi yang tinggi tentu saja dapat
mengurangi rasa takut berlebih pada agama islam.
DAFTAR PUSTAKA

Ariwidodo, E. (2017) Shifting Paradigm of Modern Islam Fundamentalism as


Islamized Space Autonomy in Indonesia, Kars Journal of Social and Islamic
Culture, 249-283.
Asrori, A. (2015) Radikalisme Di Indonesia: Antara Historisitas Dan Antropisitas.
Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam. (2), 253-268. 5.
Hafid, W. (2020) Geneologi Radikalisme Di Indonesia (Melacak Akar Sejarah
Gerakan Radikal). Al-Tafaqquh: Journal of Islamic Law, Fakultas Agama
Islam UMI 1(1). 31-46.
Hasani, I. & Naipospos, B. T. (2010). Radikalisme Agama di Jabodetabek & Jawa
Barat:Implikasinya terhadap Jaminan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan.
Pustaka Masyarakat, Jakarta.
Ma'arif, A.S. (2017). Konsep Dasar UIN Maliki Malang Dalam Mencetak
Generasi Qur'ani Berbasis Ulul Albab. AL-IMAN: Jurnal Keislaman dan
Kemasyarakatan. Vol. 1 (1): 67-81
Kasdi, A. (2018). Fundamentalisme dan Radikalisme dalam Pusaran Krisis Politik
di timur Tengah. Jurnal Penelitian. Vol. 12 (2): 379-402
https://slidetodoc.com/jihad-radikalisme-umat-beragama-dan-muslim-moderat-
jihad/
https://www.bacaanmadani.com/2017/09/pengertian-jihad-dalil-tentang-
jihad.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai