Anda di halaman 1dari 3

‫ َنِبِّيَنا ُمَحَّمٍد‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّساَل ُم َع َلى َأْش َرِف ْاَألْنِبَياِء َو اْلُم ْر َسِلْيَن‬، ‫ َو ِبِه َنْسَتِع ْيُن َع َلى

ُأُم ْو ِر الُّد ْنَيا َو الِّدْيِن‬، ‫اْلَحْم ُد ِهلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن‬
‫ َأْش َهُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل هللا َو ْح َده اَل َش ِرْيَك‬، ‫َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َو الَّتاِبِع ْيَن َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َيْو ِم الِّدْيِن‬
‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق‬. ‫ َأَّم ا َبْعُد َفَيا َأُّيَها اْلَح اِض ُرْو َن‬.‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَح ـَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه صاِد ُق اْلَو ْع ِد ْاَألِم ْين‬.‫َلُه اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ْالُم ِبْين‬
‫ ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو اْبَتُغْٓو ا ِاَلْيِه اْلَو ِس ْيَلَة َو َج اِهُد ْو ا ِفْي َس ِبْيِلٖه َلَع َّلُك ْم‬: ‫ َفَقاَل ُهللا َتَع اَلى‬. ‫ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬
‫ُتْفِلُحْو َن‬
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah ini, khatib mengajak kepada
seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan
menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Rasulullah bersabda:

‫ َو َخ اِلِق الَّناَس ِبُخ ُلٍق َح َس ٍن‬،‫ َو َأْتِبِع الَّسِّيَئَة الَحَس َنَة َتْم ُح َها‬، ‫اَّتِق َهللا َح ْيُثَم ا ُكْنَت‬
Artinya: ”Bertakwalah kepada Allah swt di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu
dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah
manusia dengan pergaulan yang baik.” (HR. at Tirmidzi)
Santri merupakan bagian penting dari masyarakat Indonesia. Dalam perjalanannya, santri
telah lama berperan dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan bangsa. Sejatinya
Jihad santri dalam perspektif historis dapat dimaknai sebagai perjuangan santri dalam
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada masa penjajahan,
banyak santri yang ikut serta dalam perjuangan melawan penjajah. Mereka berjuang dengan
berbagai cara, mulai dari perang gerilya, perang terbuka, hingga perang diplomasi. Salah satu
contoh perjuangan santri dalam melawan penjajah adalah peristiwa Perang Diponegoro.
Dalam perang ini, banyak santri yang ikut serta dalam pasukan Diponegoro untuk melawan
Belanda. Perjuangan santri juga terekam oleh sejarah saat sekutu ingin kembali menjajah
Indonesia yang baru mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Untuk mempertahankan ini, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari mencetuskan Fatwa Resolusi
Jihad yang diilhami keyakinan hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari
iman). Dalam resolusi Jihad tersebut ditegaskan bahwa berjuang mengusir penjajah
hukumnya fardlu ’ain (wajib pribadi) bagi setiap umat Islam dalam radius 94 kilometer dari
”tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh” dan di luar radius itu sebagai fardlu kifayah
(boleh diwakili sebagian warga saja). Mendapatkan fatwa ini, sebagai seorang santri yang
patuh pada kiai, serentak bersama warga NU di Surabaya dan sekitarnya turun bersama warga
lainnya. Para santri melawan tentara Sekutu mulai 25 Oktober 1945, berujung ribuan pejuang
syahid mengorbankan nyawa mempertahankan Surabaya, yang memuncak pada perang 10
November 1945. Sejatinya, para santri sejak awal menyadari bahwa nyawa mereka
diserahkan sepenuhnya kepada Allah Swt untuk cita-cita mulia menyelamatkan negara..
Syukur dalam Nikmat, Sabar dalam Musibah Selain itu, para santri juga berperan penting
dalam perumusan dasar negara Indonesia. Banyak tokoh santri yang terlibat dalam
perumusan Pancasila, UUD 1945, dan pembentukan konstitusi Indonesia. Dengan demikian,
kiprah santri di masa lalu begitu besar dalam membentuk Indonesia merdeka dan berdaulat.
Kemudian pertanyaannya, bagaimana jihad santri dalam perspektif kontekstual dalam
membangun kejayaan negeri?. Sejatinya, jihad santri hari sampai hari ini tidak pernah mati
ataupun tertutup. Pada masa kini, santri memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa.
Santri dapat menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan bagi negeri. Santri dapat
berperan aktif melalui jihad dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, pertanian,
dan industri. Jihad adalah upaya untuk mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-
hari.
Jihad tidak hanya terbatas pada perjuangan fisik, tetapi juga mencakup perjuangan non-fisik,
seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Sejatinya, jihad di masa kini menghadapi
tantangan yang lebih besar, seperti kemiskinan, kebodohan, dan penindasan. Jihad di bidang-
bidang ini adalah cara untuk memperbaiki kondisi umat Islam dan mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur. Allah dalam Q.S Al-Ankabut, ayat 8-9 menyebutkan bahwa makna
jihad tidak hanya sebatas berperang dan angkat senjata, lebih dari itu jihad adalah berbuat
baik dan berperang melawan diri sendiri. Allah berfirman:
‫َو َم ْن َج اَهَد َفِاَّنَم ا ُيَج اِهُد ِلَنْفِسٖه ۗ ِاَّن َهّٰللا َلَغ ِنٌّي َع ِن اْلٰع َلِم ْيَن َو اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت َلُنَك ِّفَر َّن َع ْنُهْم َس ِّيٰا ِتِه ْم َو َلَنْج ِز َيَّنُهْم‬
‫َاْح َس َن اَّلِذ ْي َك اُنْو ا َيْع َم ُلْو َن‬.
Artinya: “Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri.
Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. Dan orang-orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya
dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”
Menurut Profesor M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian
Al-Qur’an (2017), menjelaskan makna jihad yang dimaksud dalam ayat ini bukan dengan
mengangkat senjata. Pasalnya ayat ini turun pada periode Makkah—
sebelum Nabi Muhammad hijrah—, dan izin atau perintah untuk berperang dan mengangkat
senjata baru diizinkan setelah nabi hijrah (periode Madinah). Ayat ini lebih menekankan
perintah atau mendorong untuk beramal saleh. Maka, Allah menegaskan, barang siapa
berjihad, yakni mencurahkan kemampuannya untuk melaksanakan amal saleh hingga ia
bagaikan berlomba dalam kebajikan, maka sesungguhnya manfaat dan kebaikan jihadnya
untuk diri sendiri. Dengan demikian, jihad era modern ini, tidak sebatas peperangan.
Untuk itu, santri dapat berjihad untuk negeri dengan berbagai cara, seperti meningkatkan
kualitas pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai menjadi guru atau dosen guna
mencetak generasi muda yang berilmu dan berakhlak mulia. Selanjutnya, jihad santri era
modern juga bisa dilakukan dengan memberdayakan ekonomi umat. Sejatinya,
memberdayakan ekonomi umat merupakan bentuk jihad santri untuk meningkatkan
kesejahteraan umat Islam. Santri dapat mengembangkan usaha ekonomi produktif, baik
secara individu maupun kelompok. Usaha ini dapat berupa usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM), koperasi, atau usaha lainnya seperti menyediakan pelatihan dan pendampingan
usaha kepada masyarakat, terutama masyarakat yang kurang beruntung.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam
berwirausaha. Lebih dari itu, bentuk jihad santri era modern adalah kampanye lingkungan
hijau. Sejatinya, kampanye lingkungan hijau merupakan upaya untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Kampanye ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti sosialisasi, edukasi, dan aksi nyata. Sejatinya, santri
memiliki peran penting dalam kampanye lingkungan hijau. Mereka dapat menjadi agen
perubahan yang menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan Terakhir,
perjuangan ini tidak hanya dilakukan di masa lalu, tetapi juga di masa kini. Santri memiliki
peran penting dalam pembangunan bangsa dan dapat berkontribusi dalam berbagai bidang.
Selamat Hari Santri. Jihad Santri, Jayakan Negeri.

Anda mungkin juga menyukai