SKRIPSI
Oleh:
Maria Philomia Christanti Raga
NIM : 168114104
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Oleh:
Maria Philomia Christanti Raga
NIM : 168114104
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing Utama
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oleh:
Maria Philomia Christanti Raga
NIM : 168114104
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Penulis
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Philomia Christanti Raga
Nomor Mahasiswa :168114104
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
medistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Herbal medicines need to have quality assurance by standardizing its raw
materials. Turmeric rhizome extract which is often be the raw material for herbal
medicines contains curcumin, demetoxycurcumin and bis-demetoxycurcumin
compounds, called curcuminoids. Curcumin in turmeric extract known to have
many pharmacological effects.
This research is part of a series of researches on the determination of
curcumin levels in turmeric extract using the reverse phase HPLC method
consisting of optimization and validation. In this study, an optimization method of
curcumin analysis was carried out in turmeric extract using the reverse phase HPLC
method. Optimization was carried out on various mobile phases of acetonitrile:
methanol: 0.1% orthophosporic acid: aquabidest and using the octadesylsilan (C-
18) as stationary phase. The parameters used are efficient retention time (tR) and
the peak shape assessed from tailing factor (TF), theoretical plate number (N), the
value of resolution (Rs).
The results show that the optimum condition of the system is a ratio of
acetonitrile: methanol: aquabidest 65:5:30, flow rate of 1mL/min and injection
volume of 20 µL at the UV 353 nm. This condition can separate curcumin with two
other curcuminoid compounds. In conclusion, this condition meets an optimum
criteria with tR, TF, N and Rs value from curcumin are 5,323; 1,257; 9337,874 and
1,806.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
There is surely a future hope for you and your hope will not be cut off.
-Proverbs 23:18-
Kedua orang tua saya yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan semangat
baik moril maupun materil
Keluarga yang selalu memberi perhatian, kasih sayang, dan juga doa
Adik-adikku yang selalu menjadi alasan untuk semangat dan selalu mau
mendengarkan segala keluh kesah
Alm. Mbah Kakung, Alm. Oma Pilo dan Alm. Opa Pogon, Alm. Sebastianus
Erwinalis, seorang sepupu yang selalu mendukung dan mendoakan saya selama
kuliah, menyertai saya dari surga
Setiap guru dan dosen, yang dengan sabar mendidik saya selama ini
Almamater Universitas Sanata Dharma yang telah menjadi tempat saya menimba
ilmu selama ini melalui pembelajaran kontekstual dan aplikatif.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas berkat
dan penyertaan-Nya dari awal penyusunan sampai tahap akhir penelitian sehingga
naskah skripsi berjudul Optimasi Metode Analisis High Performance Liquid
Chromatography Fase Terbalik Pada Penetapan Kadar Kurkumin Dalam Ekstrak
Rimpang Kunyit dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan bagian dari penelitian
Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. yang berjudul “Microparticles to Potentially Improve
Bioavailability of Curcumin and Antidiabetic Activities in Pre-clnical Studies:
Combinging Solid Dispersion Technology and Metabolism Suppressors”
berdasarkan SK No. 035b/ LPPM USD/ IV/2019.
Dalam proses penyusunan naskah skripsi, penulis menerima banyak
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma
2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, dosen pembimbing akademik dan
dosen pembimbing skripsi yang telah berperan seperti orang tua dan senantiasa
memberikan masukan, arahan, serta pendampingan dengan sabar selama masa
perkuliahan.
3. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt., selaku dosen penguji yang selalu memberikan
masukan, pendampingan, dan kritik yang membangun,
4. Bapak Michael Raharja Gani, M.Farm., Apt., selaku dosen penguji yang
senantiasa memberikan kritik, masukan, dan saran yang membangun,
5. Mas Bimo (Laboran Laboratorium Kimia Instrumen Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma), Bapak Bimo (Laboran Laboratorium Analisis
Pusat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma), dan Bapak Kayat (Laboran
Laboratorium Biokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma) yang
telah membantu dan memfasilitasi kegiatan penelitian di laboratorium,
6. Papa, Mama, Adik-adik, Mbah Uti, Alm. Mbah kakung, Oma, Opa, Om dan
tante serta sepupu yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril,
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………..….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………...… ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………. v
ABSTRAK…………………………………………………………... vi
ABSTRACT…………………………………………………………... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………... viii
PRAKATA…………………………………………………………... ix
DAFTAR ISI………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL.....………………………………………………... xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….... xiv
PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
METODE PENELITIAN…………….……………..…….................. 3
HASIL DAN PEMBAHASAN……..…...…………...……………… 7
KESIMPULAN………..….…………...……………………….……. 22
SARAN………………….....…..………………………...................... 22
DAFTAR PUSTAKA………………...…...…………………………. 23
LAMPIRAN…………….…..…………...…………….…………….. 25
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………….. 43
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur senyawa kurkumin…………………………… 9
Gambar 2. Spektra seri kurkumin 2 µg/mL; 4 µg/mL; dan 6 µg/mL
pada range pembacaan 200-500 nm…………………… 9
Gambar 3. Overlay spektra kurkumin dan piperin pada range
pembacaaan 200-500 nm……………………………… 11
Gambar 4. Struktur kurkumin…………………………………….. 12
Gambar 5. Struktur demetoksikurkumin………………………….. 12
Gambar 6. Struktur bisdemetoksikurkumin………………………. 12
Gambar 7. Interaksi kukrumin dengan fase diam (Interaksi Van
Der Wals)……………………………………………… 13
Gambar 8. Interaksi kukrumin dengan fase gerak (Interaksi
Hidrogen)……………………………………………… 14
Gambar 9. Kromatogram blanko pada fase gerak optimum
asetonitril:metanol:aquabidest (65:5:30 v/v)………….. 19
Gambar 10. Kromatogram baku kurkumin 15 µg/mL pada fase
gerak optimum asetonitril:metanol:aquabidest (65:5:30
v/v)…………………………………………………….. 19
Gambar 11. Kromatogram ekstrak kunyit pada fase gerak optimum
asetonitril:metanol:aquabidest (65:5:30v/v)…………... 20
Gambar 12. Kromatogram ekstrak kunyit dengan konsentrasi
100µg/mL; 45µg/mL dan 15µg/mL pada fase gerak
optimum asetonitril:metanol:aquabidest (65:5:30 v/v)... 20
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kromatogram optimasi ekstrak rimpang kunyit……… 25
Lampiran 2. Kromatogram blanko…………………………………. 31
Lampiran 3. Kromatogram baku kurkumin………………………... 32
Lampiran 4. Kromatogram ekstrak kunyit pada fase gerak optimum
asetonitril:metanol:aquabidest (65:5:30 v/v)…………. 33
Lampiran 5. Kromatogram baku kurkumin untuk tes kesesuaian
sistem…………………………………………………. 36
Lampiran 6. Perhitungan Indeks polaritas fase
gerak…………………………………………………... 42
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Standardisasi merupakan suatu tahap untuk meningkatkan nilai tambah
tanaman obat, sehingga penelitian ke arah pembuatan ekstrak terstandar perlu lebih
diintensifkan mengingat permintaan pasar untuk ekstrak terstandar tanaman obat
semakin meningkat (Pribadi, 2009). Standardisasi perlu dilakukan agar produk
memiliki keterulangan yang sama, membuktikan keamanan serta khasiat/efektivitas
obat herbal secara ilmiah. Salah satu tanaman yang paling sering dimanfaatkan
sebagai obat herbal menurut Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan
(2017) adalah kunyit. Kunyit biasa digunakan karena mengandung senyawa aktif
yang memiliki banyak manfaat dan ketersediaan kunyit sangat melimpah di
Indonesia.
Bagian yang biasa dimanfaatkan dari kunyit adalah rimpangnya. Menurut
Meng et al., (2018) dalam rimpang kunyit terdapat banyak senyawa metabolit
sekunder seperti, terpenoid yang menyusun minyak atsiri (monoterpenoid,
sesquiterpenoid, diterpenoid, triterpenoid), senyawa kurkuminoid yang terdiri dari
kurkumin, bisdemetoksikurkumin dan demetoksikurkumin, senyawa fenolik,
flavonoid, sakarida, steroid, asam lemak dan alkaloid. Kurkumin merupakan salah
satu zat aktif dalam rimpang kunyit yang dilaporkan memiliki banyak manfaat. Jika
dibandingkan dengan senyawa kurkuminoid lain, kurkumin dilaporkan memiliki
efek anti-tumorigenik, anti-oksidan, anti-kanker, anti-inflamasi, efek anti-mikroba,
dan anti-malaria, anti kanker (Ghorbani et al., 2014).
Standardisasi kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit menurut Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (2008) dinyatakan dapat dilakukan dengan
menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri dan dibaca pada Panjang
gelombang 425 nm. Kulkarni et al., (2017) menyatakan pemisahan senyawa
kurkuminoid selain menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT), dapat
menggunakan kromatografi kolom, dan juga high performance liquid
chromatography (HPLC).
Beberapa penelitian melakukan determinasi senyawa kurkumin
menggunakan metode spektroskopi UV-Vis (Murti, Y.B et al., 2019; Hazra et al.,
2015), metode raman spektrometri (Wirasuta et al.,2018) dan juga menggunakan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bentuk Peak
Menurut Meyer (2004), syarat peak yang baik adalah memiliki nilai TF ≤2.
Waktu Retensi (tR)
Waktu retensi merupakan selang waktu yang diperlukan analit mulai saat
dinjeksikan sampai keluar dari kolom dan sinyalnya dibaca oleh detektor,
dinyatakan sebagai tR. Apabila tR kurang dari 10 menit, maka pemisahan disebut
efisien.
Resolusi (Rs)
Menurut Meyer (2004) serta Gunzler dan Williams (2008) senyawa analit
terpisah dari senyawa-senyawa lain dengan baik apabila mempunyai nilai resolusi
antar peak terdekat adalah ≥ 1,5.
Theoretical Plate Number (N)
Menurut FDA (1994) dan Kazakevich dan Lobrutto (2007). Semakin besar
harga N dari senyawa maka semakin efisien pula pemisahannya. Nilai N yang baik
dinyatakan bila ≥2000 (FDA,1994).
Reprodusibilitas Bentuk Peak, Waktu Retensi dan Resolusi
Reprodusibilitas Bentuk Peak, waktu retensi, dan resolusi ditentukan dari
%CV. Hasil analisis memiliki reprodusibilitas yang baik apabila nilai CV yang
dihasilkan lebih kecil dari 2% (Gandjar dan Rohman, 2017).
Kesesuaian Sistem
Kesesuaian sistem ditentukan dari %CV dari parameter kromatogram yang
telah ditentukan. Hasil analisis memiliki kesesuaian sistem yang baik apabila nilai
CV yang dihasilkan lebih kecil dari 2%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan rangkaian penelitian optimasi dan validasi metode
analisis kurkumin dan piperin dalam bentuk sediaan ekstrak yang mengandung
kurkumin dan piperin dengan perbandingan 3:1 menggunakan metode HPLC fase
terbalik. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan standardisasi ekstrak. Pada
proses standardisasi ekstrak, dilakukan penelitian terpisah antara standardisasi
kurkumin dan piperin. Penelitian ini berfokus pada standardisasi senyawa
kurkumin.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurkumin 6 µg/mL
Kurkumin 4 µg/mL
Kurkumin 2 µg/mL
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
daerah overlap antara kurkumin dan piperin. Sebuah titik panjang gelombang
ditentukan dari daerah overlap tersebut untuk mendeteksi kurkumin dan piperin.
Panjang gelombang tersebut harus dapat mendeteksi kurkumin dan piperin
sekaligus dengan optimum.
Panjang gelombang yang ditentukan untuk pengukuran adalah 353 nm.
Penentuan panjang gelombang ini dilakukan pada campuran kurkumin dan piperin
dengan perbandingan 3:1, dengan konsentrasi masing-masing 15 ppm dan 5 ppm.
Kurkumin dan piperin masing-masing memiliki panjang gelombang maksimum
sendiri, namun panjang gelombang pada sistem HPLC tidak mempengaruhi waktu
retensi maupun pemisahan dari analit. Panjang gelombang hanya akan
mempengaruhi respon bacaan peak, sehingga panjang gelombang detektor tidak
harus sesuai dengan panjang gelombang maksimum dari analit.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Waals. Oleh karena itu, diperlukan rasio fase gerak yang mampu berinteraksi kuat
dengan kurkumin dan juga mampu mengelusikan kurkuminoid keluar dari kolom.
Waktu retensi kurkumin dan pemisahan dengan senyawa lainnya
dipengaruhi oleh interaksinya dengan fase diam dan fase gerak. Perbedaan dari
kurkumin dengan bentuk isomer lainnya adalah bentuk demetoksikurkumin tidak
memiliki gugus metoksi pada salah satu cincin aromatiknya sedangkan bentuk
bisdemetoksikurkumin tidak memiliki gugus metoksi pada kedua cincin
aromatiknya, perbedaan dalam struktur tersebut yang mengakibatkan perbedaan
kemungkinan interaksi yang terjadi antara senyawa dengan fase diam maupun fase
gerak.
Gambar 7. Interaksi kurkumin dengan fase diam (Interaksi Van Der Waals)
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berinteraksi dengan fase diam sehingga kurkumin dapat tertahan lebih lama pada
fase diam, disusul dengan demetoksikurkumin kemudian bisdemetoksi kurkumin
yang memiliki waktu retensi paling cepat.
Penelitian ini mengacu pada penelitian oleh Sethi et al (2019) dimana
dilakukan pemisahan antara kurkumin dan piperin dalam plasma manusia
menggunakan fase gerak asetonitril: metanol: asam trifluoroasetat: aqua dengan
perbandingan 17,6: 35,3: 0,1: 47,0 v/v dengan laju alir 2,5 ml/min dan fase diam
C18. Fase gerak dibuat dalam 6 komposisi yang berbeda seperti yang tertera dalam
tabel III. Kurkumin yang dialiri fase gerak akan berinteraksi melalui interaksi
hidrogen (Gambar 8). Senyawa kurkuminoid juga harus berinteraksi dengan fase
gerak yang nantinya akan melarutkan dan mengelusikan kurkuminoid keluar dari
fase diam. Kurkuminoid diduga dapat dielusikan keluar dari fase diam karena
adanya interaksi hidrogen antara kurkuminoid dengan fase gerak yang digunakan.
Interaksi hidrogen lebih kuat dibandingkan dengan interaksi Van der Waals
sehingga interaksi kurkuminoid dengan fase gerak lebih kuat daripada interaksi
kurkuminoid dengan fase diamnya, dan kurkuminoid dapat terelusikan dari kolom.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
senyawa kurkuminoid. Hal ini dapat terjadi jika analit asam hadir dalam lingkungan
asam akan menghasilkan proton (H +) yang cukup dalam larutan sehingga analit
asam akan mempertahankan protonnya dan selanjutnya terjadi ion supresi yang
meningkatkan retensi pada HPLC fase terbalik dan membuat pemisahan semakin
baik (Claydon,2015). Penambahan asam juga dapat bersifat korosif pada fase diam
karena dapat melepaskan fase diam dari silika (Claydon,2015), untuk menghindari
hal tersebut fase gerak dimodifikasi dengan menggunakan asam ortofosfat (OPA),
modifikasi ini dijaga agar pH komposisi fase gerak tidak kurang dari 2. Komposisi
fase gerak dibuat agar memiliki pH ±4.
Optimasi fase gerak ditentukan dengan menggunakan ekstrak kunyit yang
mengandung 3 bentuk senyawa kurkuminoid yaitu bisdemetoksikurkumin,
demetoksikurkumin dan kurkumin. Hal ini dilakukan agar dapat dilihat pemisahaan
antara tiga bentuk senyawa kurkuminoid seperti pada tabel IV dan ditentukan
kondisi yang paling optimum. Menurut Meyer (2004), syarat peak yang baik adalah
memiliki nilai TF ≤2, maka pemisahan disebut efisien. Menurut Meyer (2004) serta
Gunzler dan Williams (2008) senyawa analit terpisah dari senyawa-senyawa lain
dengan baik apabila mempunyai nilai resolusi antar peak terdekat adalah ≥ 1,5.
Menurut Kazakevich dan Lobrutto (2007) waktu yang dikehendaki penulis untuk
menghasilkan peak yang efisien dari segi waktu dalam skala industri adalah <10
menit. Semakin besar harga N dari senyawa maka semakin efisien pula
pemisahannya. Nilai N yang baik dinyatakan bila ≥2000 (FDA,1994).
Tabel IV. Tabel Komposisi Fase Gerak
Komposisi
OPA Indeks
Fase Asetonitril Metanol Aquabidest
0,1% Polaritas
Gerak
I 20 30 2,5 47,5 7,79
II 30 50 - 20 6,33
III 40 30 - 30 6,91
IV 30 25 - 45 7,605
V 60 10 - 30 7,05
VI 65 5 - 30 7,085
Tabel IV menggambarkan komposisi fase gerak yang digunakan beserta
indeks polaritas dari campuran fase gerak. Tabel V merupakan hasil optimasi fase
gerak yang didapatkan menggunakan komposisi fase gerak dari tabel IV. Pada tabel
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperhatikan pula jumlah air yang ditambahkan, karena terlalu banyak komposisi
air dapat mengganggu kelarutan kurkumin dalam fase gerak.
Indeks polaritas dari fase gerak kemudian ditingkatkan menjadi 6,91 dengan
komposisi asetonitril: metanol: aquabidest (40:30:30v/v), namun hasil yang
didapatkan masih belum memisah dengan baik. Indeks polaritas kemudian
ditingkatkan lagi menjadi 7,605 dengan fase gerak asetonitril: metanol: aquabidest
(30:25:45v/v), hasil yang didapat hanya muncul 2 peak, hal ini diduga karena terlalu
banyak komposisi air pada fase gerak. Komposisi air yang semakin tinggi dapat
meningkatkan indeks polaritas dari fase gerak, menurunkan interaksi antara
kurkuminoid dengan fase diam sehingga tidak semua bentuk kurkuminoid dapat
berinteraksi dengan fase diam dan juga dapat menganggu kelarutan dari analit.
Fase gerak kemudian diubah lagi komposisinya dengan menurunkan
komposisi air, menjadi asetonitril: metanol: aquabidest (60:10:30 v/v) yang
memiliki indeks polaritas 7,05. Komposisi ini memiliki hasil yang baik, ketiga
bentuk kurkuminoid muncul dan dapat terpisah satu sama lain, selanjutnya untuk
meningkatkan hasil dari pemisahan dilakukan peningkatan indeks polaritas dan
eluent strength dengan menambahkan asetonitril sehingga komposisinya menjadi
asetonitril: metanol: aquabidest (65:5:30v/v), dari perubahan tersebut didapatkan
pemisahan yang baik antara ketiga bentuk senyawa kurkuminoid. Pada sistem
tersebut, bisdemetoksikurkumin memiliki waktu retensi 4,592 dengan nilai resolusi
6,439 dan memiliki tailing factor 1,219 serta nilai N 7855,707. Demetoksikurkumin
memiliki waktu retensi 4,936 dengan nilai resolusi 1,659 dan memiliki tailing
factor 1,264 serta nilai N 9037,903. Kurkumin sendiri memiliki waktu retensi 5,323
dengan nilai resolusi 1,806 dan memiliki tailing factor 1,257 serta nilai N 9337,874.
Komposisi fase gerak ini sudah menghasilkan kromatogram yang memenuhi syarat
sehingga komposisi ini dapat dinyatakan sebagai fase gerak optimum dan dapat
digunakan untuk melakukan standardisasi senyawa kurkumin.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurkumin
Gambar 10. Kromatogram baku kurkumin 15 µg/mL pada fase gerak optimum
asetonitril:metanol:aquabidest (65:5:30 v/v)
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D
B
550000
500000
450000
K
400000
350000
300000
250000
200000
D
150000
100000
50000 B
0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 min
Gambar 12. Kromatogram ekstrak kunyit dengan konsentrasi 100 µg/mL; 45 µg/mL;
dan 15 µg/mL pada fase gerak optimum asetonitril: metanol: aquabidest (65:5:30) B=
Bisdemetoksikurkumin; D= Demetoksikurkumin; K=Kurkumin
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diinjeksikan sebanyak enam kali replikasi untuk melakukan tes kesesuaian sistem.
Menurut USP (2017) CV yang baik memiliki nilai < 2%. Pada tabel VII didapatkan
hasil yang menunjukan bahwa setiap replikasi pada tes kesesuaian sistem memiliki
nilai CV untuk tailing factor sebesar 0,22; Nilai N sebesar 0,63; waktu retensi
sebesar 0,13% dan untuk AUC sebesar 0,56%.
Tabel VII. Analisis Hasil Tes Kesesuaian Sistem Baku Kurkumin
Konsentrasi 10µg/mL
Replikasi tR AUC Tf N
1 5,65 231654 1,205 8309,94
2 5,64 231993 1,202 8244,12
3 5,66 231806 1,201 8165,74
4 5,65 233889 1,199 8270,25
5 5,65 234457 1,199 8281,56
6 5,64 234157 1,198 8298,79
X 5,65 232992,7 1,200 8261,73
Sd 0,007 1304,06 0,003 52,32
Cv 0,13 0,56 0,22 0,63
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi optimum
pada analisis kurkumin dengan metode HPLC fase terbalik menggunakan kolom
C18 (250x4,6 mm, 5µm) yang dapat memisahkan tiga bentuk senyawa kurkuminoid
dalam ekstrak rimpang kunyit adalah fase gerak asetonitril: metanol: aquabidest
(65: 5: 50 v/v) pada kecepatan alir 1,0 mL/menit, menggunakan detektor UV pada
panjang gelombang 353 nm.
SARAN
Perlu dilakukan tahap validasi metode setelah tahap optimasi untuk dapat
dikembangkan pada penetapan kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ali, I., Haque, A., Saleem, K., 2014. Separation and Identification of Curcuminoids
in Turmeric Powder by HPLC Using Phenyl Column. Analytical Methods,
6(8), 2526-2536.
Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan, 2017. Info Komoditi Tanaman
Obat.
Bose Anirbandeep, 2014. HPLC Calibration Process Parameters in Terms of
System Suitability Test. Austin Chromatography, 1(2), 1-4.
Claydon, A., 2015. Why is pH important for HPLC buffers?.
https://www.chromacademy.com/chromatography-pH-importance-HPLC-
buffers.html diakses pada 12 November 2019 pukul 19:30 WIB.
FDA, 1994. Reviewer Guidance, Validation of Chromatographic Methods. Center
for Drug Evaluation and Research, U.S. Food and Drug Administration, 26-
28.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Farmakope Herbal Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia Edisi V.
Gandjar, I.G., Rohman, A., 2017. Kimia Farmasi: Analisis. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Ghorbani, Z., Hekmatdoost, A., Mirmiran, P., 2014. Anti-hyperglycemic and
insulin sensitizer effects of turmeric and its principle constituent curcumin.
International Journal of Endocrinology and Metabolism, 12(4), 1–9.
Günzler, H., Williams, A., 2008. Handbook of Analytical Techniques. Wiley-VCH,
Germany.
Hazra, K., Kumar, R., Sarkar, B. K., Chowdary, Y. A., Devgan, M., Ramaiah, M.,
2015. Uv-Visible Spectrophotometric Estimation of Curcumin in
Nanoformulation. International Journal of Pharmacognosy, 2 (3), 127-130.
Jangle, R.D., Throat, B.N., 2013. Reversed-phase High-performance Liquid
Chromatography Method for Analysis of Curcuminoids and Curcuminoid-
loaded Liposome Formulation. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences,
60-66.
Jayaprakasha, G.K., Lingamullu Jagan Mohan Rao, K.K.S., 2002. Improved HPLC
Method for the Determination of Curcumin, Demethoxycurcumin, and
Bisdemethoxycurcumin. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 50,
3668–3682.
Kazakevich, Y., Lobrutto, R., 2007. HPLC for Pharmaceutical Scientists. John
Wiley & Sons, Ltd.
Khismatrao, A., Bhairy, S., Hirlekar, R., 2018. Development and Validation of Rp-
Hplc Method for Simultaneous Estimation of Curcumin and Piperine.
International Journal of Applied Pharmaceutics, 10(5), 43.
Kulkarni, S. J., Maske, K. N., Budre, M. P., Mahajan, R. P., 2017. Extraction and
Purification of Curcuminoids from Turmeric (Curcuma longa L.).
International Journal of Pharmacology and Pharmaceutical Technology,
1(2), 81-84.
Meng, F. C., Zhoum Y. Q., Ren, D., Wang, R., Wang, C., Lin, L. G., Zhang, X. Q.,
Ye, W. C., Zhang, Q. W., 2018. Turmeric: A review of Its Chemical
Composition, Quality Control, Bioactivity, and Pharmaceutical Application.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Optimasi Metode Analisis
High Performance Liquid Chromatography Fase Terbalik
pada Penetapan Kadar Kurkumin dalam Ekstrak Rimpang
Kunyit” memiliki nama lengkap Maria Philomia Christanti
Raga. Penulis lahir di Bekasi tanggal 21 Desember 1998
sebagai anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan IJanus
Raga dan Chatarina Aan Purwati Dinastiwi. Pendidikan
formal yang pernah ditempuh penulis adalah menyelesaikan
Pendidikan TK Bina Kasih (2002-2004), SD ST. Bellarminus Bekasi (2004-2010),
SMP ST. Bellarminus Bekasi (2010-2013), dan SMA ST. Bellarminus Bekasi
(2013-2016). Penulis melanjutkan pendidikannya di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2016. Selama menempuh Pendidikan di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma penulis terlibat dalam berbagai
kegiatan dan organisasi, antara lain Pengurus Jaringan Mahasiswa Kesehatan
Indonesia Komisariat Sanata Dharma (2016), Badan Eksekutif Mahasiswa Farmasi
sebagai Humas CP JMKI (2017). Selain itu penulis pernah menjadi steering
committee pada acara FACTION #3 (2018) dan Titrasi (2018), Panitia Titrasi
sebagai pendamping kelompok (dampok) (2017), Panitia Pharmacy Performance
(2016) sebagai sponsorship, dan juga aktif dalam organisasi tingkat nasional
Jaringan Mahasiswa Kesehatan Nasional sebagai staff nasional dirjen medfohum
(2017-2019). Pada bidang akademik penulis pernah menjadi asisten dosen
Praktikum Biokimia (2018), Praktikum Kimia Analisis (2018 dan 2019). Penulis
pernah mendapatkan juara 1 Lomba OSCE tingkat Nasional “PHARMANATION”
dan juga mendapat gelar “best bedah jurnal” juga pernah terlibat sebagai anggota
tim dalam Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian yang didanai oleh Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi (2017).
43