PROPOSAL
DISUSUN OLEH:
ANDI ALFARIZKI
A 111 18 171
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak
nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah
dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat
menyelesaikan tugas kewirausahaan ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah seminar karya ilmiah.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil
dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena
itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar datangnya
hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu tugas ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas
ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Seperti yang kita ketahui, banyak sekali bahasa daerah digunakan sebagai bahasa
berkomunikasi setiap harinya di masyarakat setempat, salah satunya adalah bahasa daerah
kabupaten buol yang memiliki ciri khas. Hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat memahami
penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Selain itu masyarakat merasa canggung menggunakan
bahasa Indonesia yang baku di luar acara formal atau resmi. Oleh karena itu, masyarakat lebih
cenderung menggunakan bahasa Indonesia yang telah terafiliasi oleh bahasa daerah, baik secara
pengucapaan maupun arti bahasa tersebut. Kebiasaan penggunaan bahasa daerah ini sedikit
banyak akan berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi
negara Indonesia.
II.Rumusan masalah
terhadap bahasa Indonesia
III.Tujuan Penelitian
1. Penulis dapat nengetahui keterkaitan penggunaan bahasa daerah buol terhadap bahasa Indonesia
Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum bisa dikatakan bahasa,
bila makna tidak terkandung di dalamnya. Apakah setiap arus ujaran mengandung makna
atau tidak, haruslah dilihat dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap
kelompok masyarakat bahasa, baik kecil maupun besar, secara konvensional telah sepakat
bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Dengan
demikian terhimpunlah bermacam-macam susunan bunyi yang satu berbeda dari yang lain,
yang masing-masing mengandung suatu makna tertentu bersama-sama membentuk
perbendaharaan kata dari suatu masyarakat.
Makna kata baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Kalau
lepas dari konteks kalimat, makna kata itu umum dan kabur.tetapi penggunaan secara khusus,
dalam bidang kegiatan tertentu. Penggunaan kata secara cermat sehingga maknanya pun
tepat.
Perkembangan makna mencakup segala hal tentang makna yang berkembang, berubah, dan
bergeser. Gejala perubahan makna sebagai akibat dari perkembangan makna oleh para
pemakai bahasa. Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan pikiran manusia.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa
Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur
Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau
mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian,
Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra,
perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,sehingga dapatlah
dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai
terlihat. Di tahun 1901, Indonesia (sebagai Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van
Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia)
di bawah Inggrismengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuysen diawali dari
penyusunan Kitab Logat Melayu(dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi
Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan
kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu
bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan
menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."
secara tradisional digunakan dalam wilayah suatu negara, oleh warga negara dari
negara tersebut, yang secara numerik membentuk kelompok yang lebih kecil dari
populasi lainnya di negara tersebut; dan
berbeda dari bahasa resmi (atau bahasa-bahasa resmi) dari negara tersebut.
IV. Pengaruh Penggunaan Bahasa Daerah Buol Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap
bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya bahasa formal atau
resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari
daerah salumpaga sedangkan ayahnya berasal dari daerah palu dan keluarga ini hidup di
lingkungan orang buol. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu yang
berasal dari salumpaga mengucapkannya kenna, sedangkan bapaknya yang dari palu
mengucapkannya nakuya dan di lingkungannya kata “mengapa” diucapkan kaati. Ketika sang
anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan mengucapkan
“mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebinggungan bagi sang anak untuk
memilih ucapan apa yang akan digunakan.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus
dilestarikan. Seperti bahasa buol ini yang mengandung begitu banyak unsur budaya di dalamnya,
bahkan bahasa buol sendiri mengalami perkembangan yang sangat pesat contohnya seperti
terciptanya kata serapan baru yang diserap langsung dari bahasa Indonesia. Dengan
keanekaragaman bahasa buol ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan
kebudayaannya. Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas
masing-masing daerah. Masyarakat daerah buol yang merantau ke ibukota Jakarta mungkin lebih
senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang berasal dari daerah
yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban diantara mereka. Tidak jarang
pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang tidak
dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab. Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap
menjadi Bahasa Indonesia yang baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).
Berikut beberapa pengaruh atau dampak penggunaan bahasa daerah buol terhadap bahasa
Indonesia:
1) . Dampak positif bahasa daerah buol
i) Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.
iii) Sebagai identitas dan ciri khas dari suku dan daerah kabupaten buol.
ii) Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena terlalu banyak
kosakata.
iii) Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena
sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka jenispenelitian
termasuk kedalam jenis penelitian kuantitatif dengan teknik penelitiansurvei. Penelitian
ini merupakan penelitian yang menggunakan kuesioner sebagaiinstrumen penelitian.
Dalam pelaksanaan survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti. Tujuannya
adalah untuk mengetahui sejauh manapengaruh penggunaan Bahasa daerah terhadap
penggunaan Bahasa Indonesia di Buol khususnya di desa lakea.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan, terhitung mulai tanggal 20 April hingga 20 Mei
2021, dan lokasi yang menjadi tempat penelitian penulis yakni kecamatan lakea
kabupaten buol
Data Primer
Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukannya. Data primer di dapat dari sumber informan yaitu individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini
antara lain;
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58). Data ini digunakan
untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka,
literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban
responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002: 85). Sedangkan maksud dari
wawancara menurut Lincon dan Guba (1985) dalam Basrowi dan Suwandi
(2008: 127) ialah mengonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan,
organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian, merekonstruksi
kebulatan-kebulatan harapan pada masa yang akan datang, memverifikasi,
mengubah dan memperluas informasi dari orang lain. Wawancara dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui persepsi pemustaka tentang
kinerja pustakawan. Didalam penelitian ini saya mewawancarai beberapa
informan, seperti para anak-anak muda, siswa, dan juga beberapah tokoh
masyrakat yang ada di desa lakea. Dalam mencari informan tentunya saya
membaginya menjadi dua yaitu, informan yang lancer berbahasa buol dan
yang tidak lancer berbahasa buol.
3. Observasi
3. Studi Pustaka
Menurut Martono (2011: 97) studi pustaka dilakukan untuk memperkaya
pengetahuan mengenai berbagai konsep yang akan digunakan sebagai dasar
atau pedoman dalam proses penelitian. Peneliti juga menggunakan studi
pustaka dalam teknik pengumpulan data. Studi pustaka dalam teknik
pengumpulan data ini merupakan jenis data sekunder yang digunakan untuk
membantu proses penelitian, yaitu dengan mengumpulkan informasi yang
terdapat dalam artikel surat kabar, buku-buku, maupun karya ilmiah pada
penelitian sebelumnya. Tujuan dari studi pustaka ini adalah untuk mencari
fakta dan mengetahui konsep metode yang digunakan.
V. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau
daftar pertanyaan (kuesioner), yang dipersiapkan untukmendapatkan informasi dari
responden.instrumen itu disebut pedoman pengamatan atau pedoman wawancara atau
kuesioner atau pedoman documenter, sesuai dengan metode yang dipergunakan. Dalam
penelitian ini indikator yang digunakan untuk 4 pilihan jawaban pada
variabel X (penggunaan bahasa daerah), yaitu:
1. Sangat Setuju (SS) dengan skor 3
2. Setuju (S) dengan skor 2
3. Tidak Setuju (TS) dengan skor 1
4. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 0
Selain mengunakan indikator diatas, penulis juga menggunakan indicator lain untuk 4
pilihan jawaban pada variabel Y (minat dengar), yaitu:
1. Sangat Berminat (SB) dengan skor 3
2. Berminat (B) dengan skor 2
3. Tidak Berminat (TB) dengan skor 1
4. Sangat Tidak Berminat (STB) dengan skor 0.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi ini dititik beratkan pada pokok masalah mengenai penggunaan bahasa daerah buol
tehadap penggunaan bahasa Indonesia. Maka berdasarkan prngaruh penggunaan bahasa daerah
buol yang dikemukakan proposal ini, saya mengemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Orang tua sangat berperan penting dalam mendidik anak agar berbahasa Indonesia yang baik dan
benar
2. Bahasa daerah buol merupakan bahasa suku buol yang harus dijaga sebagai budaya yang menjadi
pemersatu dalam suku buol itu sendiri, namun penggunaannya harus disesuaikan dengan situasi
dan kondisi serta tidak mempergunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara bersamaan
karena dapat mengurangi maupun menambah makna dari kata yang di ucapkan dan juga sangat
berpengaruh terhadap etika berbahasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat meningkatkan wawasan
pengetahuan peserta didik tentang bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar serta segala makna yang ada di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia
Afiyanti, Y. (2008). Validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 12(2), 137-141. Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers
Ardianto, Alvinaro. (2010). Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan validitas data melalui triangulasi pada penelitian kualitatif.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. PT. Rieneka
Cipta.Jakarta.