Anda di halaman 1dari 37

PEMERINTAH KOTA PALU

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMP NEGERI 20 PALU

KURIKULUM SMP NEGERI 20 PALU

Jl. Palu-Pantoloan No.114 Kayumalue


KOTA PALU.
2020/2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


SMP NEGERI 20 PALU KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU
TELAH MENDAPAT PERTIMBANGAN KOMITE SEKOLAH DAN
DISAHKAN KEPALA SEKOLAH

Disahkan Di : Palu
Pada Tanggal : Juli 2020

Ketua Komite Kepala SMPN 20 Palu

Rusdin Hi. Rahmat Sartono, S.Pd


NIP: 19621114 199203 1 005

Mengetahui:
Pengawas Pembina SMPN 20 Palu

Drs. Hadi Djuenda


NIP. 19620406 199403 1005

Mengesahkan
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palu

H. Ansyar Sutiadi, S.Sos.,M.Si


Pembina Utama Muda
NIP. 19721213 199203 1 004

iv
iii
Tim Pengembang Kurikulum
SMP NEGERI 20 PALU

Tanda
NO Nama Jabatan Tugas
Tangan
1. Drs. Hadi Djuenda Pengawas Pengembang  

2. Rusdin Hi. Rahmat Ketua Komite Pengembang  

3. Sartono, S.Pd Kepala Sekolah Pengembang  


Bidang Kurikulum dan
4. Agusman, S.Pd.,M.Pd Pengembang  
Humas
Bidang Kesiswaan dan
5. Megawati, S.Pd.,M.Pd Pengembang  
Sarpras
6. Kartini, S.Pd Guru/Urusan 7K Penyusun  

7. Moh. Amin, S.Pd Guru/BK Penyusun  

8 R I R I Guru/Pembina OSIS Penyusun  

9. Rahma Habuba, S.Pd Guru/Urusan UKS Penyusun  

10. Liatin, S.Sos Guru/Urusan Seni Penyusun  

11. Herni Murniati, S.Pd.,M.Pfis Guru/Olimpiade MIPA Penyusun  

Palu, Juli 2020


Kepala SMP Negeri 20 Palu

Sartono, S.Pd
NIP: 19621114 1 99203 1 005
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kekhadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas bimbingan dan
petunjuk-Nya sehingga penyusunan Kurikulum 2013 SMP Negeri 20 Palu ini dapat
diselesaikan.
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 20 Palu ini
dalam rangka merealisir upaya peningkatan mutu yang tertuang dalam UU RI No. 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional dan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan,setiap sekolah/madrasah perlu mengembangkan kurikulum berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan
yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 20 Palu ini dilaksanakan bersama antara
Kepala Sekolah, Guru dan pengurus Komite Sekolah melalui rapat paripurna komite,
dalam penyusunan ini didalamnya terdiri atas beberapa perangkat KTSP dan penunjang atas
program pengajaran pada tingkat satuan pendidikan dan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan sekolah selama tahun pelajaran berjalan.
Denga disetujuinya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)SMP Negeri 20 Palu
ini berarti sekolah mempunyai pedoman sebagai bahan dasar pelaksaan operasional untuk
mencapai tujuan, sekaligus sebagai payung yang mampu menciptakan ketenangan kerja.
Penyusun mengakui bahwa penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SMP Negeri 20 Palu ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan hati terbuka penyusun
siap menerima saran nasehat ataupun petunjuk demi kesempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 20 Palu.

Palu, Juli 2020


Kepala SMP Negeri 20 Palu

Sartono, S.Pd
NIP: 19621114 199203 1 005
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………............. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………............. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………................ iii
GLOSARIUM ............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….... 1


A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Landasan Yuridis ...................................................................................... 2
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum ........................................................... 3
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum ...... .................................................... 4

BAB II TUJUAN
A. Tujuan Pendidikan Dasar .......................................................................... 5
B. Visi dan Misi SMP ............................. ...................................................... 6
C. Tujuan SMP ............................. ................................................................ 6

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


A. Struktur Kurikulum .................................................................................. 8
B. Muatan Lokal ........................................................................................... 16
C. Pengembangan Diri ................................................................................. 17
D. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global ............................... 17
E. Pembiasaan yang Dikembangkan ............................................................ 18
F. Sekolah Berbudaya Lingkungan ………………………………………. 20

BAB IV PELAKSANAAN
A. Strategi Pembelajaran .............................................................................. 22
B. Pengaturan Beban Belajar ....................................................................... 25
C. Penilaian .................................................................................................. 26
D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ...................................................... 31
E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ................................................................ 34
F. Kalender Pendidikan Sekolah ................................................................. 35

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 37

Lampiran-Lampiran ....................................................................................... 38
1. Kalender Pendidikan
2. SK Tim Pengembang Kurikulum SMPN 20 Palu Tahun Pelajaran 2020/2021
3. SE Sekjen Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020
4. SK Kabalitbang dan Pusat Perbukuan tentang KI-KD

6
GLOSARIUM

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
3. Sekolah adalah SMP negeri maupun swasta dalam lingkungan pembinaan Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Dasar dan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yang tersebar di wilayah kerja
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
4. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/
tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi Dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
5. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
6. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
7. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
8. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan.
9. Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam belajar dengan tujuan untuk
memperdalam dan memperluas pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat serta
melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
10. Pramuka (Praja Muda Karana atau dahulu terkenal dengan nama kepanduan yang
terdapat di berbagai penjuru dunia) adalah wahana untuk latihan secara non formal guna
melatih fisik, mental sepiritual dan mendorong para pesertanya untuk melakukan
kegiatan positif masyarakat.
11. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah wadah pembinaan profesional
bagi guru Sekolah Dasar Pertama (SMP) yang tergabung dalam organisasi sanggar
MGMP dalam rangka peningkatan mutu layanan pembelajaran dan pendidikan.
12. Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) adalah wadah pembinaan profesional bagi
para Kepala Sekolah yang tergabung dalam organisasi sanggar sekolah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dan membahas temuan ide-
idebaruyang belum terpecahkan pada pertemuan di tingkat musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP).
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi
kedesentralisasi, mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek
pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah Dasar pun
menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga, mengalami perubahan-
perubahan kebijakan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan
bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (selanjutnya disingkat KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan
amanat Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan
Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan Dasar mengacu pada standar isi dan standar
kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional
Pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Kurikulum Pendidikan SMP Negeri 20 Palu dikembangkan dengan
mengintegrasikan kurikulum 2013 dan Pendidikan Berbasis Lingkungan dengan
membangun Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) sebagai perwujudan dari
kurikulum pendidikan dasar dan mengadopsi Kurikulum 2013 sesuai dengan (Rencana
Aksi Nasional 2013, Kemdiknas 2010 – 2014). Kurikulum ini disusun oleh tim penyusun
yang terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi
Dinas Pendidikan Kota Palu serta dengan bimbingan narasumber ahli pendidikan dan
pembelajaran dari pembina/pengawas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu.
Masalah moral dan peduli lingkungan menjadi penting dalam penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 20 Palu karena pendidikan
moral dan budaya peduli lingkungan merupakan masalah yang sangat banyak meminta
perhatian berbagai pihak sekarang ini, terutama bagi para pendidikan ulama, pemuka
masyarakat, dan para orang tua. Proses demoralisasi terjadi dan terus berlangsung di
8
tengah kehidupan masyarakat kita. Proses demoralisasi ditandai oleh semakin
meningkatnya perilaku yang menyimpang dari norma-norma etika, sosial, hukum, dan
agama. Nilai-nilai luhur kesopansantunan, rasa kasih sayang terhadap sesama dan
rasa hormat terhadap orang tua atau guru mulai memudar. Hal ini
mengindikasikan bahwa pendidikan belum secara optimal memainkan peran dalam
pembangunan karakter.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan berbudaya lingkungan SMP
Negeri 20 Palu amatlah penting berperan sebagai pedoman pendididan karakter dan peduli
lingkungan terhadap tumbuh kembangnya anak meliputi budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar
kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. Demikian nasehat Ki Hajar
Dewantara tentang betapa besarnya peran pendidikan dalam membangun karakter anak.
Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan menjadi
kenyataan apabila dilaksanakan di lapangan dalam proses pembelajaran yang baik.
Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, hendaknya berlangsung secara efektif
yang mampu membangkitkan aktifitas dan kreativitas anak. Dalam hal ini para
pelaksana kurikulum (baca: Guru) yang akan membumikan kurikulum ini dalam proses
pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan mengasikkan bagi anak, sehingga anak betah di sekolah. Atas dasar
kenyataan tersebut, maka pembelajaran di SMP hendaknya bersifat mendidik,
mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, efektif, demokratis,
menantang, menyenangkan, dan mengasikkan. Dengan spirit seperti itulah kurikulum ini
akan menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan di SMP
Negeri 20 Palu.

B. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
2 0 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
3 7 Tahun 2018 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 19 tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2010 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014;
15. Rencana Aksi Nasional (RAN) 2013 Kementerian Pendidikan Nasional Tahun
2010–2014;
16. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
17. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2009 Tentang
Program Adipura
Pada masa pandemi covid-19 pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan telah mengeluarkan kebijakan dengan beberapa keputusan sebagai berikut :
1. Surat Keputusan Bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri tanggal 15 Juni 2020
tentang Panduan Pembelajaran pada Tahun Akademik Baru dimasa pandemic Covid-19
(Bagi daerah Zona Hijau).
2. Surat Edaran Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan
Pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19.
3. Surat Edaran Kemendidikbud Nomor 15 Tahun 2020tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar Dari Rumah (BDR) dalam masa darurat penyebaran Covid -19.
4. Keputusan Manteri Pendidkan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Penddikan dalam kondisi khusus.
5. Surat Keputusan BALITBANG Nomor: 018/H/KR/2020 tentang KI/KD Kurikulum
kondisi khusus.
6. Surat Edaran Gubernur Nomor 420/428.1/Dikbud tentang Perubahan Kebijakan
Pembelajaran di Satuan Pendidikan Tahun Pelajaran 2020/2021.

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SMP Negeri 20 Palu dikembangkan dengan prinsip :
10
1. Diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
2. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:

a. peningkatan iman dan takwa;


b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. kesetaraan jender;
j. dinamika perkembangan global; dan
k. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Berdasarkan prinsip tersebut, dapat dipaparkan tujuan pengembangan kurikulum


adalah sebagai berikut :
1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia.
3. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan
mandiri.
4. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni.
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Dalam menyusun Kurikulum 2013 perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi
Dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua
mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan Kemampuan peserta didik yang diperlukan
yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan
mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam
masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja,
kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan.
Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan
kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.

3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan


dan Kemampuan Peserta Didik. Pendidikan merupakan proses sistematik untuk
meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri
(afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan. Daerah memiliki
keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-
masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional. Dalam era otonomi dan
desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang
keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
6. Tuntutan Dunia Kerja. Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi
satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni. Pendidikan perlu
mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di
mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan
harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8. Agama. Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta
akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh
karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung peningkatan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
9. Dinamika Perkembangan Global. Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada
individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar
bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
12
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan. Kurikulum diarahkan untuk
membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan
penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat. Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa
lain.
12. Kesetaraan Jender. Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku
yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan. Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan ciri khas satuan pendidikan
BAB II
TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan
Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistim Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berkenaan dengan
tujuan operasional pendidikan dasar, dinyatakan di dalam kurikulum pendidikan dasar
yaitu tujuan tingkat pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetajuan,
kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
1. Memberikan Bekal Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung.
Kemampuan membaca, menulis dan berhitung (Calistung) merupakan tujuan
pertama dan utama sering disebut juga tujuan yang paling fundamental karena sifatnya
sangat menentukan baik-tidaknya kemampuan-kemampuan lain. Kemampuan ini
diwujudkan dalam kemampuan dan ketrampilan penggunaan bahasa yang meliputi
membaca, menulis, berbicara, serta kemampuan berhitung yang meliputi kemampuan
dan ketrampilan menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, mengukur sederhana
dan memahami bentuk geografi. Semua kemampuan ini sangat berguna dan dapat
diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka.
2. Memberikan Pengetahuan dan Ketrampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Bekal ketrampilan dasar yang bermanfaat dan sesuai dengan tingkat perkembangan
anak ini sangat banyak, meliputi pengetahuan dan ketrampilan intelektual, sosial dan
personal. Menurut Ahman (2000) tujuan pendidikan dasar tidak lagi menyiapkan
siswa untuk terjun ke masyarakat, melainkan menyiapkan siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat SMA/SMK. Perubahan ini sejalan dengan perubahan orientasi
perkembangan anak. Oleh karena lulusan dasar tidak semata-mata mengembangkan
kemampuan membaca, menulis dan berhitung, melainkan menyiapkan siswa untuk
memiliki kemampuan intelektual, pribadi dan sosial.
3. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SMA
Kegiatan untuk mencapai tujuan ketiga ini tidak dapat dipisah-pisahkan dengan upaya
pencapaian kedua tujuan sebelumnya. Banyak upaya yang dilakukan oleh guru, antara
lain memberi informasi lisan dan tertulis kepada siswa kelas IX, mengadakan diskusi
alumni sekolah, mengadakan kunjungan ke SMA terdekat, dan sebagainya. Karena
14
pada kelas 3 terakhir di sekolah perlu lebih ditekankan pada pembinaan pemahaman
dan penghayatan dasar akan ilmu pengetahuan dan teknologi secara sederhana, tetapi
sistematik. Landasan semacam itu diperlukan acuan peminatan serta untuk mencapai
keberhasilan di tingkat SLTA.

B. Visi, Misi dan Motto Sekolah


1. Visi SMP Negeri 20 Palu :
“SEKOLAH UNGGUL DALAM IMTAQ, PRESTASI DAN BERWAWASAN IPTEK
SERTA BERBUDAYA ”
2. MISI:
a. Menanamkan penghayatan dan pengamalan nilai ajaran agama dan etika social yang
bersumber dari al-qur’an dan hadist serta kitab suci
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara inovatif, kreatif dan efektif
berdasarkan kompetensi yang dimiliki
c. Menciptakan wahana prestasi olahraga dan seni serta taria daerah
d. Mengoptimalkan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler secara teratur
e. Menumbuhkan semangat untuk berprestasi diberbagai bidang akademik/non
akademik
f. Melaksanakan manajemen partisipatif, demokratif dan kerjasama pada seluruh
warga sekolah, komite sekolah dan masyarakat.

3. Tujuan Pendidikan SMP Negeri 20 Palu


a. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan
Pembiasaan.
b. Terbentuknya budaya karakter religius, disiplin, anti korupsi.
c. Meraih Standar Ketuntasan Belajar 85 % dan Kriteria Ketuntasan Minimal 76.
d. Meraih Prestasi akademik maupun non akademik Minimal tingkat Kecamatan
e. Mampu memberdayakan lingkungan hidup dengan cara Reuse (Guna ulang)
Reduce(Mengurangi) dan Recycle (Mendaur ulang).
f. Mampu Menciptakan Green School.
g. Pemanfaatan IT dan multi media.
h. Menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan dan ekonomi kreatif.
i. Terbentuknya budaya mutu pada setiap unsur sekolah dalam mencapai Visi dan
Misi.
j. Terciptanya lingkungan hidup yang sesuai dengan 7 K (keamanan, ketertiban,
kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kenyamanan dan kerindangan).

4. Sasaran dan Kebutuhan


a. Aspek peningkatan Organisasi sekolah dan Komite sekolah.
b. Aspek pengembangan Kurikulum dan sistem pengujian.
c. Aspek pembinaan lingkungan hidup dan anti korupsi.
d. Aspek Pembinaan Pembelajaran PAIKEM dan Penggunanaan Multi Media.
e. Aspek peningkatan kesejahteraan.
f. Aspek pengembangan kemudahan/sarana prasarana.
g. Aspek perkembangan ketenagaan/personaliti.
h. Aspek pengembangan Sekolah sehat dan green school.

16
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

Struktur kurikulum 2013 dan sekolah berbudaya lingkungan SMP Negeri 20 Palu tahun 2017
meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun
mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan KI.1; KI.2; KI.3 dan KI.4 dengan ketentuan sebagai berikut.

A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan
filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang
lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa
depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi
muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini
dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar
yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa
kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama
matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan
filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih
baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang
peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

B. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard- based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
18
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran
di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik
(learned- curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

C. Struktur Kurikulum
1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
yang harus dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat kelas.
Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi
horisontal berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama
dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata
pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 1: Kompetensi Inti SMP/MTs
KOMPETENSI INTI KELAS VII KOMPETENSI INTI KELAS VIII
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, 2. Menghargai dan menghayati perilaku
disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
gotong royong), santun, percaya diri, (toleransi, gotong royong), santun, percaya
dalam berinteraksi secara efektif dengan diri, dalam berinteraksi secara efektif
lingkungan sosial dan alam dalam dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan
konseptual, dan prosedural) berdasarkan (faktual, konseptual, dan prosedural)
rasa ingin tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
pengetahuan, teknologi, seni, budaya ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata terkait fenomena dan kejadian
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam
ranah konkret (menggunakan, mengurai, ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) menghitung, menggambar, dan
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
dan sumber lain yang sama dalam sudut di sekolah dan sumber lain yang sama
pandang/teori dalam sudut pandang/teori

2. Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SMP/MTs terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan
mata pelajaran umum kelompok B. Khusus untuk MTs, dapat ditambah dengan mata
pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama. Struktur kurikulum
SMP/MTs adalah sebagai berikut :
Tabel 2: Struktur Kurikulum SMP/MTs MATA PELAJARAN
Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu
VII VIII IX
Kelompok A (Umum)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B (Umum)
1 Seni Budaya 3 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3
3 Prakarya 2 2 2
Jumlah Jam Per Minggu 38 38 38

Pada masa darurat COVID 19 (New Normal) beban belajar direduksi dari 38 jam perminggu
menjadi 25 jam perminggu, begitu juga jam belajar yang semula 40 menit /JP direduksi menjadi
30 menit/JP. (sesuai Standar Operasional Prosedur yang mengacu kepada Surat Keputusan
Bersama (SKB) 4 menteri).

ALOKASI WAKTU BELAJAR PER


MINGGU
MATA PELAJARAN
VII VIII IX

20
Kelompok A
1. Pendidikan Agama 2 2 2

2. Pendidikan Pancasila dan 2 2 2


Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 3 3 3
4. Matematika 3 3 3
5. Ilmu Pengetahuan Alam 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2
7. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B
1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 2 2 2

2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan 2 2 2


Kesehatan
3. Prakarya 2 2 2

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 25 25 25

4. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi
Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi Dasar dibagi
menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai
berikut:
a. Kelompok 1: kelompok kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
b. Kelompok 2: kelompok kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan
KI-2;
c. Kelompok 3: kelompok kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan
KI-3; dan
d. Kelompok 4: kelompok kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.

5. Pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Meliputi
beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, yang terdiri
atas :
 Pramuka, yang menjadi ekstrakurikuler wajib bagi seluruh peserta didik
 Olah Raga, diantaranya : Volley Ball, Basket, Sepak Bola, Tenis Meja,
Bulu tangkis, dan Pencak Silat
 Kesenian (Seni Tari, Seni Teater, Seni Musik, Marawis dan Seni Rupa)
 Karya Ilmiah Remaja (KIR)
 PMR
 Majalah Dinding
 Pendalaman Agama Islam (Baca Tulis Al Qur’an)
Beberapa kegiatan pengembangan diri di atas belum dapat terlaksana pada masa pendemi Covid-
19.

D. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Pendidikan berbasis keunggulan lokal terintegrasi pada pendidikan ekstrakurikuler
sedangkan pendidikan keunggulan global pada SMP Negeri 20 Palu terintegrasi pada
kegiatan yang meliputi :
a. Program Penguasaan IPTEK Siswa melalui ekstrakurikuler komputer.

E. Kegiatan Pembiasaan
1. Pembiasaan Rutin
Merupakan proses pembentukan akhlaq dan penanaman/pengamalan ajaran agama
Islam, Adapun kegiatan pembiasaan terintegrasi dalam kurikulum 2013 yang
dikembangkan terdiri dari :
Karakter Religius
a. Berangkat sekolah ijin, bersalaman dengan orang tua dan guru disekolah.
b. Berdoa sebelum dan sesudah belajar atau melakukan sesuatu.
c. Hapalan surat pendek atau yasinan pagi sebelum belajar dan renungan bagi
agama non muslim.
d. Tidak menyontek saat ulangan dan mengerjakan tugas rumah disekolah
e. Sholat Dhuha saat istirahat bergantian sesuai jadwal.
f. Sholat dzuhur bagi siswa kelas VII, VII dan IX secara bergilir.
g. Jumat shodaqoh atau infaq.
h. Merayakan dan menghormati hari-hari besar agama.
i. Senyum, sapa, salam, sopan dan santun dalam bertutur kata.

22
Karakter Peduli Lingkungan
a. Selalu merapikan tempat tidurnya, sendiri
b. Membuang sampah pada tempatnya.
c. Sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.
d. Tidak mencoret, menulis di dinding dan bangku.
e. Disiplin memakai seragam sekolah.
f. Berpakaian rapi ke sekolah : baju dimasukkan, dasi dipakai dan rapi dipasang,
warna baju dijaga selalu putih-biru, sepatu sesuai dengan aturan ditetapkan, dan
sepatu selalu bersih.
g. Masuk dan Pulang sekolah tepat waktu.
h. Menggunakan bahasa yang sopan dan santun.
i. Mengucapkan maaf, tolong dan terima kasih kepada siapa saja yang memberikan
sesuatu atau suatu bantuan.
j. Menjaga kebersihan kelasnya
 Sabtu Sehat ( Senam Pagi )
 Jumat Bersih ( Operasi Semut )
 Membuang Sampah Pada Tempatnya ( Organik, An-Organik dan B3)
 Pemberantasan Sarang Nyamuk di Sekolah (PSN)
 Pengukuran Tinggi dan Berat Badan (Setiap triwulan)
 Jajan di Kantin Sehat
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas pakai sabun.
 Penyuluhan P3K

2. Pembiasaan Terprogram
a. Lomba kebersihan kelas
b. Program Daur Ulang kertas dan sampah
c. Pesantren Kilat
d. Pelaksanaan Peringatan Hari Raya Agama
e. Pelaksanaan Peringatan Hari Besar Nasional
f. Pelaksanaan PORSENI

F. Kegiatan Keteladanan
1. Pembinaan Ketertiban Pakaian Anak Sekolah.
2. Pembinaan Sopan Santun, Sapa, Salam dan Jujur
3. Kegiatan kantin Kejujuran
4. Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
5. Hidup Sederhana, Disiplin, Kasih Sayang, Tanggung Jawab, Adil dan Bijaksana.

G. Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah


1. Peningkatan kebersihan ruang kelas
2. Penambahan jumlah kamar kecil untuk siswa
3. Pengembangan budaya bersih
4. Penciptaan lingkungan sehat, asri, indah, rindang, sejuk, dll (tamanisasi)
5. Pemenuhan sistem sanitasi/drainase
6. Penciptaan budaya tata krama “in action”
7. Peningkatan kerjasama dengan lembaga lain relevan
8. Pengembangan lomba-lomba kebersihan dan kesehatan

24
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PENILAIAN

A. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dalam pengembangan kurikulum 2013 diterapkan melalui :
1. Pembelajaran Scientifik sangat ditekankan pada saat pembelajaran. Bentuk
pembelajaran scientifik sangat banyak jenisnya dalam pembelajaran. Bermain peran,
sosio-drama, observasi pasar tentang harga dan tentang kehidupan para pedagang,
kunjungan ke panti asuhan/jompo, kunjungan ke museum, melihat kehidupan
nelayan, mengamati kesulitan hidup dari media masa, mendiskusikan kisah pejuang
melaui momoar/filem—ini semua hanya sedikit contoh “kerja praktik” dalam
pembelajaran. Anak harus mengalami proses pembelajaran secara aktif. Dalam
pembelajaran, seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan dan porsi yang
seimbang dalam praktik. Dengan demikian, antara siswa yang satu dengan yang lain
tidak ada perbedaan yang mencolok dalam belajar. Perlakuan guru terhadap semua
siswa bersifat adil, artinya sesuaidengankebutuhan setiap siswa. Siswa melaksanakan
pembelajaran dengan dengan hak yang sama, mereka bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Satu masalah dihadapi bersama.
2. Dalam pembelajaran aktif siswa menjadi pusat pembelajaran (Student Centre)
sehingga tiap siswa dapat berbuat dan bertindak sesuai dengan keinginan dan
kreativitas masing-masing. Tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan yang sangat
mengikat siswa sehingga membatasi ruang gerak dalam pembelajaran. Meskipun
demikian, tetap perlu ditanamkan disiplin, saling menghargai, sikap sopan,
bertanggung jawab, jujur, dan sikap-sikap positif lainnya. Pada intinya, setiap
kegiatan berlangsung pada batas-batas yang wajar dan terkontrol guru
3. Prinsip-prinsip dalam PAIKEM diterapkan guru pada saat pelaksanaan pembelajaran
di dalam /luar kelas. Ini adalah salah satu cara untuk membuat anak aktif, dapat
bergaul, dan berkomunikasi dengan lingkungannya karena guru memanfaatkan
sumber belajar dari lingkungan setempat sebagai sumber belajar. Memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar merupakan salah satu strategi yang
dapat dimanfaatkan guru agar pembelajaran yang dilaksanakan benar- benar aktif dan
dapat diikuti oleh siswa. Siswa dapat meneliti, menganalisis, mempraktikkan,
,menyimpulkan dan melaporkan apa yang dipelajari. Pada akhirnya pembelajaran
menghasilkan suatu karya yang dapat dipajang. Lingkungan (fisik, sosial, atau
budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan
dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber
belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak
merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak
selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan
sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis (membuat dugaan), mengklasifikasikan,
membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
4. Pajangan. Adanya karya-karya siswa dalam bentuk poster atau karya lain yang
dapat menginspirasi semua warga sekolah untuk konsisten menjalankan nilai-nilai
luhur Pajangan bukanlah sebagai suatu hal yang harus ada dalam setiap pembelajaran
yang menggunakan pendekatan PAIKEM apabila pajangan tersebut hanya
merupakan pajangan semata tanpa makna tertentu (misal sebagai sumber belajar,
sebagai bahan pemecahan masalah, sumber, atau sebagai bahan konfirmasi bagi
siswa dalam mencocokkan konsep yang dipelajari).
5. Cara bertanya yang memotivasi siswa untuk berpikir dan mengembangkan
kreativitas berpikir yang lebih tinggi.
6. Cara pembelajaran yang bervariasi harus banyak diciptakan guru. Sebaiknya
model pembelajaran yang telah dilaksanakan tidak terlalu sering diulang walaupun
dengan materi yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebosanan siswa
dengan cara belajar tersebut.
7. Penggunaan model tes yang bervariasi. Sebaiknya model tes yang telah
dilaksanakan sedapat mungkin tidak mengulang tes tersebut untuk melihat
kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep.
8. Dalam pembelajaran, pemecahan masalah digunakan sesering mungkin agar
siswa terbiasa dengan soal-soal yang bersifat pemecahan masalah. Hal ini akan
menjadi kebiasaan dan siswa akan selalu kritis dalam menanggapi berbagai
masalah yang terjadi di lingkungannya sehingga membuat siswa semakin berpikir
kreatif.
9. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menyenangkan.
Ruang kelas yang menyenangkan merupakan unsur tak terpisahkan dari
pembelajaran IPS dengan pendekatan PAIKEM. Dalam kelas yang menerapkan
PAIKEM, anak-anak banyak belajar melalui bekerja dan berbuat sehingga banyak
menghasilkan produk. Hasil pekerjaan siswa tersebut sebaiknya dipajang untuk
membuat kelas menjadi hidup dan menarik. Selain itu, hasil pekerjaan yang
dipajang bisa memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi
bagi siswa lain. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,
puisi, karangan, dan sebagainya yang berasal dari hasil karya perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Guru perlu memastikan bahwa setiap siswa
mempunyai karya yang dipajangkan. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan
hasil pekerjaan siswa dan ditata dengan baik, dapat digunakan guru dalam KBM
sebagai rujukan ketika membahas suatu masalah.

10. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar. Mutu
hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan
26
balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan
siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan
siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal
ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan
komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih
bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekadar penilaian berupa
angka.
11. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental. Banyak guru yang sudah
merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak,
apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling
berhadapan. Keadaan tersebut belum tentu mencerminkan PAIKEM. Aktif mental
lebih diinginkan daripada aktif fisik. Tetapi dalam pembelajaran, terutama dalam
praktik yang membutuhkan gerak seperti bermain peran, aktif fisik harus dihayati
dengan aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut untuk mengungkapkan ide dan gagasan. Banyak siswa
merasa takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika ide dan
gagasannya salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menciptakan suasana kelas di
mana guru tidak marah kepada siswa saat ia memberikan jawaban yang belum tepat
dan siswa tidak menertawakan siswa lain jika mereka memberi jawaban yang tidak
benar. Siswa harus didorong untuk mencoba, dan berbuat kesalahan adalah bagian
penting dari belajar.
12. Keteladanan guru dengan segala sikap dan perilakunya dalam kegiatan
pembelajaran di dalam dan di luar kelas sangat penting.
13. Pemberian tekanan pada materi pelajaran tertentu yang terkait dengan nilai-nilai
luhur yang ingin diinternalisasikan, dilatihkan, dan dibiasakan.
14. Kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan materi sedang dibahas hendaknya
mendukung penanaman nilai luhur dalam 2013. Contohnya, diskusi kelompok,
simulasi, bermain peran, eksperimen sederhana, dan tugas-tugas lainnya.
15. Diciptakan lingkungan kelas yang mendukung 2013. Contohnya, pajangan
kelas, peribahasa, slogan yang dapat memotivasi siswa untuk berperilaku positif.
16. Dilakukan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memotivasi siswa dalam
berperilaku positif, seperti cerita, nasihat dan motivasi guru pada awal dan akhir
pelajaran, menyanyikan lagu dan pemutaran film.
17. Adanya program sekolah yang mengkondisikan guru, siswa, dan warga sekolah
lain melaksanakan nilai-nilai luhur yang ingin dikembangkan.

B. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan
yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan sistem Paket. Adapun
pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai berikut.
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap
mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran
dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan
pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu
secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk
mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur
kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.
b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SMP/MTs/SMPLB adalah antara 0% - 50% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu
tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
c. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu
jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
Untuk kegiatan praktik di sekolah kami, misalnya pada kegiatan praktikum Bahasa
Inggris yang berlangsung selama 2 jam pelajaran setara dengan 1 jam pelajaran tatap
muka, sesuai yang tertulis pada Struktur Kurikulum SMP Negeri 20 Palu

C. Penilaian
1. Hakikat Penilaian
Penilaian dalam Kurikulum SMP Negeri 20 Palu adalah penilaian berbasis
kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk
mengetahui pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir
pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar siswa dalam
mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran,
kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang
selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan
pendidikan, kompetensi yang harus dicapai siswa adalah Standar Kompetensi
Lulusan (SKL).

2. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar siswa harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang

28
mencerminkan kemampuan yang diukur;
 Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
 Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa, dan
tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku
bangsa, dan jender;
 Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran;
 Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan Dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
 Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan siswa;
 Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah yang baku;
 Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan;
 Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.

3. Teknik Penilaian
Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling
melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang
dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal,
penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan siswa.
 Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau
salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes
tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis
berupa pilihan dan/atau isian.
 Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap siswa
selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan
pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan
kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik
secara formal maupun informal.
 Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa baik secara perorangan
maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di
laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.
 Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya siswa dalam bidang
tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi,
dan kreativitas siswa (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui
perkembangan unjuk kerja siswa dengan menilai bersama karya-karya atau
tugas-tugas yang dikerjakannya. Siswa dan pendidik perlu melakukan diskusi
untuk menentukan skor.
 Project adalah tugas yang diberikan kepada siswa dalam kurun waktu
tertentu. Siswa dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan,
pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian
projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
 Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta siswa menghasilkan suatu
hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaan/proses
pembuatan, dan hasil.
 Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang
dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi siswa
terhadap objek psikologis.
 Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan siswa yang berkait
dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku siswa yang dipaparkan secara
deskriptif.
 Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk
menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap siswa
harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.
 Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
siswa mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal
secara jujur.
Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran melalui observasi
juga penting untuk dilakukan. Data aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan
motivasi belajar dapat diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarteman.

4. Berdasarkan Acuan Kriteria


Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadapkelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar
minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan
mempertimbangkan karakteristik kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung
(sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik. KKM diperlukan agar guru
mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru
mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian
kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat

30
terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan
motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan
bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya. Ketuntasan belajar ditentukan
seperti pada tabel berikut:

Interval Predikat Keterangan


> 90 - 100 A Sangat Baik
> 80 - 90 B Baik
≥ 70 - 80 C Cukup
< 70 D Kurang

Kriteria ketuntasan belajar minimal untuk kompetensi pada kategori KI-3 dan KI-4
adalah 70. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik
dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh
matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada
kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang
bersangkutan. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan
belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan
indikator nilai < 70 dari hasil tes formatif. Seorang peserta didik dinyatakan sudah
tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan
indikator nilai ≥ 70 dari hasil tes formatif. Bagi peserta didik yang belum tuntas
untuk kompetensi tertentu harus mengikuti pembelajaran remedial, sedangkan bagi
yang sudah tuntas boleh mempelajari kompetensi berikutnya.

KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL


No Ketuntasan Belajar Minimal Ket.
Mata Pelajaran
. KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
Pendidikan Agama dan
1. 75 75 80
Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila
2. 75 75 85
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 76 78 85
4. Bahasa Inggris 75 76 80
5. Matematika 70 70 80
6. IPA 72 75 80
7. IPS 75 75 85
8. Seni Budaya 80 80 85
9. PJOK 78 80 85
10. Prakarya 75 80 85
5. Instrumen Penilaian
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
• Tes tertulis • Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah,
menjodohkan dll.
• Tes isian: isian singkat dan uraian
• Tes lisan • Daftar pertanyaan
• Tes praktik (tes kinerja) • Tes identifikasi
• Tes simulasi
• Tes uji petik kinerja
• Penugasan individual atau kelompok • Pekerjaan rumah
• Projek
• Penilaian portofolio • Lembar penilaian portofolio
• Jurnal • Buku cacatan jurnal
• Penilaian diri • Kuesioner/lembar penilaian diri
• Penilaian antarteman • Lembar penilaian antarteman

6. Prosedur Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian
kompetensi siswa, (b) bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan (c) memperbaiki
proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen
baik tes maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan
karateristik kelompok mata pelajaran.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh,
dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat (a)
mengetahui kompetensi yang telah dicapai siswa, (b) meningkatkan motivasi belajar
siswa, (c) mengantarkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan, (d)
memperbaiki strategi pembelajaran, dan (e) meningkatkan akuntabilitas sekolah.

7. Mekanisme Penilaian
Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat
indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan
teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian. Pelaksanaan penilaian
adalah penyajian penilaian kepada siswa. Penilaian dilaksanakan dalam suasana
kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil,
terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel.
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah menganalisis
hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan hasil penilaian
masing- masing siswa dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang
dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing-masing siswa dibandingkan dengan

32
KKM. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan
kesulitan belajar siswa, serta untuk memperbaiki pembelajaran.
Tindak lanjut hasil analisis Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai
tindak lanjut hasil analisis meliputi:
a. Pelaksanaan program remedial untuk siswa yang belum tuntas (belum
mencapai KKM) untuk hasil ulangan harian dan memberikan kegiatan
pengayaan bagi siswa yang telah tuntas;
b. Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan.
c. Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar siswa.
Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam penilaian
(hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir
semester atau ulangan kenaikan kelas);
b. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap siswa pada setiap
akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali kelas atau
wakil bidang akademik dalam bentuk nilai prestasi belajar (meliputi aspek
pengetahuan, praktik, dan sikap) disertai deskripsi singkat sebagai cerminan
kompetensi yang utuh;
c. Memberi masukan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan
hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian siswa;
d. Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil penilaiannya kepada
pimpinan satuan pendidikan melalui wakil pimpinan bidang akademik
(kurikulum).

8. Laporan Penilaian
Laporan penilaian 2013 dapat berupa cheklis hasil dari karakter yang tumbuh dan
berkembang pada diri siswa sesuai dengan karakter yang dikembangkan di sekolah
sebagai contoh :
Laporan Penilaian 2013

Nilai Karakter Keterangan


No. Jenis Karakter
BT MT MB MK
1 Religius
2 Jujur
3 Toleransi
4 Disiplin
5 Kerja Keras
6 Kreatif
7 Mandiri
8 Demokratis
9 Rasa Ingin Tahu
10 Semangat Kebangsaan
11 Cinta Tanah Air
12 Menghargai Prestasi
13 Bersahabat/Komuniktif
14 Cinta Damai
15 Gemar Membaca
16 Peduli Lingkungan
17 Peduli Sosial
18 Tanggung-jawab

Keterangan :
Diisi dengan :
 MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten). = 4
 MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai
konsisten). = 3
 MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi
belum konsisten).= 2
 BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator). = 1

D. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran
Kriteria Kenaikan Kelas
a. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikanseluruhprogram
pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.
b. Tidak terdapat nilai dibawah KKM maksimal 2 (dua) Mata Pelajaran

2. Kriteria Kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

34
b. Memperoleh nilai minimal Baik untuk sikap
c. Lulus Ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
d. Lulus Ujian Sekolah Berstandar Daerah

3. Strategi Penanganan Siswa yang Tidak Naik Kelas dan Tidak Lulus
a. Penanganan Siswa yang tidak naik kelas
 Siswa yang tidak naik dapat melanjutkan dengan mengulang dikelas
tingkat yang sama.
 Orang tua berhak untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain
dengan catatan tetap tidak naik sesuai dengan kelas yang ditinggalkan
b. Penanganan siswa yang tidak lulus
 Siswa yang tidak lulus berhak untuk mengulang di kelas tingkat yang sama
 Siswa yang tidak lulus berhak untuk pindah sekolah dengan catatan
mengulang dikelas yang sama.

E. Mutasi Siswa
- Mutasi Masuk :
1. Konfirmasi sekolah tujuan
2. Memiliki surat pindah dari sekolah asal
3. Validasi Dapodik
4. Memiliki raport
5. Foto Copy ijazah SD/setara
- Mutasi Keluar :
1. Permohonan pindah dengan lapiran rekomendasi bersedia dari sekolah yang dituju
2. Mengeluarkan validasi dapodik

F. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
1. Hari Belajar Efektif Tahun Pelajaran 2020 - 2021

Hari Efektif Sekolah Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021

HARI
SEMESTER

JUMLAH
BULAN
HARI

Kamis
Selasa

Jumat
Senin

Sabtu
Rabu
Juli 3 3 3 3 2 2 16
SE M E S TE RI

Agustus 4 4 4 3 4 5 24
September 4 5 5 4 4 4 26
Oktober 4 4 4 4 5 5 26
November 5 4 4 4 4 4 25
Desember 3 3 3 3 3 2 17
Jumlah 23 23 23 21 22 22 134

Hari Efektif Belajar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021


HARI
SEMESTER

JUMLAH
BULAN
HARI
Kamis
Selasa

Jumat
Senin

Sabtu
Rabu

Juli 2 2 2 2 1 1 10
SE M E S TE RI

Agustus 4 4 4 3 4 5 24
September 3 4 4 3 3 3 20
Oktober 4 4 4 4 5 5 26
November 5 4 4 4 4 4 25
Desember 1 1 1 1 1 1 5
Jumlah 23 23 23 21 22 22 113

36
BAB IV

PENUTUP

Dengan selesainya penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun


Pelajaran 2020/2021 SMP Negeri 20, maka akan dijadikan acuan guna terselenggaranya
kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 20 Palu. Tim penyusun menyadari bahwa dalam
penyusunan kurikulum ini masih terdapat hal-hal yang kurang sempurna, baik tata tulis,
redaksi kalimat maupun sajian isinya. Oleh karena ini tim penyusun mengharapkan adanya
saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan penyusunan kurikulum pada tahun
pelajaran selanjutnya.

Akhirnya Tim Penyusun Kurikulum SMP Negeri 20 Palu berharap semoga


kurikulum ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua khusunya guru mata pelajaran
yang akan melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

Kepala SMP Negeri 20 Palu

SARTONO, S.Pd
NIP. 19621114 199203 1 005

Anda mungkin juga menyukai