Anda di halaman 1dari 8

H.

Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah

Bimbingan dan Konseling Sekolah

H. Kamaluddin
Email: pps.uhamka@yahoo.co.id, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

Abstrak:Penyuluh memainkan peranan penting dalam sistem pendidikan dan mereka dianggap sebagai
psikolog sekolah. Penyuluhan harus mencangkup dan mempunyai sasaran untuk mengembangkan serta
memperluas potensi-potensi siswa. Mereka harus memiliki kemampuan hubungan masyarakat hubungan
masyarakat yang bagus dan solusi alternative kepada para siswa. Penyuluh melaksanakan perencanaan,
menjalankan program, pengawasan dan evaluasi serta melaksanakan tindak lanjut dalam kegiatan
penyuluhan. Penyuluhan juga bertanggung jawab dalam menginformasikan jalur-jalur karir kepada para
siswa. Penyuluhan bertindak sebagai penyelesaian masalah solver para siswa. Menteri Pendidikan telah
memberikan kebebasan penuh kepada penyuluhan untuk mengembangkan potensi siswa dan menyediakan
bimbingan serta penyuluhan yang efektif.

Kata kunci: bimbingan dan konseling sekolah

Abstract: The counselor plays an important role in the education system. They are regarded as school
psychology. Counseling must possess and target to expand and develop the student’s potentials. They
must posses good public relations and alternative solutions to students.The counselor conducts planning,
carry out the programme, monitor and evaluate, and take further actions in their counseling activities.
The counselor is also responsible to provide career path to the students. To conclude, the counselor act
as a problem solver to the students. The Ministry of Education has given full freedom to the counselor to
develop the students’ potentials and provide effective guidance and counseling.

Key words: school counceling and guidance

Pendahuluan aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral-


Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah spiritual).
merupakan usaha membantu peserta didik dalam Konseling sebagai seorang individu yang
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sedang berada dalam proses berkembang atau
sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah
pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai
konseling memfasilitasi pengembangan peserta kematangan tersebut, konse li memerluka n
didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal, bimbingan karena mereka masih kurang memiliki
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan
perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang lingkungannya, juga pengalaman yang menentu-
yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu kan arah kehidupannya. Di samping itu, terdapat
mengatasi kel emahan dan hambatan serta suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan
masalah yang dihadapi peserta didik. konseli tidak selalu berlangsung secara mulus,
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses
dan konseling di sekolah bukan semata-mata perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur
terletak pada ada atau tidak adanya landasan linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan,
hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dan nilai-nilai yang dianut.
dari atas, namun yang lebih penting adalah Permasalahan layanan bimbingan dan konse-
menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik ling di sekolah antara lain 1) Bagaimanakah peran
yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu bimbingan dan konseling di sekolah? dan 2) Bagai-
mengembangkan petensi dirinya atau mencapai mana cara meningkatkan mutu layanan bimbingan
tugas-tugas perkembangannya (menyangkut dan konseling di sekolah?

447
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah konseling, yang berpartisipasi dalam menyeleng-
dikemukakan di atas, maka tujuan kajian ini yaitu garakan pendidikan.
mendapatkan data dan informasi tentang: 1)
bagaimana peranan bimbingan dan konseling di Fungsi, Prinsip dan Asas Bimbingan dan
sekolah; dan 2) bagaimana cara meningkatkan Konseling
mutu layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah
Tujuan penulisan ini yaitu mensosialisasikan memiliki peran yang sangat penting. Oleh karena
penyuluhan bimbingan dan konseling sekolah. itu, sebelum kita membahas lebih jauh alangkah
baiknya kita mengetahui fungsi, prinsip, dan asas
Kajian Literatur bimbingan dan konseling.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan konseling Fungsi Bimbingan dan Konseling
adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, Uman Suherman yang dikutip oleh Sudrajat (2008)
baik secara perorangan maupun kelompok agar mengemukakan sepuluh fungsi bimbingan dan
mandiri dan bisa berkembang secara optimal, konseling, yaitu: 1) Fungsi Pemahaman, yaitu
dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli
karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
pendukung be rdaarkan norma-norma yang (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
berlaku. pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan
Bimbingan dan konseling merupakan upaya pemahaman ini, konseli diharapkan mampu
proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mengembangkan potensi dirinya secara optimal,
mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
pengembangan perilaku yang efektif, pengem- secara dinamis dan konstruktif; 2) Fungsi Preventif,
bangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau yai tu fungsi yang berkaitan dengan upaya
manfaat individu dalam lingkungannya. Semua konselo r untuk se nantiasa mengantis ipasi
perubahan perilaku tersebut merupakan proses berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
perkembangan individu, yakni proses interaksi berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak
antar a individu dengan lingkungan melal ui dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor
interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan memberikan bimbingan kepada konseli tentang
konseling memegang tugas dan tanggung jawab cara menghindarkan diri dari perbuatan atau
yang penting untuk mengembangkan lingkungan, kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun
membangun interaksi dinamis antara individu teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan
dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.
mengembangkan, merubah dan memperbaiki Beberapa masalah yang perlu diinformasikan
perilaku. kepada para konseli dalam rangka mencegah
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan,
pembelajaran dalam konteks adegan mengajar diantaranya: bahayanya minuman keras,
yang layaknya dilakukan guru sebagai pembe- merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out,
lajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam dan pergaulan bebas (free sex); 3) Fungsi
konteks memandirikan peserta didik. (ABKIN, Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan
2007). konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-
Oleh karena itu, bimbingan dan konseling fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya
merupakan layanan ahli oleh konselor (guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang
bimbingan dan konseling). Konselor adalah salah kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
satu kua lifika si pendi di kan, yaitu t enaga konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah
kependidikan, yaitu tenaga kependidikan yang lainnya sec ara sine rg i sebagai teamwork
memiliki kekhususan pada bidang bimbingan dan berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan
dan melaksanakan program bimbingan secara
sistematis dan berkesinambungan dalam upaya

448
H. Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah

membantu konse li mencapai tugas-tugas serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat diri konseli; dan 10) Fungsi Pemeliharaan, yaitu
digunakan disini adalah pelayanan informasi, fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat konseli supaya dapat menjaga diri dan memper-
(brain storming), home room, dan karyawisata; 4) tahankan situasi kondusif yang telah tercipta
Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar
konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan terhi ndar dar i ko ndisi-ko nd isi yang aka n
erat dengan upaya pemberian bantuan kepada menyebabkan penurunan produktivitas diri.
konseli yang telah mengalami masalah, baik Pe laksanaan fungsi i ni diwujud kan me lalui
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun program-program yang menarik, rekreatif dan
karir. Teknik yang dapat di gunakan adal ah fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.
konseling, dan remedial teaching; 5) Fungsi Fungsi yang dikemukakan di atas dapat di
Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling singkat sebagai berikut: 1) Fungsi pemahaman,
dalam membantu konse li memilih kegiatan yaitu fungsi membantu peserta memahami diri dan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan lingkungan; 2) Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi
memantapkan penguasaan karir atau jabatan untuk membantu peserta didik mampu mencegah
yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan atau menghindari diri dari berbagai permasalahan
ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan yang dapat menghambat perkembangan dirinya;
fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan 3) Fungs i Pengentasan, yaitu fungsi untuk
pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga membantu peserta didik mengatasi masalah yang
pendidikan; 6) Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi didal amnya; 4) Fungsi Pemelihar aan da n
membantu para pelaksana pendidikan, kepala Pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru pese rta di dik memlihara dan me numbuh-
untuk menyesuaikan pro gram pendidikan kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif
terhadap latar belakang pendidikan, minat, yang dimilikinya; 5) Fungsi Advokasi, yaitu fungsi
kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan untuk membantu peserta didik memperoleh
menggunakan informasi yang memadai mengenai pembelaan atas hak dan atau kepentingannya
konseli, pembimbing/konselor dapat membantu yang kurang mendapat perhatian.
para guru dalam memperlakukan konseli secara
tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Prinsip Bimbingan dan Konseling
Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang
pembelajaran, maupun menyusun bahan sebagai pondasi atau landasan bagi pelayanan
pelajaran sesuai dengan ke mamp uan dan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini
kecepatan konseling; 7) Fungsi Penyesuaian, yaitu berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di
dan lingkungannya secara dinamis dan konstruk- Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/
tif; 8) Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan Madrasah.
dan konseling untuk membantu konseli sehingga Prinsip-prinsip tersebut yaitu bimbingan dan
dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, konseli ng: 1) diperuntukkan b agi se mua
berperasaan dan bert indak (be rke hendak). konseling. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan
Konselor melakukan intervensi (memberikan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik
perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah;
berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja,
yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang
kepada tindakan atau kehendak yang produktif digunakan dalam bimbingan lebih bersifat
dan normatif; 9) Fungsi Fasilitasi, memberikan preve nt if dan p engembangan dari pada
kemudahan kepada konseli dalam mencapai penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, tekni k kelompok dari pada perse oranga n

449
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011

(individual); 2) sebagai proses individuasi. Setiap Prinsip-prinsip di atas dapat digambarkan


konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), sebagai berikut.
dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk
memaksimalkan perkembangan keunikannya
tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang
menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli,
meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan
teknik kelompok; 3) menekankan hal yang positif.
Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki
persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena
bimbingan dipandang sebagai satu cara yang
meneka n a spirasi. Sangat berbeda de ng an
pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya
merupakan proses bantuan yang menekankan Asas Bimbingan dan Konseling
kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan
merupakan cara untuk membangun pandangan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh
yang positif terhadap diri sendiri, memberikan diwujudkannya asas-asas berikut, yaitu:
dorongan, dan peluang untuk berkembang; 4) Pe rt ama, Asas kerahasiaan, yaitu asas
merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan bimbingan dan kons eling yang menuntut
hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi dirahasiakanya segenap data dan keterangan
juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/ tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran
Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing- pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak
masing. Mereka bekerja sebagai teamwork; 5) boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain.
pengambilan keputusan merupakan hal yang Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
esensial dal am bimbi ngan dan konseli ng. penuh memelihara dan menjaga semua data dan
bimbingan diarahkan untuk membantu konseli keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-
agar dapat melakukan pilihan dan mengambil benar terjamin. Kedua, Asas kesukarelaan, yaitu
keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli)
yang itu semua sangat penting baginya dalam mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang
mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarah- diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing
kan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi berkewajiban membina dan mengembangkan
konseli untuk mempertimbangkan, menyesuaikan kesukarelaan tersebut. Ketiga, Asas keterbukaan,
diri, dan me nyempurnakan tujuan me lalui yait u asas bimbingan dan konseli ng yang
pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi
untuk membuat pilihan secara tepat bukan sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan
kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan
harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam
adalah mengembangkan kemampuan konseli menerima berbagai informasi dan materi dari luar
untuk memecahkan masalahnya dan mengambil yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam
keputusan; 5) berlangsung dalam Berbagai Setting hal ini guru pembimbing berkewajiban mengem-
(adegan) Ke hidupa n. Pe mbe rian pelayanan bangkan keterbukaan konseli (konseli). Keter-
bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/ bukaan ini amat terkait pada terselenggaranya
Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada
perusahaan/indust ri , lembaga-lembaga diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/
pemerintah/swasta , da n masyarakat pada kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru
umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun pembimbing terlebih dahulu harus bersikap
bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, terbuka dan tidak berpura-pura. Keempat, Asas
sosial, pendidikan, dan pekerjaan. kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling

450
H. Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah

yang menghendaki agar konseli (konseli) yang bertentangan dengan nilai dan norma yang ada,
menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara yai tu nil ai dan norma agama, hukum da n
aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/ peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan
perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap atau kegiatan bimbingan dan konseling yang
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan
yang di pe runtukan ba gi nya. Kelima, Asas pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan
kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling no rma yang dimaksudkan i tu. Lebih ja uh,
yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran justru harus dapat meningkatkan kemampuan
pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan
menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri- mengamalkan ni lai dan no rma te rs ebut.
ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan Kesepuluh, Asas Keahlian yaitu asas bimbingan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, dan konseling yang menghendaki agar pelayanan
mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru dan kegiatan bimbingan dan konseling diseleng-
pembimbing hendaknya mampu mengarahkan garakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
segenap pelayanan bimbingan dan konseling Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan
yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah
kemandirian konseli. Keenam, Asas Kekinian yaitu tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang
asas bimbingan dan konseling yang menghendaki bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru
agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan pembimbing harus terwujud baik dalam penye-
konseling ialah permasalahan konseli (konseli) lenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan
dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang dan konseling maupun dalam penegakan kode etik
berkenaan dengan “masa depan atau kondisi bimbingan dan konseling. Kesebelas, Asas Alih
masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau Tangan Kasus yaitu asas bimbingan dan konseling
kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak
diperbuat sekarang. Ketujuh, Asas Kedinamisan mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan
yait u asas bimbingan dan konseli ng yang dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
menghendaki ag ar i si pelayanan terhadap permasalahan konseli (konseli) mengalihtangan-
sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehen- kan permasalahan itu kepada pihak yang lebih
daknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau
dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya ahli lain; dan demikian pula guru pembimbing dapat
dari waktu ke waktu. Kedelapan, Asas Keter- mengalihtangankan kasus kepada guru mata
paduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang pelajaran/praktik dan lain-lain.
menghendaki agar berbagai pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang Aspek Yuridis Eksistensi Konselor
dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan
lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi
Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pendidikan yang sejajar dengan kualifikasi Guru,
pihak-pihak yang berperan dalam penyeleng- Dosen, Pamong dan Tutor berdasarkan Undang-
garaan pelayanan bimbingan dan konseling perlu Undang Nomor 20 tahun 2003, Pasal 1 ayat (6).
terus dikemba ng ka n. Koordinasi segenap Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu antara kualifikasi tenaga pendidikan satu dengan
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. yang lainnya mengandung arti bahwa setiap
Kesembilan, Asas Keharmonisan, yaitu asas tenaga pendidik, termasuk Konselor, memiliki
bimbingan dan konseling yang menghendaki agar keunikan konteks dalam tugas, eksplektasi
segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan kinerja, dan setting layanan.
konseling didasarkan pada dan tidak boleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

451
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011

22 t ahun 2 006, t idak sec ara eksplisit membantu peserta didik dalam memahami dan
memposisikan bimbingan dan konseling dalam menilai serta mengembangkan kemampuan
struktur program pendidikan. Ketidakjelasan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan
konteks dalam tugas dan ekspektasi kinerja teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
konselor bimbingan dan konseling melalui proses lingkungan sosial yang lebih luas. Pengembangan
pembelajaran yang berpayung pada standar isi. kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
Muncul gejala “Intervasi” profesi sejenis (sebut pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara
psikologi sekolah) ke dalam konteks tugas dan mandiri.
kinerja konselor Penegasan Eksistensi Profesi. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan
Secara Yuridis berbagai peraturan yang ada yang membantu peserta didik dalam memahami
menguatkan kenyataan bahwa konteks tugas dan dan meniali informasi, serta me mi lih da n
Ekspektasi kinerja yang telah dispesifikasikan mengambil keputusan karir.
secara tegas dan eksplisit adalah konteks tugas Be rd asarkan kajian literatur, layanan
dan ekspe ktas i ki ne rja guru sebagai age n bimbingan dan konseling di sekolah harus dapat
pembelajaran, yang menggunakan bidang studi dilaksanakan. Penyuluh atau konselor bimbingan
sebagai konteks layanan, dan tidak mengandung dan konseling haruslah memahami fungsi, prinsip,
konteks tugas dan Ekspektasi kinerja konselor. dan asas bimbingan dan konseling, serta ruang
Selanjutnya, ABKIN (2007) mengemukakan lingkup atau layanan apa saja yang ha rus
praktik bimbingan dan konseling dalam meren- diberikan oleh seorang konselor terhadap anak
canakan, melaksanakan, menilai, dan menindak- didiknya. Jika seorang konselor sudah memahami
lanjuti kegiatan pelayanan konseling, sebagai yang te rsebut di at as, mere ka juga ha rus
berikut. memahami setting di mana layanan dan bimbingan
itu diberikan. Posisi setting layanan dapat dilihat
Praktik BK oleh Konselor pada gambar berikut:
Me re ncanakan, Mela ks anakan, Menilai dan
Menindaklanjuti Kegiatan Pelayan Konseling PENEGASAN SETTING LAYANAN
terdiri atas: 1) 4 bidang layanan (pribadi, sosial,
belajar karier), 2) fungsi layanan (pencegahan, WILAYAH INFORMAL SETTING
LAYANAN
pemahamanan, pemeliharaan dan advokasi), 3)
BIMB & KONS
9 jenis layanan (orientasi, informasi, penguasaan PNDIDIKAN NONFORMAL
konten, penempatan dan peyalur-an konseling
perorangan, bimbingan kelompok konseling, PENDIDIKAN
FORMAL
kelompok mediasi dan konsultasi), 4) 6 kegiatan
pendukung (aplikasi instrumentasi data, himpunan
data, konferensi kasus, tampilan kepustakaan
kunjungan rumah dan alih tangan kasus), 5)
Dilaksanakan melalui format klasifikal kelompok
dan individ ua l, 6) Layanan Resp onsi f, 7)
Perencanan Individual, 8) Dukungan Sistem.
(Naskah Akademik ABKIN 2007)

Bidang Layanan Bimbingan Konseling


Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang
pelayanan yang membantu peserta didik dalam Selanjutnya, seorang konselor harus dapat
memahami, menilai dan mengembangkan potensi melaksanakan fungsinya dengan baik di sekolah.
dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi Di DKI Jakarta, Jumlah guru bimbingan dan
sesuai dengan karakteristik kepribadian dan konseling khususnya di SMP Negeri rata-rata
kebut uhan dir inya sec ara real isti k. Bidang memiliki 3 orang guru bimbingan dan konseling,
te rsebut ada lah bi da ng pelayanan yang sehingga jumlah keseluruhan guru bimbingan dan

452
H. Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah

konseling di SMP kurang lebih 864 orang. Jumlah semuanya S1, hal ini menjadi salah satu penyebab
tersebut tentu saja belum memadai karena jumlah rendahnya mutu layanan bimbingan seiring
rata-rata siswa di setiap sekolah kurang lebih 700 dengan rendahnya penge tahuan konse lo r
sampai dengan 1200 siswa persekolah. Hal ini tersebut tentang bidangnya.
tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor Dinas Pendidikan memberikan fasilitas dan
74 tahun 2008 bahwa beban kerja guru bimbingan ruang gerak lebih luas dan memberikan otonomi
dan konseling atau konselor, yang memperoleh kepada guru Bimbingan dan Konseling yang
tunjangan profesi dan masalah tambahan adalah, merupakan satu layanan sistem persekolahan.
pengampu bimbingan dan konseling paling sedikit
150 peserta didik/tahun pada satu atau lebih Simpulan dan Saran
satuan pendidikan. Simpulan
Yang dimaksud pengampu layanan bimbingan Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
& konseli ng adala h, pembe ri perhatian, rendahnya mut u layanan bimbingan da n
pengarahan, pengendalian dan pengawasan konseling di sekolah disebabkan oleh beberapa
kepada sekurang-kurangnya 150 peserta didik faktor yaitu: 1) Jumlah guru bimbingan dan
yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan konseling di masing-masing sekolah SMP di DKI
tatap muka terjadwal di kelas dan layanan belum sesuai dengan rasio 1:150 siswa; 2) Guru
perseorangan atau kelompok bagi yang dianggap bimbingan dan konseling belum sepenuhnya
perlu dan memerlukan. menguasai dan memiliki kompetensi sebagai
Di samp ing it u, kebanyakan dari guru konselor; 3) Guru bimbingan dan konseling
bimbingan dan konseling memiliki pengalaman umumnya belum menguasai pengetahuan yang
kerja rata-rata lebih dari 20 tahun. Sehingga guru- harus dimiliki oleh seorang konselor yang sesuai
guru bimbingan dan konseling tersebut sulit untuk dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
menguasai bidang (TIK) teknologi informasi Pasal 1 ayat (6); dan 4) Guru bimbingan dan
kompute r. Kurangnya p engetahuan guru konseling masih bertugas rangkap
bimbingan dan konseling tersebut akan mempe-
ngaruhi kualitas bimbimgan dan layanan yang Saran
mereka berikan. Hal itu ditegaskan dalam Undang- Untuk mengatasi permasalahan di atas, disarakan
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6 agar dinas pendidikan: 1) memberikan fasilitas
tentang adanya jabatan konselor. Maka untuk dan ruang gerak lebih luas dan memberikan
menjadi layanan professional Bimbingan dan otonomi kepada guru bimbingan dan konseling.
Konseling, seorang konselor harus memiliki Di samping itu, pelatihan dan pembinaan terhadap
pengetahuan tentang filosofi, psikologi, sosial dan guru bimbingan dan konseling akan diberikan
budaya, il mu penge tahuan dan t eknolo gi, secara maksimal sehingga dapat meningkatkan
pedagogis, religi dan teknologi. penget ahuan guru terse but. Sel anjutnya,
Selanjutnya, faktor lain yang dapat mempe- penambahan dan pemberdayaan guru bimbingan
ngaruhi rendahnya mutu layanan bimbingan dan dan konseling akan selalu dilakukan secara
konseling di sekolah adalah banyaknya guru bertahap; 2) merealisasikan PP Nomor 74 tahun
bimbingan dan konseling yang masih bertugas 2008 tentang rasio guru bimbingan dan konseling.
rangkat. Padahal, tugas dan fungsi guru Selanjutnya bagi guru bimbingan dan konseling
bimbingan dan konseling sudah sangat banyak agar lebih kreatif dan inovatif dalam mencari dan
karena masih kurangnya jumlah guru yang menggali pengetahuan baru yang berhubungan
seyogyanya berbanding 1:150 siswa. dengan bidangnya. Kemudian bagi peserta didik,
Tidak kalah penting lagi, latar belakang harus dapat memanfaatkan fasilitas bimbingan
pendidikan guru bimbingan dan konseling belum dan konseling yang ada di sekolah masing-masing.

453
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011

Pustaka Acuan
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. 2007. Penataan Pendidikan Profesional Konselor. Naskah
Akademik ABKIN
Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Nomor 22 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Rasio Guru Bimbingan Dan Konseling
Prayitno. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah, departemen Pendidikan Nasional, 2004
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

454

Anda mungkin juga menyukai