Anda di halaman 1dari 2

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila merupakan dasar filsafat kenegaraan Indonesia sekaligus falsafah hidup


bangsa. Pancasila memuat nilai kearifan lokal yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat sejak
lama. Itulah sebabnya Ir. Soekarno enggan disebut sebagai “pencipta” Pancasila. Filsafat
Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-
pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena
Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding
father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:
Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila
tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.
Lalu susunan pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai
berikut:
• Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;
• Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;
• Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5;
• Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;
• Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Mengapa Pancasila Dikatakan Sebagai Sistem Filsafat?

1. Bersifat koheren : Berhubungan satu sama lain dan tidak mengandung pernyataan yang
saling bertentangan. Meskipun berbeda tetap saling melengkapi dan tiap bagian
mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri.
2. Bersifat menyeluruh : Pancasila dapat mewadahi semua kehidupan dan dinamika
masyarakat di Indonesia.
3. Bersifat mendasar : Pancasila dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan
manusia untuk menghadapi diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
4. Bersifat spekulatif : Pancasila sebagai dasar negara pada mulanya merupakan buah pikir
dari tokoh-tokoh kenegaraan, yang kemudian dibuktikan kebenarannya melalui
rangkaian diskusi dan dialog panjang dalam sidang BPUPKI dan PPKI.
Dengan demikian, Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berkaitan,
bahkan saling berkualifikasi antara satu sila dengan sila lainnya sehingga membentuk suatu
struktur yang menyeluruh untuk tujuan tertentu.
Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila yaitu tentang hubungan manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan masyarakat bangsa.
Menurut Ruslan Abdul Gani, Pancasila disebut sebagai filsafat karena merupakan hasil
perenungan jiwa yang mendalam oleh para founding fathers atau pendiri bangsa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai