Anda di halaman 1dari 8

2.

4 Bayi Baru Lahir

2.4.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

A. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan persentasi kepala

melalui vagina tanpa alat, dengan berat badan 2500 - 4000 gram. Bayi baru

lahir adalah bayi yang baru saja keluar dari rahim ibu, biasanya disebut

neonatus sampai usia 28 hari. Bayi baru lahir  adalah bayi yang lahir dengan

umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu (Amanu, 2015).

B. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal yaitu :

a) Berat badan 2500 – 4000 gram.

b) Panjang badan lahir 48 – 52 cm

c) Lingkar dada 30 – 38 cm.

d) Lingkar kepala 33 – 35 cm.

e) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 denyut/menit,

kemudian menurun sampai 120-140 denyut/menit.

f) Pernapasan pada menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit,

kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit.

g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan diikuti verniks kaseosa.

h) Rambut lanugo tidak terlihat lagi, rambut kepala biasanya telah

sempurna. i. Kuku telah agak panjang dan lunak.

i) Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada

perempuan), testis sudah turun (pada anak laki-laki).


j) Refleks sucking atau reflek hisap sudah terbentuk dengan baik.

k) Refleks moro sudah baik, bayi ketika terkejut akan memperlihatkan

gerakan tangan seperti memeluk.

l) Reflek rooting (mencari), swallowing (menelan), babinsky ( refleks

telapak kaki ), tonik neck (refleks otot leher), grsping

( menggengam) terbentuk dengan baik

m) Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 48 jam

pertama, mekonium berwarna hitam kecokelatan (Wulandari,

2018).

C. Pelayanan Bayi Baru Lahir

Pelayanan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan

Persalinan Normal yang tersedia di Puskesmas, pemberi layanan asuhan bayi

baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat. Pelaksanaan

asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yang sama dengan ibunya

atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayi berada dalam

jangakauan ibu selama 24 jam). Asuhan bayi baru lahir meliputi :

a) Pencegahan infeksi (PI)

b) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi

c) Pemotongan dan perawatan tali pusat

d) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

e) Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam,

kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi

f) Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal

di paha kiri
g) Pemberian imunisasi hepatitis B (HB-0) dosis tunggal di paha kanan

h) Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika

dosis tunggal

i) Pemeriksaan bayi baru lahir dan

j) Pemberian ASI ekslusif (Wulandari, 2018).

D. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Berikut tanda bahya bayi baru lahir :

a) Pernafasan kurang atau lebih 60x/menit.

b) Suhu < 360 C atau > 380 C.

c) Warna kulit; kuning, biru atau pucat pada 24 jam pertama.

d) Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, muntah banyak.

e) Tali pusat; merah, bengkak, keluar cairan, bau, berdarah.

f) Infeksi (+).

g) BAB/BAK; tidak BAK dalam 24 jam, BAB lembek, hijau tua, ada

lendir/darah.

h) Aktivitas; lemas, kejang, menggigil, tangis berlebih atau rewel

(Wulandari, 2018).

Standar pelayanan kebinanan neonatus/bayi baru lahir

1. Standar 13 : perawatan bayi baru lahir Tujuan dari standar ini yaitu

menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan

dan mencegah hipotermi, hipoglikemia, dan infeksi.

2. Standar 14 : penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan,

tujuan dari standar ini yaitu mempromosikan perawatan ibu dan bayi

yang bersih dan aman selama kala 4 untuk memulihkan kesehatan


bayi, meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi dengan

memulai pemberian ASI.

Tanda bahaya bayi baru lahir dengan resiko tinggi, Tanda bahaya neonates dengan

resiko tinggi yaitu :

a. BBLR bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari : 2.500 gram.

Disebabkan oleh Persalinan kurang bulan/premature, Bayi lahir kecil

b. Asfiksia neonatrum yaitu keadaan dimana bayi mengalami gagal nafas

secara spontan saat bayi lahir.biasanya disebabkan karena premature,

persalinan lama, plasenta pervia, dan penyebab lain

c. Sindrom gawat nfas pada neonatus, ditandai dengan frekuensi nafas bayi

lrbih dari 60 kali /menit atau kurang dari 40kali/menit, bayi berhenti

bernafas selama lebih dari 20 menit. Disebabkan karena kelainan paru,

jantung,dan susunan syaraf pusat.

d. Ikterus ditandai dengan warna kulit bayi berubah kuning, terjadi pada 24

jam pertama.Disebabkan oleh gangguan transportasi dalam metabolism,

kadar bilirubin yang berlebih.

e. Perdarahan tali pusat.Disebabkan karena terjadi robekan pada umbiculus

dan pembuluh darah abnormal.

f. Kejang , disebabkan gangguan metabolism, infeksi, kelainan syaraf pusat.

g. Hipotermia ditandai dengan penurunan suhu tubuh, tidak mau menyusu,

tubuh bayi dingin, bayi mengantuk.Disebabkan karena berada diruang

dengan suhu yang dingin,dapat juga karena BBLR sebab pengaturan suhu

tubuh belum sempurna.


h. Hipertermia ditandai dengan tubuh terlalu panas, frekuensi nafas lebih dari

60kali/menit, deidrasi, turgor kulit menurun.Disebabkan karena infeksi dan

suhu lingkungan.

i. Hipoglikemia ditandai dengan gula darah menurun,tremor,bayi

lemah,sianosis, kejang, nafas lambat.Disebabkan BBLR karena cadangan

glukosa rendah.

j. Tetanus neonatrum ditandai dengan bayi panas, kejang, sulit menyusu,

sesak ,sianosis. Disebabkan karena clostridium tetani yang masuk ketubuh

bayi (Rini,2019).

D. Klasifikasi Bayi Baru Lahir

Berdasarkan usia kehamilan

1. Neonatus kurang bulan (preterm infant) : kurang dari 259 hari (37

minggu).

2. Neonatus cukup bulan (term infant) : 259 sampai 294 hari (37. 42

minggu)

3. Neonatus lebih bulan (posterm infant) : lebih dari 294 (42 minggu)

atau lebih.

Berdasarkan berat lahir Neonatus

1. Neonatus berat badan rendah kurang dari 2500 gram

2. Neonatus berat lahir cukup antara 2500 sampai 4000 gram

3. Neonatus berat lahir lebih lebih dari 4000 gram (Rini, 2019).
E. Kunjungan Bayi Baru Lahir

Waktu kunjungan neonatal yaitu :

1. KN 1 : pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 48 (empat puluh

delapan) jam setelah lahir

2. KN 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari setelah lahir

3. KN3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh

delapan) hari setelah lahir.

Kunjungan Bayi baru lahir tetap dilakukan selama pandemi dengan tujuan :

1. Agar bayi mendapatkan pelayanan neonatal esensial saat lahir (0 – 6 jam)

seperti pemotongan dan perawatan tali pusat, inisiasi menyusu dini, injeksi

vitamin K1, pemberian salep/tetes mata antibiotik dan pemberian

imunisasi hepatitis B.

2. Setelah 24 jam, sebelum ibu dan bayi pulang dari fasilitas kesehatan,

pengambilan sampel skrining hipotiroid kongenital (SHK) dapat dilakukan

oleh tenaga kesehatan.

3. Pelayanan neonatal esensial setelah lahir atau Kunjungan Neonatal (KN)

tetap dilakukan sesuai jadwal dengan kunjungan rumah oleh tenaga

kesehatan dengan melakukan upaya pencegahan penularan COVID-19

baik dari petugas ataupun ibu dan keluarga.

4. Ibu diberikan KIE terhadap perawatan bayi baru lahir termasuk ASI

ekslusif dan tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir (sesuai yang

tercantum pada buku KIA). Apabila ditemukan tanda bahaya pada bayi

baru lahir, segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan. Khusus untuk

bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), apabila ditemukan tanda
bahaya atau permasalahan segera dibawa ke Rumah Sakit (Kemenkes,

2020).

F. Imunisasi

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anak untuk mencegah

terhadap penyakit tertentu vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang

pembentukan zat anti yang dimasukan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti

vaksin BCG, DPT, campak dan melalui mulut, seperti vaksin polio.Imunisasi

dasar didapatkan untuk mendapatkan kekebalan secara aktif. Berikut tabel

imunisasi sesuai usia anak

Tabel 2.3
Tabel jadwal imunisasi lengkap
Usia Jenis Imunisasi
0 bulan Polio 1, BCG,HB 0
2 bulan Polio 2, BCG,HB 1
3 bulan Polio 3, DPT, HB 2
4 bulan Polio 4, DPT, HB 3
9 bulan Campak
Sumber wulandari,2018

Keterangan tabel :

1. Imunisasi hepatitis B. digunakan untuk mencegah kerusakan hati,

diberikan pada usia 0-7 hari

2. Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette-Guerin) untuk memberikan kekebalan

bayi terhadap bakteri tuberkolosis (TBC). diberikan segera setelah bayi

lahir ditempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 bulan posyandu


3. Imunisasi DPT : memberikan kekebalan bagi bayi yang terdapat penyakit

dipteri pertusis (batuk rejan) dan tetanus, imunisasi ini pertama kali

diberikan pada bayi berusia 2 bulan imunisasi selanjutnya berjarak 4

minggu atau bersamaan dengan hepatitis B.

4. Imunisasi polio: memberikan kekebalan bagi bayiterhadap penyakit polio

(kelumpuhan). Imunisasi polio diberikan 4 kali dengan selang waktu 4

minggu.

5. Imunisasi campak : mencegah bayi terkena infeksi penyakit campak.

Diberikan pada usia 9 bulan

Anda mungkin juga menyukai