STRUKTUR PANTUN
Bait, Bait (dibaca "ba-it"), adalah banyaknya baris dalam sebuah pantun, misalnya (dua baris,
empat baris, enam baris, delapan baris, dst)
Baris/larik adalah kumpulan beberapa kata yang memiliki arti dan bisa membentuk sampiran
atau isi dalam sebuah pantun.
Kata adalah gabungan dari suku kata yang memiliki arti, meski begitu, ada kata-kata tertentu
yang hanya terdiri dari satu suku kata.
Suku kata adalah penggalan-penggalan bunyi dari kata dalam satu ketukan atau satu embusan
napas.
Rima adalah pola akhiran atau huruf vocal terakhir yang ada pada pantun.
Sampiran adalah bagian pantun yang terletak pada baris 1-2 yang merupakan awal dari
sebuah pantun atau sampiran merupakan unsur suasana yang mengantarkan menuju isi atau
maksud pantun tersebut.
Isi adalah bagian pantun yang terletak pada baris tiga-empat yang merupakan isi
kandungan/pokok atau tujuan dari pantun tersebut.
STRUKTUR GURINDAN
Terdiri atas dua baris.- Bersajak a-a- Baris pertama berisi soal, masalah, atau
perjanjian.- Baris kedua berisi jawaban atau konsekuensi dari baris pertama.
STRUKTUR SYAIR
Terdiri atas empat baris dalam sebait dengan isi semua di setiap barisnya.-
Bersajak a-a-a-a.- Lebih dari satu bait.- Satu baris terdiri atas empat kata.-
Tidak terikat dengan aturan.
1. Kalimat Perintah. Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi
perintah atau suruhan. Contoh: Buanglah sampah pada tempatnyaKalimat saran.
2. Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan
orang lain (sebaiknya, seyogyanya). Contoh: Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang
tepatKalimat ajakan.
3. Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu
perbuatan (ayo dan mari). Contoh: Marilah kita jaga agar lestari.
4. Kalimat seru Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum,
heran, senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main). Contoh: Alangkah indahnya
alam Indonesia ini. Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya
kita.Kalimat larangan.
5.Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan
kegiatan (jangan, hidari). Contoh: Janganlah berprasangka buruk kepada sesame
7. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat, yaitu terdiri dari satu
subjek, satu predikat, dan bisa dilengkapi dengan objek dan keterangan. Contoh: Kakak berlari.
Adik bermain.