Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MONITORING HARI TANPA HUJAN (HTH)

Fasilitator : Mia Rosmiati, S.Si


Peserta : Harisa Bilhaqqi Qalbi, S.Si

1. Jelaskan perbedaan konsep Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut yang dibuat
BMKG dengan Concecutive Dry Days WMO !
Konsep Hari Tanpa Hujan HTH BMKG didefinisikan apabila ada hari tidak terjadi hujan atau terjadi
curah hujan kurang dari satu milimeter (< 1mm) secara berturut-turut semenjak pengamatan
terakhir (persepuluh hari dalam bulan / dasarian), hingga didapati curah hujan dalam sehari >
1mm. Sedangkan Concecutive Dry Days WMO merupakan periode hari dengan kondisi kering luar
biasa terjadi secara berturut-turut dengan curah hujan kurang dari satu milimeter (< 1mm), yang
dapat ditetapkan saat kejadian sudah terjadi minimal selama 5 hari.

2. Mengapa dalam penentuan kriteria hari tanpa hujan (HTH) digunakan batasan curah hujan < 1
mm ?
Dalam draft WMO berjudu Event Types Of Hazard and Extreme Events, dijelaskan pengertian Dry
Spell, yaitu

Period of abnormally dry weather. Use of the term should be confined to conditions
less severe than those of a drought (source: International Meteorological Vocabulary,
WMO-No.182).

A period of unusually dry conditions (*) of at least five consecutive days with daily
precipitation less than 1mm.(*) i.e. to exclude usually dry periods, such as during dry
seasons in arid or semi-arid areas (source: CCL TT-DEWCE)

Kriteria < 1mm yang digunakan pada HTH adalah bentuk keseragaman data, secara organisasi
internasional BMKG juga menginduk ke WMO.

3. Pada satu waktu yang sama terjadi curah hujan 1 mm di beberapa lokasi dengan luasan yang
berbeda. Jika air tersebut tidak mengalir, meresap ataupun menguap, apakah volume air hujan
di masing – masing lokasi tersebut akan sama ? Jelaskan !
Tinggi curah hujan adalah volume air hujan dibagi dengan luasan, atau (h = V/A) dengan :
h = tinggi air hujan (milimeter/mm)
V = Volume air hujan (milimeter kubik/mm3)
A = Luasan air hujan (milimeter kuadrat/mm2)
Dari rumusan tersebut, karena tinggi curah hujan hasil dari perbandingan dari volume dan
luasannya, maka berapapun volume dan luas penampangnya, curah hujan dibeberapa lokasi
tersebut akan mempunyai tinggi air hujan yang sama (1 mm). Namun, karena di beberapa lokasi
tersebut mempunyai luasan yang berbeda, maka volumenya akan berbeda.
4. Menurut anda, siapa user/stakeholder dan sektor apa saja yang dapat menerima manfaat dari
Informasi Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut !
i. Pertanian
- Perencanaan waktu tanam dan panen
- Penentuan pemberian pupuk dan penyemprotan hama
ii. Pekerjaan umum
- Pengerasan jalan dan pengaspalan
- Perencanaan irigasi
iii. Kelautan
- Upwelling dan downwelling
- Tambak garam tradisional
iv. Energi
- Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya
v. Penelitian

5. Hitunglah hari tanpa hujan (HTH) berturut-turut dari data CMSS update hingga 30 September
2019, kemudian buatlah Peta Monitoring HTH dari hasil perhitungan tersebut !

Gambar 1. Monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (updated: 30 Sept 2019)


6. Perhatikan Peta Monitoring HTH berturut-turut berikut ini :

(a) (b)

(c)

Gambar 2. Hari tanpa hujan berturut-turut [updated: a). 30 Sept 2015, b). 30 Sept 2016, c). 30 Sept 2019]

Lakukan analisis dan buatlah kesimpulan dalam bentuk narasi singkat terkait ketiga peta
tersebut sebagai bagian dari informasi yang akan disampaikan kepada user/stakeholder!
Gambar 2. Menunjukkan distribusi pos hujan pengamatan seluruh Indonesia kemudian dihitung
hari tanpa hujan dengan kriteria curah hujan kurang dari satu milimeter (< 1mm), yang dibuat
(updated) pada 30 September 2015 (Gambar 2a), 30 September 2016 (Gambar 2b), dan 30
September 2019 (Gamabr 2c).
SEA YR TOTAL ANOM
JAS 2015 28.82 1.83
JAS 2016 26.42 -0.57
JAS 2019 27.08 0.10

Fakta yang menarik bahwa pada tahun 2015 adalah tahun El Nino, dan tahun 2019 adalah tahun
Netral. Tetapi memiliki pola kekeringan yang sama. HTH kategori kekeringan ekstrem 30
September 2015, banyak terjadi di pulau Jawa hingga NTT khususnya dan beberapa daerah di
pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. HTH updated 30 September 2019 yang notabane-nya
adalah tahun netral, namun kekeringan meteorologis tetap terjadi di sejumlah daerah. Di 2 tahun
tersebut (2015 dan 2019), kabut asap menyerang wilayah Sumatera dan Kalimantan. Pada tahun
2016, yang merupakan tahun basah, menurut pantauan hari tanpa hujan disejumlah daerah,
hanya wilayah bagian utara Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Riau), mengalami kekeringan
meteorologis hingga tingkat menengah.

Anda mungkin juga menyukai