PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai tindak kriminal dapat dengan mudah kita jumpai baik melalui tayangan televisi
maupun secara langsung kita lihat dengan mata kepala sendiri, seperti berbagai tindak korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN) di lingkungan pemerintahan, BUMN, dan perusahaan swasta. Apa
yang kita dengar dan lihat tersebut mengacu kepada satu hal, yaitu karakter. Persoalan yang tidak
kalah seriusnya adalah praktiik-praktik kebohongan dalam dunia pendidikan mulai dari
menyontek pada saat ujian sampai plagiatisme. Jika sebagai peserta didik sudah terbiasa dengan
tipu-menipu atau manipulasi ujian, bagaimana jika telah lulus dan bekerja?
Bukankah itu akan melahirkan kembali koruptor-koruptor baru? Bisa jadi, itulah sebabnya
korupsi seakan menjadi tiada matinya. Memprihatinkan lagi ketika melihat kenakalan pelajar,
seperti tawuran, menyalahgunakan narkotika, kebut-kebutan di jalan, dan kenakalan-kenakalan
lainnya. Dalam hal ini, dunia pendidikan turut bertanggung jawab karena menghasilkan lulusan-
lulusan yang dari segi akademis sangat bagus, namun tidak dari segi karakter.
Berbagai fakta yang terjadi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter bagi pelajar
Indonesia sangat penting.
Pelajar termasuk dalam masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa awal
dewasa. Usia remaja berada pada kisaran usia 10 tahun sampai usia 21 tahun. Pada masa itu
remaja sedang mencari identitas dirinya. Oleh karena itu, remaja harus mendapat pendidikan
karakter agar dapat mengarahkan minatnya pada kegiatan-kegiatan positif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karakter?
2. Apakah perbedaan karakter dengan kepribadian itu?
3. Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
4. Bagaimanakah sekolah sebagai wahana pendidikan karakter itu?
5. Mengapa pendidikan karakter penting bagi remaja?
6. Apakah ada pengaruh dari pendidikan karakter terhadap keberhasilan belajar remaja?
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Karakter
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang arti dalam bahasa Inggrisnya adalah “to mark”
yaitu menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk
tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek
lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan
kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) dalam http:///C:/Users/Public/ Documents/
Pendidikan Karakter untuk Menanggulangi Penyalahgunaan Narkoba di
Kalanga Remaja_annisasyam.htm/, karekter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Seperti kita ketahui bersama, apa yang telah terjadi pada moral remaja Indonesia. Disana-
sini terjadi berbagai kasus yang menyimpang dari nilai-nilai moral yang ada pada masyarakat
kita. Misalya saja yang terjadi di kalangan remaja yaitu pergaulan bebas, tawuran,
penyalahgunaan narkoba, kekerasan diantara remaja, kebut-kebutan di jalan dan lain sebagainya.
Hal tersebut memperlihatkan betapa sudah semakin buruknya moral para remaja. Jika semua
bentuk kenakalan tersebut terus terjadi di negara kita ini, bagaimanakah nasib mereka di masa
depan? Bukankah remaja adalah salah satu aset yang dimiliki oleh bangsa untuk memajukan
bangsa di masa mendatang? Dari kasus-kasus yang terjadi tersebut menandakan betapa
pentingnya perbaikan terhadap karakter dan kepribadian para remaja. Salah satu hal yang bisa
dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan karakter untuk para remaja.
Pendidikan karakter sangat penting diberikan kepada remaja karena masa remaja adalah
masa-masa dimana seorang anak mudah sekali menerima pengaruh dari luar baik itu pengaruh
baik maupun pengaruh buruk. Jika pengaruh baik itu tidak ada masalah tetapi bagaimana dengan
pengaruh buruk? Untuk itulah dengan adanya pendidikan karakter dapat menekan pengaruh yang
tidak baik terhadap remaja yang datang dari luar lingkungan.
4.2 Saran
Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus dipahami serta
dipraktekkan secara menyeluruh. Pembentukan karakter yang pada umumnya terjadi pada masa
anak-anak, mendorong para orangtua untuk bersikap serius dalam masalah ini. Orangtua harus
memberikan pendidikan yang baik dalam rangka membentuk karakter anak. Sehingga
diharapkan lahir generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kuat dalam rangka memajukan
bangsa dan negara.
Hal yang sama juga harus dilakukan para pendidik baik di sekolah (guru), di Perguruan
Tinggi, atau dimanapun berada, yang merupakan orangtua kedua bagi anak. Budaya yang baik di
lingkngan tempat belajar harus dibangun dan diaplikasikan oleh semua pihak, agar tercipta
manusia-manusia yang berkarakter di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta:
Grasindo.
Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama . Jakarta
Wiyani, Novan Ardy. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogia.
http:///C:/Users/Public/Documents/RemajadanPendidikanKarakter_Inspiring Brain.htm/
http:///C:/Users/Public/Documents/Pendidikan Karakter untuk Menanggulangi Penyalahgunaan
Narkoba di KalangaRemaja_annisasyam.htm/ diakses pada tanggal 14 november 2014 pukul
11.15.
https://yudew18.wordpress.com/pendidikan/