Anda di halaman 1dari 41

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA


JL SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur 55283, Telp. (0274) 486733. Psw. 419. Fax. (0274) 486400
YOGYAKARTA

Mata Kuliah
Ilmu Lingkungan Kebumian
INSTRUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
• KLHS
• ISO
• Proper

Tim Dosen Pengampu MKA Ilmu Lingkungan


Kajian Lingkungan Hidup Strategis
PROPER
PROPER adalah Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan
Lingkungan yang dikembangkan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) sejak tahun
1995, untuk mendorong perusahaan
meningkatkan pengelolaan lingkungannya.
• Key words :pengawasan penaatan, transparansi
pengelolaan lingkungan hidup (public
disclosure), partisispasi publik dalam
pengelolaan lingkungan hidup, kewajiban
perusahaan dalam memberikan informasi
• Referensi peraturan :UU No 23/1997 pasal 22
(1), UU No 23/1997 pasal 5 (2), UU No 23/1997
pasal 5 (3), UU No 23/1997 pasal 6 (1), UU No
23/1997 pasal 7 (1)
• Warna :emas, hijau, biru, merah, hitam
Dasar hukum : KepMenLH No 127 tahun 2002
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) merupakan salah satu upaya Kementerian
Negara Lingkungan Hidup untuk mendorong
penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
hidup melalui instrumen informasi.
Dilakukan melalui berbagai kegiatan yang diarahkan
untuk:
(i) mendorong perusahaan untuk menaati peraturan
perundang-undangan melalui insentifdan
disinsentifreputasi, dan
(ii) mendorong perusahaan yang sudah baik kinerja
lingkungannya untuk menerapkan produksi bersih
(cleaner production).
Tujuan dan sasaran
• Tujuan
1. Mendorong terwujudnya pembangunan berkelanjutan
2. Meningkatkan komitmen para stakeholder dalam upaya
pelestarian lingkungan
3. Meningkatkan kesadaran para pelaku usaha/kegiatan
untuk menaati peraturan perundangan lingkungan hidup
4. Meningkatkan penaatan dalam pengendalian dampak
lingkungan melalui peran aktif masyarakat
5. Mengurangi dampak negatif kegiatan perusahaan thp
lingkungan
• Sasaran
1. mendorong perusahaan untuk menaati peraturan
perundangan lingkungan hidup melalui instrumen insentif dan
disinsentif reputasi
2. mendorong perusahaan yang sudah baik kinerja
lingkungannya untuk menerapkan produksi bersih
PROPER
wajib untuk semua perusahaan
Namun difokuskan kepada :
• Berdampak penting terhadap lingkungan
• Berdampak besar terhadap lingkungan
skala besar dalam kapasitas produksi dan jumlah
limbah
• Berpotensi merusak dan mencemari lingkungan
• Perusahaan publik yang terdaftar;
pasar modal dalam negeri
pasar modal luar negeri
• Berorientasi ekspor
Comdevpropoer.com
Prosedur pelaksanaan

Pembuatan prosedur
PRESIDEN

Pembuatan kriteria Pengumpulan Verifikasi Peer review Peer review Dewan


penilaian MENLH
dan data tahap 1 tahap 2 pertimbanagn
analisis data

Pemilihan peserta PUBLIK

Sosialisasi PROPER
7 (tujuh) Area penilaian PROPER

Issue pengelolaan Warna Area penilaian


lingkungan
Penaatan Hitam Pengelolaan pencemaran air
(ref.PP 82/2001 dan PP 19/1999)
Merah Pengelolaan pencemaran udara
(ref.PP 41/1999)
Biru Pengelolaan limbah B3
(ref.PP 18/1999 Jo PP 85/1999)
Persyaratan AMDAL (PP 27/1999)

Lebih dari persyaratan Hijau Penerapan sistem manajemen lingkungan


(beyond compliance)
Emas Pengelolaan dan pemahaman sumber daya

Community participation&relation
Dasar penilaian PROPER KLH

• Lebih berorientasikan pada hasil yang


dicapai, bukan upaya atau proses
• Penaatan untuk semua aspek pengelolaan
lingkungan yang dipersyaratkan (sistem
gugur)
Sumber data penilaian
• Data primer dari tim teknis
• Data swapantau dari pihak perusahaan
• Data pemantauan oleh PEMDA
• Data pemantauan oleh pihak lain yang
dapat dipertanggungjawabkan
KRITERIA PENILAIAN PROPER
peringkat HITAM
Aspek Indikator Dasar peraturan

Pencemaran air 1. Perusahaan tidak melakukan pengelolaan KepMenLH No51/1995


air limbah (apabila diperlukan) pasal 6
2. Perusahaan tidak melakukan pengolahan
air limbah
3. Air limbah >500% dari BMAL (izin)
Pencemaran udara 4. Perusahaan tidak mempunyai alat KepMenLH No13/1995
pengendalian pencemaran udara (apabila pasal 7
diperlukan)
5. Perusahaan tidak melakukan pengendalian
pencemaran udara
6.Emisi udara >500% dari BME (izin)
Limbah B3 7. Perusahaan tidak mengelola limbah B3 PP No18/1999 Jo PP
dan mempunyai dampak terhadap lingkungan No85/1999
dan kesehatan masyarakat
AMDAL/UKL/UPL 8. Perusahaan tidak mempunyai dokumen PP No27/1999 pasal 7
AMDAL atau RKL/RPL yang disetujui
instansi yang berwenang
KRITERIA PENILAIAN PROPER
peringkat MERAH
Aspek Indikator Dasar peraturan

Pencemaran air 9.Perusahaan belum mempunyai izin PP No82/2001 pasal 38


pembuangan air limbah (apabila telah dan pasal 40
diwajibkan)
10.Perusahaan melakukan pengambilan contoh KepMenLH No51/1995
dan analisis air limbah kurang dari sekali pasal 6 butir (e)
perbulan
11.Perusahaan belum melakukan pelaporan KepMenLH No51/1996
hasil pemantauan air limbah sebagaimana pasal 6 butir (h)
yang dipersyaratkan (per3bulan) kepada
instansi terkait
12.Perusahaan belum mempunyai alat ukur PP No82/2001 pasal 38
debit atau alat ukur debit tidak berfungsi ayat 1
dengan baik
13.Tidak dilakukan pengukuran debit harian
14.Konsentrasi air limbah belum memenuhi
BMAL atau persyaratan yang ditetapkan
ddalam izin
15.Kualitas air limbah berdasarkan beban air
limbah belum memenuhi BMAL yang
ditetapkan didalam izin
Aspek Indikator Dasar peraturan

Pencemaran air laut 16.Perusahaan belum mempunyai izin


untuk pembuangan limbah ke laut
(dumping)
Pencemaran udara 17.Stack yang mengeluarkan emisi KepMenLH
belum dilengkapi dengan tempat No13/1995 pasal
pengambilan sampel emisi udara dan 7
peralatan pendukung lainnya
18.Stack yang ada belum dilengkapi
dengan alat pemantauan udara
sebagaimana yang dipersyaratkan
(tergantung jenis industri)
19.Belum dilakukan pengukuran emisi
udara untuk semua stack
sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam peraturan (harian atau setiap
6 bulan)
20.Perusahaan tidak melaporkan
hasil pemantauan emisi udara kepada
instansi terkait sebagaimana
mestinya
21.Emisi udara yang dihasilkan belum
memenuhi BMEU sebagaimana yang
dipersyaratkan
Aspek Indikator Dasar peraturan
Limbah B3 22.Perusahaan belum mempunyai semua PP No18/1999 Jo PP
izin pengelolaan limbah B3 yang dilakukan No85/1999
untuk semua aspek sebagaimana yang Kepdal No68/1994
dipersyaratkan Kepdal No.01/1995
23.Perusahaan belum melakukan Kepdal No.02/1995
pelaporan pengelolaan limbah B3 sesuai
dengan yang dipersyaratkan Kepdal No.03/1995
24.Penyimpanan limbah B3 belum Kepdal No.04/1995
dilakukan sebagaimana yang Kepdal No.05/1995
dipersyaratkan dalam izin
25.Pengelolaan limbah B3 di lokasi (on
site incinerator) belum dilakukan sesuai
dengan yang dipersyaratkan
26.Pengolahan limbah B3 di lokasi (on
site landfill) belum dikelola dengan baik
dan sesuai dengan sebagaimana yang
dipersyaratkan dalam izin
AMDAL/UKL/UPL 27.Perusahaan belum melakukan PP No27/1999
persyaratan-persyaratan di dalam KepMenLH
AMDAL, dan RKL/RPL No86/2002
28.Perusahaan tidak melakukan pelaporan
UKL atau UPL kepada instansi terkait
sebagaimana yang dipersyaratkan
KRITERIA PENILAIAN PROPER PERINGKAT BIRU

Aspek Indikator Dasar peraturan

Pencemaran air 29.Perusahaan mempunyai izin pembuangan air PP No82/2001 pasal 38


limbah (apabila telah diwajibkan) dan pasal 40
30.Perusahaan melakukan pengambilan contoh
dan analisis air limbah paling tidak sekali KepMenLH No51/1995
perbulan pasal 6 butir (e)
31.Perusahaan melakukan pelaporan hasil
pemantauan air limbah sebagaimana yang KepMenLH No51/1996
dipersyaratkan (per3bulan) kepada instansi pasal 6 butir (h)
terkait
32.Perusahaan mempunyai alat ukur debit dan
berfungsi dengan baik PP No82/2001 pasal 38
ayat 1
33.Perusahaan telah melakukan pengukuran
debit harian air limbah
34.Konsentrasi air limbah memenuhi BMAL
atau persyaratan yang ditetapkan dalam izin
35.Kualitas air limbah berdasarkan beban
memenuhi BMAL atau persyaratan yang
ditetapkan dalam izin
KRITERIA PENILAIAN PROPER PERINGKAT HIJAU

Aspek Indikator
Pencemaran air 49.Perusahaan telah melakukan kegiatan swapantau air limbah dan
melaporkan hasil swapantau air limbah kepada instansi terkait (paling
tidak 20 data swapantau perbulan)
50.IPAL yang ada terawat dan berfungsi dengan baik
51.Konsentrasi air limbah yang dihasilkan <50% BMAL (izin)
Pencemaran udara 53.Emisi udara <50% BME
54.Peralatan pengendalian pencemaran udara terawat dengan baik
Limbah B3 55.Perusahaan telah melakukan minimisasi limbah B3 lebih dari 50%
dari total limbah B3 yang dihasilkan
Pelaksanaan produksi 56.Perusahaan telah mempunyai sistem pengelolaan sumber day yang
bersih baik
57.Perusahaan telah melakukan housekeeping dengan baik
58.Perusahaan telah melakukan penggunaan dan konservasi energi
ramah lingkungan dengan effisien
59.Perusahaan telah melakukan penggunaan konservasi air dengan baik
60.Penggunaan bahan baku yang effisien
Aspek Indikator

Sistem Manajemen 61.Perusahaan mempunyai komitmen dan kebijakan lingkungan


Lingkungan yang kuat
62.Perusahaan mempunyai organisasi pengelolaan lingkungan
yang layak untuk mencapai target dan objektif pengelolaan
lingkungan yang ada
63.Perusahaan mempunyai STD (Sistem Tanggap Darurat) yang
baik

Partisipasi dan 64.Perusahaan mempunyai organisasi yang bertanggungjawab


Hubungan dalam kegiatan pengembangan dan partisipasi masyarakat
Masyarakat 65.Perusahaan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan
disekitar lokasi kegiatan perusahaan
66.Perusahaan mempunyai hubungan yang baik dengan
masyarakat disekitar lokasi kegiatan perusahaan
67.Perusahaan mengikutsertakan masyarakat dalam
pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat
sekitar baik langsung maupun tidak langsung
KRITERIA PENILAIAN PROPER
PERINGKAT EMAS
Aspek Indikator

Pencemaran air 68.Konsentrasi air limbah yang dihasilkan <5% dari BMAL (izin)
69.Beban pencemaran air limbah <5% dari BMAL (izin)

Pencemaran udara 70.Emisi udara <5% Baku Mutu Emisi Udara

Pengelolaan Limbah 71.Perusahaan telah melakukan upaya minimisasi limbah B3 lebih


B3 dari 95% dari total limbah B3 yang dihasilkan

Pelaksanaan 72.Perusahaan telah menggunakan bahan baku dan energi ramah


produksi bersih lingkungan

Partisipasi dan 73.Perusahaan telah melaksanakan program hubungan masyarakat


hubungan (community relation) dan pengembangan masyarakat (community
masyarakat development)
PENGERTIAN ISO
✓ ISO 9001 merupakan sertifikasi yang berorientasi pada
layanan pelanggan dan standar manajemen mutu yang
diadopsi pada tahun 2000 oleh International Organization
for Standardization (ISO).
✓ Menurut standar ini, sebuah organisasi harus menunjukkan
kemampuan untuk memenuhi atau melampaui kepuasan
pelanggan dalam hal fungsi produk, kualitas, dan kinerja.
✓ ISO 9001 merupakan kesepakatan internasional yang
digunakan untuk menentukan standar universal yang
berlaku untuk semua organisasi mengenai produk dan
layanan yang memenuhi harapan pelanggan dan syarat
peraturan.
Mengapa Sertifikasi ISO Penting?

1. Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan Serta


Kepercayaan Pelanggan
Dengan menerapkan sistem manajemen mutu, sebuah perusahaan akan
dapat menjamin kredibilitas mereka. Yang dimaksud kredibilitas di sini adalah
kendali proses dan prosedur sebuah perusahaan dimana memastikan apabila
terdapat sesuatu yang tidak beres maka antisipasi akan dilakukan dengan
cepat. Pada akhirnya kredibilitas ini akan menghasilkan nilai positif dalam
kepuasan pelanggan.
2. Jaminan Atas Kualitas dengan Standar
Internasional
Untuk mendapatkan Standardisasi ISO sebuah perusahaan harus melalui
sebuah siklus pasti yang dikenal dengan PDCA yakni identifikasi, analisa, dan
eksekusi sebuah penyelesaian masalah untuk menjamin mutu internasional.
Siklus atau prinsip ini adalah prinsip internasional yang juga diterapkan di
segala jenis industri.
3. Menghemat Biaya

Standar ISO akan memungkinkan suatu perusahaan untuk


menerapkan sistem manajemen khusus yang membantu mereka
untuk mengetahui kinerja perusahaan secara menyeluruh. Jika
ada indikasi bahwa produk akan gagal atau kinerja perusahaan
menurun maka antisipasi akan segera dilakukan. Hal itu juga
secara tidak langsung berarti mencegah kemungkinan
pemborosan anggaran terkait produk atau kinerja yang buruk
tersebut.
4. Mengoptimalkan Kinerja Karyawan

Kembali kepada prinsip manajemen mutu,


semua prinsip tersebut ditetapkan untuk dapat
diikuti oleh seluruh karyawan dari level staff
hingga level eksekutif dalam sebuah
perusahaan. Hal ini akan memacu para
karyawan untuk dapat menjaga kualitas,
efisiensi, serta produktivitas mereka dalam
standar ISO yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Meningkatkan Image Perusahaan

Salah satu keuntungan paling jelas dari


perusahaan yang telah mendapatkan sertifikasi
ISO adalah tentunya image atau brand
perusahaan akan menjadi jauh lebih positif.
Macam-macam ISO
➢ISO 9001 = Standar Kualitas / Mutu
➢ISO 14001 = Standar Lingkungan
➢OHSAS 18001 = Standar Keselamatan dan
Kesehatan
Sistem
Manajemen
Lingkungan
✓ Untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan, adalah penting bagi perusahaan untuk
mengelola dan mengendalikan resiko keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan dan
kualitas. Untuk mengelola ketiga hal tersebut (kualitas, lingkungan, dan keselamatan &
kesehatan), banyak perusahaan sudah mulai menerapkan manajemen berbagai sistem,
termasuk yang telah disebutkan di atas yakni ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001.

✓ Dalam prakteknya, telah terbukti sulit untuk menangani ketiga sistem manajemen tersebut
secara terpisah dan untuk memastikan keberpihakan mereka dengan strategi organisasional.
Oleh karena itu saat ini banyak yang mengintegrasikan QMS (Quality Management System)
dalam hal ini ISO 9001, EMS (Environment Management System) dalam hal ini ISO 14001, dan
OHSAS (Occupational Health & Safety Assessment Series) dalam hal ini OHSAS 18001
menjadi suatu sistem manajemen terpadu karena pada dasarnya ketiga sistem tersebut
memiliki struktur yang sama dan sistem yang mirip.

✓ Sejalan dengan itu banyak perusahaan yang sudah mengintegrasikan bagian-bagian kerja
tersebut (bagian kerja kualitas dan bagian kerja keselamatan & kesehatan kerja dan
lingkungan hidup atau HSE) menjadi satu bagian yakni QHSE (Quality, Health, Safety, dan
Environment). Hal tersebut sangat penting karena operasional yang peduli pada aspek mutu,
lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja semakin mendapat perhatian dan
sorotan yang serius dari kalangan bisnis. Jika ketiga sistem manajemen tersebut
diimplementasikan secara terpisah akan ada banyak duplikasi standar kerja, prosedur dan
sistem kerja, dan bisa mengakibatkan biaya tambahan dan bahkan konflik.

Anda mungkin juga menyukai