PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui penggunaan ejaan bahasa yang benar.
1.3.2 Mengetahui penggunaan kalimat yang benar.
1.3.3 Mengetahui penggunaan kalimat baku dan tidak baku.
1.3.4 Mengetahui penggunaaan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
1.3.5 Mengetahui penggunaan kalimat efektif.
BAB II
LANDASAN TEORI
H. Kalimat Induktif adalah paragraf yang di awali dengan menjelaskan masalah di akhiri
kesimpulan. Contoh paragraf Induktif :
Setiap hari Abo selalu pulang malam sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang
pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu dipenuhi dengan
gemerlapnya dunia malam. Tak ada kata susah di dalam pikirannya. Maka dari itu sangat
wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.
I. Kalimat Deduktif
adalah paragraf yang diawali dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama
yang bersifat umum kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus. Contoh
paragraf Deduktif :
Emas merupakan produk investasi yang diyakini dapat menangkal inflasi. Sejarah
membuktikan bahwa emas hampir selalu akan diborong orang apabila terjadi kepanikan
yang dapat membahayakan ekonomi negara (inflasi tinggi, krisis keuangan, ataupun
perang). Seperti pada saat terjadi perang teluk, harga emas dunia, batangan logam mulia
langsung terdongkrak seiring kenaikan harga minyak mentah dunia.
J. Kalimat Transitif adalah kalimat yang memerlukan objek.
Contohnya, saya menulis buku, saya makan nasi goreng dan sebagainya.
K. Kalimat Intransitif adalah kalimat yang tidak memerlukan objek.
Contohnya, saya makan di kantin, saya duduk di depan kelas dan sebagainya.
L. Kata Nominal
adalah kata yang mengacu pada sesuatu benda (konkret maupun abstrak). Macam-macam
kata nomina :
Nomina bernyawa
Nomina tidak bernyawa
Nomina terbilang (bisa dihitung)
Nomina tak terbilang (tidak bisa dihitung)
Nomina kolektif (gabungan)
Nomina ukuran
M. Makna Idiomatik adalah kata kiasan.
N. Kata Adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak, dan tabiat,
orang/binatang/benda. Macam-macam kata sifat :
Adjektiva dasar : adil, bangga, cemas, dan lain-lain.
Adjektiva turunan : kegalauan, kecemasan, dan lain-lain.
Adjektiva berafiks
Adjektiva bereduplikasi : cantik-cantik, ganteng-ganteng, dan lain-lain.
Adjektiva berafiks i, wi, ah. I : abadi, wi : duniawi, manusiawi, ah : ilmiah.
O. Kata Adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina
predikat/ kalimat.
Adverbia dasar, contohnya alangkah, niscaya, paling dan lain-lain.
Adverbia turunan : reduplikasi (ulang). Contoh : lagi-lagi, agak-agak, paling-paling.
Adverbia gabungan adalah dua buah kata berbeda makna. Contohnya, bisa jadi, tidak
mungkin.
P. Kata Sandang (artikel) adalah kata yang mendampingi kata benda atau yang membatasi
makna tunggal orang atau benda. Macam-macam kata sandang :
Kata sandang tunggal (untuk satu orang), contohnya sang (sang guru, sang pangeran).
Kata sandang jamak (untuk banyak orang), contohnya para (para penonton, para
pendamping).
Kata sandang netral (tidak berpihak pada siapa-siapa), contohnya si (si dia).
Q. Kata Depan (Preposisi) adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, dan/
kata kerja untuk membentuk kata gabungan. Macam-macam kata depan yaitu, ke, di, dari,
akan, bagi, dalam. Contoh : dari mana, dari siapa.
R. Kata Hubung (Konjungsi) adalah kata penghubung antara kalimat. Contoh dan, tetapi.
Macam-macam kata hubung :
Konjungsi penambahan : dan, lagipula.
Konjungsi perlawanan : sedangkan, tetapi.
Konjungsi waktu : ketika, sejak, saat.
S. Kata Seru adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati atau berbagai
ungkapan perasaan. Macam-macam : seruan/panggilan, keheranan, kekaguman, kesakitan,
kekesalan/kekecewaan, kekagetan.
T. Kata Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai, mempertahankan atau
mengkukuhkan. Macam-macam partikel : kah, kan, deh, lah, dong, ke, pun, toh, ya.
C. KATA TURUNAN
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:bergetar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsure gabungan kata itu ditulus serangkai.
Misalnya:menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata
itu ditulis serangkai.
Misalnya: adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram, awahama, bikarbonat,
biokimia, caturtunggal, dasawarsa, dekameter, demoralisasi, dwiwarna, ekawarna,
ekstrakurikuler, elektroteknik, infrastruktur, inkonvensional, introspeksi, kolonialisme,
kosponsor, mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolaborasi, Pancasila,
panteisme, paripurna, poligami, pramuniaga, prasangka, purnawirawan, reinkarnasi,
saptakrida, semiprofessional, subseksi, swadaya, telepon, transmigrasi, tritunggal,
ultramodern
catatan:
1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di
antara kedua unsur itu harus dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia, pan-Afrikanisme
2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti kata esa dan kata yang bukan kata
dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita beersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah tata bahasa, baik ituejaan maupun
tanda bacanya. Kalimat efektif juga dapat diartikan sebagai kalimatyang singkat, padat, jelas,
lengkap dan dapat menyampaikan informasi secaratepat.Kesalahan yang sering membuat
kalimat tidak efektif adalah penggunaan kata-kata yang keterangan atau penjelasannya
bermakna ganda. Kata-kata yang bermakna ganda membuat pembaca atau pendengar menjadi
kebingungan. Syaratsuatu kalimat dikatakan efektif apabila :
1.
Sesuai dengan kaidah EYD
Kalimat efektif harus menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat dengankaidah Bahasa
Indonesia. Penggunaan kata baku juga diperhatikan dalamsebuah kalima.
2.
Sistematis
Sebuah kalimat sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat,
kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap hingga keterangan. Untuk
membuat kalimat efektif, kalimat disusun dengan runtut sehingga tidak
memusingkan.
1. Tidak bertele-tele
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu dan
berlebihan. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan menggamburkan
maksud kalimat dan membuat pembaca atau pendengar bingung.
2. Tidak ambigu
Maksud dari ambigu adalah kalimat yang menimbulkan makna atau tafsir
ganda. Hal ini dikeranekan kalimat tersebut tidak bisa menyampaikan gagasan
yang sebenarnya kepada pembaca atau pendengarnya.
Suatu kalimat dapat dikatakan kalimat efektif apabila meimiliki ciri-ciri berikut :
1. Kesepadanan struktur
Kesepadanan struktur adalah kelengkapan struktur dan penggunaannya. Ciri-
ciri kesepadanan struktur dilihat dari :
a. Mengandung unsur klausa lengkap, yakni subjek dan predikat.
b. Jangan tempatkan kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan
mengaburkan pelaku di dalam kalimat tersebut.
c. Tidak bersubjek ganda.
2. Kehematan kata
Salah satu syarat kalimat efektif adalah tidak bertele-tele, sehingga tidak
boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama dalam sebuah kalimat. Hal
yang sering membuat kalimat boros sehingga tidak efektif adalah penggunaan
kata jamak dan kata-kata yang bersinonim.
3. Kesejajaran bentuk
Kesejajaran bentuk adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang
digunakan dalam kalimat tersebut. Jika bentuk pertama memakai verba, yang
kedua juga harus memakai verba.
4. Ketegasan makna
Ketegasan merupakan penegasan tentang gagasan utama dari kalimat tersebut.
5. Kelogisan kalimat
Kelogisan kalimat berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada
kalimat. Karena itu, dalam membuat kelimat hendaknya dibuat dengan ide
yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca mudah memahami
maksud dari kalimat tersebut.
1.1 Paragraf
Paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berangkai dan padu sehingga
membentuk suatu gagasan utama yang ingin disampaikan oleh pembacanya. suatu
paragraf dikatan baik apabila :
1. Kelengkapan
Paragraf yang baik harus memiliki unsur-unsur paragraf yang lengkap,
diantaranya adalah :
a. Gagasan utama
Gagasan utama adalah topik yang dibahas dalam suatu paragraf.
b. Kalimat utama
Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama. Letak
kalimat utama di dalam suatu paragraf bervariasi, ada yang di awal
(paragraf deduktif), di akhir (paragraf induktif), maupun di awal dan di
akhir (paragraf campuran).
c. Kalimat penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi alasan-alasan yang kuat
untuk mendukung kalimat utama. Kalimat ini harus mengandng data
berupa fakta.
2. Kesatuan
Yang dimaksud kesatuan adalah suatu paragraf harus memiliki satu kesatuan
gagasan utama beserta gagasan-gagasan penjelas. Gagasan tersebut
dikembangkan dengan saling menghubungkan satu sama lain dengan kesatuan
yang utuh sehingga tidak menyebabkan kalimat yang sumban di dalam
paragraf.
3. Kepaduan
Yang dimaksud kepaduan adalah kalimat-kalimat di dalam paragraf terjalin
atau terangkai dengan logis dan serasi. Syarat kepaduan di dalam suatu
paragraf terpenuhi dengan menggunakan konjungsi sehingga kalimat-kalimat
tersebut menjadi saling berkaitan.