Halo Bapak/Ibu, bagaimana kabarnya? Semoga tetap semangat dan selalu optimis menjalani
hari-hari di tengah pandemi yang belum juga usai.
Belajar merupakan kegiatan utama seorang manusia. Belajar tidak hanya berpusat di lingkungan
sekolah, namun juga melalui lingkungan sekitar.
Sebagai seorang guru, Bapak/Ibu bertanggung jawab untuk membimbing individu-individu
untuk terus belajar agar yang awalnya tidak tahu menahu menjadi ahli dan berilmu.
Proses belajar semacam itu merupakan bentuk penempaan di ranah kognitif individu. Itulah
mengapa, dari yang awalnya tidak tahu menjadi ahli dan berilmu. Lantas, apa itu kognitif?
Pengertian Kognitif
Kognitif adalah semua aktivitas mental yang membuat suatu individu mampu menghubungkan,
menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa, sehingga individu tersebut mendapatkan
pengetahuan setelahnya.
Kognitif ini erat sekali dengan tingkat kecerdasan seseorang. Contoh kognitif bisa ditunjukkan
ketika seseorang sedang belajar, membangun sebuah ide, dan memecahkan masalah.
Pengertian Menurut Para Ahli
Teori ini menyatakan bahwa pada proses belajar, seseorang tidak hanya cenderung
pada hubungan antara stimulus dan respon, melainkan juga bagaimana perilaku
seseorang dalam mencapai tujuan belajarnya.
Teori belajar kognitif dikembangkan dalam rangka membantu guru memahami para murid yang
memiliki beragam macam sifat dan sikap. Berbicara teori belajar kognitif sama saja
membicarakan bagaimana kualitas belajar yang mudah dipahami dan menyenangkan. Teori ini
hanya ada dua objek saja yaitu guru dan murid.
Menjadi seorang guru memiliki tantangan tersendiri. Bagi mereka yang belum mengetahui
pentingnya guru hanya memandang sebelah mata tanpa menyadari bahwa guru adalah penentu
masa depan anak bangsa.
Teori belajar kognitif dibentuk dengan tujuan mengkontruksi prinsip-prinsip belajar secara
ilmiah yang dapat diterapkan kesituasi kelas dengan menghasilkan prosedur-prosedur dikelas
untuk mendapatkan hasil yang produktif. Dan menjelaskan bagaimana seseorang mencapai
pemahaman atas diri dan lingkungannya.
terpisah.
Ada lima model teori belajar kognitif yang mempengaruhi didunia pendidikan, yaitu :
Jadi, menurut teori ini tingkat kejelasan dan keberartian dari apa yang diamati dalam situasi
belajar lebih meningkatkan belajar seseorang daripada hukuman atau ganjaran.
Teori ini mengembangkan suatu teori belajar dengan mempengaruhi perhatian kepada
kepribadian dan psikologi sosial.
Lewin berpendapat bahwa tingkah laku merupakan hasil interaksi dari kekuatan-kekuatan, baik
internal maupun eksternal.
Teori ini memandang proses berfikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari
konkrit menuju abstrak.Teori ini memiliki 3 tahapan yaitu :
Teori ini bertujuan sebagai jembatam yang menghubungkan apa yang sedang dipelajari siswa
dengan apa yang sudah dipelajari sebelumnya.
Teori ini mengemukakan pengembangan program pengajaran yang lebih efektif dengan
mengkoordinasikan metode penyajian bahan, dan anak dapat mempelajari bahan itu dengan
tingkat kemajuannya (sensorik, konkrit dan abstrak).
Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif merupakan suatu istilah yang menyatakan bahwa melalui tingkah
lakulah seorang individu akan mengalami proses mental yang nantinya bisa
meningkatkan kemampuan menilai, membandingkan, atau menanggapi stimulus
Pendekatan ini memberikan penekanan terhadap isi pikiran manusia agar manusia
Perkembangan Kognitif
Setiap anak memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Hal itu karena
sudah mulai berpikir secara logis saat mengalami atau melihat sesuatu di sekitarnya.
Level Kognitif
Di pembahasan sebelumnya, Quipper Blog sudah membahas hal-hal terkait pengertian
pembelajaran?
Membahas masalah kognitif, tentu tak bisa dilepaskan dari bagaimana peserta didik
dalam menghadapi soal-soal ujian yang dibebankan padanya. Oleh karena itu,
Level kognitif ini dibagi menjadi tiga level, yaitu sebagai berikut.
1. Level 1
Level ini menunjukkan tingkat kemampuan yang paling rendah karena hanya menuntut
pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Jika mengacu pada taksonomi Bloom,
2. Level 2
Pada level ini, tingkat kemampuannya tentu lebih tinggi daripada level 1 karena
menuntut peserta didik untuk mampu menerapkan. Jika mengacu pada taksonomi
3. Level 3
Tingkat kemampuan soal pada level 3 ini paling tinggi di antara dua level sebelumnya
mengevaluasi. Jika mengacu pada taksonomi Bloom, soal level 3 ini mencakup soal