Anda di halaman 1dari 5

SARAH MAHFUZAH//208000166//D

PENTINGNYA PENGENALAN BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNOLOGI


DALAM PEMBELAJARAN SD

Abad 21 merupakan zaman globalisasi dan penting untuk memahami berbagai bahasa
asing. Bahasa Inggris, dalam hal ini menjadi yang pertama. Pengajaran Bahasa Inggris
telah berlangsung selama bertahun-tahun dan terus didorong sebagian oleh pengaruh
internet. Penelitian Eaton (2015) menunjukkan bahwa pada tahun 2000 ada sekitar satu
miliar pelajar bahasa inggris, namum satu decade kemudian jumlahnya meningkat dua
kali lipat. Data ini menunjukkan peningkatan dalam pembelajaran bahasa inggris, yang
telah mencapai puncaknya pada tahun 2010.

Dengan perkembangan pesat sains dan teknologi, munculnya teknologi multimedia dan
aplikasinya untuk mengajar. Menampilkan audio, visual, serta efek animasi dalam
pengajaran bahasa inggris dan menetapkan platform yang menguntungkan untuk
reformasi dan ekkplorasi pada model pengajaran bahasa inggris di era baru. Pengajaran
tradisional sedikit banyak menghambat kemampuan siswa untuk memahami bahasa
tertentu dan juga memahami struktur, maka, dan fungsi bahasa, serta membuat siswa
menerima pengetahuan yang pasif. Dengan intruksi guru yang mengarahkan pola pikir
dan motivasi peserta didik, teknologi multimedia membantu dalam integrasi pengajaran
dan pembelajaran serta memberikan peserta didik kesempatan yang lebih besar.

Bahasa Inggris pada sekolah dasar sejak dahulu sampai diberlakukan kurikulum 2013
diperlukan kendatipun begitu banyak masalah yang dihadapi dalam
mengimplementasikan pembelajaran bahasa Inggris di dalam kelas. Mengapa bahasa
Inggris pada sekolah dasar diperlukan dalam pembelajaran bahasa Inggris: pertama pada
anak- anak usia dini belajar bahasa lebih mudah ditangkap; kedua pada zaman yang
serba digital sekarang ini yang mana semua sistem kehidupan menggunakan bahasa
Inggris, dengan adanya bahasa Inggris pada sekolah dasar lebih mempermudah untuk
menerima tehnologi yang digunakan. Ketiga, dengan diberikan bahasa Inggris pada
sekolah dasar otomatis ketika anak-anak akan melanjutkan pada jenjang menengah
peserta didik akan mudah menerima bahasa Inggris.
Media sendiri digunakan sebagai perantaran agar penyampaian materi pembelajaran
dapat berjalan dengan baik. Hal ini tidak lepas dari makna media itu sendiri sebagai
perantara atau penyalur. Terlebih lagi media pembelajaran memang berfungsi untuk
meningkatkan rangsangan belajar siswa (Ali, 2009; Ramdhani & Muhammadiyah,
2015). Rangsangan belajar yang baik akan memberikan pengalaman belajar yang efektif
dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan media yang digunakan. Secara
umum terdapat tiga unsur pokok media yaitu suara, visual, dan gerak (Susilana, Si, &
Riyana, 2008).

Pemilihan atau penggabungan media sangat bergantung dari karakteristik materi dan
karakeristik peserta didik yang dibelajarkan antara lain media visual, audio, audio
visual, multimedia dan realita. Karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang
sejatinya dalam hierarki Piaget masih dalam tahap operasional konkret (Desstya, 2014;
Kurniawan, 2015). Oleh sebab itu, pada tahap ini masih sangat dibutuhkan peran media
yang membantu transformasi pengetahuan secara lebih nyata. Terkait dengan
karakteristik materi pembelajaran, pemilihan media harus sesuai dengan materi yang
diajarkan (Abdullah, 2017; Susilana et al., 2008). Contoh nyata pelaksanaannya pada
pembelajaran bahasa inggris karena tentunya media yang digunakan harus mampu
menjembatani konstruksi pengetahuan yang nyata salah satunya dengan menggunakan
media video.

Media video adalah alat untuk menyampaikan materi pembelajaran melalui tayangan
gambar bergerak yang diproyeksikan membentuk karakter yang sama dengan objek
aslinya (Susilana et al., 2008). Penggunaan media pembelajaran video mampu
memberikan repon positif dari siswa karena kegiatan yang menarik siswa untuk
ditonton secara saksama disertai dengan rasa keingitahuan sehingga membuat siswa
termotivasi untuk belajar dan mampu meningkatkan pemahamannya terhadap materi
pelajaran yang disampaikan (Kirana, 2016).

Keterampilan menyimak adalah kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh


perhatian dan pemahaman. Mendengar berbeda dengan menyimak. Mendengar
merupakan kegiatan penerimaan bunyi yang datang tanpa adanya perhatian atau
pemahaman dan tahap awal dari menyimak, sedangkan menyimak merupakan kegiatan
penerimaan bunyi yang datang dengan adanya perhatian atau pemahaman dan tahap
lanjut dari mendengar (Harsiati, 2013). Menyimak merupakan aspek keterampilan
berbahasa yang paling awal dipelajari oleh manusia. Kemampuan menyimak adalah
kemampuan berbahasa pertama yang dimiliki oleh manusia dalam pemerolehan bahasa
(Khair, 2018). Pemerolehan bahasa melalui keterampilan berbahasa khususnya aspek
menyimak memiliki peran yang sangat penting karena merupakan keterampilan
berbahasa yang paling mendasar, akan tetapi sering kali keterampilan menyimak
dianggap tidak penting. Walaupun sekolah-sekolah telah lama menuntut pada peserta
didik menyimak secara ekstensif, pengajaran langsung bagaimana cara yang terbaik
untuk menyimak tetap saja terlupakan dan diabaikan berdasarkan asumsi bahwa
keterampilan tersebut merupakan kemampuan alamiah (Fadhlurrahma, 2019).

Media pembelajaran berupa film dapat melatih keterampilan menyimak peserta didik
karena tidak hanya memfasilitasi audio tetapi juga visual, sehingga peserta didik akan
lebih fokus untuk menyimak (Alimah, 2020). Film merupakan sederetan gambar dengan
ilusi gerak, sehingga terlihat hidup dalam kerangka yang diproyeksikan melalui
proyektor dan diproduksi secara mekanis, sehingga dapat dilihat dan didengar
(Rubianto, 2018). Film yang dipilih perlu diperhatikan agar bersifat edukasi, sesuai
dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan, serta sesuai dengan karakteristik dan
kegemaran peserta didik. Penggunaan media film animasi juga mampu membangkitkan
rasa ingin tahu, minat peserta didik, dan mampu memotivasi peserta didik untuk lebih
giat lagi dalam mengikuti pembelajaran, sehingga peserta didik mampu memahami
bahan simakan dengan baik serta mampu mempengaruhi hasil belajar peserta didik
(Hartani, 2018).

Untuk memberikan ruang kreativitas bagi anak-anak, diperlukan konsep sekolah terbuka
dan mencoba menerapkan pembelajaran yang membutuhkan perkembangan psikologis
siswa mereka (Lian dkk., 2018). Upaya yang dilakukan dapat dari segi materi; proses
pembelajaran, perbaikan dan dukungan sarana prasarana; peningkatan kemampuan guru
dalam mengajar melalui penataran atau pelatihan, pengurangan; pembagian materi
menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana (penyederhanaan muatan materi dalam
kurikulum) atau peningkatan mutu input (peserta didik) di sekolah. Aktivitas mental
untuk mengembangkan atau menemukan ide-ide asli (orisinil), estetis, konstruktif yang
berhubungan dengan pandangan konsep, dan menekankan pada aspek berpikir intuitif
dan rasional (Ishak dkk., 2017). Untuk dapat menciptakan situasi pembelajaran yang
kreatif, maka dibutuhkan langkah-langkah pembelajaran kreatif.

Lingkungan fisik kelas juga memiliki pengaruh terhadap proses perkembangan siswa
sekolah dasar. Unsur lingkungan sebagai objek yang ada disekitar siswa termasuk
ukuran kelas, rancangan perabotan, temperatur, kelembaban, warna, suara, pergerakan,
udara, aroma, dan pencahayaan memiliki pengaruh terhadap perkembangan kognitif
siswa (Rands & Gansemer-Topf, 2017; Weinstein, 1981). Hal ini juga didukung oleh
pendapat Wetherill (2002) yang mengungkapkan bahwa perlakuan kelas akan
memberikan dampak pada siswa (Wetherill, 2002).
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, Y., & Mangkurat, U. L. (2021). Pentingnya profesi keguruan bagi indonesia.
1(2), 1–6.

Maili, S. N. (2018). Bahasa Inggris Pada Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Unsika,
6(1), 23–28.

Probosiwi, P., & Dewi, N. A. (2020). Peran Guru Dalam Proses Kreatif Batik Tulis
Peserta Didik di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar: Kajian Teori Dan Praktik
Pendidikan, 29(2), 128–144. https://doi.org/10.17977/um009v29i22020p128

Risky, S. M. (2019). Analisis Penggunaan Media Video pada Mata Pelajaran IPA di
Sekolah Dasar. Sekolah Dasar: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan, 28(2), 73–
79. https://doi.org/10.17977/um009v28i22019p073

SUHARDIANA, I. P. A. (2019). Peran Teknologi Dalam Mendukung Pembelajaran


Bahasa Inggris Di Sekolah Dasar. Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 92.
https://doi.org/10.25078/aw.v4i1.934

Yasmine, F. N., Agustina, R. T., & Rini, T. A. (2020). Peningkatan Keterampilan


Menyimak Melalui Film. 29(2), 170–181.

Anda mungkin juga menyukai