KASUS:

KORUPSI DI INDONESIA

Dalam Report to the Nations tahun 2014, Association of Certified Fraud Examiners atau yang
disebut ACFE mengemukakan bahwa kejahatan kerah putih di dunia semakin meningkat
dalam kuantitas maupun kualitasnya. Menurut ACFE terdapat tiga bentuk kejahatan kerah
putih yaitu korupsi, penyalahgunaan asset/kekayaan organisasi-negara, dan pembuatan
laporan keuangan yang curang. Berdasarkan tinjauan dari Gross World Product terdapat
kerugian yang diakibatkan oleh kejahatan merah putih, dimana peringkat pertama yang
merugikan adalah pembuatan laporan keuangan yang curang, peringkat kedua ialah korupsi,
dan peringkat ketiga adalah penyalahgunaan asset/kekayaan organisasi-negara. Bentuk dari
kejahatan kerah putih tersebut tentunya langsung maupun tidak langsung akan melibatkan
profesi akuntan karena adanya teknik rekayasa laporan keuangan yang umumnya hanya
dimengerti oleh akuntan, baik itu teknik pembuatannya maupun teknik pemeriksaannya.

Berdasarkan laporan dari Transparency International tahun 2013, peringkat indeks korupsi di
Indonesia tetap buruk dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat
Indonesia dalam memberantas korupsi belum sepenuhnya berhasil. Selain itu, kuantitas dan
kualitas kejahatan kerah putih semakin tinggi dan melibatkan berbagai unsur pemerintahan,
lembaga legislatif, yudikatif, penegak hukum, partai politik, dan juga berbagai unsur
masyarakat yang lainnya. Pada laporan Mahkamah Agung mengenai keputusan tindak pidana
korupsi dari 2003 hingga 2012 terdapat >70% pelaku korupsi di Indonesia berpendidikan
sarjana. Oleh karena itu, tindak kejahatan perpajakan terjadi disebabkan oleh adanya
perekayasaan laporan keuangan, dimana pelakunya ialah para petugas pajak yang paham atau
bahkan berpendidikan akuntan.

Pertanyaan:

1. Mengapa korupsi di Indonesia masih terus terjadi? Jelaskan pemahaman Anda dengan
menggunakan teori dan prinsip etika.

Jawab :

Alasan mengapa korupsi terus terjadi di Indonesia karena untuk memenuhi keinginan diri
sendiri, walaupun menggunakan cara yang salah dan merugikan orang lain. Korupsi
merupakan Tindakan yang salah, yang di lakukan oleh seseorang yang merasa kehidupannya
masih merasa tidak cukup, padahal orang tersebut kehidupannya serba berkecukupan. Orang-
orang yang biasanya melakukan korupsi biasanya adalah yang mempunyai jabatan tinggi atau
yang memiliki kekuasaan di perusahaan ataupun organisasi, dan rata-rata adalah orang yang
berpendidikan, akan tetapi tidak memiliki prinsip etika.

2. Kalau sebagian besar pelaku korupsi di Indonesia berpendidikan setara dengan

sarjana, mengapa hal itu dapat terjadi? Bagaimana seharusnya pendidikan tinggi di
Indonesia?

Jawab :

Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai bahaya korupsi dan dari
perguruan tinggi tidak terdapat nilai integritas kepada lulusannya, sehingga dampaknya tidak
bisa mengetahui secara pasti mana perbuatan yang baik dan buruk. Jadi untuk mengantisipasi
hal ini, dari perguruan tinggi memberikan Pendidikan antikorupsi, dengan tujuan agar
meningkatkan pemahaman mengenai bahaya korupsi, selain itu perguruan tinggi juga harus
meningkatkan system Pendidikan dengan menerapkan nilai transparan dan akuntabel seperti
memberikan nilai kejujuran atau integritas.

3. Mengapa para akuntan mau terlibat secara langsung ataupun tidak langsung dalam
pembuatan laporan keuangan yang curang? Jelaskan berdasarkan prinsip teori dan
etika

Jawab:

Menurut kelompok kami, hal ini di karenakan para akuntan sudah paham betul dalam
melakukan pembuatan laporan keuangan, sehingga banyak para akuntan melakukan siasat
dengan membuat laporan keuangan yang curang yang kemudian di ubah agar bisa menjadi
seperti laporan keuangan sesungguhnya, di tambah sekarang teknologi sudah semakin
canggih sehingga membuat para akuntan memanfaatkan beberapa teknologi untuk membuat
laporan keuangan yang curang ini. Tentu saja ini sudah salah menurut teori dan prinsip
utilitarianisme karena membuat laporan keuangan yang curang merupakan tindakan yang
dapat merugikan orang lain.