Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

“DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)”

Dosen Pembimbing : Sulastri, Skp, M.Kep

Disusun Oleh :

TRI RAHAYU NINGSIH

19064

D-III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATN YASPEN JAKARTA

TAHUN AJARAN 2020/2021


A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1.1 Definisi
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan
orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai
ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk
kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Resti,
2014).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk
lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara
efidemik. (PADILA, 2012)
1.2 Etiologi
Virus dengue serotype 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vector nyamuk aedes
aegypti. Nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain
merupakan vector yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotype akan
menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan tetapi tidak
ada perlindungan terhadap serotype lain. (Smeltzer & Suzanne, 2001)
1.3 Manifestasi
Diagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnosa klinis dan
laboratories. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD dengan diagnosa klinis dan
laboratories:
Diagnosa Klinis
 Demam -
 Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji tourniquet positif, petekie (bintik
merah pada kulit), purpura (perdarahan kecil di dalam kulit), ekimosis,
perdarahan konjungtiva (perdarahan pada mata), epitaksis (perdarahan hidung),
perdarahan gusi, hematemesis (muntah darah), melena (BAB darah) dan hematusi
(adanya darah dalam urin).
 Perdarahan pada hidung
 Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat
pecahnya pembuluh darah
 Pembesaran hati (hepatomegali)
 Rejan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20mmHg atau kurang, tekanan
sistolik sampai 80mmHg atau lebih rendah

 Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnya nafsu
makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala.

Diagnosa Lab
 Trombosit openi pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan trombosit
hingga 100.000/mmHg
 Hemokonsentrasi, meningkatnya hemotokrit sebanyak 20% atau lebih

1.4 Patofisiologi
Virus dengue yang pertama kali masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali member gejala DF. Pasien akan
mengalami gejala viremia, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan,
hyperemia ditenggorokkan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada
RES seperti pembesaran kelenjar getah bening, hati dan limfa. Reaksi yang berbeda
Nampak bila seseorang mendapatkan infeksi berulang dengan tipe virus yang
berlainan. Berdasarkan hal itu timbulah the secondary heterologous infection atau
sequential infection of hypothesis. Re- infeksi akan menyebabkan suatu reaksi
anamnetik antibody, sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks antigen antibody
(kompleks virus antibody) yang tinggi.
Terdapatnya kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah mengakibatkan hal
sebagai berikut:
a) Kompleks virus antibody akan mengaktivasi system komplemen, yang berakibat
dilepasnya anafilatoksin C3a dan C5a. C5a menyebabka nmeningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya plasma melalui
endotel dinding tersebut, suatu keadaan yang sangat berperan terjadinya renjatan.
b) Timbulnya agregasi trombosit yang melepas ADP akan mengalami
metamorphosis. Trombosit yang mengalami kerusakan metamorphosis akan
dimusnahkan oleh system retikulo endothelial dengan akibat trombosi topenia
hebat dan perdarahan. Pada keadaan agregasi, trombosit akan melepaskan
vasokoaktif (histamine dan serotonin) yang bersifat meningkatkan permeabilitas
kapiler dan melepaskan trombosit factor III yang merangsang koagulasi
intravascular.
c) Terjadinya aktivasi factor hegamen (factor XII) dengan akibat terjadinya
pembentukan plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilatoksin dan
penghancuran fibrin menjadi fibrinogen degradation product. Disamping itu
aktivasi akan merangsang system kinin yang berperan dalam proses meningginya
permeabilitas dinding pembuluhdarah.
1.5 Patwhay

1.6 Komplikasi
1) Perdarahan luas.
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya terjadi
pada kulit dan dapat berupa uji tocniquet yang positif mudah terjadi perdarahan
pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura.
Perdarahanringanhinggasedangdapatterlihatpadasalurancernabagianatashinggam
enyebabkanhaematemesis.Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului
dengan nyer perut yang hebat.
2) Shock ataurenjatan.
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai
dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung
hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada
masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk.
3) Effuse pleura
4) Penurunan kesadaran.
1.7 Penatalaksanaan
a) Tirah baring
b) Pemberian makanan lunak .
c) Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate
merupakan cairani ntravena yang paling sering digunakan , mengandung Na +
130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekterbasa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter
danCa = 3 mEq/liter.
d) Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
e) Anti konvulsi jika terjadi kejang
f) Monitor TTV
g) Monitor adanya tanda-tanda renjatan
h) Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
i) Periksa HB,HT, danTrombosit setiap hari
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk
dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi
pasien baik fisik, mental, social maupun spiritual dapat ditentukan. Diperoleh data
dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, mental, social dan spiritual serta factor lingkungan yang
mempengaruhi nya. Sistem adaptasi mempunyai input berasal dari internal.
Adapun langkah-langkah dalam pengkajian yaitu :
a. Identitas pasien
Dikaji tentang identitas klien yang meliputi :nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, pendidikan terakhir, status perkawinan, alamat, diagnose medis,
nomor medis, tanggal masuk Rumah Sakit dan tanggal pengkajian. Juga identitas
penanggung jawab klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan terakhir dan hubungan dengan klien.
b. Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian, nyeri
biasanya menjadi keluhan yang paling utama terutama pada pasien post op
craniotomy.
c. Alasan Masuk
Merupakan alasan yang mendasari klien dibawa ke Rumah Sakit atau kronologis
yang menggambarkan perilaku klien dalam mencari pertolongan.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan pengembangan dari keluhan utama yang dirasakan klien melalui
metode PQRST dalam bentuk narasi:
P : (Provokatif/Pariatif) : Hal yang memperberat atau memperingan, nyeri
yang dirasakan biasanya bertambah bila klien berjalan, bersin, batuk atau
napas dalam.
Q : (Quality/Quantity) : Kualitas dari suatu keluhan atau penyakit yang
dirasakan.
R : (Region/Redition) : Daerah atau tempat dimana keluhan dirasakan, apakah
keluhan itu menyebar atau mempengaruhi area lain.
S : (Saverity/Scale) : Keganasan atau intensitas (skala) dari keluhan tersebut.
Skala nyeri antara 0-5.
T : (Time) : Waktu dimana keluhan dirasakan pada klien yang mengeluh nyeri
tanyakan apakah nyeri berlangsung terus menerus atau tidak.
e. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Yaitu pertanyaan seputar kesehatan klien di masa lalu apakah sama seperti
penyakit yang sekarang atau idak
f. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam Berdarah
Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgai berikut:
1) Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan
nadi lemah.
2) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan
spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan tidak
teratur.
3) Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah,
kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.
4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak
terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit
tampak biru.

Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan
lembab.
1) Kuku sianosis/tidak
2) Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis,
hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut
didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan.
Sementara tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV).
3) Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya
cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+),
yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
4) Abdomen
Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites.
5) Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
2. DiagnosaKeperawatan
Adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau
resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah.
Diagnosa yang dapat di ambil :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya nafsu
makan sekunder terhadap anoreksia
2. Hipertemi b.d tidak efektifnya termoregulasi sekunder terhadap infeksi
virus dengue
3. Gangguan pola tidur b.d perubahan lingkungan sekunder akibat
hospitalisasi
3. RencanaKeperawatan
Adalah merencanakan suatu tindakan keperawatan yang akan perawat lakukan
kepasien sesuai dengan diagnose dan kebutuhan pasien agar mencapai tujuan hasil
yang spesifik seperti kesembuhan.
4. TindakanKeperawatan
Adalah melakukan suatu tindakan dari rencana yang sudah dibuat untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu pasien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien.
5. EvaluasiKeperawatan
Adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai atau belum.

Anda mungkin juga menyukai