Anda di halaman 1dari 4

Negara Filipina

Adinda Intan Maharani 010001800012


Rahardian Kukuh Wicaksono
010001700366

Analisa Kasus

Tinjauan Kasus Negara Filipina

Melodia Ferraris adalah penduduk Kota Cebu sampai tahun 1937 ketika dia
dipindahkan ke Intramuros, Manila. Dia diketahui telah tinggal di sana terus menerus sampai
tahun 1944. Setelah itu, sampai dengan pengajuan pada tanggal 22 Desember 1960 dari petisi
untuk pelunasan cepat dari tanah miliknya, dia belum terdengar dan keberadaannya masih
belum diketahui. Lebih dari sepuluh (10) tahun telah berlalu sejak terakhir kali diketahui
masih hidup, ia dinyatakan meninggal dunia dengan maksud untuk membuka suksesi dan
membagi-bagikan hartanya kepada ahli warisnya.

Melodia Ferraris meninggalkan properti di Kota Cebu, yang terdiri dari sepertiga (1/3)
bagian dari warisan bibinya, Rosa Ferraris, senilai P6.000,00, kurang lebih, dan yang
diputuskan untuknya dalam Proses Khusus No. 13-V dari pengadilan yang sama.

Almarhum Melodia Ferraris tidak meninggalkan keturunan langsung, keturunan, atau


pasangan hidup, tetapi hanya bertahan hidup oleh kerabat agunan, yaitu Filomena Abellana
de Bacayo, bibi dan saudara tiri dari ayah mendiang, Anacleto Ferraris; dan oleh Gaudencia,
Catalina, Conchita, dan Juanito, semua bermarga Ferraris, keponakan-keponakannya, yang
merupakan anak-anak dari saudara laki-laki satu-satunya Melodia, Arturo Ferraris, yang telah
meninggal sebelumnya (meninggal). Kedua golongan ahli waris ini mengaku sebagai ahli
waris terdekat dan berusaha untuk ikut serta dalam harta warisan Melodia Ferraris tersebut.

Analisa Kasus Menurut Ketentuan Negara Filipina


Terhadap putusan di atas, pemohon banding berpendapat dalam banding ini bahwa dia
memiliki tingkat hubungan yang sama atau setara dengan para penentang banding, tiga
derajat dihapus dari orang yang meninggal; dan bahwa berdasarkan pasal 975 KUH Perdata
Baru tidak ada hak perwakilan yang dapat terjadi ketika keponakan laki-laki dan perempuan
dari orang yang meninggal tidak setuju dengan paman atau bibi, seperti dalam kasus di bar,
melainkan yang pertama berhasil dalam hak mereka sendiri .

Kami setuju dengan para pemohon bahwa sebagai bibi dari almarhum dia sejauh
keponakan dari orang yang meninggal (tiga derajat) karena dalam garis jaminan yang kedua
jenis kerabat milik derajat dihitung dengan terlebih dahulu naik ke nenek moyang yang sama
dan kemudian turun ke ahli waris (KUHP, Pasal 966). Pemohon juga benar dalam
pendapatnya bahwa keponakan laki-laki dan perempuan saja tidak mewarisi dengan hak
perwakilan (yaitu, per garis) kecuali sependapat dengan saudara atau saudari dari almarhum,
sebagaimana ditentukan secara tegas oleh Pasal 975

Jadi, dapat ditarik kesimpulan yang dapat menjadi ahli waris adalah sebagai anak-
anak dari satu-satunya saudara laki-laki dari mendiang, mengecualikan bibi (pemohon-
pemohon) dari mendiang yang sama dengan alasan bahwa yang pertama lebih dekat
derajatnya (dua derajat) daripada yang terakhir sejak keponakan laki-laki dan perempuan
menggantikannya dengan hak perwakilan, sedangkan pemohon-pemohon berjarak tiga
derajat dari pewaris, dan bahwa kerabat agunan lainnya dikecualikan oleh saudara laki-laki
atau perempuan atau anak-anak dari saudara laki-laki atau perempuan dari pewaris sesuai
dengan pasal 1009 Undang-Undang Perdata Baru

Hasil Analisa Kasus Menurut Ketentuan Negara Filipina


2. Analisa Kasus Menurut Ketentuan Hukum Negara Kamboja

Menurut Pasal 1230 KUHPerdata Kamboja, yang berhak atas ahli waris
cadangan adalah:
- Dalam hal keturunan yang hanya orang tua atau kakek-nenek (tidak
punya anak dan belum menikah), Bagiannya adalah 1/3 dari harta ahli
waris.
- Dalam hal keturunan, anak-anak atau suami-istri, pembagiannya adalah
1/5 dari harta ahli waris
Dalam hal ahli waris yang tidak memiliki anak, orang tuanya masih hidup
dan harta warisan jatuh kepada saudara kandung, setengah dari harta milik
pasangan dan setengah lainnya diambil untuk dibagi rata di antara saudara-
saudara kandung.

Sesuai dengan kasus yang terjadi di Filipina, Apabila dihitung dengan


menggunakan Perhitungan hukum waris di Negara Kamboja, karena Bibi
Melodia dan kedua Ponakannya masih hidup, maka yang berhak atas warisan
sebesar P6.000.000 adalah Setengah untuk bagian si Bibi dan Setengahnya lagi
untuk bagian Kedua Ponakannya.

3. Analisa Kasus Menurut Ketentuan Hukum Negara Singapura


Pada dasarnya dalam ketentuan singapore’s inheritance law act, tidak mengenal
istilah legitime portie atau absolute part dalam pembagian kewarisan. Karena
kedudukan utama dari pembagian waris di Singapura sebanarnya ada pada will
atau surat wasiat. Hanya saja, pada keadaan “to have died intestate” atau
meninggal tanpa wasiat yang di atur dalam Singapore’s intestate succession act,
section 7, ada 5 penerima prioritas dalam intestate successions act, yaitu :
1. Spouse (pasangan) dan children (anak)
2. Parents (orang tua)
3. Siblings ( saudara kandung)
4. Grandparents (kakek dan nenek)
5. Aunts and uncles (paman dan bibi)

Sesuai dengan Kasus yang terjadi di Filipina, maka menurut ketentuan hukum
di negara singapura. Maka Bibi mendapat waris sebesar P6.000.000 dan
keponakan pewaris tidak dapat bagian waris tersebut.

4. Analisa Kasus Menurut Ketentuan Hukum Malaysia


Menurut ketentuan di dalam Distribution Act 1958 section 6, yaitu:
-Jika pewaris tidak meninggalkan suami atau istri,orang tua dan anak,maka
orang orang yang berhak mendapatkan harta warisannya berdasarkan urutan
ialah kakak beradik , kakek nenek dan paman bibi.
Maka Sesuai kasus yang terjadi di Negara Filipina apabila digunakan ketentuan
hukum Non-Muslim Negara Malaysia yang berhak atas harta warisn sebabyak
P6.000.000 adalah bibi pewaris yang masih hidup, sedangkan ponakannya tidak
mendapat.

5. Analisa Kasus Menurut Ketentuan Hukum Vietnam


Berdasarkan Pasal 651 ayat 1 Civil Code Vietnam No. 91/2015 ahli waris
terbagi menjadi tiga golongan :
1. suami istri, orang tua kandung, orang tua angkat, keturunan dan anak angkat
dari pewaris

2. kakek-nenek dan saudara kandung pewaris; dan cucu kandung pewaris

3. kakek buyut biologis almarhum, paman dan bibi kandung pewaris, dan
keponakan kandung pewaris.

Berdasarkan Pasal 651 ayat 2 Civil Code Vietnam No. 91/2015 ahli waris pada
golongan yang sama bagian harta warisnya dibagi secara merata.

Maka Sesuai Kasus yang terjadi, apabila digunakan ketentuan Negara Vietnam
yang berhak mendapat harta warisan adalah Bibi dan Keponakan pewaris dan
harta warisan tersebut dibagi secara merata, yaitu: P3000.000 untuk Bibi dan
P3000.000 untuk Kedua ponakannya.

Anda mungkin juga menyukai