Anda di halaman 1dari 10

UJI TRIAXIAL

Secara sederhana yang membedakan anatara triksial dan direct shear test adalah; pada direct
shear test diberikan gaya normal konstan pada bidang vertical (Fz) dan kemudian diberikan
gaya geser pada bidang horizontal (Fx) sampai batuan pecah atau mengalami keruntuhan,
sedangkan pada pengujian triaksial diberikan gaya tekan konstan diseluruh arah pada bidang
lateral/ horizontal sampel batuan (σ3) dan kemudian diberikan gaya tekan pada bidang aksial /
vertical atau (σ1) hingga batuan mengalami keruntuhan.

Gamba1. (Atas) Triaxial Test dan (Bawah) Direct Shear Test.

Pada tes kompresi triaksial konvensional, suatu spesimen silinder yang dibungkus dengan
membran karet dan diletakkan pada suatu sel triaksial di mana dia dikenakan tekanan fluida.
Suatu beban kemudian diberikan mengikuti sumbu spesimen, menaikan tegangan sumbu
sampai keruntuhan terjadi. Pada kondisi-kondisi tersebut, tegangan-tegangan minor dan
pertengahan, masing masing σ3 dan σ2, sama dengan tekanan fluida; tegangan utama
mayor, σ1, disediakan oleh baik tekanan fluida dan tegangan aksial yang diberikan oleh piston
beban. Tegangan deviator atau perbedaan tegangan utama adalah (σ1- σ3) yaitu perbedaan
antara tegangan-tegangan utama mayor dan minor.
Kondisi-kondisi drainase selama pemberian tekanan sel dan beban aksial, masing-masing
menjadi dasar klasifiksasi umum tes kompresi triaksial ada 3 yaitu;
 Tak terkonsolidasi dan tak terdrainase (UU). Pada tes ini, suatu tekanan sel diberikan pada
spesimen tes dan tegangan deviator atau penggeseran diberikan segera setelah tekanan sel
stabil. Drainase tidak diizinkan selama pemberian tekanan sel (tegangan keliling) dan
drainase tidak diizinkan selama pemberian tegangan deviator. Pengujian Unconsolidated
Undrained (UU) dilakukan untuk mensimulasikan kondisi di lapangan apabila
penambahan/pemberian beban relatif cepat sehingga lapisan tanah belum sempat
terkonsolidasi (air di dalam pori tanah tidak sempat mengalir ke luar selama proses
pemberian beban), oleh karena itu pengujian ini juga dinamakan quick test. Sebagai contoh
dalam kasus ini adalah suatu lapisan tanah yang menerima beban relatif cepat seperti beban
urugan yang berlangsung relatif singkat.
 Terkonsolidasi-tak terdrainase (CU). Pada tes ini, drainase diizinkan selama pemberian
tegangan keliling dan spesimen sepenuhnyan terkonsolidasi di bawah tegangan ini.
Drainase tidak diizinkan selama pemberian tegangan deviator. Pengujian Consolidated
Undrained (CU) dilakukan untuk mensimulasikan kondisi lapisan tanah yang telah
terkonsolidasi dan kemudian menerima penambahan beban yang relatif cepat. Pada kasus
ini mula-mula air di dalam pori tanah dibiarkan mengalir keluar akibat proses konsolidasi,
dan setelah tanah terkonsolidasi sempurna (100%), lapisan tanah tersebut menerima
tambahan beban yang relatif cepat sehingga air di dalam pori tanah pada saat penambahan
beban tidak sempat mengalir ke luar. Sebagai contoh pada kasus ini adalah beban tanki
yang didirikan di atas suatu urugan pada tanah lempung yang telah mengalami konsolidasi
100%.
 Terkonsolidasi-terdrainase (CD). Pada tes ini, drainase diizinkan baik selama pemberian
tegangan keliling dan tegangan deviator sehingga spesimen sepenuhnya terkonsolidasi di
bawah tegangan keliling dan tekanan pori ekses tidak terbentuk selama penggeseran.
Pengujian Consolidated Drained (CD) dilakukan untuk mensimulasikan kondisi pemberian
beban pada tanah yang telah terkonsolidasi dengan kecepatan yang relatif lambat
dibandingkan dengan keluarnya air dari pori tanah.
A. Tes Tak Terkonsolidasi-Tak Terdrainase (UU)

ASTM D2850-87 menjelaskan suatu metode standar untuk menentukan kuat tekan tak
terkonsolidasi, tak terdrainase tanah kohesif pada kompresi triaksial.
Hal-hal berikut berkenaan dengan metode tes dibuat:
 Suatu prosedur untuk mendapatkan pengukuran tekanan pori tidak dimasukkan.
 Keruntuhan didefinisikan sebagai tegangan pada spesimen berkaitan dengan tegangan
deviator maksimum yang dicapai atau tegangan deviator pada regangan aksial 15%,
tergantung yang mana tercapai terlebih dahulu selama pengetesan.
 Jika spesimen tes sepenuhnya jenuh, selubung keruntuhan Mohr biasanya akan berupa
garis lurus horizontal sepanjang keseluruhan tegangan keliling yang bekerja pada
spesimen; pada kasus tanah-tanah yang jenuh sebagian, selubung keruntuhan Mohr
failure biasanya melengkung
 Beban diberikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan regangan aksial pada suatu laju
sekitar 1% per menit untuk bahan-bahan plastik, dan 0,3% per menit untuk bahan-bahan
getas yang mencapai tegangan deviator maksimum pada sekitar 3 sampai 6 % regangan.
Pembebanan dilanjutkan sampai mencapai 15% regangan aksial tetapi bisa dihentikan
jika tegangan deviator telah mencapai puncak dan kemudian turun 20%, atau regangan
aksial telah mencapai 5% di luar regangan di mana tegangan deviator puncak terjadi.
 Beban yang cukup dan pembacaan deformasi harus diambil untuk mendefinisikan kurva
tegangan-regangan.
 Suatu sketsa atau foto harus dibuat berisi spesimen tes pada saat keruntuhan,
memperlihatkan sudut kemiringan bidang keruntuhan jika sudut terlihat dan dapat
diukur.

Suatu selubung keruntuhan Mohr yang tidak horizontal pada suatu lempung lunak
kemungkinan pertanda bahwa sampel tidak sepenuhnya jenuh. Hal ini harus disebutkan
pada lembar pengujian dan jika suatu nilai f didapati hasil tersebut harus disertai dengan
suatu catatan berisi peringatan.
Gambar 2. Ilustrasi Pengujian Triaksial Unconsolidated undrained.

Penerapan:
Kekuatan triaksial yang didapat pada kondisi-kondisi tak terkonsolidasi tak terdrainase
berlaku untuk situasi-situasi desain di mana pembebanan sangat cepat sehingga tidak cukup
waktu untuk tekanan air pori yang terbentuk untuk berdisipasi dan untuk konsolidasi terjadi
(artinya drainase tidak terjadi). Kekuatan triaksial yang diukur pada kondisi-kondisi UU
digunakan untuk menentukan kekuatan pada akhir konstruksi. Konstruksi timbunan pada
deposit lempung merupakan suatu contoh situasi di mana kuat geser tak terdrainase in situ
akan menentukan stabilitas.

Perlu dicatat bahwa kuat geser tak terdrainase ôf, tegangan geser pada bidang keruntuhan
pada saat keruntuhan diambil sebagai setengah kuat tekan tak terdrainase (σ1-σ3 ) yaitu;
σf = (σ1 - σ3)/2

B. Tes Terkonsolidasi-Tak Terdrainase (CU)

Suatu metode standar untuk melaksanakan tes kompresi triaksial terkonsolidasi tak
terdrainase pada tanah-tanah kohesif dijelaskan pada ASTM D4767-88.
Hal hal berikut dibuat berkenaan dengan penjelasan metode tes:
 Spesimen yang dikonsolidasikan secara isotropis digeser tak terdrainase pada kompresi
dengan laju deformasi aksial yang konstan (kontrol regangan).
 Metode tersebut menyediakan perhitungan tegangan total dan efektif pada, dan kompresi
aksial spesimen tes melalui pengukuran beban aksial, deformasi aksial dan tekanan air
pori.
 Kekuatan dan sifat-sifat deformasi tanah-tanah kohesif, seperti selubung kekuatan Mohr
dan modulus Young, bisa ditentukan dari data tes.
 Tiga spesimen biasanya diuji pada tegangan konsolidasi efektif yang berbeda untuk
membuat suatu selubung kekuatan.
 Keruntuhan sering diambil berkaitan dengan tegangan deviator maksimum yang dicapai
atau tegangan deviator yang dicapai pada 15% regangan aksial, tergantung yang mana
dulu tercapai pada tes. Bergantung pada perilaku tanah dan aplikasi lapangan, kriteria
keruntuhan lainnya bisa didefinisikan seperti rasio tegangan utama efektif σ'1/σ'3, atau
tegangan deviator pada regangan aksial yang dipilih selain 15%.
 Tekanan air pori bisa diukur menggunakan kalau tidak transducer tekanan elektronik
yang sangat kaku atau suatu alat yang menandakan nol.
 Komponen-komponen konsolidasi dan penggeseran dari tes harus dilakukan pada suatu
lingkungan di mana fluktuasi suhu kurang dari ±4°C dan tidak ada kontak langsung
dengan cahaya matahari.
 Penjenuhan dicapai dengan memberikan tekanan balik pada air pori spesimen untuk
membuat udara pada rongga pori menjadi larutan pada air pori. Derajat penjenuhan
diukur menggunakan parameter tekanan pori B yang didefinisikan sebagai: B = (Äu/Äs3
) di mana: Äu = perubahan tekanan pori spesimen yang terjadi sebagai akibat perubahan
tekanan sel pada saat katup drainase spesimen tertutup dan Äs3 = perubahan tekanan sel.
 Selama konsolidasi, data-data didapat untuk penggunaan pada penentuan kapan
konsolidasi selesai dan untuk menghitung laju regangan yang akan digunakan untuk
komponen penggeseran tes.
 Konsolidasi dibiarkan berlanjut selama sekurang-kurangnya satu seri log waktu atau satu
periode semalam setelah 100% konsolidasi primer dicapai, seperti yang ditentukan oleh
salah satu prosedur yang dijelaskan di ASTM D2435-90; waktu untuk 50% konsolidasi
primer, t50, ditentukan oleh salah satu prosedur yang dijelaskan di ASTM D2435-90.
 Jika keruntuhan diasumsikan terjadi setelah 4% regangan aksial, laju regangan yang
sesuai bisa diperoleh dengan membagi 4% terhadap 10 kali nilai t50; jika diperkirakan
keruntuhan akan terjadi pada nilai regangan yang lebih rendah dari 4%, laju regangan
yang sesuai didapat dengan membagi regangan pada saat keruntuhan dengan 10 kali nilai
t50.
 Suatu sketsa atau foto harus dibuat mengenai spesimen yang runtuh yang
memperlihatkan cara keruntuhan (bidang geser, penonjolan, dan sebagainya).
Gambar 3. Ilustrasi Pengujian Triaksial Consolidated Undrained.

Penerapan :
Kuat geser pada tes ini diukur pada kondisi-kondisi tak terdrainase dan bisa diterapkan
untuk kondisi lapangan di mana; (i) tanah-tanah yang telah sepenuhnya dikonsolidasikan
pada satu rangkaian tegangan diberi suatu perubahan tegangan tanpa kesempatan
konsolidasi lebih lanjut terjadi dan (ii)
kondisi-kondisi tegangan lapangan mirip dengan yang di tes.

Karena pengukuran tekanan air pori dilakukan, kuat geser bisa dinyatakan dalam bentuk
tegangan efektif dan bisa diterapkan untuk kondisi-kondisi lapangan di mana (i) drainase
sempurna bisa terjadi atau (ii) di mana tekanan pori yang timbul akibat pembebanan bisa
diperkirakan dan (iii) di mana kondisi-kondisi tegangan lapangan mirip dengan yang di
lapangan. Kuat geser yang didapat dari tes, dinyatakan dalam bentuk tegangan-tegangan
total atau efektif, biasanya digunakan pada analisis stabilitas timbunan.

C. Tes Terkonsolidasi-Terdrainase (CD)

Tahap-tahap penjenuhan, konsolidasi dan kompresi dari sebuah tes kompresi triaksial
terkonsolidasi terdrainase dengan pengukuran perubahan volume dijelaskan pada Klausa
5,6 dan 8, masing-masing pada BS 1377: Part 8 : 1990. Untuk kemudahan perujukan,
klausa-klausa tersebut dicantumkan di sini pada Appendiks B. Persiapan contoh tak
terganggu untuk pengujian dijelaskan pada Appendiks C.
Tahap Penjenuhan
Dua prosedur penjenuhan dijelaskan:
 Penjenuhan dengan memberikan kenaikan tekanan sel dan tekanan balik secara
bergantian. Tahap-tahap kenaikan tekanan sel dilaksanakan tanpa membiarkan drainase
masuk atau keluar spesimen, yang memungkinkan nilai-nilai koefisien tekanan pori B
untuk ditentukan pada masing-masing tingkatan tekanan total
 Penjenuhan dengan hanya menaikkan tekanan sel; air tidak diizinkan untuk masuk atau
keluar spesimen selama prosedur ini sehingga diberi nama "penjenuhan pada kadar air
yang konstan".

Pada prosedur pertama spesimen dianggap jenuh jika tekanan pori tetap stabil setelah 12
jam, atau semalam, dan nilai B sama dengan atau lebih besar dari 0,95. Pada prosedur kedua,
spesimen dianggap jenuh jika salah satu kriteria ini dipenuhi.

Tahap Konsolidasi
Tahap konsolidasi berlangsung segera setelah tahap penjenuhan dan memakai alat yang
sama. Tujuan dari tahap ini adalah untuk membuat spesimen berada dalam keadaan
tegangan efektif yang dibutuhkan untuk melaksanakan tes kompresi.

Data dari tahap konsolidasi digunakan untuk:


 Memperkirakan laju regangan yang cocok untuk diterapkan selama tes kompresi
 Menentukan kapan konsolidasi selesai
 Menghitung dimensi spesimen pada permulaan tahap kompresi.

Konsolidasi spesimen dilanjutkan sampai tidak ada lagi perubahan volume yang signifikan
dan sampai derajat konsolidasi U, seperti didefinisikan dalam prosedur, sama dengan atau
lebih besar dari 95%.

Suatu grafik perubahan volume yang terukur terhadap akar kuadrat waktu diplot dan suatu
metode penentuan t100 dari grafik dijelaskan; t100 digunakan untuk memperkirakan waktu
pengujian yang siginifikan (dalam menit) pada tes kompresi dan sebab itu laju perpindahan
aksial.
Formula-formula disajikan untuk menghitung koefisien konsolidasi cv (m²/tahun), dan
koefisien kompresibilitas volume mv (m²/MN) untuk konsolidasi isotropik. Faktor-faktor
yang akan digunakan waktu menghitung cv, dan waktu pengujian yang signifikan pada tes
kompresi, diberikan pada sebuah
tabel sebagai fungsi kondisi drainase selama konsolidasi.

Tahap Kompresi
Selama kompresi, drainase bebas air pori dari spesimen diizinkan. Volume cairan pori yang
keluar atau masuk spesimen diukur melalui indikator perubahan volume pada garis tekanan
balik dan sama dengan perubahan volume spesimen selama geser; tekanan pori bisa
dimonitor pada dasar alat sebagai suatu pengetesan efisiensi drainase.

Tes dilaksanakan dengan cukup lamban untuk menjaga perubahan-perubahan tekanan pori
akibat penggeseran dapat diabaikan. Kompresi diberi pada suatu laju perpindahan aksial (dr,
dalam mm/min) sedekat mungkin terhadap, tetapi tidak melebihi yang diberikan oleh
formula:

dr = (åf ×Lc)/tf

di mana;
 Lc = panjang spesimen yang terkonsolidasi, mm
 åf = interval regangan yang signifikan untuk spesimen tes
 tf = waktu pengujian yang siginifikan, menit

Nilai tf diberikan sebagai:


 tf = Ft100

di mana F diambil dari tabel yang disebutkan sebelumnya. Sebagai contoh, jika rasio tinggi
terhadap diameter spesimen adalah 2 dan drainase selama konsolidasi adalah dari batas
radial dan kedua ujung,
nilai F untuk suatu tes terdrainase adalah 16.
Nilai åf diperkirakan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Jika hanya kondisi tegangan pada saat keruntuhan (seperti didefinisikan di bawah) yang
signifikan, åf adalah regangan perkiraan pada saat keruntuhan akan terjadi.
2. Jika pembacaan-pembacaan antara yang memiliki rentang kurang lebih sama, masing-
masing membutuhkan penyamaan tekanan pori, adalah signifikan, åf adalah kenaikan
regangan antara masing-masing pembacaan.

Kriteria untuk kondisi tegangan pada saat keruntuhan diberikan pada Klausa 1 BS 1377 :
Part 8 : 1990 dan adalah sebagai berikut:
 Tegangan maksimum deviator, yaitu perbedaan tegangan utama maksimum, (σ1-σ3)f.
 Rasio tegangan utama efektif maksimum, σ'1/σ '3.
 Jika penggeseran berlanjut pada tekanan pori yang konstan (kondisi tak terdrainase)
atau tanpa perubahan volume (kondisi terdrainase), di kedua kasus pada tegangan
geser yang konstan.

Tekanan pori harus diamati secara periodik dan jika dia bervariasi terhadap nilai-nilai
tekanan balik dengan lebih dari 4% tekanan keliling efektif, laju regangan harus dikurangi
50% atau lebih.

Sekurangnya 20 rangkaian pembacaan pengukur deformasi, alat gaya dan pengukur


perubahan volume harus dilakukan agar kurva tegangan-regangan dapat didefinisikan
secara jelas di sekitar keruntuhan.

Tes dilanjutkan sampai kondisi-kondisi berikut telah secara jelas diidentifikasi:


 Tegangan deviator maksimum, atau;
 Deformasi geser tetap berlangsung pada volume konstan dan tegangan geser konstan.

Jika tidak satupun kondisi-kondisi keruntuhan yang diperlukan nampak, tes dihentikan pada
regangan aksial 20%; pada kasus ini kuat geser tidak dilaporkan.
Gambar 4. Ilustrasi Pengujian Triaksial Consolidated Drained.

Penerapan :
Hasil-hasil tes CD yang dilakukan pada tanah kohesif bisa diterapkan pada situasi-situasi di
mana konstruksi akan berlangsung pada laju yang cukup lambat sehingga tidak ada tekanan
pori ekses yang terjadi atau waktu yang cukup telah lewat sehingga semua tekanan pori
ekses telah terdisipasi (AASHTO 1988).

Anda mungkin juga menyukai