Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN


GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN

OLEH :
KELOMPOK IV
1. ARIEFENDI 201801049
2. NURHIDAYAT 201801077
3. MAWAN SETIAWAN 201801066
4. NURMA’IYA 201801078
5. JIHAN PAHIRA 201801064
6. ISRA MUSRIANI 201801063
7. FITRAHAITUNNUFUS 201801058

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2021
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Upaya peningkatan kemampuan bagi setiap penduduk untuk mencapai
dan menikmati hidup sehat itu harus dilaksanakan, oleh karena penduduk yang
sehat akan lebih mampu meningkatkan produktivitasnya.
Gangguan pendengaran di satu pihak akan menghambat produktivitas
setiap penduduk yang menyandangnya dan di lain pihak tentu membebani
keluarga dan masyarakat lingkungannya. Hasil survei telinga nasional yang
dilakukan pada tahun 1996 menunjukkan peningkatan prevalensi morbiditas
penyakit tuli menjadi 22,1% dan diketahui pula masih rendahnya pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan telinga, karena diketahui pula
bahwa penyebab tuli terbesar adalah presbikusis dan ditemukan adanya
kesenjangan pelayanan telinga antara puskesmas dan rumah sakit, maka perlu
adanya pendidikan langsung yang diberikan kepada masyarakat guna menambah
pengetahuan ddan kemandirian masyarakat terhadap penyakit gangguan
pendengaran tersebut.
B. Tujuan
1. Untuk megetahui definisi gangguan pendengaran
2. Untuk mengetahui klasifikasi gangguan pendengaran
3. Untuk mengetahui penyebab gangguan pendengaran
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala gangguan pendengaran
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan
pendengaran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Gangguan pendengaran merupakan suatu keadaan yang menyertai
lanjutnya usia. Dengan makin lanjutnya usia terjadi degenerasi primer di organ
corti berupa hilangnya sel epitel syaraf yang di mulai pada usia pertengahan
(Vander Cammen, 1991)
Kehilangan pendengaran pada lansia disebut presbikusis. fenonema
tersebut sebagai suatu penyakitsimetris bilateral pada pendengaran yang
berkembang secara progresif lambat terutama memengaruhi nada tinggi dan
dihubungkan dengan penuaan. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi berbagai
faktor yang telah diteliti adalah: nutrisi, faktor dan arteriosklerosis. Penurunan
pendengaran terutama berupa sensorineural, tetapi juga dapat berupa komponen
konduksi yang berkaitan dengan presbiskusis.
(Rees and Deekert, 1990)

B. KLASIFIKASI GANGGUAN PENDENGARAN


1. Gangguan Pendengaran Tipe Konduktif
            Gangguan bersifat mekanik, sebagai akibat dari kerusakan kanalis
auditorius, membrana timpani atau tulang-tulang pendengaran. Salah satu
penyebab gangguan pendengaran tipe konduktif yang terjadi pada usia lanjut
adalah adanya serumen obturans, yang justru sering dilupakan pada
pemeriksaan. Hanya dengan membersihkan lobang telinga dari serumen ini
pendengaran bisa menjadi lebih baik.
2. Gangguan Pendengaran Tipe Sensori-Neural
            Penyebab utama dari kelainan ini adalah kerusakan neuron akibat
bising, prebiakusis, obat yang oto-toksik, hereditas, reaksi pasca radang dan
komplikasi aterosklerosis.
3. Prebiakusis
            Hilangnya pendengaran terhadap nada murni berfrekwensi tinggi,
yang merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan lanjutnya usia.
Bersifat simetris, dengan perjalanan yang progresif lambat. Terdapat beberapa
tipe presbiakusis, yaitu :
a. Presbiakusis Sensorik
Patologinya berkaitan erat dengan hilangnya sel neuronal di
ganglion spiralis. Letak dan jumlah kehilangan sel neuronal akan
menentukan apakah gangguan pendengaran yang timbul berupa gangguan
atas frekwensi pembicaraan atau pengertian kata-kata.
b. Prebiakusis Strial
Abnormalitas vaskularis striae berupa atrofi daerah apical dan tengah
dari kohlea. Prebiakusis jenis ini biasanya terjadi pada usia yang lebih
muda disbanding jenis lain.

c. Prebiakusis Konduktif Kohlear


Diakibatkan oleh terjadinya perubahan mekanik pada membrane
basalis kohlea sebagai akibat proses dari sensitivitas diseluruh daerah tes.
4. Tinitus
Suatu bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah,
bisa terus menerus atau intermiten. Biasanya terdengar lebih keras di waktu
malam atau ditempat yang sunyi. Apabila bising itu begitu keras hingga bisa
didengar oleh dokter saat auskkkultasi disebut sebagai tinnitus obyektif.
5. Persepsi Pendengaran Abnormal
            Sering terdapat pada sekitar 50% lansia yang menderita presbiakusis,
yang berupa suatu peningkatan sensitivitas terhadap suara bicara yang keras.
Tingkat suara bicara yang pada orang normal terdengar biasa, pada penderita
tersebut menjadi sangat mengganggu.
6. Gangguan Terhadap Lokalisasi Suara
            Pada lansia seringkali sudah terdapat gangguan dalam membedakan
arah suara, terutama dalam lingkungan yang agak bising.
C. Etiologi
Etiologi di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Internal
Degenerasi primer eferen dari koklea, degenerasi primer organ corti
penurunan vascularisasidari reseptor neuro sensorik mungkin juga
mengalami gangguan.Sehingga baik jalur auditorik dan lobus temporalis
otak sering terganggu akibat lanjutnya usia
2. Eksternal
Terpapar bising yang berlebihan, penggunaan otottoksik dan reaksi
paska radang

D. TANDA DAN GEJALA


1. Berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif perlahan pada kedua
telinga dantidak disadari oleh penderita
2. Suara-suara terdengar seperti bergumam, sehingga mereka sulit untuk
mengerti pembicaraan
3. Sulit mendengar pembicaraan di sekitarnya, terutama jika berada di tempat
dengan latar belakang suara yang ramai
4. Suara berfrekuensi rendah, seperti suara laki-laki, lebih mudah didengar
daripada suaraberfrekuensi tinggi
5. Bila intensitas suara ditingikan akan timbul rasa nyeri di telinga
6. Telinga terdengar berdenging (tinnitus)
E. PENATALAKSANAAN
Terdapat beberapa pilihan terapi untuk penderita presbikusis, diantaranya:
1. kurangi paparan terhadap bising
2. Gunakan pelindung telinga (ear plegs atau ear muffs) untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut
3. Gunakan alat bantu dengar 
4. Lakukan latihan untuk meningkatkan keterampilan membaca gerak bibir dan
latihan mendengar
 5. Berbicaralah kepada penderita presbikusis dengan nada rendah dan jelas.
Dengan memahami kondisi yang dialami oleh para lansia dan memberikan
terapi yang tepat bagimereka, diharapkan kita dapat membatu mengatasi
masalah sosial yang mungkin mereka alami akibatadanya keterbatasan
fungsi pendengaran mereka.
F. WOC

DM usia Presbiaskusis

Degenerasi
Mempercepat Proliferasi difus &
atherosklerosis hipertrofi endotel PD
Atrofi sensory hair cell koklea
Atrofi supporting cell organ corti
Gangguan perfusi dan oksigenasi koklea Atrofi sel saraf pada koklea
Atrofi jalur sentral neural
Pembentukan metabolik oksigen reaktif &dan radikal bebas Atrofi stria vascularis
Penebalan dan kekakuan
Kerusakan struktur telinga dalam (DNA mitokondria) Membrane basilar koklea

Gelombang suara

Rambut telinga pada


telinga dalam Kerusakan
N. auditorius

Gangguan
Pelepasan sinyal elektrik kebocoran

Otak
Interprestasi sebagai bunyi
Pendengaran Tinitus
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. karakteristik Demografi
1. Identitas Klien
Nama : Ny. X
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : Janda
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Sawah Lebar Bengkulu
Tanggal masuk : 25 Agustus 2008
2. Keluarga Atau Orang Lain Yang Penting / Dekat Yang Dapat Dihubungi
Nama : Ny. T
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : kawin
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : PNS
Hubungan : anak klien
Alamat : Jl. Sawah Lebar Bengkulu
a) Masalah kesehatan yang pernah dialami
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang berat-berat,
hanya mengalami demam dan pilek saja, klien mengalami kemunduran
ketajaman pendengaran, telinga terasa tidak bisa mendengar suara –
suara, dan terkadang berdenging.
b) Masalah Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga tidak ada yang menderita/mengalami penyakit yang
sama seperti klien.
c) Informasi Khusus
Informasi klien didapat dari klien dan saudara, dengan cara menanyakan
langsung dengan klien dan saudara.

B. Kebiasaan Sehari-hari
1. Kebiasaan Sehari-hari
N
Jenis Kebutuhan Sebelum Sakit Sesudah Sakit
o
1 Pola Nutrisi
a. M
akan Nasi + lauk pauk Nasi + lauk pauk + sayur
 4 x sehari 3 x sehari
 1 ½ porsi ½ porsi

b. Mi Air putih Air putih
num Bila haus Bila haus
 ± 5-6 gelas ± 3 gelas


2 Pola Eliminasi
a. BAB
 Padat dan agak lembek Keras
 1 x sehari 4 x sehari
 Khas Khas / menyengat
b. BAK
 Cair Cair, kuning
 ± 5 kali sehari ± 3 x sehari
 Khas Khas
3 Pola aktifitas sehari- Klien dapat melakukan Klien hanya dapat
hari aktifitas sehari-hari melakukan aktifitasnya
dengan baik. Klien dapat dirumah. Klien sulit untuk
menerima perintah untuk menerima perintah dalam
melaksanakan melaksanakan aktifitasnya
aktifitasnya. dikarenakan gangguan
pada fungsi
pendengarannya.
4 Pola Tidur dan 7 jam sehari 5 jam sehari
Istirahat

2. Hubungan sosial
a) Hubungan antar keluarga
Ny. X berhubungan baik pada semua anggota keluarga dirumah tersebut,
namun Klien tidak mau berkumpul bersama keluarga dikarenakan sering
tidak mendengar suara – suara obrolan anggota yang lain.
b) Hubungan dengan orang lain
Ny. X susah menerima/mendengar pesan, tidak mengerti terhadap
pembicaraan orang, menarik diri dari lingkungan, sulit mengikuti
perintah untuk melakukan aktivitas di rumah dan mudah tersingggung
dan curiga.
3. Spiritual
Klien sering melaksanakan ibadah yang diajarkan oleh agamanya.
4. Psikologi sosial
Klien seringkali menarik diri dari lingkungannya, sering merasa curiga
terhadap orang lain, klien merasa sedih dengan keadaan yang dialaminya,
selama ini klien melakukan komunikasi dengan anggota keluarga dengan
bahasa isyarat dan menggunakan tulisan.
C. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
1 Keadaan Umum Compos mentis
 TD 140/80 mmHg
 RR 24 x / menit
 Nadi 60 x / menit
 Suhu 37oC
2 Kepala Bentuk simetris, lesi benjolan tidak ada, rambut
sedikit dan putih
3 Mata Simetris kiri/kanan, sklera anikterik, konjungtiva
anemis.
4 Hidung Bentuk simetris kanan-kiri, tidak ada kelainan
seperti polip, kebersihan hidung cukup bersih.
5 Mulut Gigi ada yang ompong, mukosa mulut lembab, tidak
ada gangguan mereka.
6 telinga   inspeksi:
 Daun telinga simetris kiri dan kanan
 Posisi telinga normal yaitu sebanding dengan
titik puncak penempatan pada lipatan luar mata
 Auditorius tidak bengkak
palpasi:
 Tidak terdapat nyeri raba
 Tidak terdapat pembengkakan
7 Dada/Thorax I : Simetris kanan-kiri
P : Fremitus kanan-kiri
P : Sonar kedua paru
A : Suara nafas kadang wheezing
8 Jantung I : Ikterus tidak terlihat
P : Apek cendis teraba
P : Lokasi jantung di media sternum agak ke kiri
A : Irama lup dup
9 Ekstremitas Bawah : Normal (t.a.k)
Atas : Normal (t.a.k)
10 Lesi Lesi pada kulit keriput, terdapat bercak-bercak hitam
di kulit

D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Otoskopik
Menggunakan alat otoskop untuk memeriksa meatus akustikus eksternus
dan membrane timpani dengan cara inspeksi :
Hasil:
a. Serumen berwarna kuning, konsistensi kental
b. Dinding liang telinga berwarna merah muda
2. Tes Ketajaman Pendengaran
a. Tes penyaringan sederhana
Hasil :
1) Klien tidak mendengar secara jelas suara-suara yang disebutkan
2) Klien tidak mendengar secara jelas detak Jarum jam pada jarak 1-2
inchi
b. Uji ritme
Hasil :
Klien tidak mendengarkan adanya getaran garpu tala dan tidak jelas
mendengar adnya bunyi dan saat bunyi menghilang.

E. PRIORITAS MASALAH
1. Harga diri rendah b.d penurunan fungsi pendengaran
2. Gangguan komunikasi verbal b.d degenerasi tulang pendengaran bagian
dalam
3. Kurang aktivitas b.d menarik diri dari lingkungan

a) Diagnosa
1) Harga diri rendah b.d penurunan fungsi pendengaran

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah bersifat aktual karena Ny. X
skala = aktual susah mendengar rangsang berupa
suara
2 Kemungkinan masalah 1 x 2 = 2 Adanya keinginan klien untuk dapat
dapat diatasi berkomunikasi dan mendengar kembali
Skala = cukup
3 Potensial untuk dicegah 2/3 x 1 = Masalah sudah terjadi dan sudah
skala = cukup 2/3 berlangsung lama
4 Menonjol masalah 2/2 x 1 = 1 Klien merasakan ada masalah
(harus segera ditangani)
Total Skor 4 2/3

b) Kurang aktivitas b.d menarik diri dari lingkungan

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah bersifat aktual karena Ny. X
skala = sebagian susah mendengar rangsang berupa
suara
2 Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Adanya keinginan klien untuk dapat
dapat diatasi melakukan aktifitas seperti biasa
Skala = sebagian
3 Potensial untuk dicegah 2/3 x 1 = Masalah sudah terjadi dan sudah
skala = cukup 2/3 berlangsung lama
4 Menonjol masalah 2/2 x 1 = 1 Klien merasakan ada masalah
(harus segera ditangani)
Total Skor 3 2/3
c) Gangguan komunikasi verbal b.d degenerasi tulang pendengaran bagian
dalam

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Masalah bersifat aktual karena Ny. X
skala = aktual susah mendengar rangsang berupa
suara
2 Kemungkinan masalah 1/2 x 2 = 1 Terjadinya proses degenarasi pada tulang
dapat diatasi pendengaran bagian dalam klien
Skala = sebagian
3 Potensial untuk dicegah 2/3 x 1 = Masalah sudah terjadi dan sudah
skala = cukup 2/3 berlangsung lama
4 Menonjol masalah 2/2 x 1 = 1 Klien merasakan ada masalah
(harus segera ditangani)
Total Skor 3 2/3
Diagnosa Tujuan
No Tupan Tupen Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan
1 Setelah 1 x 30 menit
diharapkan klien
mampu :
1. Mengenal masalah
katarak pada Ny. X Respon Gangguan pendengaran merupakan  Kaji
a. verbal suatu keadaan yang menyertai pengetahuan klien tentang
definisi gangguan lanjutnya usia. Dengan makin gangguan pendengaran
pendengaran pada lanjutnya usia terjadi degenerasi  Beri
lansia primer di organ corti berupa hilangnya reinforcement (+) atas jawaban
sel epitel syaraf yang di mulai pada yang benar
usia pertengahan  Diskusika
n bersama klien tentang pengertian
gangguan pendengaran
Klien mampu menyebutkan semua  Luruskan
b. Respon penyebab terjadinya gangguan konsep atas jawaban klien.
penyebab verbal pendengaran :
gangguan  Internal  Kaji
pendengaran pada Degenerasi primer eferen dari pengetahuan klien tentang
lansia koklea, degenerasi primer organ penyebab gannguan pendengaran
corti penurunan vascularisasidari  Beri
reseptor neuro sensorik mungkin reinforcement (+) atas jawaban
juga mengalami gangguan.Sehingga yang benar
baik jalur auditorik dan lobus  Diskusika
temporalis otak sering terganggu n bersama klien tentang konsep
akibat lanjutnya usia yang benar
 Eksternal  Beri
Terpapar bising yang berlebihan, reinforcement (+) atas jawaban
penggunaan otottoksik dan reaksi yang benar
paska radang

Tanda dan gejala :


c. Respon 1. Berkurangnya pendengaran secara
tanda dan gejala verbal perlahan dan progresif perlahan
pada kedua telinga dantidak
disadari oleh penderita
2. Suara-suara terdengar seperti
bergumam, sehingga mereka sulit  Kaji
untuk mengerti pembicaraan pengetahuan klien tentang tanda
3. Sulit mendengar pembicaraan di dan gejala presbikusis
sekitarnya, terutama jika berada di  Diskusika
tempat dengan latar belakang suara n pada klien tentang konsep yang
yang ramai benar
4. Suara berfrekuensi rendah, seperti  Beri
reinforcement (+) atas ungkapan
suara laki-laki, lebih mudah yang benar
didengar daripada  Motivasi
suaraberfrekuensi tinggi klien untuk bertanya
5. Bila intensitas suara ditingikan  Motivasi
akan timbul rasa nyeri di telinga klien untuk mengungkapkan
tentang tanda dan gejala katarak
 Beri
6. Telinga terdengar berdenging reinforcement (+) atas jawaban
(tinnitus) yang benar

2. Mengambil Respon Klien mampu menyebutkan akibat  Kaji


keputusan yang verbal lanjut dari katarak pada Ny. X adalah pengetahuan klien tentang akibat
benar/tepat untuk sulit untuk mendengar sampai ke tuli lanjut dari presbikusis
merawat klien permanen  Beri
dengan : reinforcement (+) atas jawaban
a. Menget yang benar
ahui akibat lanjut  Motivasi
dari penyakit klien untuk mengulang kembali,
presbikusis menyebutkan akibat lanjut dari
katarak
Klien memutuskan untuk merawat  Beri
b. Memut Respon dirinya dengan penyakit presbikusis reinforcement (+) atas jawaban
uskan untuk verbal yang benar
merawat klien
dengan penyakit  Motivasi
presbikusis klien untuk merawat dirinya
dengan penyakit katarak.
 Beri
reinforcement (+) atas jawaban
yang benar
3. Dalam 1 x 30 menit Respon Klien dapat menyebutkan untuk  Kaji
klien mampu verbal merawat dirinya, yaitu pengetahuan klien tentang
merawat dirinya  kurangi paparan terhadap bising perawatan presbikusis
sendiri dengan  Gunakan pelindung telinga (ear  Jelaskan
penyakit presbikusis plegs atau ear muffs) untuk cara merawat prebiskusis
a. Menye mencegah kerusakan lebih lanjut  Motivasi
butkan cara  Gunakan alat bantu dengar  klien untuk mengulang kembali
merawat dari pada  Lakukan latihan untuk  Beri
penyakit meningkatkan keterampilan reinforcement (+) atas jawaban
presbikusis. membaca gerak bibir dan latihan yang benar
mendengar
 Berbicaralah kepada penderita
presbikusis dengan nada rendah
dan jelas.Dengan memahami
kondisi yang dialami oleh para
lansia dan memberikan terapi
yang tepat bagi mereka,
diharapkan kita dapat membatu
mengatasi masalah sosial yang
mungkin mereka alami
akibatadanya keterbatasan fungsi
pendengaran mereka.

4. Setelah 1 x 30 Respon Lingkungan yang kondusif untuk  Kaji


menit pertemuan verbal/ penderita katarak : pengetahuan klien tentang
klien mampu psiko  Lingkungan lingkungan yang sehat dan aman
memodifikasi motor tenang/jauh dari kebisingan  Motivasi
lingkungan untuk klien untuk mempertahankan
dirinya dengan lingkungan yang adekuat
lingkungan yang  Beri
kondusif kesempatan klien untuk bertanya
a.  Beri
keadaan reinforcement (+) atas jawaban
lingkungan yang yang benar
bersih dan rapi.

5. Setelah 1 x 30 Respon Yankes yang dapat digunakan antara  Kaji


menit pertemuan verbal lain : pengetahuan klien tentang
klien mampu  Klinik panti pelayanan kesehatan
menggunakan dibuka setiap hari Rabu jam 09.00-  Beri
pelayanan kesehatan 11.30 Wib reinforcement (+) atas jawaban
(klinik panti) Manfaat dari Yankes : yang benar
a. Menjelaskan  Mencegah  Jelaskan
yankes, manfaat timbulnya akibat lanjut katarak yankes, manfaat dan jadwal
dan jadwal  Tempat yankes
konsultasi  Beri
 Tempat tanggapan atas pertanyaan klien
mengobati penyakit  Motivasi
Jadwal Yankes : klien untuk menggunakan yankes
 Puskesmas yang ada.
tiap hari kerja Senin-Sabtu jam
b. Mengunjungi 08.00-14.00 Wib
yankes Psiko  RS setiap
Motor hari (24 jam)
 Praktik
dokter 16.00-21.00 Wib  Motivasi
 Menunjukka klien untuk memanfaatkan Yankes
n kartu berobat  Beri
 Menunjukka reinforcement (+) atas tindakan
n obat-obatan yang dipakai klien mengunjungi Yankes
EVALUASI

DP Evaluasi Paraf
1 S : klien mengatakan sudah lebih memahami mengenai
gangguan pendengaran pada lansia
O : - Klien dapat menjelaskan pengertian presbiakusis
- Klien dapat menjelaskan penyebab presbiakusis
- Klien dapat menjelaskan tanda dan gejala presbiakusis
- Klien dapat mempraktekkan perawatan diri pada penyakit
presbiakusis
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan, klien dianjurkan menggunakan alat
bantu pendengaran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai