BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ciri khas pengobatan tradisional Indonesia. Oleh karena itu, selain memiliki
kekayaan hayati yang besar, masyarakat lokal juga memiliki pemahaman yang
tinggi terhadap pemanfaatan sumber daya hayati tersebut. Oleh karena itu,
Salah satu tanaman obat yang efektif adalah lidah buaya atau biasa
disebut dengan lidah buaya. Setelah Cleopatra, lidah buaya digunakan sebagai
bahan baku kosmetik. Orang Arab telah lama menggunakan ramuan obat dan
merupakan salah satu tanaman obat tradisional dari famili Liliaceae yang
sering ditanam di pot atau pekarangan rumah. Hanya saja khasiat tersebut
digunakan secara langsung atau dalam bentuk ekstrak. Eksudat adalah getah
dan merupakan salah satu flora normal manusia pada kulit dan selaput
bervariasi dalam beratnya, mulai dari keracunan makanan hingga infeksi kulit
ringan sampai berat yang mengancam jiwa. Jika Staphylococcus aureus
infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen yang bersifat
tidak terjadi resistensi. Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan
sebagai bahan obat adalah lidah buaya atau lebih dikenal dengan lidah buaya
ekstrak lidah buaya positif mengandung tanin, fenol dan saponin (Wijaya,
2013). Arifin (2015; 18) menyatakan bahwa, jel lidah buaya mengandung
lignin, saponin, tannin dan aloctin. Tannin bersifat antibakteri dengan cara
tanaman. Tanin terdapat dalam jumlah tertentu, biasanya pada bagian tanaman
tertentu seperti daun, buah, akar dan batang. Tanin merupakan senyawa
memiliki efek yang signifikan pada penyembuhan luka. Hal ini karena lidah
buaya mengandung banyak senyawa. Kandungan senyawa tersebut antara lain
Seperti yang kita semua tahu, lidah buaya memiliki peran yang kuat
setelah cedera kulit. Ini karena lidah buaya merangsang produksi sel melalui
aktivitas asam amino, yang merupakan dasar untuk pembentukan sel-sel baru,
kulit terdalam.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan dari masalah diatas maka penelitian dapat merumuskan suatu
C. Tujuan penelitian .
Untuk mengetahui daya hambat antibakteri lidah buaya (Aloe vera) terhadap
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
mikrobiologi
pengetahuan bagi peneliti tentang efek ektrak lidah buaya (Aloe vera
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
sebagai tanaman obat sejak ribuan tahun yang lalu yaitu Aloe vera
tanah dan ditutupi oleh daun yang lebat. Anakan yang terbentuk
keluar dari mata tunas melalui batang lidah buaya (Sudarto, 1997)
8
sekulen yaitu mengandung air, getah atau lendir yang mendominasi
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Class : Anngiospermae
Family : Liliaceae
Genus : Aloe
Nama lokal
Malaysia : Jadam
habitat aslinya di daerah kering dan tidak dapat tumbuh besar serta
duri pada tepinya. Pada daun lidah buaya muda terdapat bercak
berwarna putih sampai hijau muda, bercak ini akan hilang pada
mengandung aloin.
lebih dari 200 jenis. Kandungan jel lidah buaya sebagian besar
(Furnawanthi, 2007)
Menurut journal of the Amerika Pediatric Medical Association,
Melliawati, 2018).
f. Ekstraksi
yaitu :
1. Infundasi
2. Maserasi
a. Morfologi
menyebar luas ke
dalam jaringan dan melalui produksi beberap a bahan ekstraseluler.
Beberapa dari bahan tersebut adalah enzim, yang lain dapat berupa
Kindom : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Classis : Bacilli
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
dinding sel luar yang tebal yang terbuat dari polimer kompleks
kulit seperti impetigo, dan bisul; serta infeksi yang lebih serius
Dalam penelitian ini, antibiotik alami yang akan dilihat respon dari
1. Metode Difusi
dengan dengan tiga cara yaitu difusi cakram kertas, terode lubang dan
metode parit.
pada suhu 37℃ selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati zona jernih
tersebut tidak sesuai maka hasil dari metode cakram disk biasanya
pada media agar yang telah diberi bakteri. Lubang lubang tersebut
c. Metode Parit
2. Metode Dilusi
yang dites. Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan larutan broth
dicampurkan ke dalam medium agar yang masih cair (tidak terlalu panas)
kuman. Dengan metode dilusi akan dapat diketahui KHM (Kadar hambat
antimikroba .
bakteri. Jika suspense kurang keruh maka diameter zona hambat akan
Lidah buaya
Akar Bunga
Bakteri
Metode difusi
lubang / sumuran
Ket :
: diteliti
: Tdk diteliti
C. Kerangka konsep
D. Hipotesis Penelitian
Staphylococcus aureus.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
laboratorium. Dalam hal ini untuk mengetahui adanya daya hambat ekstrak
Staphylococcus Aureus
B. Variabel penelitian
Variable dalam penelitian ini yaitu daya hambat antibakteri ekstrak lidah
C. Defenisi operasional
dari daun lidah buaya (Aloe vera) yang diencerkan menggunakan etanol
96 %
agar yang diberi sumuran ekstrak lidah buaya dengan konsetrasi 20%,
40
41
40%, 60%, 80%, 100% dan telah diingkubasi semalam 24 jam dengan
suhu 370C.
1. Waktu penelitian
2. Lokasi penelitian
Husada Bulukumba
E. Teknik sampling
(t-1)(n-1)≥15
Ket:
n= jumlah ulangan
t= jumlah perlakuan
(t-1)(n-1)≥15
(7-1)(n-1)≥15
6(n-1)≥15
6n-6≥15
6n≥15+6
6n=21
n= 21
6
n=3,5
n=3
1. Data primer
2. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diambil melalui media lain yang
G. Instrumen penelitian
1. Alat
cawan petri, erlemeyer 200 ml, gelas ukur, incubator, karet gelang,
laminar air flow (Eyela), lampu bunsen, ose, oven, pipet tetes, pipet
2. Bahan
Hilton Agar (MHA), alkohol 70%, alumunium foil, kertas saring, kapas,
3. Prosedur kerja
Prosedur kerja pada uji aktivitas antinakteri ekstrak lidah buaya ( Aloe
a. Pra analitik
api Bunsen.
buaya yang baik dan tidak rusak, kemudian potong lidah buaya
(gel).
seluruhnya.
untuk pengujian.
V1.M1=V2.M2
Keterangan:
kemudian dihomogenkan
kemudian dihomogenkan.
kemudian dihomogenkan.
kemudian dihomogenkan.
5. Pembuatan media
microwave
kimia
menggunakan ose.
7. Pewarnaan Gram
aureus
d) Membuat sediaan objek glass dengan ukuran 2X3 dikeringkan
perlahan.
preparat
suspense bakteri.
NaCl fisiologi
Erlenmeyer.
Prosedurnya yaitu :
bakteri.
positif
c. Pasca analitik
Teknik sampling
Pembuatan MHA
Analisi data
Pembahasan / kesimpulan
a. Editing
Editing.
b. Coding
c. Tabulating
tabel.
2. Analisis Data
kemudian dinarasikan
C. Etika Penelitian
1. Integritas (Integrity)
2. Ketelitian (carefulnes)
3. Keterbukaan (Openness)
dan sumber acuan. Terbuka untuk di beri saran dan menerima ide
Property)
7. Kompetensi (Competence)
8. Legalitas (Legality)
No. Jenis
Kegiatan Bulan terlaksana
Desember
januari Feb April juni Juli agustus
maret mei agustus
1. Pengajuan judul
2. Penyusunan
proposal
3. Pembimbingan
proposal
4. Ujian proposal
5. Revisi
dan penelitian
6. Penulisan
dan pelaporan
hasil
7. Ujian
hasil penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
bentuk bulat bergerombol seperti bauh anggur. Hal ini menunjukkan bahwa
bening yang terbentuk disekitar paper disk pada masing masing konsentrasi
(Tabel 4.1).
Table 4.1 Menunjukan bahwa nilai rata-rata zona hambat ekstrak lidah
tertinggi pada konsetrasi 100% yaitu 9,3 mm , konsetrasi 80% yaitu 8,6 mm,
konsetrasi 60% yaitu 7.8 mm, konsetrasi 40% 7.6 mm sedangkan konsetrasi
terendah 20% dengan diameter zona hambat 6,8 mm. dan control positiif(+)
memiliki zona hambat teredah yaitu 6,8 mm sedangkan kontol negative (-)
menggunakan oven pada suhu 180•C selama 1 jam agar bakteri yang ada pada
alat tidak terkontaminasi pada pengujian daya hambat bakteri. Pengujian daya
selama 1 x 24 jam. Masa inkubasi bakteri dilakukan selama 24 jam karena pada
waktu 24 jam merupakan fase logaritmik atau eksponensial, dimana pada fase
tersebut bakteri melakukan pembelahan secara konstan dan jumlah sel meningkat
jumlah selnya terbanyak yaitu mencapai 10 sampai 15 milyar sel bakteri per
menggunakan ampicilin sebagai kontrol positif (+) dan aquadest sebagai kontrol
sebagai control negative karena bersifat netral dan tidak mengandung antibakteri
morfologi yaitu jenis gram positif, berbentuk bulat dimana koloni microskopik
memiliki bentuk seperti buah anggur dan ber warna ungu saat pewarnaan gram.
gentian violet. Perbedaan sifat gram dipengaruhi oleh kandungan pada dinding
sel, yaitu bakteri gram positif memiliki kandungan peptidoglikan lebih tebal jika
Setelah itu pembuatan ekstrak daun lidah buaya yang dikeringkan pada
sehingga diperoleh ekstrak daun lidah buaya yang kental. Selanjutnya dilakukan
Zona bening yang terbentuk disekitar sumuran ini memiliki daya hambat
yang berbeda beda. Rata-rata jumlah diameter zona hambat bakteri yang tumbuh
dengan pemberian ekstrak daun lidah buaya konsentrasi 100% adalah 9,3 mm,
sementara pada konsentrasi 80% adalah 8,6 mm, pada konsentrasi 60% adalah
7,8 mm, pda konsentrasi 40% adalah 7,6 mm, dan pada konsentrasi 20% adalah
6,8 mm. pada control positif adalah 6,8 mm sementara pada control negative
pertumbuhan bakteri .karena luas zona hambat yang tebentuk disekitan sumuran
> 5 mm dengan kategori sedang.Hal ini menunjukan terdapat pengaruh ekstarak
Pada pemberian ekstrak lidah buaya (Aloe vera) 20%, 40%, 60%, 80%
Perbedaan yang signifikan ini terlihat dari diameter zona hamabt bakteri yang
tinggi.
ekstrak daun lidah buaya (Aloe vera) yang didalamnya terdapat kandungan
Tannin mempunyai daya anti bakteri yaitu melalui reaksi dengan membram sel,
dimana tannin menyeran poli peptide dinding sel sehingga pembetukan dinding
sel kurang sempurna dan memyebabkan sel bakteri lisis karna terkanan osmotic
Pada penelitian yang sama dilakukan oleh Sainal dkk (2018) “Uji
Efektivitas Infusa Ekstrak Daun lidah buaya (Aloe vera.) Terhadap Pertumbuhan
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang t dilakukan Whyu
pada motode sumuran akan terjadi proses osmolaritas dimana osmolaritas yaitu
pengukuran suatu zat yang terlarut dalam zat lain. Semakin tinggi konsetrasi zat
yang terlarut, maka semakin tinggi osomilitas zat yang diukur Pada metode
sumuran, setiap lubang akan diisi dengan berbagai konsetrasi ekstrak maka
osmolitas terjadi lebih menyeluruh dan homogen serta konsetrasi ekstrak yang
dihasilkan akan lebih tinggi dan lebih kuat dalam menghambat pertumbuhan
bakteri.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Pengambilan lidah buaya yang digunakan sebagai ekstrak dalam penelitian ini
dilakukan secara random, sehingga tidak diketahui usia dari tumbuhan yang
digunakan.
mengandung gel.
A. Kesimpulan
1. Ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% 100% efektif
2. Konsetrasi tertinggi dari ekstrak lidah buaya (Aloe vera) yang dapat
100% sedangkan kosetrasi terendah yaitu konsetrasi 20% dan control positif
dimana diameter zona hambat 6,8 mm hal ini menunjukan semakin tinngi
B. Saran
ekstrak lidah buaya (Aloe vera.) Dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%,
24
64