Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Judul Percobaan : Materi dan Perubahan


Nama : Muhammad Aqil Kamil
NIM : 2008102010006
Kelas/Kelompok : A2/1
Asisten : Ayu Ramadhani

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2020
ABSTRAK

Percobaan yang berjudul “Materi dan Perubahannya” bertujuan untuk membedakan campuran
homogen dan heterogen serta perubahan fisika dan perubahan kimia. Metode yang
digunakan pada praktikum ini adalah metode kualitatif dengan melihat perubahan pada hasil
reaksi. Pada percobaan ini dilakukan beberapa percampuran zat, seperti pasir + H2O, H2O +
NaCl, dan minyak kelapa + H2O. Selain percampuran zat, dilakukan pula pemanasan terhadap
H2O (air) yang menghasilkan uap air, dan juga pemanasan terhadap H2O + NaCl + pasir yang
telah dilarutkan danmenghasilkan kristal-kristal garam, serta pembakaran pada lilin yang
menghasilkan jelaga. Kesimpulan pada percobaan ini adalah, campuran heterogen masih dapat
dibedakan antara zat yang satu dengan yang lainnya serta masih dapat dipisahkan kembali zat-
zatnya, sedangkan campuran homogen tidak lagi dapat dibedakan antara zat yang satu
dengan yang lain. Perubahan fisika tidak menghasilkan zat baru, sedangkan perubahan
kimia menghasilkan zat baru.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Materi adalah sesuatu hal yang memiliki massa dan menempati ruang. Materi memiliki
dua sifat yaitu sifat intrisik dan ekstrinsik. Sifat intrinsik adalah sifat yang menunjukkan
kualitas yang bersifat khas dari setiap materi, tidak tergantung pada bentuk dan ukuran materi
tersebut. Contoh dari sifat intrinsik adalah rasa, kereaktifan materi terhadap zat lain. Rasa dari
gula satu sendok dengan gula satu karung adalah sama, sama sama manis. Sedangkan sifat
ekstrinsik adalah sifat yang tidak khas dari materi, yaitu tergantung jumlahnya, bentuknya dan
juga letaknya. Yang termasuk contoh sifat ekstrinsik adalah ukuran, bentuk, panjang, massa,
titik didih, temperatur.

Materi dibedakan menjadi 3 wujud yaitu cair, gas, dan padat. Sebuah materi dapat
berubah dari satu keadaan kepada keadaan lainnya. Perubahan materi terbagi ke dalam dua
jenis yakni perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika adalah perubahan materi
yang tidak disertai dengan pembentukan zat yang jenisnya baru, sedangkan perubahan kimia
adalah perubahan materi yang menghasilkan jenis dan sifat materi yang berbeda (baru).
Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu suhu, kelembaban, ada
tidaknya mikroorganisme, dan waktu. Beberapa faktor ini berkaitan dengan perubahan materi
yang disebabkan oleh adanya pembakaran, perkaratan oleh okesigen dan air, pemanasan,
pembusukan, pendinginan, dan pemberian tekanan.

Campuran adalah suatu materi yang dibuat dengan menggabungkan dua zat atau lebih
yang berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi (objek tidak menempel satu sama lain).
Berdasarkan sifat dari kedua zat yang bercampur, campuran dapat dibedakan menjadi dua
kelompok yakni campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen
adalah suatu campuran yang terjadi apabila kedua zat yang bercampur mempunyai fase yang
sama (ukurannya, massanya, dsb.) dan dapat dipisahkan dengan dengan kertas saring.
Campuran heterogen adalah suatu campuran yang terjadi apabila kedua zat yang bercampur
mempunyai fase yang berbeda, dan tidak dapat dipisahkan dengan kertas saring.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui dan membedakan campuran homogen dan
heterogen serta mengetahui dan membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia.

1.3. Manfaat Percobaan


Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan akan dapat mengetahui serta mengenal
apa itu materi, wujudnya dan perubahannya yang terdiri atas perubahan fisika dan kimia, serta
akan dapat membedakan antara campuran homogen dan heterogen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang materi dan
perubahannya, termasuk komposisi, sifat, struktur, perubahan yang dialaminya dan hukum
yang mengendalikan perubahan tersebut. Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan
menempati ruang. Contoh : kursi, kapur, batu, udara, dll, yang bukan termasuk materi adalah
cahaya matahari. Setiap benda tidak peduli berapapun besar atau kecilnya, terdiri atas materi.
Wujud materi digolongkan menjadi tiga yaitu wujud padat, cair dan gas. Materi yang berwujud
padat adalah materi yang partikelnya rapat sehingga bentuk dan volumenya tetap. Materi yang
berwujud cair adalah materi yang partikelnya lebih renggang sehingga tergantung pada
mediumnya, volumenya tetap. Sedangkan materi yang berwujud gas adalah materi yang
partikelnya tidak beraturan sehingga bentuk dan volumenya bergantung pada mediumnya
(Budi, 2008).

Secara umum materi tersusun dari beberapa partikel penyusun, yaitu zat murni dan
campuran. Zat murni terdiri dari unsur dan senyawa. Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat
diuraikan lagi menjadi zat lain dengan reaksi kimia biasa. Misalnya unsur hidrogen hanya
tersusun atas atom-atom hidrogen saja. Sifat hidrogen tidak tampak pada zat yang dibentuk
dari keduanya. Sementara itu, senyawa adalah zat tunggal yang terbentuk dari dua atau lebih
unsur melalui cara-cara tertentu. Senyawa dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana
bahkan bisa menjadi unsur-unsur pembentuka (Tohari, 2006).

Campuran adalah gabungan beberapa zat dengan perbandingan tidak tetap tanpa
melalui reaksi kimia. Contoh campuran banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,
seperti air sungai, tanah, udara, makanan, minuman, larutan garam, larutan gula, dll. Sufat asli
zat pembentuk campuran ada yang masih dapat dibedakan satu sama lain dan ada pula yang
tidak dapat dibedakan. Campuran dibedakan menjadi dua bagian yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen. Campuran homogen adalah campuran antara dua atau lebih yang partikel-
partikel penyusunnya tidak dapat dipisahkan lagi. Misalnya campuran air dengan gula atau
yang dinamakan larutan gula, larutan garam, dll. Ukuran partikel dalam larutan memiliki
diameter sekitar 1x10-9 m dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Jenis campuran homogen
antara lain campuran gas dalam gas, campuran gas dalam zat cair, campuran gas dalam zat
padat, campuran zat cair dalam zat cair, dan campuran zat padat dalam zat cair (Daryanto,
1997).

Campuran heterogen adalah campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel-
partikel penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama lainnya. Misalnya tanah, air sungai,
makanan, minuman, air laut, adonan kue, adonan beton, cor, dll. Campuran heterogen
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu koloid dan suspensi. Pada koloid partikel-partikel
hanya dapat terlihat dengan mikroskop ultra, ukuran partikel antara 0.5 m s.d. 1 mm. Contoh
koloid adalah susu, asap, kabut, dan agar- agar. Sementara itu, pada suspensi partikel-partikel
hanya dapat terlihat dengan mikroskop biasa dengan ukuran partikel antara lebih besar dari 0.3
m. Contoh suspensi adalah minyak dengan air, air keruh, dan air kapur. Misalnya dalam
campuran air dan pasir, komponen-komponennya berpisah secara fisis menurut tempat yang
berbeda, sebagai hasil komposisi dan sifat-sifat fisis berubah dari satu bagian dari campuran
terhadap yang lain. Campuran tersebut serbaneka (heterogen). Contoh-contoh lainnya antara
lain segelas the es, pelat beton dan daun dari suatu tanaman (Daryanto, 1997).

Jenis materi dikenal berdasarkan sifat-sifatnya dan dibedakan menjadi dua macam,
yaitu sifat kimia dan sifat fisika. Sifat fisika yaitu sifat materi yang berkaitan dengan peristiwa
fisika. Misalnya massa jenis, titik didih, titik lebur, kalor lebur, rasa, warna, dan bau. Sifat
kimia adalah sifat suatu materi yang berkaitan dengan peristiwa kimia yang meliputi
keterbakaran dan kereaktifan. Keterbakaran yaitu tingkat kemudahan suatu materi dapat
terbakar, misalnya asbes, besi, aluminium, dan airtidak dapat terbakar, minyak lebih mudah
terbakar daripada kayu. Kereaktifan adalah mudah atau tidaknya suatu materi bereaksi,
misalnya tingkat keterbakaran, ionisasi, penguraian dan pembentukan. Contoh zat-zat yang
dapat terionisasi adalah soda abu (kostik soda), asam sulfat, asam klorida, garam dapur, kalium
sulfat, zat-zat yang dapat terurai, batu kapur yang dipanasi terurai menjadi kapur tohor, merkuri
oksida dipanasi menjadi logam merkuri dan gas oksigen (Achmad, 1988).

Materi dapat mengalami perubahan jika dipengaruhi oleh energi kalor, listrik, atau
kimia. Perubahan materi dibedakan dalam dua macam yaitu perubahan fisika dan perubahan
kimia. Suatu materi mengalami perubahan fisika jika jenisnya tidak berubah, meskipun sifat-
sifat fisiknya mengalami perubahan. Misalnya es jika dipanasi berubah menjadi air dan
selanjutnya menjadi uap. Dalam peristiwa ini terjadi perubahan wujud yaitu padat menjadi cair
lalu cair menjadi gas, tetapi jenis zat tetap sama yaitu air. Suatu materi mengalami perubahan
kimia apabila jenis zat berubah. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia atau reaksi.
Misalnya batu kapur dipanasi menjadi kapur sohor dan karbon dioksida. Batu kapur, kapur
sohor dan karbon dioksida merupakan 3 zat yang berbeda (Tohari, 2006).

Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang atau memiliki
volume. Materi dapat mengalami perubahan fisika dan perubahan kimia. Jika suatu materi
mengalami perubahan dengan menghasilkan zat baru, maka materi tersebut mengalami
perubahan kimia. Jika materi hanya mengalami perubahan wujud atau bentuk, maka tergolong
perubahan fisika (Winarsih, 2009).

Materi tergolong ke dalam dua perubahan yakni perubahan fisika dan perubahan
kimia. Pada perubahan fisika, hanya terjadi perubahan yang tidak menghasilkan zat baru.
Perubahan ini hanya menimbulkan perubahan wujud zat saja. Contoh perubahan fisika yakni
Logam besi dipanaskan pada suhu tinggi akan membara, lunak dan mencair. Warnanya pun
berubah kemerahan dengan suhu yang sangat panas, namun bila suhunya turun, besi akan
kembali seperti semula. Pada perubahan ini, tidak menghasilkan zat baru, sehingga
digolongkan perubahan fisika sedangkan Perubahan pada zat yang menimbulkan zat yang baru
disebut perubahan kimia. Contoh yakni Pernahkah kamu menggunakan obat nyamuk bakar?
Apa yang terjadi pada obat nyamuk setelah terbakar? Obat nyamuk yang dibakar akan
menimbulkan bau, asap, dan abu. Abu, asap, dan bau yang terjadi merupakan zat baru hasil
pembakaran. Zat baru tersebut tidak dapat dikembalikan ke bentuk asalnya. Hal ini disebabkan
susunan materinya mengalami perubahan setelah mengalami pembakaran (Sutry, 2015).

Materi mempunyai sifat yang terbagi menjadi dua, yaitu : sifat interistik dan sifat
eksterinsik. Sifat interistik adalah sifat yang khas pada tiap materi, tidak peduli bentuk dan
ukuran materi itu. Contoh : kalor jenis. Warna, bau, sifat asam, sifat basa, dan lain-lain.
Sedangkan sifat eksterinsik adalah sifat yang tergantung pada bentuk dan ukuran materi.
Contoh : volume, massa, jenis, temperatur, panjang, dan lain-lain (Sigit, 2013).

Selain itu, ada juga sifat materi yang dibedakan mejadi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat
fisis adalah sifat yang ada hubungannya dengan perubahan yang terjadi secara fisis pada materi
tersebut. Contoh : rasa, warna, bau, daya hantar, kemagnetan, kekerasan, kelarutan, dan lain-
lain. Sifat kimia adalah sifat yang menggambarkan kemampuan suatu materi untuk melakukan
reaksi kimia. Contoh : kestabilan, daya ionisasi, keterbakaran, kekreatifan, dan lain-lain (Sigit,
2013)

Materi adalah setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang, yang jumlahnya
diukur oleh suatu sifat yang disebut massa (Petrucci,1987).

Secara umum materi dapat juga didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan
menempati volume (Mongillo, 2007).

Materi tersusun atas molekul-molekul, dan molekul pun tersusun atas atom-atom.
Materi umumnya dapat dijumpai dalam empat fase berbeda, yaitu padat, cairan, gas,
dan plasma (wujud zat). Namun, terdapat pula fase materi yang lain, seperti kondensat Bose-
Einstein (Davies, 1992).

Perubahan fisika adalah perubahan yang mempengaruhi bentuk zat kimia, namun tidak
mempengaruhi komposisi kimianya. Perubahan fisika dapat digunakan untuk memisahkan
campuran menjadi senyawa komponen mereka, tetapi tidak dapat digunakan untuk campuran
yang telah bereaksi menjadi senyawa kimia yang berbeda dari senyawa asalnya (Zumdahl,
2000).

Perubahan fisika terjadi ketika benda atau zat mengalami perubahan yang tidak berubah
komposisi kimianya. Ini berbeda dengan konsep perubahan kimia di mana komposisi dari
perubahan zat atau satu atau lebih zat menggabungkan atau memecah untuk membentuk zat
baru. Secara umum hasil perubahan fisika dapat dikembalikan ke bentuk semula dengan
menggunakan sarana fisik. Misalnya, garam terlarut dalam air dapat dipulihkan dengan
membiarkan air menguap dengan perantaraan panas (Zumdahl, 2000).

Perubahan fisika melibatkan perubahan sifat fisika. Contoh : sifat fisika meliputi
peleburan, transisi ke gas, perubahan kekuatan, perubahan daya tahan, perubahan bentuk
kristal, perubahan tekstur, bentuk, ukuran, warna, volume dan kepadatan (Zumdahl, 2000).
Perubahan fisika adalah terbatas kepada perbedaan dalam hal fisik dengan tanpa perubahan
komposisi zat. Perubahan dari beberapa indikator-indikator ini (namun tidak terbatas)
menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan fisika; tekstur, warna, temperatur, bentuk, titik
didih, dan titik beku (Petrucci, 2007).
Sifat fisika meliputi berbagai aspek fisik dari senyawa. Beberapa sifat fisika (namun
tidak terbatas) antara lain; Luster, Malleability, Kerapatan, Kekentalan, Kelarutan, Massa, dan
Volume. Beberapa perubahan dalam sifat-sifat fisika ini dapat menjurus kepada perubahan
fisika (Petrucci, 2007).

Contoh perubahan fisika adalah proses penempaan baja untuk membentuk pisau.
Sebuah baja mentah berulang kali dipanaskan dan dipalu yang mengubah kekerasan baja,
fleksibilitas dan kemampuannya untuk mempertahankan tepi tajam (Zumdahl, 2000).

Banyak perubahan fisika juga melibatkan penataan ulang atom paling terasa dalam
pembentukan kristal. Banyak perubahan kimia yang irreversibel, dan banyak perubahan fisika
bersifat reversibel, tetapi reversibilitas bukanlah kriteria tertentu untuk klasifikasi. Meskipun
perubahan kimia dapat diakui oleh indikasi seperti bau, perubahan warna, atau produksi gas,
setiap satu dari indikator ini dapat hasil dari perubahan fisika (Zumdahl, 2000).

Perubahan kimia terjadi ketika suatu zat bereaksi dengan zat lain untuk membentuk
suatu zat baru, yang disebut sintesis atau sebaliknya, terurai menjadi dua atau lebih zat yang
berbeda. Proses ini disebut reaksi kimia dan, secara umum, tidak reversibel kecuali dengan
reaksi kimia yang terjadi terus berlanjut. Beberapa reaksi kimia menghasilkan panas dan
disebut reaksi eksotermik, selainnya memerlukan panas untuk memungkinkan reaksi terjadi,
yang disebut reaksi endotermik. Memahami perubahan kimia adalah bagian utama dari ilmu
kimia (Chang, 2006).

Ketika terjadi reaksi kimia, atom-atom disusun kembali dan reaksi disertai dengan
perubahan energi sebagai produk baru yang dihasilkan. Contoh perubahan kimia adalah reaksi
antara natrium dan air untuk menghasilkan natrium hidroksida dan hidrogen. Begitu banyak
energi dilepaskan bahwa gas hidrogen dirilis secara spontan membakar di udara. Ini adalah
contoh dari perubahan kimia karena produk akhir secara kimiawi berbeda dari zat-zat sebelum
reaksi (Chang, 2006).

Letak perbedaan antara reaksi fisika dan reaksi kimia adalah pada komposisi zatnya
sesudah dan sebelum reaksi. Dalam reaksi kimia, terdapat banyak perubahan komposisi dari
senyawa yang terlibat. Sedangkan dalam perubahan fisika, terdapat banyak perbedaan dalam
hal bentuk, bau, tekstur, dan sebagainya, dari zat yang dimaksud, tanpa ada perubahan
komposisi zat yang terlibat (Davies, 1992).

Hasil dari percobaan ini adalah zat mempunyai sifat yang berbeda-beda. Perubahan
yang terjadi pada suatu zat juga berbeda-beda. Perubahan bisa menghasilkan zat baru
(perubahan kimia), namun bisa pula tidak menghasilkan zat baru (Perubahan Fisika) (Ryandi,
2013).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini Gelas ukur 250 mL, cawan penguap,
lampu spiritus, corong, tabung reaksi, gelas kimia, tungku kaki tiga, dan perangkatnya, cawan
penguap,kaca arloji. Alat-alat tersebut dapat digantikan dengan alat-alat yang terdapat di rumah
atau di sekitar.
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah minyak kelapa, garam, dapur,
pasir, sabun, susu, gula, kertas, kayu, sabun, lilin.

3.2. Konstanta Fisik dan Tijauan Keamanan


Tabel 3.2. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan
No Bahan Berat Molekul Titik Didih Titik Beku Tinjauan
(g/mol) (°C) (°C) Keamanan

1. Minyak 144,21 215 63 Aman


kelapa
2. Garam dapur 58,454 1465 801 Elektrolit
3. Pasir 60,08 2230 1600-1725 Aman
4. Sabun 306 352 53,5 Aman
5. Susu 342,30 668,19 -0,520 Aman
6. Gula 160 76 112 Aman
7. Kayu - - - Aman
8. Air 18 100 0 Aman
9. Kertas - - - Aman
10. Kertas saring - - - Aman

3.3 Cara Kerja


3.3.1. Membedakan campuran homogen dan heterogen

pasir

dimasukkan sedikit pasir ke dalam gelas


ditambahkan 20-30 ml air
diaduk dan dibiarkan beberapa saat

Hasil
Garam dapur
dimasukkan 1-2 sendok makan garam dapur ke dalam gelas yang berisi20-30
ml air
diaduk hingga larut sempurna
diamati apa yang terjadi

Hasil

Pasir + H2O + NaCl

dimasukkan larutan garam pada percobaan 2 kedalam percobaan1


diamkan campuran beberapa saat
disaring campuran tersebut dan ditampung filtratnya

Hasil

Filtrasi Residu

diamati filtratnya
dimasukkan filtratnya kedalam wadah
dipanaskan pada kompor
diamati terbentuknya Kristal

Hasil

Minyak kelapa

dimasukkan 3 mL minyak ke dalam wadah


ditambahkan 5 mL air ke dalam wadah yang berisi 3mL minyak
dikocok campuran tersebut dan dibiarkan beberapa saat

Hasil
Percobaan 5
dimasukkan air sabun ke dalam campuran pada percobaan 5

Hasil

3.3.2. Perubahan Fisika

Air

dimasukkan 50 mL air ke dalam wadah


dipanaskan hingga mendidih
diamati, kemudian wadah ditutup dan dibiarkan beberapa saat
diamati titik air pada bagian penutup

Hasil

3.3.3. Perubahan Kimia

Susu

dimasukkan susu ke dalam gelas


didiamkan selama beberapa hari hingga susu menjadi basi

Hasil

Gula

dimasukkan gula ke dalam wadah pemanasan (panci)


ditambahkan air kedalam wadah yang berisi gula
dipanaskan campuran air dan gula hingga menjadi karamel

Hasil

Telur

dimasukkan telur ke dalam wadah pemanasan yang berisi air


direbus telur hingga matang
Hasil
Kertas atau kayu

diambil selembar kertas atau sepotong kayu


dibakar kertas atau kayu

Hasil

3.3.4. Perubahan Kimia dan Perubahan Fisika

Lilin

diletakkan lilin secara vertikal diatas meja atau wadah


dinyalakan lilin diamati perubahan yang terjadi pada sumbu lilin
dipadamkan lilin
dicatat setiap pengamatan

Hasil
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan


Tabel 4.1. Data Hasil Pengamatan
No Zat pengamatan
1 Membedakan campuran
homogen dan heterogen
Pasir + H2O Tidak larut saat dicampur (Heterogen)
NaCl + H2O Terlarut saat dicampur (Homogen)
Minyak kelapa + H2O Tidak larut saat dicampur (Heterogen)
Minyak kelapa + sabun + H2O Terlarut saat dicampu (Homogen)
Larutan NaCl Saat proses pemanasan terbentuk kristal
2 Perubahan fisika
H2O Terjadinya evaporasi dengan terbentuknya bintik-
bintik yang muncul di permukaan wadah penutup

3 Perubahan kimia
Telur Saat pemanasan, telur mengalami
denaturasi
Kertas Saat pemanasan, kertas akan menghasilkan abu
4 Perubahan fisika dan kimia
lilin Perubahan fisika : lilin meleleh dan memadat
kembali
Perubahan kimia : Dipanaskannya sumbu lilin dan
menghasilkan jelaga

4.2. Pembahasan

Materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Materi dapat disebut
juga sebagai zat. Materi dapat berwujud gas, cair, dan padat. Suatu materi dapat mengalami
perubahan wujud jika menerima atau melepaskan kalor/energi. Sifat materi berdasarkan jumlah
partikel dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu sifat intensif dan ekstensif. Sifat intensif
adalah sifat yang hanya bergantung pada jenis materi dalam sampel bukan pada jumlahnya,
contonya : Titik didih, warna, bau, suhu, dan lainnya. Sifat ekstensif adalah sifat yang hanya
bergantung pada jenis materi dalam sampel dan bukan pada jumlahnya, contohnya : Volume,
massa, ukuran, panjang, dan lainnya.

Sifat pada materi berdasarkan perubahannya terbagi dua, yaitu sifat fisika dan kimia.
Sifat fisika merupakan sifat yang tidak mengalami pembentukkan zat baru.Sifat kimia
merupakan sifat yang berhubungan dengan pembentukkan zat baru tanpa mengalami
perubahan massa, misalnya kereaktifan, keterbakaran, Kestabilan, dan lainnya. Perubahan
kimia dapat terjadi karna materi mempunyai sifat-sifat kimia, contohnya : Besi berkarat, kayu
terbakar, makanan membusuk, dan lainnya. Perubahan kimia disebut juga sebagai reaksi kimia.
Reaksi kimia yang terjadi pada suatu zat dapat diketahui berdasarkan tanda-tanda atau gejala
yang menyertai reaksi tersebut.

Campuran adalah gabungan dua zat atau lebih dan masih mempunyai sifat dari zat
asalnya, yang terdiri dari campuran homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah
campuran yang serbasama, tidak dapat dibedakan antara pelarut dan larutan. Contoh dari
campuran homogen yaitu larutan gula, teh, dan lainnya. Campuran heterogen adalah campuran
yang mengandung zat-zat yang tidak dapat terlarut dengan sempurna. Contoh dari larutan
heterogen adalah pasir yang ditambahkan dengan air.

Pada percobaan ini dilakukan 9 uji, yang pertama yaitu pengujian yang berkaitan
dengan campuran. Pengujian terhadap campuran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu campuran homogen dan heterogen. Dilakukan percobaan dengan mencampurkan pasir +
H2O lalu diaduk dan membentuk campuran heterogen dikarenakan pasir tidak dapat larut
dengan H2O. Campuran minyak makan + H2O juga termasuk campuran heterogen, karena
minyak makan tidak dapat larut dengan H2O. Sedangkan campuran NaCl + H2O merupakan
campuran homogen, Karena NaCl dapat terlarut dengan H2O.

Percobaan selanjutnya adalah dengan mencampurkan minyak makan + air sabun + H2O
yang membentuk campuran homogen. Minyak makan + H2O yang awalnya tidak menyatu
menjadi menyatu dikarenakan bantuan dari pencampuran air sabun. Hal tersebut dapat terjadi
karena komposisi dari sabun. Molekul sabun terdiri dari ikatan panjang rantai hidrokarbon C-
H dan asetat. Rantai C-H ini bersifat hidrophobik, sama seperti minyak. Sementara bagian
asetat ini bersifat pola, sama seperti H2O. Hal inilah yang kemudian menyebabkan menyatu
antara H2O dengan minyak makan. Ketika sabun dimasukkan ke dalam campuran H2O dan
minyak, salah satu ekornya berikatan dengan H2O dan ekor lainnya berikatan dengan minyak.
Dengan begitu, H2O + minyak makan dapat saling berikatan dan membentuk campuran
homogen.

Pada percobaan ini juga dilakukan pemanasan terhadap larutan NaCl yang akan
membentuk kristal garam. Proses ini merupakan proses kristalisasi (penguapan) pada larutan
NaCl pada saat dilakukannya proses pemanasan. Percobaan selanjutnya yaitu air yang sudah
dipanaskan akan dimasukkan ke dalam wadah dan ditutup dengan wadah penutup. Hal ini akan
menimbulkan bintik-bintik air pada wadah penutup. Terrbentuknya bintik-bintik air tersebut
karena adanya ikatan H2O yang putus akibat proses pemanasan sehingga H2O akan naik ke
wadah penutup. Pada saat suhu normal, bintik-bintik air akan berubah kembali menjadi air.
Percobaan ini termasuk ke dalam perubahan fisika dikarenakan dari percobaan ini tidak
terbentuknya zat baru.

Percobaan tentang perubahan kimia dilakukan dengan pemanasan terhadap telur. Telur
yang dipanaskan akan mengalami proses denaturasi sehingga wujud telur yang awalnya cair
akan memadat. Perubahan kimia juga dialami pada proses pembakaran kertas. Kertas yang
dibakar akan menghasilkan abu dan mengandung zat baru didalamnya dan terjadinya
perubahan wujud yang tidak dapat dikembalikan ke wujud semula. Pada percobaan terakhir
dilakukan pemanasan terhadap sumbu lilin. Pada percobaan ini terbentuk dua perubahan.
Proses timbulnya jelaga yang dihasilkan oleh sumbu lilin merupakan perubahan kimia, dan
proses meleleh dan kembali memadatnya lilin merupakan perubahan fisika.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
 Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang, Materi
memiliki dua sifat berdasarkan jumlah materi, yaitu sifat intensif dan ekstensif, Sifat
intensif merupakan sifat yang tidak bergantung pada jumlah materi dan Sifat ekstensif
merupakan sifat yang bergantung pada jumlah zat.
 Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru sedangkan
Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru.
 Campuran adalah gabungan dua zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat asalnya,
Campuran terbagi menjadi dua, yaitu campuran homogen dan heterogen, Campuran
homogen merupakan campuran yang tidak dapat dibedakan antara pelarut dan larutan
sedangkan Campuran heterogen merupakan campuran yang masih dapat dibedakan
antara pelarut dengan larutan.
 Perubahan fisika pada percobaan, yaitu : Air yang menguap, lilin kembali memadat dan
Perubahan kimia pada percobaan, yaitu : Jelaga yang timbul pada sumbu lilin,
pemanasan telur, pembakaran kertas.
 Campuran homogen pada percobaan, yaitu : garam + H2O , minyak kelapa + air
sabun + H2O. 15 dan Campuran heterogen pada percobaan, yaitu : minyak kelapa +
H2O, pasir + H2O
 Kristalisasi merupakan proses pembentukkan bahan padat dari pengendapan larutan.
Contoh kristalisasi pada percobaan, yaitu : pemanasan terhadap larutan NaCl.

5.2. Saran
Meskipun praktikum ini dilakukan secara mandiri tetapi arahan dan bimbingan dari
kakak pembimbing sangat penting dalam melakukan prakktikum secara mandiri, dimana kami
para praktikan masih belum ahli dalam hal-hal seperti ini, untuk kakak-kakaknya tolong
ditingkankan lagi kemampunya dalam memberikan ilmu dan dalam membimbing kami saat
praktikum, walaupun yangs sekarang sudah cukup bagus.
DAFTAR PUSTAKA

Anni, Winarsih. 2009. IPA terpadu untuk SMA/MA Kelas VII.Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Chang, Raymond. 2006. General Chemistry: the Essential Concepts. MA: McGraw-Hill
Higher Education. Boston.
Davies, Paul. 1992. The new physics. Cambridge University Press. London.
Maulana, Ryandi. Materi dan Perubahannya. http://laoranpra ktikum. blogspot.
co.id/2013/12/materi-dan-perubahannya.html, Diakses tanggal 7 November 2015 pukul 06:06
WIB
Mongillo, John. 2007. Nanotechnology 101. Greenwood Publishing Group. Boston.
Petrucci, Ralph H. 1987. General Chemistry. Principles and Modern Applications. NJ:
Pearson/Prentice Hall. Upper Saddle River.
Petrucci, Ralph H. 2007. Kimia Dasar. Prinsip dan Terapan Modern. Terjemahan dari General
Chemistry. Principles and Modern Applications, oleh S. Achmadi, Erlangga,Jakarta.
Saputro, Sigit Dwi. 2013. Kimia Dasar 1 bab 1 Materi. http://sigitdwisaputro.
blogspot.co.id/2013/10/kimia-dasar-1-1-bab-1-materi.html, diakses tanggal 02 Oktober 2013
Sr, Surty. 2015. Laporan Paktikum Materi dan Perubahannya. http://sutryany.
blogspot.co.id/2015/10/laporan-praktikum-materi-dan.html, diakses tanggal 30 Oktober 2015
pukul 01.46 WIB
Zumdahl, Steven S. and Zumdahl, Susan A. 2000. Chemistry, 5th ed. Houghton Mifflin. New
York.
Achmad, Hiskia. 1988. Kimia Dasar. Yrama Widya, Bandung.
Budi, Sentot. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen. Tiga Serangkai, Solo.
Daryanto. 1997. Fisika Teknik. Asdi Mahasatya, Jakarta.
Tohari, Sandri. 2006. Kimia Dasar. Yudhistira, Jakarta.
LAMPIRAN
Keterangan Gambar :

1. Alat dan bahan

2. H2O dan air sabun

3. H2O + minyak kelapa

4. H2O + NaCl

5. H2O + pasir

6. H2O + air sabun + minyak kelapa

7. Melelehnya lilin

8. Jelaga pada sumbu lilin

9. Memadat kembali lilin

10.Kristalisasi larutan NaCl

11.Telur yang dipanaskan/rebus

12.Kertas yang dibakar

13.Uap air

Anda mungkin juga menyukai