LP01 - KIM - K1 - Muhammad Aqil Kamil - 2008102010006
LP01 - KIM - K1 - Muhammad Aqil Kamil - 2008102010006
KIMIA DASAR
NIM : 2008102010006
Kelompok : 1 (satu)
Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai
dengan prosedur pemakaian .Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta
bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia.
Contohnya seperti timbangan, yang merupakan salah satu peralatan yang harus diketahui baik
fungsi maupun cara kerjanya, karena dalam melakukan sebuah praktikum mahasiswa harus
mengetahui cara menimbang massa dari suatu benda yang akan dijadikan sebagai bahan percobaan
Penggunaan timbangan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Hal penting lainnya untuk diketahui adalah peralatan gelas. Peralatan gelas membantu
mahasiswa yang sedang melakukan praktikum untuk memindahkan suatu zat yang tidak boleh
disentuh atau kontak langsung dari suatu wadah ke wadah yang lain. Jadi, memang sudah
seharusnya jika percobaan pengenalan alat-alat laboratorium ini dilakukan bagi semua praktikan
yang akan melakukan percobaan di laboratorium kimia.
TINJAUAN PUSTAKA
Eksperimen dan praktik laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains khususnya
ilmu kimia. Prosedur penggunaan alat-alat laboratorium dimulai dari cara pengambilan dari rak,
cara penggunaan, cara pembersihan serta pengembalian kembali pada rak. Keseluruhan prosedur
ini harus dilakukan dengan baik oleh praktikan. Dalam praktikum, analisis yang baik biasanya
cermat dalam hal kerapian. Mahasiswa dengan meja praktikum yang tertib kecil kemungkinan
mencampuradukkan sampel, salah menambah reagensia, menumpahkan larutan dan memecahkan
alat kaca. Kerapian dalam laboratorium tentu saja harus melebar mulai dari meja praktikumnya
sendiri ke rak dimana tersedia bahan-bahan untuk seluruh kelas. Banyak waktu terbuang untuk
mencari sebuah benda kecil dalam kumpulan alat kaca yang berantakan atau untuk mencuci suatu
botol reagensia tertentu yang salah ditaruh pada rak samping. Kerapian hendaknya mencakup juga
pemeliharaan perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam, bak meja. Bahkan
korosif yang tumpah harus segera dikeringkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Saluran
pembuangan perlu disterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Day and
Underwood, 1998).
Setiap alat diciptakan dengan fungsi dan kegunaan masing-masing. Alat-alat pada
laboratorium yang digunakan pada saat praktikum sangat penting untuk di pelajari. Dengan
menggunakan alat laboratorium kita dapat mengukur dan mendapatkan hasil data berupa data
kuantitatif. Perhitungan data kuantitatif yang baik adalah perhitungan yang dilakukan secara
akurat, dengan mengetahui cara penggunaan suatu alat laboratorium kesalahan pada saat
pengukuran dapat di minimalisir. Sebelum praktikum pilihlah alat-alat yang dibutuhkan
selengkapnya sesuai dengan kegunaan, kapasitas, dan ketelitian yang diperlukan. Alat-alat
laboratorium memiliki ketelitian maupun kapasitas yang berbeda-beda. Ada alat yang sama
kapasitasnya namun tingkat ketelitiannya tidak sama atau cara mengoperasikannya ada yang
konvensional dan ada yang serba otomatis. Jika alat yang dibutuhkan tidak tersedia, maka dapat
dimodifikasi dari alat yang ada ( jika perlu ) (Tarmizi, 1993).
Sebelum mulai memakai alat-alat laboratorium, teliti terlebih dahulu apakah alat masih
utuh, set-nya lengkap, masih berfungsi, modelnya, jika alat elektronik berapa voltase-nya, jika
masih ada lihat pula manualnya ( petunjuk pengoperasian dan reperasinya ). Menurut Day, alat-
alat yang sering digunakan pada laboratorium kimia adalah pembakar gas, kaki tiga, segitiga
porselen, kasa asbes, gelas piala, tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, pipet gondok,
pipet mohr, batang pengaduk, botol semprot, dan desikator (Day and Underwood, 1998).
Masih sering dijumpai praktikan yang melakukan kesalahan dalam pemakaian peralatan
gelas maupun listrik. Sehingga pengetahuan tentang peralatan sederhana yang sering digunakan
sangat diperlukan. Untuk eksperimen dan penelitian bidang kimia analitik seperti neraca dan
eksperimen sederhana sangat dianjurkan untuk di latih terlebih dahulu cara penggunaannya.
Penimbangan merupakan prosedur rutin dalam analisis kuantitatif. Pada eksperimen analisis
gravimetric, kuantisasi sinyal ( respon analitik ) yang harus di catat adalah massa. Pada analisis
kuantitatif volumetric preparasi larutan-larutan yang dibutuhkan sering harus di awali dengan
penimbangan, karena zat yang akan dilarutkan berada pada keadaan padat ( Kristal ). Lepas dari
keduanya, pada hamper seluruh analisis yang melibatkan sampel padatan, analisis yang dilaporkan
juga dilaporkan dalam satuan berbasis berat seperti persen berat, sehingga sampel harus ditimbang
sebelum di analisis. Penimbangan dapat dilakukan dengan timbangan neraca analitik atau
timbangan triple beam tergantung dengan tingkat ketelitian yang diinginkan dan jumlah zat yang
akan ditimbang. Perlu diingat bahwa massa berbeda dengan berat di laboratorium massa yang
diukur merupakan ukuran besaran berat ( materi ) ( Widodo, 2010 ).
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi
dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna, kebersihan
alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan penggunaan alat maka
kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).
Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita
dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita
juga harus mengetahui cara kerja dan sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara tepat dan
akurat, karena dengan mengetahui sistematika atau langkah-langkah penggunaan alat akan
membuat praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada alat
saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta
fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya,
dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya
yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan
kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan
kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani,
1990).
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh praktikan
adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang
akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan baik (Setiawati, 2002).
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap
alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas, porselen, kayu,
alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada
yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada yang hanya
tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat
menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2000).
TimbanganTriple Beam
Sebelum dan sesudah memakai alat timbangan ini, bersihkan pan (daun timbangan)
dengan kuas yang telah tersedia
Timbangan harus dalam keadaan berdiri tegak yaitu dengan melihat water pasnya
Nol-kan timbangan beserta wadah bahan yang dipakai sebagai tempat bahan yang akan
ditimbang
Letakkan bahan yang akan ditimbang pada pan/daun timbangan
Gerakkan pemberat (satuan 10 g) sampai penunjuk (jarum) jatuh
Kembalikan satu lekukan ke belakang
Lakukan hal yang sama untuk pemberat terbesar selanjutnya (satuan 1 g)
Gerakkan penggeser (slider, satuan 1 g) sampai petunjuk berayun tepat ke titik nol pada
skala penunjuk
Angkat wadah tempat bahan dari pan
Kembalikan penggerak timbangan ke tempat semula (skala nol)
Setelah selesai menimbang, tekan plat kontrol dari bawah ke atas, “OFF” dan bersihkan
lagi ruang neraca dengan kuas
Hal yang belum jelas tanyakan pada asiste
Hasil
2. Timbangan Analitik Digital Mettler
Digunakan untuk menghisap, bola dikosongkan dengan dinekan ujung atas pipa
Lepaskan pijitan, maka hisapan akan berhenti. Cairan dapat dikeluarkan dengan
memijit pipa cabang
Setelah digunakan karet hisab ini, bola harus segera dilepaskan dari pipetnya dan
dibiarkan udara masuk ke dalam bola kembali. Jangan sampai masuk larutan apapun ke
dalam bola hisab.
Hasil
4. Pipet Gondok
Pipet Gondok
Cuci pipet dan keringkan, selanjutnya dibilas dengan larutan yang akan diambil.
Kemudian pipet larutan dengan menggunakan bola hisap tepatkan volume larutan
yang dipipet sesuai dengan kapasitas alat. Pengamatan kapasitas volume untuk larutan
yang bening berdasarkan pada miniskus kecembungannya. Pipet harus benar-benar
vertikal dan mata yang melihatnya harus benar-benar horizontal /sejajar.
Penampung dimiringkan dengan ujung pipet menempel di dinding, tetesan akhir di
ujung dikeluarkan dengan cara menggosok pada permukaan gelas. Setelah cairan
habis, bibir pipet dibiarkan tetap kontak dengan dinding penampung lebih kurang
selama 15 menit. Seterusnya larutan dialirkan kedalam penampung. Cairan yang
tersisa dalam pipet tidak boleh diikutkan baik dengan cara meniup ataupun dengan
cara lain.
Hasil
5. Pipet Ukur
Pipet Ukur
Cuci pipet dan keringkan, selanjutnya dibilas dengan larutan yang akan diambil.
Kemudian pipet larutan dengan menggunakan bola hisap tepatkan volume larutan yang
dipipet sesuai dengan kapasitas alat.
Pengamatan kapasitas volume untuk larutan yang bening berdasarkan pada miniskus
kecembungannya.
Bola Hisab Hasil Buret Hasil Pipet Ukur Pipet harus benar-benar vertikal dan mata yang
melihatnya harus benar-benar horizontal /sejajar.
Penampung dimiringkan dengan ujung pipet menempel di dinding, tetesan akhir di ujung
dikeluarkan dengan cara menggosok pada permukaan gelas.
Setelah cairan habis, bibir pipet dibiarkan tetap kontak dengan dinding penampung lebih
kurang selama 15 menit.
Seterusnya larutan dialirkan kedalam penampung.
Cairan yang tersisa dalam pipet tidak boleh diikutkan baik dengan cara meniup ataupun
dengan cara lain.
Hasil
6. Buret
Buret
Bilas dengan akuades dan larutan yang akan dipakai masing-masing 3 kali
Cek apakah keran/katup berfungsi baik (tidak bocor)
Dalam pengisian harus diusahakan agar tidak ada gelembung udara sepanjang cairan
dalam kolom
Dalam pemakaian minimum cairan tersisi 20% -
Pengisian cairan dilakukan dengan menggunakan corong, corong dilepas sebelum
titrasi dimulai.
Hasil
7. Labu Takar
Labu Takar
Hasil
8. Erlenmeyer/Conical flask
Erlenmeyer/Conical flask
Dipakai tutup asah jika erlenmeyer digunakan untuk pencampuran reaksi dengan
pengocokkan kuat
sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan
reaksi dengan kecepatan lemah
Hasil
9. Beaker Gelas
Beaker Gelas
Hasil
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
1. Jenis-Jenis Timbangan
a) Timbangan Triple Beam
Timbangan Triple Beam adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa
dengan sangat tepat. Timbangan ini biasanya memiliki kesalahan pembacaan ± 0,05
gram. Namanya mengacu pada tiga balok, di mana balok tengah adalah yang terbesar,
balok jauh berukuran sedang, dan balok depan yang paling kecil. Perbedaan ukuran balok
menunjukkan perbedaan bobot dan skala bacaan yang diukur setiap balok.
skala pembacaan balok tengah membaca dengan kelipatan 100 gram, balok jauh
dengan kelipatan 10 gram, dan balok depan dapat membaca dari 0 sampai 10
gram. Timbangan Triple Beam dapat digunakan untuk mengukur massa langsung dari
benda, mencari massa berdasarkan perbedaan zat cair , dan mengukur zat.
b) Timbangan Analitik
Timbangan analitik adalah jenis ttimbangan yang dirancang untuk mengukur massa
kecil dalam rentang sub-miligram. Piringan pengukur neraca analitik berada dalam kotak
transparan berpintu sehingga tidak berdebu dan angin di dalam ruangan tidak
mempengaruhi operasional penimbangan. Ruang bertutup ini sering disebut dengan
pelindung angin.Sampel yang akan ditimbang harus berada pada temperatur ruangan untuk
mencegah konveksi alami dari pembentukan aliran udara di dalam ruang timbangan yang
dapat menyebabkan galat pembacaan.
Timbangan analitik mengukur tekanan yang diperlukan untuk menghitung massa
yang akan diukur, dan bukan mengukur massa realnya. Oleh karena itu, alat ini harus
dikalibrasi untuk mengkompensasi perbedaan gravitasi. Alat ini menggunakan
elektromagnet untuk menghasilkan gaya tolak terhadap sampel yang akan diukur dan
mengeluarkan hasilnya dengan mengukur gaya yang diperlukan untuk mencapai kondisi
setimbang. Alat ukur semacam ini disebut sensor restorasi gaya elektromagnetik.
5.1. Kesimpulan
f) Praktikum ini bertujuan untuk melatih praktikan memahami cara kerja dan fungsi alat-alat
yang ada di lab kimia
g) Dalam mengukur berat benda di lab kimia kita menggunakan 2 timbangan yaitu timbangan
triple beam dan digital analitik
h) Dalam melakukan praktikum di lab kita juga menggunakan banyak peralatan gelas dimana
setiap peralatan gelas memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda saat melakukan
praktikum
i) Sebelum menggunakan alat-alat di lab kimia harus dibersihkan terlebih dahulu dan dipakai
dengan hati-hati sesuai paduan yang ada, agar terhindar dari kecelakaa.
j) Setelah selesai praktikum semua alat harus dibersihkan lagi dan disimpan kembali dengan
rapi.
5,2. Saran
Terimakasih untuk kakak asisten yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
praktikum pertama kami, sedikit saran dari saya semoga kakak dapat meningkatkan lagi
kemampuannya dan dapat mendidik kami lebih baik lagi, dalam menjelaskan dan membimbing
praktikan dalam memberi materi praktikum, saat praktikum dimulai dan bahkan saat penulisan
laporan kakak sekalian sudah membimbing dengan sangat baik, mungkin kekurangannya dari
kami sendiri yang kurang mengerti sebab masih baru, jadi di mohon untuk kakak sekalian lebih
lagi dalam mengajari dan membimbing kami di lab.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. Jr. and A.L., Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif Edisi Revisi Terjemahan
dari Quantitative Analysis, oleh R. Soendoro dkk, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tarmizi, Nasrun Naim. 1993. Petunjuk Penyediaan dan Pembuatan Pereaksi Kimia: Jilid 2.
Angkasa Raya, Jakarta.
Widodo, Didik Setiyo dan Lusiana, Retno Ariadi. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif. Graha Ilmu.
Jakarta.
Buku penuntun praktikum kimia 2013.laboratorium teknologi pertanian unib’
Moningka.2008. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.
Ramli.2002 .Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga, Jakarta.
Riadi.1990. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif : Choosing Effective Laboratory Tests. Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Mardani, 2007. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.