Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Judul Percobaan : Pengenalan Alat-Alat Laboratorium


(Timbangan Dan Peralatan Gelas)

Nama : Muhammad Aqil Kamil

NIM : 2008102010006

Kelompok : 1 (satu)

Asisten : Desy Ramadiani

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2020
ABSTRAK
Percobaan mengenai “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium (Timbangan dan Peralatan
Gelas)” ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal beberapa peralatan timbangan dan beberapa
peralatan gelas yang digunakan di laboratorium kimia dan juga untuk mengetahui cara kerja
beberapa peralatan timbangan dan beberapa peralatan gelas laboratorium kimia, , serta untuk
mengetahui fungsi beberapa peralatan timbangan dan beberapa peralatan gelas di laboratorium
kimia. Prinsip kerja dari timbangan adalah untuk memberikan nilai dari massa benda yang
ditimbang. Massa benda dapat berubah-ubah sesuai dengan gravitasi. Alat dan peralatan gelas di
laboratorium membantu laboran maupun praktikan dalam melakukan kerja di laboratorium, baik
dalam hal kecepatan, ketepatan maupun keselamatan kerja. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sangat penting untuk mengenal dan mengetahui serta cara kerja yang baik
menggunakan peralatan gelas dan timbangan yang berada di laboratorium untuk menunjang
keberhasilan praktikum bagi siapa saja yang melakukan percobaan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sebelum memulai melakukan kegiatan praktikum di laboratorium,kita sebagai praktikan


harus mengenal alat-alat laboratorium dan semua fungsi peralatan dasar yang biasa digunakan
dalam laboratorium kimia.Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium
sangat penting guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari
kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan.

Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai
dengan prosedur pemakaian .Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta
bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia.
Contohnya seperti timbangan, yang merupakan salah satu peralatan yang harus diketahui baik
fungsi maupun cara kerjanya, karena dalam melakukan sebuah praktikum mahasiswa harus
mengetahui cara menimbang massa dari suatu benda yang akan dijadikan sebagai bahan percobaan
Penggunaan timbangan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Hal penting lainnya untuk diketahui adalah peralatan gelas. Peralatan gelas membantu
mahasiswa yang sedang melakukan praktikum untuk memindahkan suatu zat yang tidak boleh
disentuh atau kontak langsung dari suatu wadah ke wadah yang lain. Jadi, memang sudah
seharusnya jika percobaan pengenalan alat-alat laboratorium ini dilakukan bagi semua praktikan
yang akan melakukan percobaan di laboratorium kimia.

1.2. Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui jenis dan cara menggunakan peralatan timbangan yang biasa digunakan
di laboratorium kimia
2. Untuk mengetahui beberapa jenis dan fungsi berbagai peralatan gelas yang digunakan di
laboratorium kimia
1.3. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah agar para praktikan dapat melakukan percobaan
menggunakan timbangan maupun peralatan gelas, dengan baik dan benar, karena telah mengetahui
cara kerja dan fungsi dari timbangan dan peralatan gelas dengan baik sehingga dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja selama melakukan percobaan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Eksperimen dan praktik laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains khususnya
ilmu kimia. Prosedur penggunaan alat-alat laboratorium dimulai dari cara pengambilan dari rak,
cara penggunaan, cara pembersihan serta pengembalian kembali pada rak. Keseluruhan prosedur
ini harus dilakukan dengan baik oleh praktikan. Dalam praktikum, analisis yang baik biasanya
cermat dalam hal kerapian. Mahasiswa dengan meja praktikum yang tertib kecil kemungkinan
mencampuradukkan sampel, salah menambah reagensia, menumpahkan larutan dan memecahkan
alat kaca. Kerapian dalam laboratorium tentu saja harus melebar mulai dari meja praktikumnya
sendiri ke rak dimana tersedia bahan-bahan untuk seluruh kelas. Banyak waktu terbuang untuk
mencari sebuah benda kecil dalam kumpulan alat kaca yang berantakan atau untuk mencuci suatu
botol reagensia tertentu yang salah ditaruh pada rak samping. Kerapian hendaknya mencakup juga
pemeliharaan perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam, bak meja. Bahkan
korosif yang tumpah harus segera dikeringkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Saluran
pembuangan perlu disterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Day and
Underwood, 1998).

Setiap alat diciptakan dengan fungsi dan kegunaan masing-masing. Alat-alat pada
laboratorium yang digunakan pada saat praktikum sangat penting untuk di pelajari. Dengan
menggunakan alat laboratorium kita dapat mengukur dan mendapatkan hasil data berupa data
kuantitatif. Perhitungan data kuantitatif yang baik adalah perhitungan yang dilakukan secara
akurat, dengan mengetahui cara penggunaan suatu alat laboratorium kesalahan pada saat
pengukuran dapat di minimalisir. Sebelum praktikum pilihlah alat-alat yang dibutuhkan
selengkapnya sesuai dengan kegunaan, kapasitas, dan ketelitian yang diperlukan. Alat-alat
laboratorium memiliki ketelitian maupun kapasitas yang berbeda-beda. Ada alat yang sama
kapasitasnya namun tingkat ketelitiannya tidak sama atau cara mengoperasikannya ada yang
konvensional dan ada yang serba otomatis. Jika alat yang dibutuhkan tidak tersedia, maka dapat
dimodifikasi dari alat yang ada ( jika perlu ) (Tarmizi, 1993).
Sebelum mulai memakai alat-alat laboratorium, teliti terlebih dahulu apakah alat masih
utuh, set-nya lengkap, masih berfungsi, modelnya, jika alat elektronik berapa voltase-nya, jika
masih ada lihat pula manualnya ( petunjuk pengoperasian dan reperasinya ). Menurut Day, alat-
alat yang sering digunakan pada laboratorium kimia adalah pembakar gas, kaki tiga, segitiga
porselen, kasa asbes, gelas piala, tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, pipet gondok,
pipet mohr, batang pengaduk, botol semprot, dan desikator (Day and Underwood, 1998).

Masih sering dijumpai praktikan yang melakukan kesalahan dalam pemakaian peralatan
gelas maupun listrik. Sehingga pengetahuan tentang peralatan sederhana yang sering digunakan
sangat diperlukan. Untuk eksperimen dan penelitian bidang kimia analitik seperti neraca dan
eksperimen sederhana sangat dianjurkan untuk di latih terlebih dahulu cara penggunaannya.
Penimbangan merupakan prosedur rutin dalam analisis kuantitatif. Pada eksperimen analisis
gravimetric, kuantisasi sinyal ( respon analitik ) yang harus di catat adalah massa. Pada analisis
kuantitatif volumetric preparasi larutan-larutan yang dibutuhkan sering harus di awali dengan
penimbangan, karena zat yang akan dilarutkan berada pada keadaan padat ( Kristal ). Lepas dari
keduanya, pada hamper seluruh analisis yang melibatkan sampel padatan, analisis yang dilaporkan
juga dilaporkan dalam satuan berbasis berat seperti persen berat, sehingga sampel harus ditimbang
sebelum di analisis. Penimbangan dapat dilakukan dengan timbangan neraca analitik atau
timbangan triple beam tergantung dengan tingkat ketelitian yang diinginkan dan jumlah zat yang
akan ditimbang. Perlu diingat bahwa massa berbeda dengan berat di laboratorium massa yang
diukur merupakan ukuran besaran berat ( materi ) ( Widodo, 2010 ).

Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi
dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna, kebersihan
alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan penggunaan alat maka
kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita
dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita
juga harus mengetahui cara kerja dan sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara tepat dan
akurat, karena dengan mengetahui sistematika atau langkah-langkah penggunaan alat akan
membuat praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada alat
saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta
fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya,
dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya
yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan
kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan
kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani,
1990).

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas.


Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan
dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada
kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan
melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya
sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk
mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan
penggunaanya (Ginting, 2000).

Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh praktikan
adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang
akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan baik (Setiawati, 2002).

Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap
alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas, porselen, kayu,
alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada
yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada yang hanya
tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat
menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2000).

Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya,


memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat
dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik.
Kebanyakan peralatan untuk percobaan–percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas.
Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk
suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat
peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah : Gelas Erlenmeyer, Beaker gelas, bola hisap, buret, labu ukur,
pipet volume, timbangan triple beam, timbangan analitik dan peralatan gelas lainnya.
3.2. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan
Tabel 3.2.1. konstanta fisik
Titik Titik
BM
Bahan didih leleh Tinjauan keamanan
(g/mol)
(OC) (OC)
H 2O 18 100 0 Aman

3.3. Cara Kerja


1. Timbangan Triple Beam

TimbanganTriple Beam

Sebelum dan sesudah memakai alat timbangan ini, bersihkan pan (daun timbangan)
dengan kuas yang telah tersedia
Timbangan harus dalam keadaan berdiri tegak yaitu dengan melihat water pasnya
Nol-kan timbangan beserta wadah bahan yang dipakai sebagai tempat bahan yang akan
ditimbang
Letakkan bahan yang akan ditimbang pada pan/daun timbangan
Gerakkan pemberat (satuan 10 g) sampai penunjuk (jarum) jatuh
Kembalikan satu lekukan ke belakang
Lakukan hal yang sama untuk pemberat terbesar selanjutnya (satuan 1 g)
Gerakkan penggeser (slider, satuan 1 g) sampai petunjuk berayun tepat ke titik nol pada
skala penunjuk
Angkat wadah tempat bahan dari pan
Kembalikan penggerak timbangan ke tempat semula (skala nol)
Setelah selesai menimbang, tekan plat kontrol dari bawah ke atas, “OFF” dan bersihkan
lagi ruang neraca dengan kuas
Hal yang belum jelas tanyakan pada asiste

Hasil
2. Timbangan Analitik Digital Mettler

Timbangan Analitik Digital Mettler


Sebelum dan sesudah memakai alat timbangan ini, bersihkan ruang neraca dengan kuas
yang telah tersedia
Atur kedudukan neraca dengan memutar knop kanan-kiri di bagian bawah alat, hingga
gelembung udara water pas tepat di tengah-tengah lingkaran
Tekan plat kontrol dengan hati-hati pada posisi “ON”, nyala lampu akan terlihat 8. 8. 8.
8. 8. 8. 8. 8. 8…………….0,000000
Langkah penimbangan
 Siapkan botol timbang atau kaca arloji kosong, bersih dan bening. Kemudian
tempatkan di atas piring timbang, lampu yang semula 0,00000 akan berubah, yaitu
menunjukkan besarnya berat botol atau kaca arloji kosong (catat bila diperlukan data
berat/masa ini)
 Tekan plat kontrol untuk “re-zero”, nyala lampu akan kembali terlihat 0,00000, lalu
masukkan ke dalam wadah sampel sedikit demi sikit sehingga nyala lampu
menunjukkan massa bahan yang ditimbang/dikehendaki
 Kemudian angkat tempat wadah bahan dari piring timbang - Setelah selesai
menimbang, tekan plat kontrol dari bawah ke atas, “OFF” dan bersihkan lagi ruang
neraca dengan kuas
Hasil
 Hasil

3. Suction Bulb (Bola Hisab)


Suction Bulb (Bola Hisab)

Digunakan untuk menghisap, bola dikosongkan dengan dinekan ujung atas pipa

Pasang ujung bagian bawah ke pipet.

Tekan pipa bawah bola untuk dihisap cairan ke atas.

Lepaskan pijitan, maka hisapan akan berhenti. Cairan dapat dikeluarkan dengan
memijit pipa cabang

Setelah digunakan karet hisab ini, bola harus segera dilepaskan dari pipetnya dan
dibiarkan udara masuk ke dalam bola kembali. Jangan sampai masuk larutan apapun ke
dalam bola hisab.

Hasil
4. Pipet Gondok

Pipet Gondok

Cuci pipet dan keringkan, selanjutnya dibilas dengan larutan yang akan diambil.
Kemudian pipet larutan dengan menggunakan bola hisap tepatkan volume larutan
yang dipipet sesuai dengan kapasitas alat. Pengamatan kapasitas volume untuk larutan
yang bening berdasarkan pada miniskus kecembungannya. Pipet harus benar-benar
vertikal dan mata yang melihatnya harus benar-benar horizontal /sejajar.
Penampung dimiringkan dengan ujung pipet menempel di dinding, tetesan akhir di
ujung dikeluarkan dengan cara menggosok pada permukaan gelas. Setelah cairan
habis, bibir pipet dibiarkan tetap kontak dengan dinding penampung lebih kurang
selama 15 menit. Seterusnya larutan dialirkan kedalam penampung. Cairan yang
tersisa dalam pipet tidak boleh diikutkan baik dengan cara meniup ataupun dengan
cara lain.

Hasil

5. Pipet Ukur

Pipet Ukur

Cuci pipet dan keringkan, selanjutnya dibilas dengan larutan yang akan diambil.
Kemudian pipet larutan dengan menggunakan bola hisap tepatkan volume larutan yang
dipipet sesuai dengan kapasitas alat.
Pengamatan kapasitas volume untuk larutan yang bening berdasarkan pada miniskus
kecembungannya.
Bola Hisab Hasil Buret Hasil Pipet Ukur Pipet harus benar-benar vertikal dan mata yang
melihatnya harus benar-benar horizontal /sejajar.
Penampung dimiringkan dengan ujung pipet menempel di dinding, tetesan akhir di ujung
dikeluarkan dengan cara menggosok pada permukaan gelas.
Setelah cairan habis, bibir pipet dibiarkan tetap kontak dengan dinding penampung lebih
kurang selama 15 menit.
Seterusnya larutan dialirkan kedalam penampung.
Cairan yang tersisa dalam pipet tidak boleh diikutkan baik dengan cara meniup ataupun
dengan cara lain.

Hasil

6. Buret

Buret

Bilas dengan akuades dan larutan yang akan dipakai masing-masing 3 kali
Cek apakah keran/katup berfungsi baik (tidak bocor)
Dalam pengisian harus diusahakan agar tidak ada gelembung udara sepanjang cairan
dalam kolom
Dalam pemakaian minimum cairan tersisi 20% -
Pengisian cairan dilakukan dengan menggunakan corong, corong dilepas sebelum
titrasi dimulai.
Hasil

7. Labu Takar

Labu Takar

Bilas dulu labu ukur dengan baik.


Bahan cairan pekat atau padatan dimasukkan hati-hati dengan menggunakan corong
ke dalam labu takar.
Tambahkan aquadest atau bahan pengencer lain yang diperlukan.
Bilas sisa bahan pada wadah penimbang tanpa mengangkat corong pada labu.
Tambahkan terus bahan pengencer dengan hati-hati sampai isi labu menjadi
setengahnya.
Lakukan pengocokan dengan menggoyangkan labu berkali-kali sampai didapat
larutan yang homogen.
Waktu mendekati garis tanda, tambahkan bahan pengencer hati-hati dengan
menggunakan pipet penetes sehingga dasar miniskus segaris dengan garis tanda labu.

Hasil
8. Erlenmeyer/Conical flask

Erlenmeyer/Conical flask

Dipakai tutup asah jika erlenmeyer digunakan untuk pencampuran reaksi dengan
pengocokkan kuat
sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan
reaksi dengan kecepatan lemah

Hasil

9. Beaker Gelas

Beaker Gelas

Gelas dibersihkan dengan aquadest sebanyak tiga kali


Kemudian dimasukkan larutan percobaan
Kimpan gelas diatas kasa asbes diatas kaki tiga untuk dilakukan pembakaran

Hasil
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Timbangan Tempat untuk menimbang zat-zat yang akan


Analitik ditimbang dengan skala yang kecil.

2. Gelas Ukur Untuk mengukur volume larutan..

3. Erlemeyer Sebagai wadah unuk mereaksikan suatu zat kimia


dalam skala yang cukup besar dan sebagai wadah
dalam proses titrasi.
4. Labu Ukur Untuk membuat,menyimpan dan mengencer-
kan larutan dengan ketelitian yang tinggi.

5. Pipet Ukur untuk memindah cairan atau larutan dari pipet ke


wadah berbagai ukuran lainya yang sudah
disiapkan

4.2 Pembahasan

1. Jenis-Jenis Timbangan
a) Timbangan Triple Beam
Timbangan Triple Beam adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa
dengan sangat tepat. Timbangan ini biasanya memiliki kesalahan pembacaan ± 0,05
gram. Namanya mengacu pada tiga balok, di mana balok tengah adalah yang terbesar,
balok jauh berukuran sedang, dan balok depan yang paling kecil. Perbedaan ukuran balok
menunjukkan perbedaan bobot dan skala bacaan yang diukur setiap balok.
skala pembacaan balok tengah membaca dengan kelipatan 100 gram, balok jauh
dengan kelipatan 10 gram, dan balok depan dapat membaca dari 0 sampai 10
gram. Timbangan Triple Beam dapat digunakan untuk mengukur massa langsung dari
benda, mencari massa berdasarkan perbedaan zat cair , dan mengukur zat.

b) Timbangan Analitik
Timbangan analitik adalah jenis ttimbangan yang dirancang untuk mengukur massa
kecil dalam rentang sub-miligram. Piringan pengukur neraca analitik berada dalam kotak
transparan berpintu sehingga tidak berdebu dan angin di dalam ruangan tidak
mempengaruhi operasional penimbangan. Ruang bertutup ini sering disebut dengan
pelindung angin.Sampel yang akan ditimbang harus berada pada temperatur ruangan untuk
mencegah konveksi alami dari pembentukan aliran udara di dalam ruang timbangan yang
dapat menyebabkan galat pembacaan.
Timbangan analitik mengukur tekanan yang diperlukan untuk menghitung massa
yang akan diukur, dan bukan mengukur massa realnya. Oleh karena itu, alat ini harus
dikalibrasi untuk mengkompensasi perbedaan gravitasi. Alat ini menggunakan
elektromagnet untuk menghasilkan gaya tolak terhadap sampel yang akan diukur dan
mengeluarkan hasilnya dengan mengukur gaya yang diperlukan untuk mencapai kondisi
setimbang. Alat ukur semacam ini disebut sensor restorasi gaya elektromagnetik.

2. Jenis-Jenis Peralatan Gelas


a) Erlenmeyer
Erlenmeyer adalah wadah untuk bahan kimia yang berbentuk kerucut dengan leher
sebagai pegangan dan juga dapat digunakan untuk mencantelkan sebuah penjepot /
menggunakan stopper. Erlenmeyer digunakan untuk mengukur, mencapur dan
menyimpan cairan. Bentuknya membuat botol ini sangat stabil. Alat laboratorium ini
adalah salah satu alat yang paling umum digunakan dalam laboratorium
kimia.Kebanyakan Erlenmeyer terbuat dari kaca borossilikat sehingga Erlenmeyer
dapat dipanaskan dengan api atau autoclaved. Ukuran yang paling umum dari
Erlenmeyer adalah 250 ml dan 500 ml. Erlenemeyer juga terdapat dalam ukuran 50,
125, 250, 500, 1000 ml.
b) Beaker Glass
Beaker Glass atau kadang kala disebut sebagai gelas beker adalah sebuah wadah
penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan
yang biasanya digunakan dalam laboratorium. Gelas beaker secara umum
berbentuk silinder dengan dasar yang rata dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai
dari 1 mL sampai beberapa liter.
c) Bola Hisap
Bola hisap digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari
karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara
(aspirate) dan mengosongkan (empty).
d) Buret
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki
garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan
sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada
eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi sampai
dengan ± 0,05 cm3.
e) Labu Ukur
Labu Ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 mL sampai 5 L
dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas
leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu
yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel
dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna,
penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk
zat yang berwarna, penambahan aquadets hingga dasar meniskus yang menyentuh leher
labu.
f) Pipet Volume
Pipet Volume merupakan jenis pipet yang digunakan untuk memindahkan larutan dari
suatu wadah ke wadah lain dengan jumlah yang sangat sedikit dan dengan tingkat
ketelitian pengukuran volume yang sangat rendah. Umumnya pipet tetes digunakan
untuk memindahkan cairan dari suatu wadah ke wadah yang lain.Pipet tetes biasanya
diperlukan dengan bahan kaca borosilikat yang lebih kuat daripada kaca biasa.
3. Kegunaan dan fungsi
a) Timbangan Analitik
Timbangan analitik atau juga sering disebut neraca analitik adalah salah satu alat
laboratorium yang digunakan untuk menimbang massa sejumlah bahan kimia hingga
ukuran milligram, Timbangan analitik mengukur tekanan yang diperlukan untuk
menghitung massa yang akan diukur, dan bukan mengukur massa realnya. Oleh karena
itu, alat ini harus dikalibrasi untuk mengkompensasi perbedaan gravitasi. Alat ini
menggunakan elektromagnet untuk menghasilkan gaya tolak terhadap sampel yang akan
diukur dan mengeluarkan hasilnya dengan mengukur gaya yang diperlukan untuk
mencapai kondisi setimbang. Alat ukur semacam ini disebut sensor restorasi gaya
elektromagnetik.
b) Gelas Ukur
Gelas ukur adalah peralatan laboratorium umum yang digunakan untuk mengukur
volume cairan. Alat ini memiliki bentuk silinder dan setiap garis penanda pada gelas
ukur mewakili jumlah cairan yang telah terukur fungsi dari gelas ukur adalah sebagai alat
untuk mengukur volume larutan/cairan yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi(untuk
ketelitian tinggi menggunaan pipet volume dan pipet ukur). Misalnya mengukur
larutan/reagen untuk analisa kualitatif, membuat larutan standar sekunder pada proses
Titrasi.
c) Erlemeyer
berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil
yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang
dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai
untuk menampung cairan hasil filtrasi.
d) Labu Ukur
berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak
boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 ml hingga 2l, yang
berfungsi Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
e) Pipet Ukur
Pipet ukur berfungsi untuk memindahkan cairan atau larutan ke dalam wadah dalam
berbagai ukuran volume dan skala terbesar adalah 50ml. Ada 2 jenis pipet ukur yaitu pipet
serologi dan pipet mohr, pipet ini biasanya digunakan untuk mengambil larutan yang pekat,
hal ini ditujukan untuk keselamatan di laboratorium, karena jika mengambil bahan yang
pekat menggunakan gelas beker/gelas kimia tentu sangat berisiko ketika menuangkan atau
saat mencampurkannya, oleh sebab itu diciptakanlah alat ini untuk mempermudah
pemidahan larutan pekat dan juga untuk mengambil larutan dengan jumlah yg tepat dan
akurat.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
f) Praktikum ini bertujuan untuk melatih praktikan memahami cara kerja dan fungsi alat-alat
yang ada di lab kimia
g) Dalam mengukur berat benda di lab kimia kita menggunakan 2 timbangan yaitu timbangan
triple beam dan digital analitik
h) Dalam melakukan praktikum di lab kita juga menggunakan banyak peralatan gelas dimana
setiap peralatan gelas memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda saat melakukan
praktikum
i) Sebelum menggunakan alat-alat di lab kimia harus dibersihkan terlebih dahulu dan dipakai
dengan hati-hati sesuai paduan yang ada, agar terhindar dari kecelakaa.
j) Setelah selesai praktikum semua alat harus dibersihkan lagi dan disimpan kembali dengan
rapi.

5,2. Saran
Terimakasih untuk kakak asisten yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
praktikum pertama kami, sedikit saran dari saya semoga kakak dapat meningkatkan lagi
kemampuannya dan dapat mendidik kami lebih baik lagi, dalam menjelaskan dan membimbing
praktikan dalam memberi materi praktikum, saat praktikum dimulai dan bahkan saat penulisan
laporan kakak sekalian sudah membimbing dengan sangat baik, mungkin kekurangannya dari
kami sendiri yang kurang mengerti sebab masih baru, jadi di mohon untuk kakak sekalian lebih
lagi dalam mengajari dan membimbing kami di lab.
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. Jr. and A.L., Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif Edisi Revisi Terjemahan
dari Quantitative Analysis, oleh R. Soendoro dkk, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tarmizi, Nasrun Naim. 1993. Petunjuk Penyediaan dan Pembuatan Pereaksi Kimia: Jilid 2.
Angkasa Raya, Jakarta.
Widodo, Didik Setiyo dan Lusiana, Retno Ariadi. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif. Graha Ilmu.
Jakarta.
Buku penuntun praktikum kimia 2013.laboratorium teknologi pertanian unib’
Moningka.2008. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.
Ramli.2002 .Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga, Jakarta.

Riadi.1990. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif : Choosing Effective Laboratory Tests. Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Mardani, 2007. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Braddy, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid I. ITB, Bandung.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia, Jakarta

Middlecamp, C. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. PT.Gramedia, Jakarta.

UI PressKhasani. 1990. Prosedur alat-alat Kimia. Jakarta

R.Soendor, dkk.1976.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta. Erlangga.Ibnu .


LAMPIRAN

1. Gelas Piala Sebagai tempat untuk menyimpan dan


meletakkan larutan. Gelas Piala memiliki takaran
namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume suatu zat cair.
2. Kaca Arloji Sebagai wadah untuk menimbang bahan-bahan
kimia yang berupa padat,serbuk serta kristal

3. Tabung Sebagai wadah satu atau dua jenis zat


Reaksi
4. Cawan Digunakan sebagai wadah untuk mengeringkan
Penguap suatu zat
5. Mortal Menghaluskan zat yang masing bersifat
padat/kristal.
6. Krush Sebagai wadah untuk menentukan kadar abu.

7. Pipet Tetes Untuk meneteskan atau mengambil larutan


dengan jumlah kecil dari suatu tempat ke tempat
lain.
9. Batang Untuk mengocok atau mengaduk suatu larutan.
Pengaduk
10. Sudip Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam
berupa padat atau bubuk.
11. Corong Untuk memisahkan larutan yang disebabakan
Pisah ooleh massa jenisnya yang berbeda

12. Buret Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan


tertentu dapat pula digunakan untuk mengukur
volume suatu larutan.

13. Corong Corong digunakan untuk memasukan atau


memindah larutan dari satu tempat ke tempat lain
14. Rak Tabung Sebagai tempat tabung reaksi.
Reaksi

15. Penjepit Untuk menjepit tabung reaksi.


Tabung
Reaksi

Anda mungkin juga menyukai